PENDAHULUAN
Ikterus pada bayi baru lahir, suatu tanda umum masalah yang potensial, terutama
disebabkan oleh bilirubin tidak terkonjugasi, produk pemecahan sel hemoglobin (Hb)
setelah lepas dari sel-sel darah merah yang telah dihemolisis.16 Ikterus neonatorum
adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan kuning pada kulit dan
sklera akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih. Ikterus secara klinis
akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mg/dL.17 Ikterus
adalah perubahan warna kulit dan sklera menjadi kuning akibat peningkatan kadar
bilirubin dalam darah pada neonatus, icterus dapat bersifat fisiologis maupun patologis
Hiperbilirubin adalah warna kuning yang dapat terlihat pada sklera, selaput lender, kulit,
atau organ lain akibat penumpukan bilirubin. Peningkatan kadar bilirubin terjadi pada hari
ke-2 dan ke-3 dan mencapai puncaknya pada hari ke-5 sampai hari ke-7, kemudian
menurun kembali pada hari ke-10 sampai hari ke-14 (Dewi, 2014). Hiperbilirubin pada
bayi baru lahir merupakan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan bilirubin dalam
jaringan tubuh sehingga kulit, mukosa, dan sklera berubah warna menjadi kuning (Nike,
2018).
Hiperbilirubin, jaundice, atau “sakit kuning” adalah warna kuning pada sclera mata,
mukosa, dan kulit oleh karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah
(hyperbilirubinemia) yang selanjutnya menyebabkan peningkatan bilirubin dalam cairan
luar sel (extracellular fluid). Istilah jaundice berasal dari bahasa perancis jaune yang
artinya kuning, dan warna kuning tersebut adalah merupakan gejala dari suatu penyakit
primer yang masih harus di tetapkan diagnosisnya setalah dilakukan serangkaian
pemeriksaan yang diperlukan. Dalam keadaan normal kadar bilirubin dalam darah tidak
melebihi 1 mg/dL (17 µmol/L) dan bila kadar bilirubin melebihi 1.8 mg/dL (30 µmol/L)
akan menimbulkan ikterus atau warna kuning. (Widagdo, 2019)
Menurut WHO (World Health Organization) (2015) pada negara ASEAN (Association
of South East Asia Nations) Angka kematian Bayi di Indonesia 27 per 1000 kelahiran
hidup dimana 9% penyebab kematian bayi di Indonesia disebabkan karena hiperbilirubin.
(Kemenkes RI, 2015). Angka kejadian hiperbilirubin pada bayi di indonesia sekitar 50%
bayi cukup bulan yang mengalami perubahan warna kulit, mukosa dan mata menjadi
kekuningan (ikterus), dan bayi kurang bulan (prematur) kejadiannya lebih sering, yaitu
75% (Depkes RI, 2018).
Menurut data dari IPN KSM IKA RSUD Arifin Achmad 2018 di ruang perawatan
anak irna medikal ditemukan ada 15 penyakit terbesar, salah satunya adalah
Hiperbilirubin dengan persentase 2,37%. Penyakit ini menempati persentase ke empat
terbanyak setelah penyakit Hidrosefalus, asfiksia, dan TTN (Transient Tachypnea Of
Newborn) pada tahun 2018.
Peran tenaga kesehatan bidan pada bayi dengan hiperbilirubin adalah memberikan
asuhan kebidanan yang sesuai dengan kondisi klien, seperti bayi dengan
ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan peningkatan suhu akibat fototerapi
maka diberikan asuhan kebidanan dengan memantau suhu setiap 3 jam, meletakkan
bayi dalam inkubator untuk mempertahankan kestabilan suhu tubuh. Bayi dengan
ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan IWL (insensible water loss)
akibat fototerapi maka diberikan asuhan kebidanan dengan memantau intake dan
output cairan, dan memantau turgor kulit. Asuhan kebidanan hiperbilirubin pada bayi
harus dilakukan secara tepat karena dampak dari hiperbilirubin sendiri sangatlah fatal,
yaitu dapat menyebabkan kecacatan, kerusakan otak bahkan kematian.
2.Tujuan khusus
1. Mampu melakukan pengkajian data subyektif dan data obyektif pada bayi Ny. B usia
12 hari dengan ikterus di Ruang Arimbi RSUD Kabupaten Jombang sesuai dengan
standar asuhan kebidanan.
Mampu melakukan analisis masalah pada bayi Ny. B usia 12 hari BCB (Neonatus
Cukup Bulan Masa Kehamilan) dengan ikterus di Ruang Arimbi RSUD Kabupaten
Jombang sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
2. Mampu melakukan perencanaan asuhan pada bayi Ny. B usia 12 hari BCB (Neonatus
Cukup Bulan Masa Kehamilan) dengan ikterus di Ruang Arimbi RSUD Kabupaten
Jombang sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
Mampu melakukan pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi Ny. B usia 12 haRI BCB
(Neonatus Cukup Bulan Masa Kehamilan) dengan ikterus di Ruang Arimbi RSUD
Kabupaten Jombang sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
3. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada bayi Ny.B usia 12 hari BCB
(Neonatus Cukup Bulan Masa Kehamilan) dengan ikterus di Ruang Arimbi RSUD
Kabupaten Jombang sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
4. Mampu melakukan pencatatan perkembangan asuhan kebidanan pada bayi Ny.B usia
12 hari BCB (Neonatus Cukup Bulan Masa Kehamilan) dengan ikterus di Ruang
Arimbi RSUD Kabupaten Jombang sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
2.1.2 Klasifikasi
Menurut Kramer, ikterus dimulai dari kepala, leher dan seterusnya. Untuk penilaian ikterus, Kremer
membagi tubuh bayi baru lahir dalam lima bagian yang di mulai dari kepala dan leher, dada sampai
pusat, pusat bagian bawah sampai tumit, tumit pergelangan kaki dan bahu pergelangan tangan dan
kaki serta tangan termasuk telapak kaki dan telapak tangan.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
1.PENGKAJIAN DATA
A. Data subjektif
1) identitas bayi
Panjang badan : 51 cm
3)Keluhan Utama
4)alasan di rawat
Tanggaln 21 agustus 2023 bayi kontrol poli anak,bayi tampak kuning periksa lab bilirubin
TD 20,87 / 0,56
5)Riwayat penyakit
bayi lahir spontan tanggal 12 agustus 2023 jam 14.00 uk 38-39 minggu THU spontan tidak
langsung menangis,Tanggal 21-08-2023 dikeluhkan malas minum dan napas merintih, bayi
tampak kuning,lemah di seluruh tubuh kontrol ke poli anak dengan diagnosis hiperbilirubin
BCB & sembuh 24 agustus 2023
1)Jantung
Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri pada dada sebelah kiri, tidak mudah lelah dan
tidak berkeringat dingin.
2) Ginjal
Ibu mengatakan tidak pernah merasa sakit pada pinggang sebelah kanan maupun kiri dan
tidak nyeri saat BAK.
3) Asma/TBC
Ibu mengatakan tidak pernah sesak napas dan batuk yang berkepanjangan disertai penurunan
berat badan selama 3 bulan.
4) Hepatitis
Ibu mengatakan tidak pernah terlihat kuning pada kuku, kulit, dan mata.
5) Diabetes Mellitus
Ibu mengatakan tidak mudah lapar dan haus, tidak sering BAK pada malam hari.
6)/Hipertensi
7) Epilepsi
Ibu mengatakan tidak pernah kejang dan mengeluarkan busa dari mulutnya.
8) Penyakit lain
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit lain seperti HIV/AIDS, PMS dan lainnya.
Ibu mengatakan dalam keluarganya terdapat penyakit keturunan yaitu ayah dengan penyakit
jantung.
Ibu mengatakan baik dari keluarganya maupun suami tidak adariwayat keturunan kembar.
6) Riwayat Antenatal
(2) HPL:12-08-2023
c) Riwayat ANC
d) Imunisasi TT
preeklampsi
Ibu mengatakan telah mendapat KIE tentang kehamilan, pola nutrisi ibu hamil, cara
menyusui, dan KB (Keluarga Berencana) dari bidan
7) Riwayat Intranatal
c) Penolong : bidan
THU letak kep HDK TBJ 3300 gr lahir spontan tidak langsung menangis sisah ketuban
jernih,lahir di drupadi 1 dilakukan tindakan resusitasi (hangatkan,atur posisi,isap
lendir,keringkan,atur posisi kembali,penilaian),di kirim ke arimbi 15 agustus 2023 pulang
b) Pengukuran antropometri
(1) FO: 33 cm
A B O R T U S
2 H A M I L I N I
a) Pola nutrisi
b) Pola aktivitas
c) Pola istirahat
Bayi tidur siang dan malam ±23 jam dengan posisi terlentang.
d) Pola eliminasi
BAK : berwarna kuning bening
2x/hari, pagi dan sore, ganti baju 2x/hari atau segera jika kotor.
Tali pusat sudah lepas sejak 19-08-2023,kondisi tali pusat setelah di lepas yaitu kering
B. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
b) Kesadaran : waspada
c) TTV :
HR : 146 x/menit
RR : 50 x/menit
Suhu : 36,7°C
e.skor down : jumlah skor <4 =ringan,4 – 5 = sedang,> = 6 = berat frekuensi nafas
dwon score : 0
1) Pemeriksaan Fisik
2) b.inspeksi :
1) kepala : normal, simetris, tidak ada cephal hematom, tidak ada caput
succedaneum
4) Bibir dan mulut : tidak sianosis, bibir tidak terbelah, langit-langit mulut
utuh,lidah normal
5)hidung: tidak ada lesi,tidak ada sumbatan,warna sama dengan kulit lain
6) Telinga : waena sama kulit lain simetris, normal, sejajar dengan mata, tidak
ada sekret
10) Abdomen :normal, warna kulit kekuningan, tidak ada kelainan, tali pusat
sudah lepas
12)Ekstremitas atas: simetris, tidak sianosis, kulit kuning, tidak ada kelainan,
terpasang surflo di tangan,oedem,darmatitis atopikt
13) Genetalia : rugae tampak jelas, lubang uretra terletak di ujung penis,
berlubang
b) palpasi
c.Auskultasi
d.perkusi
3.Pemeriksaan penunjang .
PEMERIKSAAN LABORATIUM
Tanggal 22 agustus 2023
4) Pemeriksaan Antropometri
a) Lingkar kepala : 33 cm
b) Lingkar dada : 30 cm
d) panjang badan : 52 cm
e) lila : 9 cm
3.INTERVENSI
R/ terjalin hubungan dan kepercayaan yang baik antara petugas kesehatan dengan keluarga.
4)penuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan memberikan minum ASI setiap 3 jam sekali
sebanyak 2 ml melalui botol dot
R/ foto therapi untuk Berubahnya warna kulit bayi agar tidak kuning & eye proectot untuk
menutupi mata bayi saat dimasukkan ke dalam box bayi saat disinari lampu phototerap
R/ untuk memantau kondisi bayi dan mendeteksi apabila terjadi ketidak normalan pada bayi
& memantau perubahan kulit bayi
R/ agar mematulkan cahaya sebanyak mungkin dan meningkatkan intensitas sinar dan
meningkatkan respon penurunan konsentrasi bilirubin serum.
R/ untuk pengobatan dan penunjang bayi agar dapat berada dalam kondisi stabil.
4) IMPLEMENTASI
4)penuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan memberikan minum susu formula setiap 3 jam
sekali sebanyak 2 ml melalui botol dot
7 ) melepaskan pakaian bayi kecuali popok agar Sinar dari fototerapi akan diserap oleh kulit
untuk membantu mengubah bilirubin dalam bentuk urine dan feses supaya lebih mudah
dikeluarkan oleh bayi.
8) mengukur jarak monitor foto terapi 30 cm dari permukaan kulit agar tidak menyebabkan
overheating pada bayi memberikan penutup mata pada bayi agar tidak menyebabkan
overheating pada bayi
9) mengobservasi TTV setiap 3 jam untuk memantau perubahan kulit pada bayi hasil nya
144x/m RR 55x/M S 36,3 C,TTV bayi dalam batas normal dan kulit bayi tampak kuning
10) meberikan linen berwarna putih pada bad bayi agar mematulkan cahaya sebanyak
mungkin dan meningkatkan intensitas sinar dan meningkatkan respon penurunan konsentrasi
bilirubin serum.
11) memonitor efek samping jika kekurang nutrisi menyebabkan dehidrasi,ruam kulit,diare
warna bab kuning dempul
5.EVALUASI
3) tngan bersih
5. Bayi berada dalam posisi terlentang dengan posisi kepala dan dada lurus tidak
menekuk.
8) foto terapi sudah di atur dari permukaan kulit bayi dengan jarak 30cm
10. linen berwarna putih terpasang pada inkubator atau kotak bayi
11. Kolaborasi dengan dokter telah dilakukan, obat telah diberikan dan advis dokter
telah dilaksanakan.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 23 agustus 2023 jam : 15.00 WIB
S : kulit bayi usia 12 hari tampak kuning di seluruh tubuh di bagian kepala sampai kaki &
malas menyusui
O:
KU : lemah
TTV : S:37,5 C
RR :44X/M
HR : 156X/M
Dada : ikterus
Leher: kgb
Leher: kgb
4)ukur jarak lampu dari permukaan kulit bayi,mengukur jarak lampu dari permukaan
kulit bayi,lampu dijarak dari permukaan kulit bayi
5)biarkan tubuh bayi terpapar sinar foto terapi ,membiarkan tubuh bayi terpapar sinar
foto terapi,tubuh bayi terpapar oleh foto terapi
6). ganti popok bayi jika BAB/BAK menganti popok bayi jika BAB/BAK,popok bayi
di ganti
7)lakukan observasi TTV pada bayi,melakukan observasi TTV pada bayi hasil nya
s37,5C RR 44x/m,observasi pada bayi di lakukan
Asi 8x60ml
Tanggal : 24 agustus 2023 jam :14.00
S : bayi usia 12 hari kulit tampak tidak kuning di bagian kepala sampai kaki ,mau menyusui
& kadar bilirubin nya sudah normal
O : KU : kuat
TTV : S:36,5 C
RR :55X/M
HR : 159x/m
BAB - BAK : 35 gr
Leher: kgb
3. Lakukan pemeriksaan fisik bayi dan observasi ttv, Melakukan pemeriksaan fisik
bayi dan observasi ttv, hasil nya kulit bayi tampak tidak kuning RR 55x/m S 36,6 HR
145x/m ttv dan pemeriksaan fisik dilakukan tiap 4 jam untuk memantau agar tidak
terjadi hipotermi dan hipertermi
Asi 8 x 60 ml
6.matikan lampu fototeraph & lepas eye proytektor ,mematikan lampu fototeraphy&
melepas eye protektor,fototheraphy dimatikan & eye protektor di lepas
7.beritahukan kepada orang tua nya bayi bahwa hari ini sudah di perbolehkan pulang,
memberitahukan kepada orang tua nya bayi bahwa hari ini sudah di perbolehkan
pulang,orang tua bayimengerti & nampak senang dengan informaai yang di
sampaikan tentang kondisi bayi nya
8. brikan KIE kepada orang tua bayi, membrikan KIE kepada orang tua bayi
mengenai pemberian asi,tanda tanda bayi sakit,personal hygine,imunisasi,ibu
mengerti
9)Ajari ibu untuk menilai ikterus dan nasehat untuk kembali jika terjadi
ikterus,mengajari ibu untuk menilai ikterus dan nasehat untuk kembali jika terjadi
ikterus