Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hiperbilirubin adalah warna kuning yang dapat terlihat pada sklera,


selaput lendir, kulit, atau organ lain akibat penumpukan bilirubin. Peningkatan
kadar bilirubin terjadi pada hari ke-2 dan ke-3 dan mencapai puncaknya pada hari
ke-5 sampai hari ke-7, kemudian menurun kembali pada hari ke-10 sampai hari
ke-14 (Dewi, 2014). Hiperbilirubin pada bayi baru lahir merupakan penyakit yang
disebabkan oleh penimbunan bilirubin dalam jaringan tubuh sehingga kulit,
mukosa, dan sklera berubah warna menjadi kuning (Nike, 2018).
Hiperbilirubin, jaundice, atau “sakit kuning” adalah warna kuning pada
sclera mata, mukosa, dan kulit oleh karena peningkatan kadar bilirubin dalam
darah (hyperbilirubinemia) yang selanjutnya menyebabkan peningkatan bilirubin
dalam cairan luar sel (extracellular fluid). Istilah jaundice berasal dari bahasa
perancis jaune yang artinya kuning, dan warna kuning tersebut adalah merupakan
gejala dari suatu penyakit primer yang masih harus di tetapkan diagnosisnya
setalah dilakukan serangkaian pemeriksaan yang diperlukan. Dalam keadaan
normal kadar bilirubin dalam darah tidak melebihi 1 mg/dL (17 µmol/L) dan bila
kadar bilirubin melebihi 1.8 mg/dL (30 µmol/L) akan menimbulkan ikterus atau
warna kuning (Widagdo, 2017).
Warna kuning meliputi wajah/kepala menunjukkan bahwa kadar bilirubin
dalam serum adalah 5 mg/dL, bila telah mencapai pertengahan abdomen adalah
15 mg/dL, dan bila warna kuning telah mencapai telapak kaki maka kadarnya
adalah 20 mg/dL. Ikterus karena akumulasi bilirubin indirek maka warna pada
kulit adalah kuning muda atau orange, sedangkan bilirubin direk akan
menimbulkan warna kuning kehijauan. Ikterus perlu dibedakan dengan warna
kuning yang terdapat hanya pada kulit, telapak tangan dan kaki dan tidak pada
sclera adalah disebabkan karena karotenemia, dan keadaan ini disebut
pseudoikterus yang tidak bersifat patologik (Widagdo, 2018).
Kejadian ikterus sering dijumpai pada bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram. Hal ini disebabkan belum matangnya fungsi hati bayi untuk
memproses eritrosit (sel darah merah). Banyak bayi baru lahir, terutama bayi kecil
(bayi dengan berat lahir < 2500 gram) mengalami ikterus pada minggu pertama
kelahirannya. Pada bayi dengan berat kurang dair 2500 gram, pembentukan hepar
belum sempurna (imaturitas hepar) sehingga menyebabkan konjugasi bilirubin
indirek menjadi bilirubin direk di hepar tidak sempurna (Ngastiyah, 20015).
Walaupun ikterus bukan merupakan patologis tetapi perlu juga
diwaspadai karena jika kadar bilirubin indirek yang terlalu tinggi dapat merusak
sel-sel otak (kernikterus). Kernikterus adalah suatu sindroma neurologis yang
timbul sebagai akibat penimbunan bilirubin dalam sel-sel otak yang tidak dapat
dihancurkan dan dibuang. Dampak yang terjadi dalam jangka pendek bayi akan
mengalami kejang-kejang, sementara dalam jangka panjang bayi bisa mengalami
cacat neurologis seperti: ketulian, gangguan bicara dan retardasi mental. Jadi,
penting sekali mewaspadai keadaan umum si bayi dan harus terus dimonitor
secara ketat (Yulianti & Rukiyah, 2015).
Berdasarkan data RS Achamd Mochtar bukittinggi pada tahun 20, dari
bayi yang dirawat terdapat orang yang mengalami ikterus neonatorum.
Berdasarkan uraian di atas maka kelompok akan melakukan “asuhan keperawatan
pada bayi yang di rawat diruang Perinatologi RSAM Bukittinggi”.

B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Untuk melakukan asuhan keperawatan pada bayi dengan masalah
hiperbilirubin pada By. Ny. H di Ruangan Perinatologi RSAM Bukittinggi
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian dengan Hiperbilirubin pada By. Ny. H di Ruangan
Perinatologi RSAM Bukittinggi.
b. Menentukan diagnosa dengan Hiperbilirubin pada By. Ny. H di Ruangan
Perinatologi RSAM Bukittinggi.
c. Membuat rencana dengan Hiperbilirun pada By. Ny. H di Ruangan
Perinatologi RSAM Bukittinggi.
d. Menbuat Implementasi dengan Hiperbilirubin pada By. Ny. H di Ruangan
Perinatologi RSAM Bukittinggi.
e. Mengevaluasi asuhan keperawatan dengan Hiperbilirubin pada By. Ny. H
di Ruangan Perinatologi RSAM Bukittinggi.

Anda mungkin juga menyukai