Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KASUS HIPERBILIRUBIN

R. Imam Arisulthon Al Faqih


NIM.P1337420320042

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
LAPORAN PENDAHULUAN PADA BAYI DENGAN HIPERBILIRUBIN
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah, baik oleh faktor
fisiologis maupun non fisiologis yang secara klinis menimbulkan gejala yang disebut
ikterus (S Mathindas,2013)
Hiperbilirubinemia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada neonatal. Terapi
komplementer dibutuhkan karena fototerapi sebagai prosedur penatalaksanaan
hiperbilirubinemia berpotensi menimbulkan efek samping (Wuwuk Setiarini,2022)
2. Etiologi
 Pembentukan bilirubin yang berlebihan.
 Gangguan pengambilan (uptake) dan transportasi bilirubin dalam hati.
 Gangguan konjugasi bilirubin.
 Penyakit Hemolitik, yaitu meningkatnya kecepatan pemecahan sel darah
merah. Disebut juga ikterus hemolitik. Hemolisis dapat pula timbul karena
adanya perdarahan tertutup.
 Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan, misalnya
Hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obatan tertentu.
 Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau
toksin yangdapat langsung merusak sel hati dan sel darah merah seperti :
infeksi toxoplasma.Siphilis.
3. Metabolisme Bilirubin
Segera setelah lahir bayi harus mengkonjugasi Bilirubin (merubah Bilirubin yang
larutdalam lemak menjadi Bilirubin yang mudah larut dalam air) di dalam hati. Frekuensi dan
jumlah konjugasi tergantung dari besarnya hemolisis dan kematangan hati, serta
jumlahtempat ikatan Albumin (Albumin binding site).Pada bayi yang normal dan sehat serta
cukup bulan, hatinya sudah matang danmenghasilkan Enzim Glukoronil Transferase yang
memadai sehingga serum Bilirubin tidak mencapai tingkat patologis
4. Manifestasi klinis
a. Kulit berwarna kuning sampe jingga
b. Pasien tampak lemah.
c. Nafsu makan berkurang
d. Reflek hisap kurang
e. Urine pekat
f. Perut buncit
g. Pembesaran lien dan hati
h. Gangguan neurologic
i. Feses seperti dempul
j. Kadar bilirubin total mencapai 29 mg/dl
k. Terdapat ikterus pada sklera, kuku/kulit dan membran mukosa.
l. Jaundice yang tampak 24 jam pertama disebabkan penyakit hemolitik pada
bayi barulahir, sepsis atau ibu dengan diabetk atau infeksi.
m. Jaundice yang tampak pada hari ke 2 atau 3 dan mencapai puncak pada hari ke
3-4 dan menurun hari ke 5-7 yang biasanya merupakan jaundice fisiologi.
5. Komplikasi
 Bilirubin encephalopathy (komplikasi serius).
 Kernicterus; kerusakan neurologis; cerebral palsy, retardasi mental, hyperaktif,
bicara lambat, tidak ada koordinasi otot, dan tangisan yang melengking.
 Gangguan pendengaran dan penglihatan
 Asfiksia
 Hipotermif
 Kematian
6. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan bilirubin serum
a) Pada bayi cukup bulan, bilirubin mencapai kurang lebih 6mg/dl antara
2-4 hari setelah lahir. Apabila nilainya lebih dari 10mg/dl tidak
fisiologis.
b) Pada bayi premature, kadar bilirubin mencapai puncak 10-12 mg/dl
antara 5-7hari setelah lahir. Kadar bilirubin yang lebih dari 14mg/dl
tidak fisiologis.
2) Pemeriksaan radiology
Diperlukan untuk melihat adanya metastasis di paru atau peningkatan
diafragma kanan pada pembesaran hati, seperti abses hati atau hepatoma
3) Ultrasonografi
Digunakan untuk membedakan antara kolestatis intra hepatic dengan ekstra
hepatic.
4) Biopsy hati
Digunakan untuk memastikan diagnosa terutama pada kasus yang sukar
seperti untuk membedakan obstruksi ekstra hepatic dengan intra hepatic selain
itu juga untuk memastikan keadaan seperti hepatitis, serosis hati, hepatoma.
5) Peritoneoskopi
Dilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto dokumentasi
untuk perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada penderita penyakit ini.
6) Laparatomi
Dilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto dokumentasi
untuk perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada penderita penyakit ini
7. Penatalaksanaan
1) Tindakan umum
a) Memeriksa golongan darah ibu pada waktu hamil.
b) Mencegah truma lahir, pemberian obat pada ibu hamil atau bayi
baru lahir yang dapat menimbulkan ikhterus, infeksi dan dehidrasi.
c) Pemberian makanan dini dengan jumlah cairan dan kalori yang
sesuai dengankebutuhan bayi baru lahir.
d) Imunisasi yang cukup baik di tempat bayi dirawat
2) Tindakan khusus
a) Kernikterus
Metode terapi hiperbilirubinemia meliputi: fototerapi, transfuse
pangganti, infusealbumin dan therapi obat.
b) Fototherapi
Fototerapi dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan
transfuse pengganti untuk menurunkan bilirubin.
c) Transfusi pengganti
Transfusi pengganti digunakan untuk :
 Mengatasi anemia sel darah merah yang tidak susceptible
(rentan) terhadap seldarah merah terhadap antibody
maternal
 Menghilangkan sel darah merah untuk yang tersensitisasi
(kepekaan)
 Menghilangkan serum ilirubin
 Meningkatkan albumin bebas bilirubin dan
meningkatkan keterikatan dangan bilirubin

B. ASUHAN KEPERAWATAN BAYI DENGAN HIPERBILIRUBIN


1. Pengkajian
a. Identitas, seperti : Bayi dengan kelahiran prematur, BBLR, dan lebih
sering diderita oleh bayi laki-laki.
b. Keluhan utama : Bayi terlihat kuning dikulit dan sklera, letargi, malas
menyusu,tampak lemah, dan bab berwarna pucat.
c. Riwayat kesehatan
• Riwayat kesehatan sekarang : Keadaan umum bayi lemah, sklera
tampakkuning, letargi, refleks hisap kurang, pada kondisi bilirubin indirek
yang sudah 20mg/dl dan sudah sampai ke jaringan serebral maka
bayi akan mengalami kejang dan peningkatan tekanan intrakranial
yang ditandai dengan tangisan melengking.
• Riwayat kesehatan dahulu : Biasanya ibu bermasalah dengan
hemolisis. Terdapat gangguan hemolisis darah (ketidaksesuaian
golongan Rh atau golongan darah A,B,O). Infeksi, hematoma, gangguan
metabolisme heparobstruksi saluran pencernaan, ibu menderita DM.
Mungkin praterm, bayi kecil usia untuk gestasi (SGA), bayi dengan
letardasio pertumbuhan intrauterus (IUGR), bayi besar untuk usia gestasi
(LGA) seperti bayi dengan ibudiabetes. Terjadi lebih sering pada bayi pria
daripada bayi wanita.
• Riwayat kehamilan dan kelahiran : Antenatal care yang
kurang baik,kelahiran prematur yang dapat menyebabkan maturitas
pada organ dan salah satunya hepar, neonatus dengan berat badan lahir
rendah, hipoksia danasidosis yang akan menghambat konjugasi
bilirubin, neonatus dengan APGAR score rendah juga
memungkinkan terjadinya hipoksia serta asidosis yang akan
menghambat konjugasi bilirubin.
d. Pemeriksaan fisik
 Kepala-leher : Ditemukan adanya ikterus pada sklera dan mukosa.
 Dada : Ikterus dengan infeksi selain dada terlihat ikterus juga akan
terlihat pergerakan dada yang abnormal.
 Perut : Perut membucit, muntah, kadang mencret yang
disebabkan oleh gangguan metabolisme bilirubin enterohepatik.
 Ekstremitas : Kelemahan pada otot.
 Kulit : Menurut rumus kramer apabila kuning terjadi di daerah
kepala dan leher termasuk ke grade satu, jika kuning pada daerah
kepala serta badan bagian atas digolongkan ke grade dua. Kuning
terdapat pada kepala, badan bagian atas, bawah dan tungkai
termasuk ke grade tiga, grade empat jikakuning pada daerah
kepala, badan bagian atas dan bawah serta kaki dibawah
tungkai, sedangkan grade 5 apabila kuning terjadi pada
daerahkepala, badan bagian atas dan bawah, tungkai, tangan dan
kaki.
 Pemeriksaan neurologis : Letargi, pada kondisi bilirubin
indirek yang sudah mencapai jaringan serebral, maka akan
menyebabkan kejang-kejang dan penurunan kesadaran.
 Urogenital : Urine berwarna pekat dan tinja berwarna pucat. Bayi
yang sudah fototerapi biasa nya mengeluarkan tinja kekuningan.

e. Data penunjang
 Pemeriksaan kadar bilirubin serum (total) (normal = <2mg/dl).
 Pemeriksaan darah tepi lengkap dan gambaran apusan darah tepi.
 Penentuan golongan darah dari ibu dan bayi.
 Pemeriksaan kadar enzim G6PD.

2. Diagnosa
a. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan efek terapi radiasi
b. Ikterik neonatus berhubungan dengan penurunan berat badan
c. Termogulasi tidak efektif berhubungan dengan proses penyakit
3. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1 Gangguan Setelah dilakukan Perawatan intergitas
integritas tindakan keperawatan kulit
jaringan b.d selama… x jam Observasi
efek terapi diharapkan pasien  Identifikasi
radiasi diharapkan kebutuhan penyebab
kulit atau jaringan gangguan
pasien membaik, dengan integritas kulit
kriteria hasil : Terapeutik
 Perfusi jaringan  Gunakan
membaik produk berbahan
 Hidrasi membaik ringan/alami
 Elastisitas pada kulit
membaik sensitif
Edukasi
 Anjurkan
minum air yang
cukup
 Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
(ASI)
 Anjurkan mandi
dan
menggunakan
sabun
secukupnya
2 Ikterik Setelah dilakukan Fototerapi Neonatus
neonatusb.d tindakan keperawatan Observasi
penurunan berat selama … x jam  Monitor ikterik
badan diharapkan proses pada sklera dan
penyesuaian fungsional kulit bayi
neonatus dapat  Monitor efek
membaik, dengan kriteria samping
hasil : fototerapi
 Berat badan Terapeutik
membaik  Siapkan lampu
 Sklera kuning
menurun fototerapi dan
 Membran mukosa inkubator atau
kering menurun kotak bayi
 Lepaskan
pakaian bayi
kecuali popok
 Berikan penutup
mata pada bayi
 Ukur jarak
antara lampu dan
permukaan kulit
bayi (30 cm
/tergantung
spesifikasi lampu
fototerapi)
 Biarkan tubuh
bayi terpapar
sinar fototerapi
secara
berkelanjutan
Edukasi
 Anjurkan
ibumenyusui
sekitar 20-30
menit
 Anjurkan ibu
menyusui
sesering mungkin
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemeriksaan
darah vena
bilirubin direk
dan indirek
3 Termogulasi Setelah dilakukan Regulasi temperatur
tidakefektif b.d tindakan keperawatan Observasi
proses penyakit selama … x jam  Monitor suhu
diharapkan suhu tubuh tubuh anak
pasien dalam rentang  Monitor dan catat
normal, dengan kriteria tanda gejala
hasil : hipertermia
 Suhu tubuh Terapeutik
membaik  Tingkatkan
 Suhu kulit asupan cairan
membaik dan nutrisi yang
 Pucat membaik adekuat
 Sesuaikan suhu
lingkungan
dengan
kegutuhan
Edukasi
 Jelaskan cara
perawatan saat
hipertermia
(mis.Kompres
hangat,kompres
menggunakan
teknik tepid
Water Sponge)
Kolaborasi
 Kolaborasi
dengan dokter
dan tenaga
farmasi untuk
pemberian
obatan tipiretik

Anda mungkin juga menyukai