Step 1 Identifikasi kata sukar dan kalimat kunci
Kata Sukar 1. Pervaginam (Rifky) : melalui vagina (Alung)
Identifikasi kalimat kunci
1. Seorang ibu membawa anaknya berobat ke puskesmas tempat anda bekerja dengan keluhan hamper seluruh badan kuning (Reza) 2. Hal ini disadari ibu sejak 2 hari yang lalu yang semakin hari semakin meluas (Indri) 3. Berat badan bayi sejak lahir adalah 2500 gr dengan panjang badan 47 cm (grace) 4. Ibu baru saja melahirkan anaknya tersebut 7 hari yang lalu secara pervaginam pada usia kehamilan 36 minggu (Ani)
Step 2 Identifikasi masalah
1. Berapakah ukuran berat badan bayi dan panjang bayi yang normal saat lahir? (Auriel) 2. Apa yang menjadi faktor penyebab oleh keluhan yang dialami pasien? (maria) 3. Apakah ada hubungan usia bayi dengan yang dialaminya pada scenario? (greni) 4. Bagaimana ciri-ciri bayi menderita penyakit kuning dan apakah terdapat perbedaan ikhterus pada bayi dan dewasa? (Friends) 5. Apakah ada hubungan antara ikhterus dengan cara kelahiran pada bayi? (jenifer) 6. Derajat berapakah ikhterus yang terjadi pada scenario? (Muthia) 7. Apa penangan yang cepat dan tepat sebagai seorang dokter? (grace) 8. Hal apasajakah yang perlu diperhatikan dalam anamnesis sesuai scenario? (ani) 9. Apakah cara lahir secara pervaginum dapat menyebabkan persentase bayi mengalami ikhterus lebih besar? (Lea)
Step 3 Hipotesis sementara
1. Saat baru dilahirkan, bayi yang lahir cukup bulan normalnya memiliki bb antara 2500-4000 gr sedangkan panjang badan berkisar antara 45- 53 cm (Friends) 2. Bayi kuning adalah kondisi yang sering terjadi pada bayi baru lahir dan umumnya tidak berbahaya.Penyebab utama bayi kuning adalah kelebihan bilirubin (hiperbilirubinemia). Bilirubin adalah hasil buangan dari metabolism sel darah merah.Ketika bayi dalam kandungan, plasenta adalah organ yang memberi nutrisi pada bayi dan berfungsi menghilangkan bilirubin Setelah lahir, hati bayi yang akan berfungsi menghilangkan bilirubin dari tubuhnya. Tetapi Perlu waktu bagi hati bayi untuk dapat melakukan fungsi tersebut secara efisien. Sehingga, tingkat bilirubin menjadi agak tinggi pada bayi baru lahir Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan bayi mengalami penyakit kuning: Penyakit infeksi, seperti sepsis, meningitis, dan infeksi virus, kelainan pada sel darah merah bayi, misalnya anemia hemolitik, anemia sel sabit, dan inkompatibilitas rhesus. Selain itu, bayi juga akan lebih berisiko mengalami penyakit kuning jika terlahir prematur atau lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu, terlahir dari ibu yang memiliki diabetes gestasional dan tidak mendapatkan cukup ASI atau susu formula (bagi bayi yang tidak diberi ASI). Factor resiko ikterus fisiologi penyebabnya adalah bayi yang lahir kondisi hepar immature atau belum matang diakibatkan karena bayi lahir dengan BB rendah atau usia ibu yang mengandung masi muda ini terjadi karena cenderung seperti kompetisi dalam mendapatkan nutrisi. Jika kondisi bayi kekurangan nutrisi maka dapat menimbulkan hepar yang immature, jika tidak berfungsi dengan baik artinnya akan terjadi penurunan enzim UDP gluko dan kadar albumin rendah, albumin berfungsi untuk mengikat bilirubin bebas yang nantinya akan terjadi gangguan konjugasi maka akan terjadi hiperbilirubinemia indirect. Faktor yang berhubungan dengan ikterus fisiologis, yaitu peningkatan bilirubin yang tersedia. Peningkatan produksi bilirubin, penyebabnya adalah peningkatan sel darah merah, penurunan umur sel darah merah, peningkatan early bilirubin. Peningkatan resirkulasi melalui enterohepatik shunt, penyebabnya adalah peningkatan aktivitas β- glukuronidase, tidak adanya flora bakteri, pengeluaran mekonium yang terlambat. Penurunan bilirubin clearance Penurunan clearance dari plasma, penyebabnya adalah defisiensi protein karier. Penurunan metabolisme hepatik, penyebabnya adalah penurunan aktivitas UDPG- T. (Auriel) Kadar bilirubin yang meningkat maka terjadi penumpukan bilirubin maka hal ini menyebabkan bayi berwarna kuning. Ada juga faktor lainnya yaitu kerusakan hati karena lahir premature, karena perbedaan rhesus sang ibu dan bayi sehingga antibody ibu akan menyerang bayi di kandungan (grace) 3. Terdapat hubungan usia bayi dengan gejala pada scenario. Usia dapat menentukan apakah bayi normal atau tidak. Bilirubin dapat menghilang 2-3 minggu karena fungsi hati tidak sempurna. Apabila kuningnya tidak hilang, sudah termasuk patologis dan dapat dipriksakan ke dokter. Kondisi ikhterus terjadi pada saat 2-4 hari namun sebagian besar kasus ini hilang 2-3 minggu pada bayi yang baru lahir. Seiring berjalannya waktu hati akan mengalami pematangan sehingga bayi dapat memakan makanan yang makro dan membantu bilirubin keluar dari tubuh bayi. Namun jika terus terjadi, atau tidak hilang setelah bayi berusia lebih dari 14 hari bisa dikatakan patologis. (Reza) 4. Ciri-ciri umum : dilihat pada kulit dan mata. Bayi yang penyakit kuning urinnya kuning pekat dan tinjanya berwarna kuning. Penampakan bayi tidak terlihat sakit hanya saja kulitnya berwarna kuning. Gerakannya aktif dan menyusui dengan kuat perbedaan ikhterus bayi dan dewasa dapat dilihat dari serum bilirubinnya. Pada dewasa, ketika serum bilirubinnya lebih dari 2 mg/dl maka akan terjadi ikhterus sedangkan pada bayi, akan tampak bila serum bilirubinnya diatas 5 mg/dl (Greni) 5. Tidak ada hubungannya. Jadi ikhterus ada yang bersifat fisiologis dan patologis. Ikhterus sudah ada sebelum bayi lahir. Jika ibu dari bayi tidak menyusui dengan bik maka dapat menyebabkan ikhterus pada bayi (maria) 6. Melakukan metode kremer untuk menentukan derajat ikhterus. Metode ini membagi tubuh bayi menjadi 5 bagian. Untuk deraja pertama dari kepala dan leher dengan perkiraan bilirubin 5,0 mg% untuk derajat kedua, dari kepala, leher hingga badan atas diatas umbilicus. Dengan perkiraan kadar bilirubin 9,0 mg% untuk derajat ketiga, dari kepala, leher, badan atas hingga badan bawah dibawah umbilicus hingga tungkai atas (diatas lutut) dengan perkiraan bilirubin 11,4 mg/dl. Untuk derajat keempat, dari kepala, leher, badan atas hingga badan bawah (tungkai atas dan tungkai bawah) dengan perkiraan bilirubin sekitar 12,4 mg/dl dan untuk derajat kelima, dari kepala, leher, badan atas-badan bawah (tungkai atas-tungkai bawah dari telapak tangan dan kaki) atau seluruh badan neonates dengan perkiraan kadar bilirubin mencapai 16,0 mg/dl berdasarkan scenario diatas, derajat yang dialami pada bayi bayi mengalami derajat ikhterus ketiga (Jenifer) 7. Perawatan untuk bayi kuning dapat dilakukan dengan sinar UV atau fototerapi dengan menempatkan bayi dibawah lampu fluorenses dengan memancarkan cahaya spectrum biru hijau. Cahaya ini dapat mengubah bentuk dan struktr bilirubin sehingga dapat dikeluarkan dalam bentuk urin dan tinja (Indri) kebanyakan kasus merupakan kondisi yang ringan sementara dan sembuh sendiri tanpa pengobatan atau kuning yang fisiologi. Hal yang perlu diperhatikan adalah membedakan apakah kondisi kuning pada banyi fisiologis ataukah patologis karena jika terjadi kegagalan mengidentifikasinya dan mengobatinya, dapat menyebabkan hal yang serius terutama yang berhubungan dengan neurologis. Jenis dari kuning pada bayi ada 2 yaitu hiperbilirubin tak terkonjugasi (indirect) dan hiperbilirubin terkonjugasi (direct) untuk hiperbilirubin direk treatmen yang tepat yaitu fototerapi dan exchange transfusion dan direk, perlu disesuaikan dengan etiologi yang spesifik. Pemeriksaan anamnesis penting untuk menggalih lebih informasi agar mengetahui etiologi yang tapat sehingga dapat memberi perawatan yang tepat juga (ani). Ada 3 perawatan yang bisa dilakukan untuk menangani kasus bayi kuning. Yaitu fototerapi. Fototerapi adalah metode perawatan bayi kuning yang memaparkan cahaya khusus untuk menghancurkan bilirubin dari tubuh bayi agar mudah dikeluarkan melalui urin atau tinja. Kemudian transfuse darah, cara ini dilakukan dengan mengambil darah bayi dan digantikan dengan darah yang cocok dari pendonor. Jika level bilirubin tetap tinggi transfuse darah ulang diperlukan. Lalu ada pemberian suntik imunoglobin pengobatan ini diberikan jika penyakit kuning yang diderita bayi disebabkan oleh gol darah yang berbeda antara ibu dan bayi. Tujuannya untuk mengurngi antibody penyebab tingginya bilirubin tsb (Nur Arifah) 8. Identitas bayi, identitas orang tua, ditanyakan riwayat penyakit saat ini (apakah ada keluhan penyerta dan sejak kapan ikhterus), riwayat penyakitt dahulu, riwayat kehamilan (apakah kehamilan pertama atau bukan dan sudah pernah terjadi hal yang sama atau tidak), apakah bayi ikhterus 24 jam setelah kelahiran atau tidak, nutrisi bayi apakah ibu memberi asi atau tidak (Muthia) 9. Tidak ada pengaruh kelahiran secara pervaginum pada persentase janin tersebut mengalami ikterus, karena faktor risiko ikterus dibedakan menjadi 3 faktor yaitu, faktor maternal meliputi Ras, komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh), penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik, dan ASI. Faktor perinatal meliputi trauma lahir (sefalhematom, ekimosis), dan infeksi (bakteri, virus, protozoa). Faktor neonatal meliputi prematuritas, faktor genetik, polisitemia, obat-obatan, rendahnya asupan ASI, hipoglikemia, dan hipoalbuminemia (Reza) Step 4 Klarifikasi masalah dan mind mapping
Step 5 Learning Objectives
1. menjelaskan patomekanisme gejala pada kasus di atas. 2. menjelaskan anamnesis terpimpin untuk menegakkan diagnosis kasus di atas. 3. menjelaskan pemeriksaan fisis untuk menegakkan diagnosis kasus di atas. 4. menjelaskan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis kasus di atas. 5. menjelaskan diagnosis banding dari kasus di atas.