Dosen Pengampuh :
Martini Sriwulaningsih, S.Kep., Ns., M.Kep
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kadar bilirubin serum orang normal umumnya kurang lebih 0,8 mg % (17mmol/l),
akan tetapi kira-kira 5% orang normal memiliki kadar yang lebih tinggi (1 – 3 mg/ dl).
Bila penyebabnya bukan karena hemolisis atau penyakit hati kronik maka kondisi ini
biasanya disebabkan oleh kelainan familial metabolism bilirubin,yang paling sering
adalah sindrom gilbert. Sindrom lainnya juga sering ditemukan, prognasisnya baik.
Diagnosis yang akurat terutama pada penyakit hati kroniksangat penting untuk
penatalaksanaan pasien. Adanya riwayat keluarga, lamanya penyakit serta tidak
ditemukan adanya pertanda penyakit hati dan splenomegali, serum transaminase normal
dan bila perlu dilakukan biopsi hati. (Aru W. sudoyo)
Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis yang paling sering
ditemukan pada bayi baru lahir. Sekitar 25 – 50% bayi baru lahir menderita ikterus pada
minggu pertama. Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar plasma bilirubin, standar
deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari
90 persen. Dalam perhitungan bilirubin terdiri dari bilirubin direk dan bilirubin indirek.
Peningkatan bilirubin indirek terjadi akibat produksi bilirubin yang berlebihan,
gangguan pengambilan bilirubin oleh hati, atau kelainan konjugasi bilirubin. Setiap bayi
dengan ikterus harus mendapat perhatian, terutama ikterus ditemukan dalam 24 jam
pertama kehidupan bayi atau bila kadar bilirubin indirek meningkat 5 mg/dL dalam 24
jam dan bilirubin direk > 1 mg/dL merupakan keadaan yang menunjukkan kemungkinan
adannya ikterus patologis.
Hiperbilirubinemia dianggap patologis apabila waktu muncul, lama, atau kadar
bilirubin serum yang ditentukan berbeda secara bermakna dari ikterus fisiologis. Gejala
paling mudah diidentifikasi adalah ikterus yang didefinisikan sebagai kulit dan selaput
lendir menjadi kuning. Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah
.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pengertian hiperbilirubinemia?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian hiperbilirubinemia.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Definisi
merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi
Bilirubin diproduksi oleh kerusakan normal sel darah merah. Bilirubin dibentuk
oleh hati kemudian dilepaskan ke dalam usus sebagai empedu atau cairan yang
darah sehingga melebihi nilai normal. Pada bayi baru lahir biasanya dapat
darah secara berlebihan sehingga dapat menimbulkan perubahan pada bayi baru
lahir yaitu warna kuning pada mata, kulit, dan mata atau biasa disebut dengan
menyebabkan bayi baru lahir berwarna kuning pada kulit dan pada bagian putih
menyebabkan bayi baru lahir tampak kuning, keadaan tersebut timbul akibat
akumulasi pigmen bilirubin (4Z, 15Z bilirubin IX alpha) yang berwarna ikterus
Pada keadaan normal kadar bilirubin indirek pada tali pusat bayi baru lahir
yaitu 1 – 3 mg/dL dan terjadi peningkatan kurang dari 5 mg/dL per 24 jam. Bayi
baru lahir biasanya akan tampak kuning pada hari kedua dan ketiga dan memuncak
pada hari kedua sampai hari keempat dengan kadar 5 – 6 mg/dL dan akan turun
pada hari ketiga sampai hari kelima. Pada hari kelima sampai hari ketujuh akan
terjadi penurunan kadar bilirubin sampai dengan kurang dari 2 mg/dL. Pada
akan muncul pada 24 jam pertama kehidupan. Kadar bilirubin akan meningkat
lebih dari 0,5 mg/dL per jam. Hiperbilirubinemia patologis akan menetap pada
bayi aterm setelah 8 hari dan setelah 14 hari pada bayi preterm (Martin et al,
2004).
merupakan fenomena transisional yang normal, tetapi pada beberapa bayi akan
menjadi toksik. Hal ini akan menyebabkan kematian bayi baru lahir dan apabila
bayi bertahan hidup dalam jangka panjang akan menyebabkan sekuele neurologis
(Kosim, 2012).
6
2. Etiologi
tingginya jumlah sel darah merah, dimana sel darah merah mengalami pemecahan
sel yang lebih cepat. Selain itu, hiperbilirubinemia juga dapat disebabkan karena
penurunan uptake dalam hati, penurunan konjugasi oleh hati, dan peningkatan
oleh disfungsi hati pada bayi baru lahir sehingga organ hati pada bayi tidak dapat
Dasar Penyebab
- Peningkatan produksi bilirubin - Incompatibilitas darah
fetomaternal (Rh, ABO)
- Peningkatan penghancuran - Defisiensi enzim konginetal
bilirubin. - Perdarahan tertutup
(sefalhematom, memar),
sepsis,
- Peningkatan jumlah - Polisitemia (twin-to-twin
hemoglobin transfusion, SGA)
- Keterlamban klem tali pusat
3. Manifestasi Klinis
lahir tersebut tampak berwarna kuning dengan kadar serum bilirubin 5mg/dL atau
indirek pada kulit sehingga menimbulkan warna kuning atau jingga. Pada
sklera, kuku, atau kulit dan membrane mukosa. Jaundice yang muncul pada 24
jam pertama disebabkan oleh penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis, atau
ibu dengan diabetik atau infeksi. Jaundice yang tampak pada hari kedua atau hari
ketiga, dan mencapai puncak pada hari ketiga sampai hari keempat dan menurun
pada hari kelima sampai hari ketujuh yang biasanya merupakan jaundice
yang cenderung tampak kuning terang atau orange. Pada ikterus tipe obstruksi
(bilirubin direk) akan menyebabkan kulit pada bayi baru lahir tampak berwarna
kuning kehijauan atau keruh. Perbedaan ini hanya dapat dilihat pada ikterus yang
berat. Selain itu manifestasi klinis pada bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia
atau ikterus yaitu muntah, anoreksia, fatigue, warna urine gelap, serta warna tinja
a. Sklera, selaput lendir, kulit atau organ lain tampak kuning akibat
penumpukan bilirubin.
jam.
f. Ikterik yang disertai berat badan lahir kurang dari 2000 gram, masa
4. Pemeriksaan Diagnostik
5. Penatalaksanaan
dan ikterus yang terjadi bukan disebabkan oleh proses hemolitik. Obat ini sudah
ekstraksi bilirubin jaringan ke dalam plasma. Hal ini menyebabkan kadar bilirubin
plasma meningkat, tetapi tidak berbahaya karena bilirubin tersebut ada dalam
10
ikatan dengan albumin. Albumin diberikan dengan dosis tidak melebihi 1g/kgBB,
d. Memberi terapi sinar hingga bilirubin diubah menjadi isomer foto yang tidak
toksik dan mudah dikeluarkan dari tubuh karena mudah larut dalam air.
4. Bayi dengan kadar hemoglobin tali pusat < 14 mg% dan uji Coombs direct positif.
Terapi sinar pada ikterus bayi baru lahir yang di rawat di rumah sakit. Dalam
perawatan bayi dengan terapi sinar,yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
1. Diusahakan bagian tubuh bayi yang terkena sinar dapat seluas mungkin dengan
membuka pakaian bayi.
2. Kedua mata dan kemaluan harus ditutup dengan penutup yang dapat memantulkan
cahaya agar tidak membahayakan retina mata dan sel reproduksi bayi.
3. Bayi diletakkan 8 inci di bawah sinar lampu. Jarak ini dianggap jarak yang terbaik
untuk mendapatkan energi yang optimal.
11
4. Posisi bayi sebaiknya diubah-ubah setiap 18 jam agar bagian tubuh bayi yang
terkena cahaya dapat menyeluruh.
7. Hemoglobin harus diperiksa secara berkala terutama pada bayi dengan hemolisis
6. Pengkajian Teori
Pengkajian pada bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia menurut Widagdo, 2012
meliputi:
1. Pemeriksaan Umum
lain.
b. Tanda vital : suhu tubuh, laju nadi, tekanan darah, dan laju nafas.
c. Data antropometri : berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, tebal lapisan
2. Pemeriksaan Organ
kerapatan gigi.
f. Telinga : posisi telinga, sekresi, tanda otitis media, dan nyeri tekan.
batas paru-hati, suara nafas, dan bising gesek pleura (pleural friction
rub)
tanda-tanda asites.
skrotum.
cacat bawaan.
7. Diagnosa Keperawatan
sekunder dari pemecahan sel darah merah dan gangguan sekresi bilirubin.
bonding.
tua.
8. Intervensi Keperawatan
menurun, tidak ada jaundice, refleks moro normal, tidak ada sepsis ,
batas normal.
e) Orang tua memahami kondisi bayi dan alasan pengobatan; orang tua
penggantian popok.
f) Bayi tidak mengalami injury pada mata yang ditandai dengan tidak
(2016) yaitu :
Diagnosa NIC
Keperawatan Intervensi Aktivitas
Ikterus Fototerapi Observation :
neonatus Neonatus 1. Observasi tanda-tanda warna
berhubungan (6924) kuning
dengan
neonatus Definisi : Action :
mengalami Penggunaan 2. Tempatkan lampu fototerapi di
kesulitan terapi atas bayi dengan tinggi yang
transisi lampu sesuai.
kehidupan untuk 3. Berikan penutup mata dan buka
ekstra uterin, mengurangi penutup mata setiap 4 jam saat
keterlambatan kadar lampu dimatikan untuk kontak
pengeluaran bilirubin bayi dengan orang tua.
mekonium, pada 4. Timbang berat badan neonatus.
penurunan neonatus. 5. Dorong pemberian ASI 8 kaliper
berat badan hari.
tidak
terdeteksi, pola Education :
makan tidak 6. Edukasi keluarga mengenai
tepat dan usia ≤ prosedur dan perawatan
7 hari fototerapi.
Colaboration :
7. Periksa kadar serum bilirubin,
sesuai kebutuhan, sesuai
protocol, atau permintaandokter.
8. Laporkan hasil laboratorium
pada dokter.
NOC
Outcome Indikator
Setelah diberikan asuhan 1. Warna kulit (4)
keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Mata bersih (5)
diharapkan kriteria hasil : 3. Berat badan (4)
1. Konjungtiva normal, sklera putih, 4. Reflek menghisap (4)
membrane mukosa normal. 5. Kadar bilirubin (4)
2. Berat badan naik dan kondisi
tidak lemah (aktif).
3. Reflek menghisap baik.
4. Kadar bilirubin normal < 20
mg/dL.
Sumber : NOC (2016)
16
BAB III
WOC
17
BAB IV
1. Definisi Anak
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan
yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia bermain/oddler (1-2,5 tahun), pra
sekolah (2,5-5), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun). Rentang ini
berada antara anak satu dengan yang lain mengingat latar belakang anak berbeda. Pada
anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat
biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi sampai maturitas/ dewasa. Banyak
orang menggunakan istilah “tumbuh” dan “kembang” secara sendiri-sendiri atau bahkan
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
kemampuan, struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur
(Soetjiningsih, 2013).
18
PENUTUP
A. Kesimpulan
pada bayi baru lahir dimana kadar bilirubin serum total lebih dari 10 mg % pada
minggu pertama yang ditandai dengan adanya ikterus yaitu menguningnya pada
sklera kulit atau jaringan lain akibat adanya penimbunan kadar bilirubin berlebih
adalah dengan cara fototerapi indikasi dari fototerapi dengan sinar intensitas
lemah, dan pada bayi terapasang OGT (orogastric tube). Keadaan ini dapat
B. Saran
1. Bagi perawat
hiperbilirubinemia.
pada pasien.
a. Sumber dan literatur dalam pembuatan karya tulis ilmiah dan menjadi
datang.
b. Keluarga yang ada dirumah tidak boleh khawatir terhadap bayinya yang
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, dkk. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Nelson Vol I. Edisi 15. Jakarta
: EGC
https://asus10.wordpress.com/asuhan-keperawatan/askep-pada-kasus-bayi-
hiperbilirubinemia/ Diakses pada tanggal 01 Oktober 2015 pukul 16.20 WIB
https://cnennisa.files.wordpress.com/2007/08/asuhan-keperawatan-dengan-
hiperbilirubin.pdf Diakses pada tanggal 01 oktober 2015 pukul 16.30 WIB
Nurarif, Amin Huda. Hardhi Kusuma. 2013. Panduan Penyusunan Asuhan
Keperawatan Profesional. Yogyakarta :Mediaction Publishing
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37957/4/Chap