HIPERBILIRUBIN
OLEH :
224291517116
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERBILIRUBIN
A. Pengertian
Hiperbilirubin adalah peningkatan kadar serum bilirubin dalam darah
sehingga melebihi nilai normal. Pada bayi baru lahir biasanya dapat mengalami
hiperbilirubin pada minggu pertama setelah kelahiran. Keadaan hiperbilirubin
pada bayi baru lahir disebabkan oleh meningkatnya produksi bilirubin atau
mengalami hemolisis, kurangnya albumin sebagai alat pengangkut, penurunan
uptake oleh hati, penurunan konjugasi bilirubin oleh hati, penurunan eksresi
bilirubin, dan peningkatan sirkulasi enterohepatik (IDAI, 2013).
Ikterus fisiologis adalah warna kekuniangan pada kulit yang timbul pada
hari k2-2 sampai hari ke-3 setelah lahir yang tidak mempunyai dasar patologis
dan akan menghilang dengan sendirinya pada hari ke-10. (Susilaningrum dkk,
2016). Icterus, joudince atau “sakit kuning “ adalahwarna kuning pada sclera
mata, mukosa, dan kulit oleh karena peningkatankadar bilirubin dalam darah
(hyperbilirubinemia) yang selanjutnyamenyebabkan peningkatan bilirubin
dalam cairan luar sel, (Widagdo, 2012). Hiperbilirubin adalah kondisi dimana
terjadi akumulasi bilirubindalam darah yang mencapai kadar tertentu dan dapat
menimbulkanefekpatologis pada neonatus ditandai joudince pada skelra mata,
kulit, membranmukosa, dan cairan tubuh. Hiperbilirubin adalah peningkatan
kadar bilirubinserum (hiperbilirubinemia) yang disebabkan oleh kelainan
bawaan, juga dapat menimbulkan ikterus.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hiperbilirubin adalah suatu keadaandimana
kadar bilirubin dalam darah melebihi batas atas nilai normal bilirubinserum.
Untuk bayi yang baru lahir cukup bulan batas aman kadar bilirubinnya12,5
mg/dl, sedangkan bayi yang lahir kurang bulan, batas aman kadar bilirubinnya
adalah 10mg/dl. Jika kemudian kadar bilirubinnya diketahui melebihi angka-
angka tersebut, maka ia dikatagorikan hiperbilirubin.
B. Tanda dan gejala
Pemeriksaan klinis tersebut bisa dilakukan pada bayi baru lahir normal
dengan menggunakan pencahayaan yang sesuai. Kulit kuning pada bayi akan
terlihat lebih jelas bila dilihat dengan sinar lampu dan tidak dapat terlihat
dengan penerangan yang kurang. Tekan kulit dengan perlahan menggunakan
jari tangan untuk memastikan warna kulit dan jaringan subkutan: Hari ke-1
tekan ujung hidung atau dahi, Hari ke-2 tekan pada lengan atau tungkai, Hari
ke-3 dan seterusnya, tekan pada tangan dan kaki. Bilirubin pada saat pertama
kali muncul yaitu di wajah , menjalar kearah tubuh, dan ekstremitas. Tentukan
tingkat keparahan ikterus secara kasar dengan melihat warna kuning pada
seluruh tubuh (metode Kramer) (Manggiasih & Jaya, 2016).
C. Etiologi
Menurut Nelson (2017) secara garis besar etiologi ikterus atau
hiperbilirubinemia pada neonatus dapat dibagi menjadi :
• Produksi bilirubin yang berlebihan.
• Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar.
• Gangguan transportasi bilirubin.
• Gangguan dalam ekskresi
D. Patofisiologi dan Patflow
Bilirubin yang terkonjugasi yang larut dalam air dapat dieliminasi melalui
ginjal. Dengan konjugasi, bilirubin masuk dalam empedu melalui membran
kanalikular. Kemudian kesistem gastrointestinal dengandiaktifkan oleh bakteri
menjadi urobilinogen dalamtinja dan urine. Beberapa bilirubin diabsorbsi
kembali melalui sirkulasi enterohepatik. Warna kuning pada kulit akibat dari
akumulasi pigmen bilirubin yanglarut lemak, tak terkonjugasi, non polar
(bereaksi indirek). Pada bayi dengan hiperbilirubinemia kemungkinan
merupakan hasil dari difisiensi atau tidak aktifnya glukuronil transferase.
Rendahnyapengambilan dalam hepatik kemungkinan karena penurunan
proteinhepatic sejalan dengan penurunan aliran darah hepatic.
2. Komplikasi
• Bilirubin enchepalopathy (komplikasi serius).
• Kernikterus; kerusakan neurologis, cerebral palsy, retardasi
mental,hiperaktif, bicara lambat, tidak ada koordinasi otot dan
tangisan yang melengking.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan kadar bilirubin serum (total)
2. Pemeriksaan darah tepi lengkap dan gambaran apusan darah tepi
3. Penentuan golongan darah ibu dan bayi
4. Pemeriksaan enzim G6PD
5. Pada ikterus yang lama, lakukan uji fungsi hati, uji fungsi tirid, uji urine
terhadap galaktosemia
6. Bila secara klinis dicurigai sepsis, lakukan pemeriksaan kultur darah, urine,
IT ratio, dan pemeriksaan C reaktif protein (CRP)
H. Konsep Hospitalisasi
1. Pengertian
Hospitalisasi merupakan suatu keadaan krisis pada anak saat sakit dan
dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk
beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga
kondisi tersebut menjadi faktor stresor bagi anak dan keluarganya
(Kristiyanasari, 2014).
Hospitalisasi adalah suatu keadaan tertentu atau darurat yang
mengharuskan seorang anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi
perawatan sampai pemulangannya ke rumah (Supartini, 2014).
2. Reaksi anak terhadap hospitalisasi
Penyakit dan hospitalisasi seringkali menjadi krisis pertama yang harus
dihadapi anak-anak. Mereka sangat rentan terhadap krisis penyakit dan
hospitalisasi karena stres akibat perubahan dari kesehatan sehat biasa dan
lingkungan, dan keterbatasan jumlah mekanisme koping yang dimiliki
anak dalam menyelesaikan stresor. Stresor utama dari hospitalisasi adalah
cemas karena perpisahan, kehilangan kendali, cederatubuh dan nyeri
(Supartini, 2014). Menurut Supartini (2014) reaksi yang timbul akibat
hospitalisasi meliputi :
a. Reaksi anak Secara umum, anak lebih rentan terhadap efek penyakit
dan hospitalisasi karena ini merupakan perubahan dari status kesehatan
dan rutinitas umum pada anak. Hospitalisasi menciptakan serangkaian
peristiwa traumatik dan penuh kecemasan dalam iklim ketidakpastian
bagi anak dan keluarganya, baik itu merupakan prosedur elektif yang
telah direncanakan sebelumnya ataupun akan situasi darurat yang
terjadi akibat trauma. Selain efek fisiologis masalah kesehatan terdapat
jugaefek psikologis penyakit dan hospitalisasi pada anak yaitu sebagai
berikut :
1) Ansietas dan kekuatan
Bagi banyak anak memasuki rumah sakit adalah seperti
memasuki dunia asing, sehingga akibatnya terhadap ansietas dan
kekuatan. Ansietas seringkali berasal dari cepatnya awalan
penyakit dan cedera, terutama anak memiliki pengalaman terbatas
terkait dengan penyakit dan cidera
2) Ansietas perpisahan
Ansietas terhadap perpisahan merupakan kecemasan utama
anak di usia tertentu. Kondisi ini terjadi pada usia sekitar 8 bulan
dan berakhir pada usia 3 tahun.
3) Kehilangan control Ketika dihospitalisasi, anak mengalami
kehilangan kontrol secara signifikan.
1. Pengkajian
2. Tujuan Keperawatan
Tujuan pengkajian menurut Dermawan (2012) adalah sebagai berikut:
a) Untuk memperoleh informasi tentang keadaan kesehatanpasien.
b) Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien.
c) Untuk menilai keadaan kesehatan pasien.
d) Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukanlangkah-
langkahberikutnya
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya
baik berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan
bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien terhadap situasi yang
berkaitan degan kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
4. Intervensi
Menurut PPNI (2018) Intervensi keperawatan adalah segala treatment
yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan
penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan PPNI
(2019).
K. Intervensi
mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (SIKI DPP PPNI 2018) (SLKI
BAB/BAK
7. Gunakan linen berwarna
putih agar memantulkan
cahaya sebanyak mungkin
Edukasi
Anjurkan ibu menyusui
sesering mungkin
Kolaborasi,
Kolaborasi pemeriksaan
darah vena bilirubin direk
dan indirek
Ansietas Setelah dilakukan asuhan Reduksi ansietas ( I.09314)
(D.0080) keperawatan 1 x 24 jam, Observasi
1. Identifikasi kemampuan
diharapkan tingkat ansietas
(L.09093) menurun,dengan mengambil keputusan.
kriteria hasil : Terapeutik
1. Verbalisasi 1. Pahami situasi yang
kebingungan menurun membuat ansietas
2. Verbalisasi 2. Dengarkan dengan penuh
kekhawatiran akibat perhatian
kondisi yang 3. Diskusikan perencanaan
dihadapimenurun realistis tentang peristiwa
3. Perilaku gelisah yang akan datang
menurun Edukasi
1. Informasikan secara
Perasaan keberdayaan
meningkat factual, mengenai diagnosis,
pengobatan dan
prognosis
16
Daftar Pustaka
Wahyudi, Andri Setiya & Wahid, Abd. (2016). Ilmu Keperawatan Dasar.
Jakarta:Mitra Wacana Media
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Kemenkes RI. 2019.
Laporan Nasional Dinas Kesehatan. Jakarta.Kementerian Kesehatan RI.
2016. Info Datin. Jakarta.
Yuliastati & Amis, A. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Anak.
Jakarta : Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian
Kesehatan Repunlik Indonesia
Manggiasih & Jaya. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus,
Bayi, Balita,Dan Anak
Pra Sekolah. Jakarta : Trans Info Media.
Maternity, D, Anjani, AD, dan Evrianasari, N. (2018) Asuhan Neonatus,
Bayi Balita,dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: ANDI, pp. 223-233
Mathindas, S., Wilar, R., & Wahani, A.
(2013). Hiperbilirubinemia padaNeonatus. Jurnal biomedik,
5(1). Diakses pada tanggal 12 April 2023.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta : PPNI
19
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta : PPNI