HIPERBILIRUBIN
A. Konsep Teori
1. Pengertian
Ikterus neonatorum adalah suatu keadaan pada bayi baru lahir dimana kadar bilirubin serum total
lebih dari 10 mg% pada minggu pertama dengan ditandai adanya ikterus yang bersifat patologis
(Alimun,H,A : 2005).
Hiperbilirubin dalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai
yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus kalau tidak ditanggulangi dengan baik,
atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang patologis. Brown menetapkan
Hiperbilirubinemia bila kadar Bilirubin mencapai 12 mg% pada cukup bulan, dan 15 mg % pada
bayi kurang bulan. Utelly menetapkan 10 mg% dan 15 mg%.
Kern ikterus adalah suatu kerusakan otak akibat peningkatan bilirubin indirek pada otak terutama
pada talamus, nukleus talamus. Kadar bilirubin tersebut berkisar antara 10 mg/dl pada bayi cukup
bulan dan 12,5 mg/dl pada bayi kurang bulan. (Ngastiyah, 2005)
2. Klasifikasi
a. Ikterus fisiologik adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga yang tidak
mempunyai dasar patologis, kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau
mempunyai potensi menjadi kernicterus dan tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi,
memiliki karakteristik sebagai berikut.
Timbul pada hari kedua - ketiga.
Kadar bilirubin indirek setelah 2x24 jam tidak melewati 15 mg% pada neonatus cukup
bulan dan 10 mg% pada kurang bulan.
Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg% perhari.
Kadar bilirubin direk kurang dari 1 mg%.
Ikterus hilang pada 10 hari pertama.
Tidak mempunyai dasar patologis; tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan
patologis tertentu.
b. Ikterus patologik adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar bilirubinnya
mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubin, memiliki karakteristik sebagai berikut.
Ikterus terjadi pada 24 jam pertama sesudah kelahiran.
Peningkatan konsentrasi bilirubin 5 mg% atau > setiap 24 jam.
Konsentrasi bilirubin serum sewaktu 10 mg% pada neonatus < bulan dan 12,5 mg% pada
neonatus cukup bulan.
Ikterus disertai proses hemolisis (inkompatibilitas darah, defisiensi enzim G6PD dan
sepsis).
Ikterus disertai berat lahir < 2000 gr, masa gestasi < 36 minggu, asfiksia, hipoksia, sindrom
gangguan pernafasan, infeksi, hipoglikemia, hiperkapnia, hiperosmolalitas darah.
3. Etiologi
a. Peningkatan produksi :
Hemolisis, misal pada Inkompatibilitas yang terjadi bila terdapat ketidaksesuaian golongan
darah dan anak pada penggolongan Rhesus dan ABO.
Pendarahan tertutup misalnya pada trauma kelahiran.
Ikatan Bilirubin dengan protein terganggu seperti gangguan metabolik yang terdapat pada
bayi Hipoksia atau Asidosis .
Defisiensi G6PD/ Glukosa 6 Phospat Dehidrogenase.
Ikterus ASI yang disebabkan oleh dikeluarkannya pregnan 3 (alfa), 20 (beta), diol (steroid).
Kurangnya Enzim Glukoronil Transeferase , sehingga kadar Bilirubin Indirek meningkat
misalnya pada berat lahir rendah.
Kelainan kongenital (Rotor Sindrome) dan Dubin Hiperbilirubinemia.
b. Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan misalnya pada
Hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obat tertentu misalnya Sulfadiasine.
c. Gangguan fungsi Hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau toksion yang
dapat langsung merusak sel hati dan darah merah seperti Infeksi , Toksoplasmosis, Siphilis.
d. Gangguan ekskresi yang terjadi intra atau ekstra Hepatik.
e. Peningkatan sirkulasi Enterohepatik misalnya pada Ileus Obstruktif.
4. Patofisiologi
6. Komplikasi
a. Kern ikterus.
b. Kerusakan neurologis, retardasi mental, cerebral palsy, hiperaktif, bicara lambat.
c. Gangguan pendengaran dan penglihatan.
d. Kematian.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Bilirubin total
kadar bilirubin direk bermakna jika melebihi 1-1,5 mg/dl, yang mungkin dihubungkan dengan
sepsis, kadarbilirubin indirek tidak melebihi peningkatan 5 mg/dl dalam 24 jam.
b. Darah lengkap
Hb mungkin rendah karena hemolisis, hematokrit mungkin meningkat karena polisitemi.
c. Golongan darah bayi dan ibu
untuk mengidentifikasi adanya inkompatibilitas golongan darah.
d. Test comb pada tali pusat bayi baru lahir
hasil positif tes ini, indirek menandakan adanya antibodi Rh (+), anti-A atau anti-B dalam
darah ibu, direk menandakan adanya sensitivisasi (Rh (+), anti-A, anti-B)
e. Glukosa
f. Skrining G6PD
g. Kadar albumin
2. Diagnosa Keperawatan
a.
3. Rencana Keperawatan
4.