Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikterus pada bayi baru lahir, suatu tanda umum masalah yang potensial, terutama
disebabkan oleh bilirubin tidak terkonjugasi, produk pemecahan sel hemoglobin (Hb)
setelah lepas dari sel-sel darah merah yang telah dihemolisis.16 Ikterus neonatorum
adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan kuning pada kulit dan
sklera akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih. Ikterus secara klinis
akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mg/dL.17 Ikterus
adalah perubahan warna kulit dan sklera menjadi kuning akibat peningkatan kadar
bilirubin dalam darah pada neonatus, icterus dapat bersifat fisiologis maupun patologis

Hiperbilirubin adalah warna kuning yang dapat terlihat pada sklera, selaput lender, kulit,
atau organ lain akibat penumpukan bilirubin. Peningkatan kadar bilirubin terjadi pada hari
ke-2 dan ke-3 dan mencapai puncaknya pada hari ke-5 sampai hari ke-7, kemudian
menurun kembali pada hari ke-10 sampai hari ke-14 (Dewi, 2014). Hiperbilirubin pada
bayi baru lahir merupakan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan bilirubin dalam
jaringan tubuh sehingga kulit, mukosa, dan sklera berubah warna menjadi kuning (Nike,
2018).
Hiperbilirubin, jaundice, atau “sakit kuning” adalah warna kuning pada sclera mata,
mukosa, dan kulit oleh karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah
(hyperbilirubinemia) yang selanjutnya menyebabkan peningkatan bilirubin dalam cairan
luar sel (extracellular fluid). Istilah jaundice berasal dari bahasa perancis jaune yang
artinya kuning, dan warna kuning tersebut adalah merupakan gejala dari suatu penyakit
primer yang masih harus di tetapkan diagnosisnya setalah dilakukan serangkaian
pemeriksaan yang diperlukan. Dalam keadaan normal kadar bilirubin dalam darah tidak
melebihi 1 mg/dL (17 µmol/L) dan bila kadar bilirubin melebihi 1.8 mg/dL (30 µmol/L)
akan menimbulkan ikterus atau warna kuning. (Widagdo, 2019)

Warna kuning meliputi wajah/kepala menunjukkan bahwa kadar bilirubin dalam


serum adalah 5 mg/dL, bila telah mencapai pertengahan abdomen adalah 15 mg/dL, dan
bila warna kuning telah mencapai telapak kaki maka kadarnya adalah 20 mg/dL. Ikterus
karena akumulasi bilirubin indirek maka warna pada kulit adalah kuning muda atau
orange, sedangkan bilirubin direk akan menimbulkan warna kuning kehijauan. Ikterus
perlu dibedakan dengan warna kuning yang terdapat hanya pada kulit, telapak tangan dan
kaki dan tidak pada sclera adalah disebabkan karena karotenemia, dan keadaan ini disebut
pseudoikterus yang tidak bersifat patologik. (Widagdo, 2020)
Salah satu penyebab kematian bayi luar kandungan adalah hiperbilirubin, dimana
hiperbilirubin merupakan salah satu fenomena klinis yang paling sering ditemukan pada
bayi baru lahir dalam minggu pertama dalam kehidupannya. Insiden hiperbilirubinemia di
Amerika 65%, Malaysia 75%, Indonesia 51,47 % (Putri dan Mexitalia, 2021).

Menurut WHO (World Health Organization) (2015) pada negara ASEAN (Association
of South East Asia Nations) Angka kematian Bayi di Indonesia 27 per 1000 kelahiran
hidup dimana 9% penyebab kematian bayi di Indonesia disebabkan karena hiperbilirubin.
(Kemenkes RI, 2015). Angka kejadian hiperbilirubin pada bayi di indonesia sekitar 50%
bayi cukup bulan yang mengalami perubahan warna kulit, mukosa dan mata menjadi
kekuningan (ikterus), dan bayi kurang bulan (prematur) kejadiannya lebih sering, yaitu
75% (Depkes RI, 2018).

Berdasarkan data Riset Kesehatan dasar (Riskesdas, 2019) menunjukkan angka


hiperbilirubin pada bayi baru lahir di Indonesia sebesar 51,47%, dengan faktor
penyebabnya antara lain Asfiksia 51%, BBLR 42,9%, Sectio Cesaria 18,9%, Prematur
33,3%, kelainan kongenital 2,8%, sepsis 12%.

Menurut data dari IPN KSM IKA RSUD Arifin Achmad 2018 di ruang perawatan
anak irna medikal ditemukan ada 15 penyakit terbesar, salah satunya adalah
Hiperbilirubin dengan persentase 2,37%. Penyakit ini menempati persentase ke empat
terbanyak setelah penyakit Hidrosefalus, asfiksia, dan TTN (Transient Tachypnea Of
Newborn) pada tahun 2018.

Peran tenaga kesehatan bidan pada bayi dengan hiperbilirubin adalah memberikan
asuhan kebidanan yang sesuai dengan kondisi klien, seperti bayi dengan
ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan peningkatan suhu akibat fototerapi
maka diberikan asuhan kebidanan dengan memantau suhu setiap 3 jam, meletakkan
bayi dalam inkubator untuk mempertahankan kestabilan suhu tubuh. Bayi dengan
ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan IWL (insensible water loss)
akibat fototerapi maka diberikan asuhan kebidanan dengan memantau intake dan
output cairan, dan memantau turgor kulit. Asuhan kebidanan hiperbilirubin pada bayi
harus dilakukan secara tepat karena dampak dari hiperbilirubin sendiri sangatlah fatal,
yaitu dapat menyebabkan kecacatan, kerusakan otak bahkan kematian.

1.2 Rumusan Masalah


bagaimana cara melaksanakan asuhan kebidanan pada By. Ny. “B” usia 12 hari BCB
(Neonatus Cukup Bulan-Sesuai Masa Kehamilan) dengan hiperbilirubin neonatorum di
Ruang Arimbi RSUD Kabupaten Jombang sesuai dengan standar asuhan kebidanan?aa

1.3 Tujuan umum


Mampu melaksanakan atau melakukan manajemen asuhan kebidanan pada By. Ny. “B”
usia 12 hari BCB (Neonatus cukup Bulan-Sesuai Masa Kehamilan) dengan hiperbilirubin
di Ruang Arimbi RSUD Kabupaten Jombang sesuai dengan standar asuhan kebidanan.

2.Tujuan khusus

1. Mampu melakukan pengkajian data subyektif dan data obyektif pada bayi Ny. B usia
12 hari dengan ikterus di Ruang Arimbi RSUD Kabupaten Jombang sesuai dengan
standar asuhan kebidanan.
Mampu melakukan analisis masalah pada bayi Ny. B usia 12 hari BCB (Neonatus
Cukup Bulan Masa Kehamilan) dengan ikterus di Ruang Arimbi RSUD Kabupaten
Jombang sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
2. Mampu melakukan perencanaan asuhan pada bayi Ny. B usia 12 hari BCB (Neonatus
Cukup Bulan Masa Kehamilan) dengan ikterus di Ruang Arimbi RSUD Kabupaten
Jombang sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
Mampu melakukan pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi Ny. B usia 12 haRI BCB
(Neonatus Cukup Bulan Masa Kehamilan) dengan ikterus di Ruang Arimbi RSUD
Kabupaten Jombang sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
3. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada bayi Ny.B usia 12 hari BCB
(Neonatus Cukup Bulan Masa Kehamilan) dengan ikterus di Ruang Arimbi RSUD
Kabupaten Jombang sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
4. Mampu melakukan pencatatan perkembangan asuhan kebidanan pada bayi Ny.B usia
12 hari BCB (Neonatus Cukup Bulan Masa Kehamilan) dengan ikterus di Ruang
Arimbi RSUD Kabupaten Jombang sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Hiperbilirubin

2.1.1 Definisi

Hiperbilirubinemia atau penyakit kuning adalah penyakit yang disebabkan karena


tingginya kadar bilirubin pada darah sehingga menyebabkan bayi baru lahir berwarna
kuning pada kulit dan pada bagian putih mata (Mendri dan Prayogi, 2021)
Ikterus Neonatorum adalah diskolorisasi kuning penumpukan pada kulit / organ lain
akibat penumpukan bilirubin dalam darah. (Sukarni & Sudarti, 2014). Hiperbilirubin
adalah suatu keadaan dimana konsentrasi bilirubin dalam darah berlebihan sehingga
menimbulkan jaundice pada neonatus di sclera mata, kulit, membrane mukosa dan
cairan tubuh. (Ayu, niwang, 2016). Ikterus adalah menguningnya sclera, kulit atau
jaringan lain akibat penimbunan bilirubin dalam tubuh atau akumulasi bilirubin dalam
darah lebih dari 5 mg/dl dalam 24 jam, yang menandakan terjadinya gangguan
fungsional dari hepar, system biliary, atau system hematologi. (Rukiyah & Yulianti,
2019). Ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh
pewarnaan ikterus pada kulit dan sclera akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi
yang berlebih. Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar
bilirubin darah 5-7 mg/dl. (Kosim et al., 2019).

2.1.2 Klasifikasi
Menurut Kramer, ikterus dimulai dari kepala, leher dan seterusnya. Untuk penilaian ikterus, Kremer
membagi tubuh bayi baru lahir dalam lima bagian yang di mulai dari kepala dan leher, dada sampai
pusat, pusat bagian bawah sampai tumit, tumit pergelangan kaki dan bahu pergelangan tangan dan
kaki serta tangan termasuk telapak kaki dan telapak tangan.
BAB 3

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.L USIA 12 HARI BCB (NEONATUS


CUKUP BULAN MASA KEHAMILAN) DENGAN PENYAKIT HIPERBILIRUBIN
DI RUANG ARIMBI DI RSUD

Tempat pengkajian : ruang arimbi no RM : 585658

Tanggal pengkajian : 22 agustus 2023 tanggal MRS : 22 agustus 2023

Waktu pengkajian : 14.00 wib jam MRS : 14.00

1.PENGKAJIAN DATA
A. Data subjektif

1) identitas bayi

Nama bayi : Bayi Ny. B

Anak ke- : 2 (dua)

Umur bayi : 12 hari

Tanggal/jam lahir : 12 agustus 2023/07.13 WIB

Jenis kelamin : laki-laki

BB lahir : 3330 gram BB sekarang : 3060

Panjang badan : 51 cm

2)Identitas Orang Tua

Nama ibu : Ny. B Nama ayah : Tn. k

Umur : 32 tahun Umur : 37 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP


Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : karyawan swata

Alamat : ngrembe kendalsari,sumbito

3)Keluhan Utama

Bayi usia 12 hari tampak kuning,lemah

4)alasan di rawat

Tanggaln 21 agustus 2023 bayi kontrol poli anak,bayi tampak kuning periksa lab bilirubin
TD 20,87 / 0,56

5)Riwayat penyakit

a) riwayat penyakit sekarang

bayi lahir spontan tanggal 12 agustus 2023 jam 14.00 uk 38-39 minggu THU spontan tidak
langsung menangis,Tanggal 21-08-2023 dikeluhkan malas minum dan napas merintih, bayi
tampak kuning,lemah di seluruh tubuh kontrol ke poli anak dengan diagnosis hiperbilirubin
BCB & sembuh 24 agustus 2023

b.Riwayat penyakit sistemik ibu

1)Jantung

Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri pada dada sebelah kiri, tidak mudah lelah dan
tidak berkeringat dingin.

2) Ginjal

Ibu mengatakan tidak pernah merasa sakit pada pinggang sebelah kanan maupun kiri dan
tidak nyeri saat BAK.

3) Asma/TBC

Ibu mengatakan tidak pernah sesak napas dan batuk yang berkepanjangan disertai penurunan
berat badan selama 3 bulan.

4) Hepatitis

Ibu mengatakan tidak pernah terlihat kuning pada kuku, kulit, dan mata.
5) Diabetes Mellitus

Ibu mengatakan tidak mudah lapar dan haus, tidak sering BAK pada malam hari.

6)/Hipertensi

Ibu mengatakan tekanan darahnya pernah 140/90 mmHg.

7) Epilepsi

Ibu mengatakan tidak pernah kejang dan mengeluarkan busa dari mulutnya.

8) Penyakit lain

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit lain seperti HIV/AIDS, PMS dan lainnya.

C) Riwayat penyakit keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya terdapat penyakit keturunan yaitu ayah dengan penyakit
jantung.

d) Riwayat keturunan kembar

Ibu mengatakan baik dari keluarganya maupun suami tidak adariwayat keturunan kembar.

6) Riwayat Antenatal

a) Riwayat kehamilan sekarang

(1) HPHT : 18-11-2022

(2) HPL:12-08-2023

b) Keluhan dalam kehamilan

(1) TM I : keluhan mual muntah di pagi hari

(2) TM II:PEB dengan keluhan sakit punggung

(3) TM III: PEB dengan keluhan sering kencing

c) Riwayat ANC

(1) TMI: 1x, metildopa,mendapat terapi FE,kalk


(2) TM II : 4x, mendapat terapi Fe dan kalk, vitamin,USG,metildopa

(3) TM III: 4x, mendapat terapi Fe dan kalk, vitamin,USG,metildopa

d) Imunisasi TT

Ibu mengatakan mendapatkan imunisasi TT terakhir saat sebelum menikah.

e) Penyulit dalam kehamilan

preeklampsi

f) Obat yang dikonsumsi

Ibu mengatakan hanya minum obat yang diberikan oleh bidan.

g) Penyuluhan yang pernah didapat

Ibu mengatakan telah mendapat KIE tentang kehamilan, pola nutrisi ibu hamil, cara
menyusui, dan KB (Keluarga Berencana) dari bidan

7) Riwayat Intranatal

a) Jenis persalinan : spontan

b) Tempat persalinan : RSUD jombang

c) Penolong : bidan

d)ketuban pecah : 11 agustus 2023/jam 23.00 WIB jernih

e) komplikasi persalinan : preeklampsi

8) Riwayat Postnatal : P3012 UK 38 mg dipasang O2 bipashic 40%,di rujuk dari puskesmas


ke RSUD jombang karna ibu memiliki riwayat hipertensi

THU letak kep HDK TBJ 3300 gr lahir spontan tidak langsung menangis sisah ketuban
jernih,lahir di drupadi 1 dilakukan tindakan resusitasi (hangatkan,atur posisi,isap
lendir,keringkan,atur posisi kembali,penilaian),di kirim ke arimbi 15 agustus 2023 pulang

a) Kondisi bayi setelah lahir


P2002 UK 38 mg lahir spontan di RSUD jombang by kiriman dari drupadi 1 dirawat pav
ARIMBI selama 4 hari pulang sembuh 15 agustus 2023

b) Pengukuran antropometri

(1) FO: 33 cm

(2) Lingkar dada: 29 cm

(3) Berat badan masuk : 3060 gr

9) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu

Ke Uk Jenis Penolong Tempat Penyulit Bb Pb Jk asi Penyulit

A B O R T U S

1 38 spontan bidan Pkm - 2500 50 LK 1 -


- cm thn
39
mg

2 H A M I L I N I

10) Pola Kebiasaan Sehari-hari

a) Pola nutrisi

Bayi di rumah diberi minum Asi 60 ml tiap 3 jam

b) Pola aktivitas

Bayi lebih sering tertidur, gerakan aktif, tangisan kuat.

c) Pola istirahat

Bayi tidur siang dan malam ±23 jam dengan posisi terlentang.

d) Pola eliminasi
BAK : berwarna kuning bening

BAB : berwarna kuning cerah

e) Pola personal hygiene

Ganti pampers 8x/hari, dibersihkan menggunakan tisu basah. Diseka

2x/hari, pagi dan sore, ganti baju 2x/hari atau segera jika kotor.

f) Perawatan tali pusat

Tali pusat sudah lepas sejak 19-08-2023,kondisi tali pusat setelah di lepas yaitu kering

B. Data Obyektif

1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan umum : lemah

b) Kesadaran : waspada

c) TTV :

HR : 146 x/menit

RR : 50 x/menit

Suhu : 36,7°C

d) BB lahir : 3300 gr BB sekarang : 3060

e.skor down : jumlah skor <4 =ringan,4 – 5 = sedang,> = 6 = berat frekuensi nafas

dwon score : 0

1) Pemeriksaan Fisik
2) b.inspeksi :
1) kepala : normal, simetris, tidak ada cephal hematom, tidak ada caput
succedaneum

2) Rambut: lebat, berwarna hitam


3) Mata : simetris, bersih, sudah bisa membuka, sklera KUNING, konjungtiva
merah muda

4) Bibir dan mulut : tidak sianosis, bibir tidak terbelah, langit-langit mulut
utuh,lidah normal

5)hidung: tidak ada lesi,tidak ada sumbatan,warna sama dengan kulit lain

6) Telinga : waena sama kulit lain simetris, normal, sejajar dengan mata, tidak
ada sekret

7) Leher: tidak ada pembesaran kelenjar limfe,integritas kulit baik,bentuk


simetris

8) Dada : simetris, areola menonjol, warna kulit kemerahan

10) Abdomen :normal, warna kulit kekuningan, tidak ada kelainan, tali pusat
sudah lepas

11) Punggung : simetris, tidak ada kelainan,tampak kuning

12)Ekstremitas atas: simetris, tidak sianosis, kulit kuning, tidak ada kelainan,
terpasang surflo di tangan,oedem,darmatitis atopikt

ekstremitas bawah : tidak ada oedem

13) Genetalia : rugae tampak jelas, lubang uretra terletak di ujung penis,
berlubang

14)Kulit : kemerahan dan kuning seluruh tubuh

b) palpasi

1)kepala : UUB dan UUK masih teraba, permukaan agak cekung

2) hidung : tidak ada nyeri tekanan

3) telinga : tidak ada mastoid pain,tragus pain

4) leher : tidak teraba pembesaran kelenjar limfe, tidak teraba


pembesaran kelenjar tiroid

5)dada : tidak ada nyeri tekanan,tidak ada tractile fremitus

6) abdomen : tidak teraba massa, tidak teraba cairan

7) ekstremitas atas bawah : akral hangat

8)genetalia : testis kanan dan kiri sudah turun ke skrotumn

c.Auskultasi

1) dada : terdengar bunyi murmur,tidak terdengar bunyi whexin dan roonkhi

d.perkusi

abdomen : tidak kembung

3.Pemeriksaan penunjang .

Tanggal : 22 agustus 2023

 pemeriksaan laboratorium ( pemeriksaan darah ).


 pemeriksaan bilirubin serum pada bayi cukup bula

PEMERIKSAAN LABORATIUM
Tanggal 22 agustus 2023

Pemeriksaa Hasil satuan Nilai Nilai


n rujukan kritis
Kimia darah
Bilirubun 20,87 Mg/dl 0,3 - 1.2 -
total
Bilirubun 0,56 Mg,dl <0,2 -
direk

4) Pemeriksaan Antropometri

a) Lingkar kepala : 33 cm

b) Lingkar dada : 30 cm

c) BBl : 3300 gr BBK: 3060 gr

d) panjang badan : 52 cm

e) lila : 9 cm

2.PERUMUSAN DIAGNOSA ATAU MASALAH KEBIDANAN

Diagnosa : BCB usia 12 hari dengan penyakit hiperbilirubinemia

Masalah : infeksi kulit,icterus neonatus

3.INTERVENSI

Tanggal : 22 agustus 2023 jam :14.00

1) Lakukan pendekatan terapeutik dengan keluarga.

R/ terjalin hubungan dan kepercayaan yang baik antara petugas kesehatan dengan keluarga.

2)Jelaskan kepada keluarga tentang kondisi bayi & prosedur tindakan

R/ untuk memberikan informasi tentang kondisi bayi,tindakan & asuhan yang akan diberikan.

3) Lakukan tindakan pencegahan infeksi dengan mencuci tangan sebelum dan

sesudah menyentuh bayi.

R/ untuk mengurangi resiko bayi terkena infeksi.

4)penuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan memberikan minum ASI setiap 3 jam sekali
sebanyak 2 ml melalui botol dot

R/ untuk menjaga kelangsungan metabolisme dalam tubuh bayi.


5)Berikan kenyamanan dengan mengatur posisi bayi

R/ untuk penyinaran fototherapy merata

6)siapkan alat monitor foto theraphy,eye proector

R/ foto therapi untuk Berubahnya warna kulit bayi agar tidak kuning & eye proectot untuk
menutupi mata bayi saat dimasukkan ke dalam box bayi saat disinari lampu phototerap

7) Lepaskan pakaian bayi kecuali popok

R/ agar sinar lmpu photo therapi bisa terpapar ke seluruh tubuh

8) ukur jarak lampu dari permukaan kulit 30cm

R/agar tidak menyebabkan overheating pada bayi

9) observasi TTV bayi setiap 3 jam & memantau kulit bayi

R/ untuk memantau kondisi bayi dan mendeteksi apabila terjadi ketidak normalan pada bayi
& memantau perubahan kulit bayi

10) berikan linen berwarna putih pada bad bayi

R/ agar mematulkan cahaya sebanyak mungkin dan meningkatkan intensitas sinar dan
meningkatkan respon penurunan konsentrasi bilirubin serum.

11.monitor efek samping

R/ agar mengetahui efek samping monitor

12) Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi dan obat-obatan

R/ untuk pengobatan dan penunjang bayi agar dapat berada dalam kondisi stabil.

4) IMPLEMENTASI

Tanggal : 22 agustus 2023 jam :14.00

1) Melakukan pendekatan terapeutik dengan keluarga.


2) Menjelaskan kepada keluarga tentang kondisi bayi, bayi masih perlu pemantauan

3) Melakukan tindakan pencegahan infeksi dengan mencuci tangan sebelum dan

sesudah menyentuh bayi

4)penuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan memberikan minum susu formula setiap 3 jam
sekali sebanyak 2 ml melalui botol dot

5). Memberikan kenyamanan dengan mengatur posisi bayi dengan


telentang,tengkurap,miring kanan,miring kiri untuk menurunkan nilai serum bilirubin total

6) menyipkan monitor foto terapi sinar untuk perawatan untuk menangani


kondisi bayi kuning 7 efek samping nya diare,dehidrasi,,eye proector di gunakan ketika bayi
masukan dalam box bayi dan disinari lampu phototerapi warna biru

7 ) melepaskan pakaian bayi kecuali popok agar Sinar dari fototerapi akan diserap oleh kulit
untuk membantu mengubah bilirubin dalam bentuk urine dan feses supaya lebih mudah
dikeluarkan oleh bayi.

8) mengukur jarak monitor foto terapi 30 cm dari permukaan kulit agar tidak menyebabkan
overheating pada bayi memberikan penutup mata pada bayi agar tidak menyebabkan
overheating pada bayi

9) mengobservasi TTV setiap 3 jam untuk memantau perubahan kulit pada bayi hasil nya
144x/m RR 55x/M S 36,3 C,TTV bayi dalam batas normal dan kulit bayi tampak kuning

10) meberikan linen berwarna putih pada bad bayi agar mematulkan cahaya sebanyak
mungkin dan meningkatkan intensitas sinar dan meningkatkan respon penurunan konsentrasi
bilirubin serum.

11) memonitor efek samping jika kekurang nutrisi menyebabkan dehidrasi,ruam kulit,diare
warna bab kuning dempul

12) Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi dan obat-obatan.

 Botol sanmol drop 3x1


 Parcetamol drop 60 mg / 0,6 ml 4x1
 Asi 8 x 60 ml
 Fototherapi 2x24 jam

5.EVALUASI

Tanggal : 22 agustus 2023 jam :14.00

1) Pendekatan terapeutik dengan keluarga telah dilakukan.

2) Keluarga dapat menerima penjelasan yang diberikan.

3) tngan bersih

4) kebutuhan nutrisi terpenuhi.

5. Bayi berada dalam posisi terlentang dengan posisi kepala dan dada lurus tidak 

menekuk.

6. lampu fototerapi di siapkan & eye protector/biliband terpasang pada bayi

7. bayi dalam keaadaan tanpa memakai pakaian kecuali memakai popok

8) foto terapi sudah di atur dari permukaan kulit bayi dengan jarak 30cm

9.tanda tanda vital dalam batas normal

10. linen berwarna putih terpasang pada inkubator atau kotak bayi

12.mengetahui monitor efek samping

11. Kolaborasi dengan dokter telah dilakukan, obat telah diberikan dan advis dokter
telah dilaksanakan.

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 23 agustus 2023 jam : 15.00 WIB

S : kulit bayi usia 12 hari tampak kuning di seluruh tubuh di bagian kepala sampai kaki &
malas menyusui

O:

KU : lemah

TTV : S:37,5 C

RR :44X/M

HR : 156X/M

Dada : ikterus

Abdomen : : inspeksi kuning

Palpasi :tidak kembung

Leher: kgb

extremitas: akral hangat

kulit : kemerahan & kuning

BAK & BAB : 34 gr

Warna BAK : berwarna kuning bening

BAB : berwarna kuning dempul,konsistensi lembek

Foto terapi terpasang di seluruh tubuh bayi

Leher: kgb

extremitas: akral hangat

A: BCB usia 12 hari cukup bulan dengan penyakit hiperbilirubinemia


P: 1.lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi,melakukan mencuci
tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi ,tangan bersih sebelum dan sesudah
menyentuh bayi

2.penuhi kebutuhan nutrisi bayi,memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi dengan


pemberian susu asi 60 ml tiap 3 jam,kebutuhan nutrisi terpenuhi

3.)berikan monitor foto terapi,memberikan fototherapi,foto terapi di berikan pad bayi

4)ukur jarak lampu dari permukaan kulit bayi,mengukur jarak lampu dari permukaan
kulit bayi,lampu dijarak dari permukaan kulit bayi

5)biarkan tubuh bayi terpapar sinar foto terapi ,membiarkan tubuh bayi terpapar sinar
foto terapi,tubuh bayi terpapar oleh foto terapi

6). ganti popok bayi jika BAB/BAK menganti popok bayi jika BAB/BAK,popok bayi
di ganti

7)lakukan observasi TTV pada bayi,melakukan observasi TTV pada bayi hasil nya
s37,5C RR 44x/m,observasi pada bayi di lakukan

8. lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi dan obat-obatan,


Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi dan obat-
obatan,kalaborasi telah dilakukan dengan pemberian terapi dan obat – obatan sebagai
berikut :

1.Botol sanmol drop 3x1

2.Parcetamol drop 60 mg / 0,6 ml 4x1

Foto terapi sementara

Asi 8x60ml
Tanggal : 24 agustus 2023 jam :14.00

S : bayi usia 12 hari kulit tampak tidak kuning di bagian kepala sampai kaki ,mau menyusui
& kadar bilirubin nya sudah normal

O : KU : kuat

TTV : S:36,5 C

RR :55X/M

HR : 159x/m

Ektremitas : akral tidak hangat, tidak sianosis

Dada : tidak ikterus

Abdomen : inspeksi : tidak kuning

Palpasi :tidak kembung

Kulit : bekurang di bagian tubuh

BAB - BAK : 35 gr

Warna BAK : berwarna kuning bening

BAB : berwarna kuning dempul,konsistensi lembek

tidak terpasang foto therapi KRS

Leher: kgb

A: BCB usia 12 hari cukup bulan dengan keadaan normal

P: 1.lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi,melakukan mencuci


tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi ,tangan bersih sebelum dan sesudah
menyentuh bayi
2.penuhi kebutuhan nutrisi bayi,memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi dengan
pemberian susu formula 40 ml tiap 3 jam,kebutuhan nutrisi terpenuhi

3. Lakukan pemeriksaan fisik bayi dan observasi ttv, Melakukan pemeriksaan fisik
bayi dan observasi ttv, hasil nya kulit bayi tampak tidak kuning RR 55x/m S 36,6 HR
145x/m ttv dan pemeriksaan fisik dilakukan tiap 4 jam untuk memantau agar tidak
terjadi hipotermi dan hipertermi

4. lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi dan obat-obatan,


Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi dan obat-
obatan,kalaborasi telah dilakukan dengan pemberian terapi dan obat – obatan sebagai
berikut :

1.Botol sanmol drop 3x1

2.Parcetamol drop 60 mg / 0,6 ml 4x1

Asi 8 x 60 ml

5.pakaikan baju pada bayi,memakaikan baju pada bayi,baju bayi terpasang

6.matikan lampu fototeraph & lepas eye proytektor ,mematikan lampu fototeraphy&
melepas eye protektor,fototheraphy dimatikan & eye protektor di lepas

7.beritahukan kepada orang tua nya bayi bahwa hari ini sudah di perbolehkan pulang,
memberitahukan kepada orang tua nya bayi bahwa hari ini sudah di perbolehkan
pulang,orang tua bayimengerti & nampak senang dengan informaai yang di
sampaikan tentang kondisi bayi nya

8. brikan KIE kepada orang tua bayi, membrikan KIE kepada orang tua bayi
mengenai pemberian asi,tanda tanda bayi sakit,personal hygine,imunisasi,ibu
mengerti

9)Ajari ibu untuk menilai ikterus dan nasehat untuk kembali jika terjadi
ikterus,mengajari ibu untuk menilai ikterus dan nasehat untuk kembali jika terjadi
ikterus

Anda mungkin juga menyukai