ABSTRAK
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai berusia empat minggu atau usia kurang dari 28 hari. Ikterus
Neonatorum adalah suatu gejala kuning pada kulit, sklera, dan mukosa akibat penumpukan
bilirubin. Tujuan penulisan adalah untuk memberikan asuhan keperawatan pada Neonatus yang
mengalami Ikterus Neonatorum yang bersifat fisiologis. Desain penelitian yang digunakan adalah
metode studi kasus dengan 2 pasien sebagai responden yang dilaksanakan pada pasien 1 tanggal
19-20 Mei 2021 di ruang Box Peristi dan pasien ke 2 tanggal 15-16 Juni 2021 di ruang Box Peristi
Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang. Berdasarkan penelitian, didapatkan hasil pada kedua
pasien mengalami ikterus neonatus yang bersifat fisiologis, pada pasien 1 timbul pada hari ke 4
dan pada pasien ke 2 timbul pada hari ke 3 sehingga menyebabkan penumpukan bilirubin di dalam
darah dan hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien 1 kadar bilirubin total 11.10 mg/dl dan
pasien 2 kadar bilirubin total 12.64 mg/dl sehingga bayi terlihat menguning di beberapa daerah
seperti wajah, sklera mata serta mukosa bibir, sehingga dilakukan tindakan asuhan keperawatan
selama 2 hari dan hasil penelitian yang didapatkan pada pasien 1 dapat teratasi dibuktikan dengan
hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien 1 bilirubin total 6.26 mg/dl dan pasien 2 bilirubin total
7.43 mg/dl sehingga daerah wajah kembali normal, sklera tidak terlihat menguning serta mukosa
bibir tidak terlihat menguning. Oleh karena itu, dilakukan asuhan keperawatan yang bertujuan
untuk menghindari komplikasi serta memberikan edukasi guna mengatasi masalah ikterus
neonatus.
Kata Kunci : Neonatus, Ikterus Neonatorum
ABSTACT
Neonates are newborns up to the age of four weeks or less than 28 days. Neonatal jaundice is a
yellow symptom of the skin, sclera, and mucosa due to accumulation of bilirubin. The purpose of
writing is to provide nursing care to neonates who experience neonatal jaundice with a nursing
diagnosis of neonatal jaundice. The research design used is a case study method with 2 patients
as respondents which was carried out on patient 1 on 19-20 May 2021 in the Peristi Box room
and patient 2 on 15-16 June 2021 in the Peristi Box room of the Waluya Sawahan Panti RSUD
Malang. Based on the research, it was found that both patients had neonatal jaundice due to
accumulation of bilirubin in the blood and the results of laboratory examinations in patient 1
showed a total bilirubin level of 11.10 mg/dl and patient 2 a total bilirubin level of 12.64 mg/dl so
that the baby looked yellow in some cases. areas such as the face, eye sclera and lip mucosa, so
nursing care was carried out for 2 days and the research results obtained in patient 1 could be
resolved as evidenced by the results of laboratory tests in patient 1 total bilirubin 6.26 mg/dl and
patient 2 total bilirubin 7 ,43 mg/dl the facial area returned to normal, the sclera did not look
yellow and the lip mucosa did not look yellow. Therefore, nursing care is carried out which aims
to avoid complications and provide education to overcome the problem of neonatal jaundice.
Keywords: Neonate, Neonatal Jaundice
Pendahuluan
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai adalah adanya produksi bilirubin yang
berusia empat minggu atau usia kurang dari berlebih. Menurut Kemenkes RI (2016)
28 hari. Pada periode ini bayi masih rentan angka kematian neonatus dengan ikterus di
dalam menyempurnakan berbagai Indonesia sebesar 51,47%. Menurut Dinas
penyesuaian fisiologis akibat perubahan Kesehatan Kota Malang jumlah kematian
kehidupan dari kehidupan intrauterine ke neonatal pada tahun 2016 sebesar 82 kasus
kehidupan ekstrauterin (Fitrianda, 2017). yang terdiri dari 60 kasus terjadi pada
neonatus usia 0-7 hari, serta kasus yang
Ikterus neonatorum adalah keadaan terjadi pada neonatus 8-28 hari. Penyebab
perubahan kulit dan sklera yang berwarna kematian neonatus salah satunya adalah
kuning pada Neonatus akibat akumulasi Ikterus (Dinkes Kota Malang, 2016).
bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih.
Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada Di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan
Neonatus bila kadar bilirubin darah 10 Malang terdapat Neonatus dengan masalah
mg/dL. Neonatus mengalami ikterus ikterus neonatorum yang terjadi pada bulan
disebabkan karena belum matangnya fungsi Januari hingga Oktober 2019 terdapat 46
hati bayi untuk memproses eritrosit. Neonatus dengan masalah ikterus
(Maulina, 2013) . neonatorum yang terdiri dari 17 laki-laki dan
29 perempuan dari total Neonatus 294
Ikterus neonatorum yang bersifat (Rekam Medik Rumah Sakit Panti Waluya
Fisiologis biasanya timbul pada hari kedua Malang, 2019).
atau ketiga setelah bayi lahir, dengan kadar
bilirubin indirek 12,5 mg/dl (M. Shole, Angka kejadian Ikterus Neonatorum di RS
2017). Neonatus mempunyai risiko terjadi Panti Waluya Sawahan Malang tahun 2019
ikterus neonatorum mencapai 60%, ikterus terdapat 46 Neonatus. Mengingat angka
terjadi pada bayi kecil atau bayi dengan kejadian dalam satu tahun cukup tinggi
berat lahir <2500 gram atau usia kehamilan sehingga harus waspada terhadap komplikasi
<37 minggu, mengalami ikterus pada minggu yang ditimbulkan apabila bayi dengan ikterus
pertama kehidupannya (Anggelia, Sasmito, tidak segera ditangani dan kadar bilirubinnya
& Purwaningrum, 2018). semakin tinggi, maka dapat menyebabkan
kern ikterus dimana bayi dengan keadaan
Menurut World Health Organization ikterus mempunyai risiko terhadap kematian.
(2017) di seluruh dunia terdapat Neonatus
dengan ikterus terbesar 10.000. 000 jiwa per Ikterus neonatorum pada Neonatus
tahun yang terjadi ikterus penyebabnya disebabkan karena saat lahir hati bayi belum
cukup baik untuk melakukan tugasnya. Sisa daerah wajah, sklera mata dan mukosa
pemecahan eritrosit yang disebut bilirubin bibir berwarna kuning.
menyebabkan kuning pada bayi dan apabila
jumlah bilirubin semakin menumpuk di Penelitian ini dilakukan selama 2 hari
tubuh menyebabkan bayi terlihat berwarna terhadap masing-masing pasien dengan
kuning. Keadaan ini timbul akibat akumulasi menggunakan data sekunder dari rekam
pigmen bilirubin yang berwarna ikterus pada medis pasien dan data melalui pembimbing
sklera dan kulit. Keadaan ikterus neonatorum klinik karena mengingat bahwa masih adanya
jika tidak ditangani dengan cepat,maka covid-19. Dicantumkan etika yang mendasari
bilirubin tetap tinggi sehingga menyebabkan penyusunan studi kasus, terdiri dari :
dampak pada bayi tidak mau menghisap,leher 1. Informed Consent (persetujuan menjadi
kaku,tonus otot meningkat, dan terjadi klien)
Kernicterus (kerusakan otak pada bayi). 2. Anonymity (tanpa nama)