HIPERBILIRUBIN
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 2023/2024
ii
3
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Ikterus fisiologis adalah warna kekuningan pada kulit yang timbul pada
hari ke-2 sampai ke-3 setelah lahir yang tidak mempunyai dasar patologis
dan akan menghilang dengan sendirinya pada hari ke-10. (Susilaningrum
dkk, 2016). Icterus, jaundice, atau “sakit kuning” adalah warna kuning
pada sclera mata, mukosa, dan kulit oleh karena peningkatan kadar
bilirubin dalam darah (hyperbilirubinemia) yang selanjutnya
menyebabkan peningkatan bilirubin dalam cairan luar sel (extracellular
fluid).
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Manifestasi klinis
a. Sklera, selaput lendir, kulit atau organ lain tampak kuning akibat
penumpukan bilirubin.
f. Ikterik yang disertai berat badan lahir kurang dari 2000 gram, masa
gestasi kurang dari 36 minggu, hipoksia, sindrom gangguan
pernafasan, infeksi trauma lahir kepala, hipoglikemia, hiperkarbia.
5. Pemeriksaan penunjang
b. Ultrasonograf (USG)
c. Radioscope Scan
6. Penatalaksanaan
a. Bilirubin Indirek
b. Bilirubin Direk
Penatalaksanaan medis :
a. Pemberian antibiotic
d. Fenoforbital
e. Transfusi Tukar
B. Proses Keperawatan
Fokus Pengkajian
b. Keluhan Utama : Bayi terlihat kuning dikulit dan sklera, letargi, malas
menyusu, tampak lemah, dan bab berwarna pucat.
c. Riwayat Kesehatan
Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Inspeksi: bentuk kepala (simetris, makrosefali, mikrosefali,
anensefali), warna rambut, adanya luka/laserasi, hematom, cephal
hematom, caput succedenum, kulit kepala, kelengkapan (telinga,
mata, hidung, mulut)
2) Palpasi: distribusi rambut, ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil,
sutura
b. Mata
1) Inspeksi: letak mata, palpebra, konjunctiva, sklera, pupil, refleks
cahaya, bulu mata, epikantus, refleks berkedip, doll eyes,
perdarahan, katarak
c. Telinga:
1) Inspeksi: lengkap/tidak, ukuran, membran timpani, pinna,
kebersihan
2) Palpasi: fleksibilitas pina
3) Perkusi: refleks moro dan refleks startle
d. Hidung:
1) Inspeksi: keutuhan, pernafasan cuping hidung, kebersihan, sekret,
epistaksis
2) Palpasi: pasase udara
e. Mulut, rongga mulut dan pipi:
1) Inspeksi: keutuhan bibir (labioskisis, labio palatoskisis, labignato
palatoskisis), bibir kering/lembab, sianosis, trismus (mulut
mencucu), lidah bersih/kotor, makroglosia/mikroglosia, tremor
lidah, keutuhan palatum dan gusi, bercak atau eritema pada pipi,
salivasi / hipersalivasi, tonsil, geligi,
2) Palpasi: reflek sucking, reflek menelan, rooting reflek, ekstrusion
reflex
10
f. Leher
1) Inspeksi: bull neck
2) Palpasi: pulsasi vena jugularis/arteri karotis, pembesaran kelenjar
limfe, deviasi trakea, tonik neck reflex
g. Dada
1) Inspeksi: bentuk dada, retraksi, penggunaan otot bantu nafas,
payudara, pergerakan dada, punctum maksimum, rasio inspirasi
ekspirasi
2) Auskultasi: suara nafas, suara jantung, irama jantung
3) Perkusi: suara paru & jantung, letak paru dan jantung
4) Palpasi: taktil fremitus
h. Abdomen
1) Inspeksi: bentuk (cembung, cekung, rata), tali pusat (ada/tidak,
lembab/kering), gerakan dinding perut, eritema, lesi, herniasi
abdomen
2) Auskultasi: bising usus, frekuensi, intensitas, (seluruh regio atau
kuadran)
3) Palpasi: hepar, limpa, ginjal, massa abdomen
4) Perkusi: suara perkusi hepar / limpa, seluruh regio atau kuadran
i. Anus dan rectum (genetalia)
1) Inspeksi: jenis kelamin, kelengkapan (wanita: uretra, vagina, labia
mayora, labia minora, klitoris; pria: penis, skrotum) , adanya
abses atau massa, atresia ani, diaper rash, epispadia, hipospadia,
hidrokel, hermaproditisme, mongolian spot pada bokong
2) Palpasi: colok dubur
j. Ekstremitas
1) Inspeksi: kelengkapan, bentuk, kelainan (polidaktili, sindaktili,
clubbing finger, club foot, paralisis, paresis)
2) Palpasi: pergerakan sendi, refleks babinski, palmar grasp refleks,
crawling refleks, steping reflex
k. Punggung
1) Inspeksi: keutuhan, kesimetrisan, spina bifida, Mongolian spot
2) Palpasi: galant refleks
2. Diagnosa keperawatan
3. Resiko gangguan Integritas kulit dan jaringan Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
integritas kulit b.d (L.14125) Observasi :
ekskresi bilirubin, Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi penyebab gangguan
efek fototerapi keperawatan selama 3x24 jam integritas kulit (mis. Perubahan
diharapkan Integritas kulit dan sirkulasi, perubahan status
jaringan meningkat dengan kriteria nutrisi, penurunan kelembaban,
hasil : suhu lingkungan ekstrem,
1. Elastisitas meningkat penggunaan mobilitas)
2. Hidrasi meningkat Terapeutik :
3. Kerusakan kulit menurun - Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
4. Kemerahan menurun baring
5. Jaringan parut menurun - Bersihkan perineal dengan air
6. Suhu kulit membaik hangat, terutama selama periode
7. Tekstur membaik diare
- Gunakan produk berbahan
petroleum atau minyak pada
kulit kering
Edukasi :
- Anjurkan menggunakan
pelembab (mis. Lotion, serum)
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian lotion
mencegah iritasi kulit
DAFTAR PUSTAKA
Muslihatum, Wafi Nur. 2016. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya.
Potts, N.L., & Mandleco, B.L., (2012). Pediatric nursing care for children and their
families, Amerika : Delmar.
13