“NEONATAL JAUNDICE”
Disusun Oleh :
Nama : Widiawati
NIM : 202303036
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hiperbilirubinemia
1. Pengertian
pada mata, kulit, dan mata atau biasa disebut dengan jaundice.
berwarna kuning pada kulit dan pada bagian putih mata (Mendri dan
Prayogi, 2017).
bayi baru lahir yaitu 1 – 3 mg/dL dan terjadi peningkatan kurang dari
5 mg/dL per 24 jam. Bayi baru lahir biasanya akan tampak kuning
pada hari kedua dan ketiga dan memuncak pada hari kedua sampai
hari keempat dengan kadar 5 – 6 mg/dL dan akan turun pada hari
ketiga sampai hari kelima. Pada hari kelima sampai hari ketujuh akan
sel hepar.
3. Klasifikasi Hiperbilirubinemia
a. Hiperbilirubinemia Fisiologis
lebih dari 5mg/dL per hari. Pada bayi cukup bulan, hiperbilirubinemia
kemudian pada hari ke-5 serum bilirubin akan turun sampai dengan
b. Hiperbilirubinemia Patologis
pada bayi baru lahir akan muncul dalam 24 jam pertama setelah bayi
total akan meningkat lebih dari 5 mg/dL per hari. Pada bayi cukup
kurang lebih satu minggu pada bayi cukup bulan dan lebih dari dua
minggu pada bayi kurang bulan (Imron, 2015).
Metode kramer membagi tubuh bayi baru lahir menjadi 5 bagian berikut
pembagiannya:
mg%
5. Patofisiologi
Jaya, 2016).
yang rendah dan kapasitas ikatan molar yang kurang. Bilirubin yang
24 jam.
Ikterik yang disertai berat badan lahir kurang dari 2000 gram,
8. Komplikasi
d. Asfiksia
e. Hipotermi
f. Hiperglikemi
g. Kematian
9. Penatalaksanaan
a. Pemberian antibiotik
b. Fototerapi
melaui tinja dan urine dengan oksidasi foto pada bilirubin dari
biliverdin.
c. Fenobarbital
d. Transfusi Tukar
Yulliani, 2010)
2) Ultrasonograf (USG)
3) Radioscope Scan
B. Pengkajian Keperawatan
a. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Umum
laju nafas.
lengan atas.
2) Pemeriksaan Organ
tekan.
tekan.
edema skrotum.
2. Diagnosa Keperawatan
sekresi bilirubin.
3. Intervensi Keperawatan
dengan peningkatan suhu bayi mengalami kestabilan suhu 2. pantau tanda dan gejala
2 Risiko kurangnya volume Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor berat badan bayi
cairan berhubungan keperawatan 2x24 jam diharapkan 2. Monitor intake dan output bayi
(insensibewater loss) tanpa dan elektrolit dengan kriteria hasil: 4. Monitor membran mukosa dan turgor
3 Risiko injury (internal) Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau suhu tubuh bayi
berhubungan dengan keperawatan 2x24 jam diharapkan 2. Kaji kulit akan adanya tanda-
peningkatan serum bilirubin serum bilirubin dalam keadaan tanda ikterik yang menandai
sel darah merah dan 1. Serum bilirubin normal 3. Lakukan penutupan mata pada
dehidrasi
4. Implementasi keperawatan
perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
dan anggota tim kesehatan lain untuk membantu masalah kesehatan pasien yang
sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah ditentukan dengan cara
mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu
masalah. (Meirisa, 2013). Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa
Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperwatan tetapi tahap ini
data perlu direvisi untuk menentukan kecukupan data yang telah dikumpulkan dan
kesesuaian perilaku yang observasi. Diagnosis juga perlu dievaluasi dalam hal
untuk menentukan apakah tujuan intervensi tersebut dapat dicapai secara efektif.
(Nursalam, 2018)
DAFTAR PUSTAKA
Mendri dan Prayogi, 2017), Asuhan kebidanan kegawat daruratan: Maternal dan Neonatal
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi