Anda di halaman 1dari 7

Skenario

Ny. Ratu datang ke IGD datang membawa anak pertamanya yang berusia 2 hari.
Ia mengeluhkan anaknya tampak kuning dari mata, kepala, hingga lengan dan
tungkai. Hal ini telah ia perhatikan sejak bayinya lahir, dan makin lama makin
kuning. Sejak lahir anaknya diberi asi. Saat dilakukan pemeriksaan , tanda vital dalam
batas normal, mata dan kulitnya ikterik, serta dari pemeriksaan darah didapati Hb
anaknya 9. Ny. Ratu melahirkan pada usia kehamilan yang cukup, dan melakukan
persalinan di RS. Ny Ratu mengingat saat melakukan pemeriksaan prapernikahan,
dokter menyatakan jika nantinya akan ada gangguan kesehatan pada keturunannya
jika ia dan suaminya memiliki anak karena gol darahnya O (Rh+) sedangkan
suaminya bergolongan darah A (Rh-).

Step I : Identifikasi kata sukar dan kalimat kunci

a. Kata sukar :
1. Ikterik (Susi) : warna kekuningan pada kulit skelra membrane mukosa dan
ekskresi akibat hiperbilirubinenia dan pengendapan pigmen empedu (Aulia)
2. Rhesus (Elsina) : Protein khusus pada sel darah merah dengan antigen D yang
terdiri dari rhesus positive dan negative (kak Elis)
3. Hemoglobin (Nadia) : suatu protein yang berada di dalam sel darah merah
yang berfungsi membawa O2 dan memberi warna merah pada darah (Zihni).
Protein yang terdiri dari 4 rantai yaitu 2 rantai alpha dan 2 rantai beta (Thiara)

b. Kalimat kunci :
1. Ny. Ratu datang ke IGD datang membawa anak pertamanya yang berusia 2
hari(Thesy)
2. Anaknya tampak kuning dari mata, kepala, hingga lengan dan tungka (Jesica)
3. Hal ini telah ia perhatikan sejak bayinya lahir, dan makin lama makin kuning.
Sejak lahir anaknya diberi asi (Mutiara)
4. Mata dan kulitnya ikterik, serta dari pemeriksaan darah didapati Hb anaknya 9
(Kak Elis)
5. Ny. Ratu melahirkan pada usia kehamilan yang cukup, dan melakukan
persalinan di RS (Sarah)
6. Ny Ratu mengingat saat melakukan pemeriksaan prapernikahan, dokter
menyatakan jika nantinya akan ada gangguan kesehatan pada keturunannya
jika ia dan suaminya memiliki anak karena gol darahnya O (Rh+) sedangkan
suaminya bergolongan darah A (Rh-) (Alung).

Step II : Identifikasi masalah

1. Apa hubungan antara ikterik dan golongan darah? (Thiara)


2. Bagaimana klasifikasi ikterik dan ikterik apa yang terjadi sesuai scenario?
(Zihni)
3. Apa saja penyebab terjadinya Ikterik? (Jesika)
4. Jenis inkompabilitas apa yang terjadi sesuai scenario? (Mutiara)
5. Apakah jumlah Hb 9 pada scenario berhubungan dengan gejala pada anak
atau? (Elsina)
6. Apakah pada neonates secara umum dapat mengalami kondisi ikhterus sesuai
scenario? (Sarah)
7. Sebutkan Hb normal pada anak dan orang dewasa (Aulia)
8. Apakah terdapat hubungan pemberian ASI denga keparahan ikhterus yang
terjadi pada anak? (Leatera)

Step III : Hipotesis sementara

1. Hubungan ikterus dengan golongan darah dapat dijelaskan berdasarkan dua


sitem golongan darah, baik ABO maupun rhesus. Pada golongan darah ABO,
kasus ikterus sering terjadi apabila ibu golongan darah O dan anak golongan
darah A maupun B. Yang artinya, golongan darah O mempunyai antibodi
anti-A dan antibodi anti-B, sedangkan golongan darah A mempunyai antigen
A dan golongan darah B mempunyai antigen B. Sehingga ketika seorang ibu
hamil dan mempunyai anak dengan golongan darah diatas maka tubuh ibu
akan menyerang sel darah merah dari bayi, sehingga menimbulkan lisis
eritrosit hingga ikterus. Pada golongan darah rhesus, rhesus positif
mempunyai antigen D atau faktor rhesus pada sel darah merahnya, sedangkan
rhesus negatif tidak mempunyai. Sehingga ketika ibu mempunyai rhesus
negatif dan bayi mempunyai rhesus positif, ibu akan cenderung membentuk
antibodi anti-rhesus hingga menembus plasenta dan menyebabkan
penghancuran dari eritrosit bayi. Hemoglobin yang berupa hasil dari
penghancuran eristrosit bayi, akan diubah makrofag menjadi bilirubin,
sehingga akan terjadi ikterus. Namun, berdasarkan skenario, ketidakcocokan
golongan darah yang terjadi adalah kemungkinan sistem golongan darah ABO
bukan rhesus. Sebab pada skenario, ibu menpunyai rhesus positif dan anak
kemungkinan rhesus negatif mengikuti ayahnya, yang artinya ibu tidak akan
membentuk antibodi anti-rhesus untuk mengahncurkan atau menyerang
eristrosit anak hingga menyebabkan ikterus. (Pretty)
2. Terbagi menjadi 3 : ikhterus prehepatik, ikhterus hepatic dan ikhterus
posthepatik. Ikhterus prehepatik erjadi karena peningkatan kadar bilirubin
dalam darah karena keruskan sel darah merah. Ikhterus hepatic terjadi karena
akumulasi bilirubin karena kerusakan organ hepar. Ikhterus post hepatic
karena penyumbatan atau obstruktif pada saluran empedu. Sesuai scenario,
ikhterus yang terjadi adalah ikhterus prehepatic karena terjadi peningkatan
bilirubin pada bayi yang masih berumur 2 hari. saat masih di kandungan janin
membutuhkan sel darah merah yang sangat banyak, karena paru-paru jabang
bayi belum berfungsi secara sempurna, nantinya setelah sel darah merah
berumur 120 hari, maka sel darah merah tersebut akan mati. Sel-sel darah
merah yang telah mati ini akan dirombak menjadi bilirubin. Bilirubin ini
memiliki sifat yang tidak larut dalam darah sehingga disebut bilirubin indirect
atau bilirubin yang tak terkonjugasi, nantinya bilirubin ini akan terikat dengan
albumin dan akan tubuh bayi melalui plasenta, dan saat bayi lahir maka
plasenta tersebut akan terputus sehingga membuat bayi bayi harus memproses
sendiri bilirubin indirect menjadi bilirubin direct. Bayi tersebut belum dapat
memproses bilirubin indirect menjadi bilirubin direct karena fungsi orangnya
yang belum sempurna, sehingga akan terjadi penumpukan bilirubin indirect di
dalam hati dan juga jaringan. (Thiara)
3. Ikhterus terjadi karena adanya peningkatan kadar bilirubin yang disebabkan
karena hemolysis berlebihan sehingga hasilnya bilirubin pun meningkat. Dan
karena jalur pembentukan bilirubin melewati Hati maka jika ada masalah di
hati akan mempengaruhi kadar bilirubin khususnya yang unconjugasi.
(Alung)
4. Jenis inkompaibilitas yang terjadi terkait dengan system golongan darah A B
O dimana pada scenario ibu tersebut dengan golongan darah O Rh positif dan
suaminya dengan golongan darah A Rh negaif, kemungkinan anaknya
memiliki golongan darah A Rh negatif mengikuti ayahnya sehingga akan
terjadi reaksi yang membuat antibody dari ibu dengan golongan darah O
menyerang antigen janinnya sehingga membuat anak tersebut mengalami
icterus. (Nadia)
5. Bayi tersebut memiliki Hb 9 sedangkan Hb normal bayi 17-22 g/dl hal inilah
yang menyebabkan bayi mnegalami hemolysis dan dikarenakan
innkompabilitas antara gol darah bayi dan ibu yang akan menyebabkan
penumpukan bilirubin dari sisa pemecahan heme dan menyebabkan ikhterus.
(Susi)
6. hal tersebut tidak terjadi secara umum, karena kejadian icterus pada scenario
tersebut itu dikarenakan adanya ketidak cocokan rhesus antara rhesus ibu dan
sang janin. Jika ibu memiliki rhesus positif dan janin ber-rhesus negatif, tubuh
ibu akan memproduksi antirhesus untuk melindungi diri. Dalam kondisi itu,
tubuh ibu akan menganggap rhesus negatif janin sebagai “benda asing” di
dalam tubuhnya. Kondisi itu tentu baik untuk ibu, tapi amat berbahaya bagi
janin. (kak Elis)
7. Hb normal bayi baru lahir : 17-22 g/Dl. Wanita dewasa : 12- 15 g/Dl. Pria
dewasa : 13-17 g/Dl. (Thesy)
8. Ikterus yang berhubungan dengan pemberian ASI disebabkan oleh
peningkatan bilirubin indirek. Ada 2 jenis ikterus yang berhubungan dengan
pemberian ASI, yaitu (1) Jenis pertama: ikterus yang timbul dini (hari kedua
atau ketiga) dan disebabkan oleh asupan makanan yang kurang karena
produksi ASI masih kurang pada hari pertama dan (2) Jenis kedua: ikterus
yang timbul pada akhir minggu pertama, bersifat familial disebabkan oleh zat
yang ada di dalam ASI.
- Ikterus Dini
Bayi yang mendapat ASI eksklusif dapat mengalami ikterus. Ikterus ini
disebabkan oleh produksi ASI yang belum banyak pada hari hari pertama.
Bayi mengalami kekurangan asupan makanan sehingga bilirubin direk yang
sudah mencapai usus tidak terikat oleh makanan dan tidak dikeluarkan
melalui anus bersama makanan. Di dalam usus, bilirubin direk ini diubah
menjadi bilirubin indirek yang akan diserap kembali ke dalam darah dan
mengakibatkan peningkatan sirkulasi enterohepatik. Ikterus yang
berhubungan dengan pemberian ASI disebabkan oleh peningkatan bilirubin
indirek. Ada 2 jenis ikterus yang berhubungan dengan pemberian ASI, yaitu
(1) Jenis pertama: ikterus yang timbul dini (hari kedua atau ketiga) dan
disebabkan oleh asupan makanan yang kurang karena produksi ASI masih
kurang pada hari pertama dan (2) Jenis kedua: ikterus yang timbul pada akhir
minggu pertama, bersifat familial disebabkan oleh zat yang ada di dalam ASI.
Ikterus karena ASI adalah kadar bilirubin indirek yang masih meningkat
setelah 4-7 hari pertama, berlangsung lebih lama dari ikerus fisiologis yaitu
sampai 3-12 minggu dan tidak ada penyebab lainnya yang dapat
menyebabkan ikterus. Ikterus karena ASI berhubungan dengan pemberian
ASI dari seorang ibu tertentu dan biasanya akan timbul ikterus pada setiap
bayi yang disusukannya. Selain itu, ikterus karena ASI juga bergantung
kepada kemampuan bayi mengkonjugasi bilirubin indirek.
Penyebab ikterus karena ASI belum jelas tetapi ada beberapa faktor yang
diperkirakan memegang peran, yaitu :
• terdapat hasil metabolisme hormon progesteron
• peningkatan konsentrasi asam lemak bebas yang nonesterified yang
menghambat fungsi glukoronid transferase di hati
• peningkatan sirkulasi enterohepatik enterohepatik (Nadia)

Step IV : Klarifikasi masalah dan Mind mapping

a. Klarifikasi masalah :
b. Mind mapping
Step V : Learning Objectives

1. Menjelaskan definisi dan klarifikasi icterus (Sarah)


2. Menjelaskan penyebab icterus pada bayi (Mutiara)
3. Menjelaskan hubungan dan sel-sel imunologi yang berpengaruh atau berperan
pada kasus diatas
4. Menjelaskan patomekanisme terjadinya icterus (Nadia)
5. Menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding terkait scenario (kak Elis)
6. Menjelaskan pemeriksaan penunjang yang diperlukan (Jesika)
7. Menjelaskan tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah
kondisi icterus pada bayi yang baru lahir (Leatera)

Step VI : Belajar mandiri

Step VII : Presentasi

Anda mungkin juga menyukai