Anda di halaman 1dari 12

Farmaka

Volume 19 Nomor 2 36

REVIEW ARTIKEL: MANFAAT EMPIRIS DAN AKTIVITAS


FARMAKOLOGI JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe), KUNYIT
(Curcuma domestica Val.) DAN KENCUR (Kaempferia galanga L.)

Prilly M. Sandy, Yasmiwar Susilawati

Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran


prilly17001@mail.unpad.ac.id
diserahkan 08/7/2019, diterima 24/7/2021

ABSTRAK

Tanaman dari familia Zingiberaceae adalah yang paling sering digunakan dalam pengobatan tradisional
di Indonesia. Meskipun obat modern berkembang pesat di Indonesia, obat tradisional masih sangat
sering dipakai di desa maupun di kota. Bagian tanaman pada anggota familia Zingiberaceae yang sering
digunakan adalah rhizomanya yang khas berbau aromatik dan mengandung minyak menguap. Artikel
ini akan membahas manfaat dan aktivitas farmakologis dari tiga anggota familia Zingiberaceae yaitu
jahe merah (Zingiber officinale Roscoe), kunyit (Curcuma domestica Val.) dan kencur (Kaempferia
galanga L.). Dari ketiganya, terdapat kesamaan manfaat namun dengan mekanisme dan komponen
zat aktif yang berbeda, dan jika digabungkan memiliki khasiat sebagai antiinflamasi, antioksidan,
hepatoprotektif, antikarsinogenik, antidiabetes, antimikroba, proteksi kardiovaskular dan membantu
pemulihan neurodegeneratif. Umumnya, campuran ketiga tanaman ini adalah ramuan empon-empon
untuk meningkatkan imunitas tubuh. Berdasar dari hasil penelitian yang didapat, terlihat bahwa
penggunaan empiris ramuan empon-empon ini memiliki kesesuaian dengan aktivitas farmakologinya
dan mempunyai potensi untuk terus dikembangkan menjadi herbal medisin, yaitu obat herbal terstandar
(OHT).
Kata Kunci: : Empon-empon, Zingiberaceae, imunitas, COVID-19, antiinflamasi

ABSTRACT

Plants of the Zingiberaceae family are the most frequently used in traditional medicine in Indonesia.
Although modern medicine is proliferating in Indonesia, traditional medicine is still used in villages
and cities. The plant part of of Zingiberaceae which is often used is its rhizoma which smells aromatic
and contains evaporated oil. This article will discuss the pharmacological benefits and activities of the
three members of the Zingiberaceae family namely red ginger (Zingiber officinale Roscoe), turmeric
(Curcuma domestica Val.) and kencur (Kaempferia galanga L.). Of the three, there are similar
benefits but with different mechanisms and components of active substances, and when combined
have properties as anti-inflammatory, antioxidant, hepatoprotective, anticarcinogenic, antidiabetic,
antimicrobial, cardiovascular protection and help neurodegenerative recovery. Generally, the mixture
of these three plants is an empon-empon herb to increase the body's immunity. Based on the results of
the research obtained, it appears that the empirical use of this empon-empon herb has conformity with
its pharmacological activity and has the potential to continue to be developed into herbal medicine,
which is a standardized herbal medicine (OHT).
Keywords: Empon-empon, Zingiberaceae, immunity, COVID-19, antiinflammation, antioxidant
Farmaka
Volume 19 Nomor 2 37

PENDAHULUAN empiris telah digunakan sebagai obat tradisional.


Indonesia melimpah dengan sumber bahan Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
obat alam dan tradisional yang secara turun tahun 2010, persentase penduduk umur ≥ 15
temurun telah digunakan sebagai ramuan obat tahun yang memilih pengobatan tradisional
tradisional. Pengobatan secara tradisional dengan adalah sebesar 45,17% (Badan Penelitian dan
tanaman obat diharapkan dapat dimanfaatkan Pengembangan Kesehatan Nasional, 2010).
dalam perkembangan kesehatan masyarakat. Penggunaan empiris adalah penggunaan
Kemajuan dari segi pengetahuan dan bahan alam sebagai obat secara tradisional dan
teknologi modern tidak mampu menggantikan turun temurun. Dalam penggunaannya, khasiat
peranan obat tradisional, bahkan pada saat ini dari obat bahan alam ini berbeda-beda antar tiap
pemerintah sedang mencanangkan pengobatan daerah.
alami (back to nature). Bahkan, beberapa negara Pada saat ini, terjadi pandemi COVID-19
baik di Eropa, Asia, dan Amerika telah menetapkan dengan morbiditas dan mortalitas tinggi, sehingga
beberapa standar terhadap bahan baku produk terapi yang efektif masih terus dikembangkan.
herbal ini, dan WHO juga telah menetapkan Sejauh ini, belum ada obat yang terbukti kuat
standar terhadap beberapa tanaman yang biasa secara klinis. Upaya skrining komponen aktif
digunakan sebagai bahan baku obat/ produk yang potensial dari tumbuhan obat berdasarkan
herbal. Untuk di Indonesia sendiri ada beberapa pengalaman empiris merupakan hal yang penting.
standar yang dibuat untuk pengobatan tradisional Dalam hal ini, obat tradisional dapat membantu
khususnya dari bahan baku, seperti PerKa BPOM untuk memelihara dan meningkatkan daya tahan
nomor 12 tahun 2014 mengenai persyaratan mutu tubuh.
obat tradisional, Materia Medika Indonesia, dan Khasiat empiris dari jahe merah yang
Farmakope Herbal Indonesia. lain adalah jerawat, batuk, batuk rejan, demam,
Pembagian obat tradisional di Indonesia sariawan, gusi berdarah, nyeri perut, pegal, panu,
ada tiga, yaitu jamu, yang hanya secara turun- tekanan darah tinggi, biduran, dan juga lumpuh
temurun dikonsumsi; Obat Herbal Terstandar (Direktorat Obat Asli Indonesia, 2012).
(OHT), dengan pengujiannya sudah di tahap Kunyit, tanaman yang paling umum
pra-klinis; serta fitofarmaka yang khasiatnya digunakan di Indonesia memiliki khasiat empiris
sudah diuji secara klinis dan khasiatnya hampir untuk radang usus buntu, radang rahim, radang
sama ataupun sama dengan obat konvensional amandel, haid, asma, gatal, radang gusi, koreng,
(Elfahmi, et al., 2014). bengkak, pegal, nyeri perut, sembelit, eksema,
Dan di tahun 2020 ini, muncul istilah anemia, tekanan darah tinggi, demam-nifas, diare,
baru untuk obat herbal, yaitu Obat Modern cacar sapi, pusing, jaundice, keputihan, kudis,
Asli Indonesia (OMAI), yaitu bahan baku obat- serta disentri (Direktorat Obat Asli Indonesia,
obatan berasal dari alam asli Indonesia dan 2012).
bukan impor, OMAI ini merupakan salah satu Sedangkan khasiat empiris dari kencur
program konsorsium dan inovasi COVID-19 adalah bengkak, rematik otot, batuk, sakit perut,
(Tjandrawinata, 2020). menghilangkan bau keringat, dan telinga bernanah
Indonesia mempunyai kekayaan hayati yang (Heyne, 1985).
beragam. Dalam pengobatan, tanaman obat secara Umumnya, campuran jahe merah, kunyit
Farmaka
Volume 19 Nomor 2 38

dan kencur merupakan ramuan jamu empon- kencur dari famili zingiberaceae, artikel ini akan
empon yang telah digunakan secara empiris untuk mengulas manfaat dan aktivitas farmakologi
meningkatkan imunitas tubuh. Empon-empon secara saintifik dari gabungan ketiga tanaman
adalah campuran rempah-rempah Zingiberaceae tersebut dengan pengumpulan informasi berdasar
yang dibuat sebagai sediaan/minuman instan yang pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
siap dikonsumsi (siap saji) dengan penambahan
air hangat atau air panas. Obat herbal ini METODE
memiliki potensi khasiat yang sinergis sebagai Metode yang digunakan yaitu studi literatur
imunomodulator (immunomodulating agents) dengan sumber data yang merupakan hasil
yaitu bahan-bahan yang dapat meningkatkan penelitian terpublikasi dalam jurnal internasional
respon imunitas daripada menekannya, atau yang diterbitkan dalam kurun waktu 15 tahun
dengan kata lain imunomodulator adalah bahan terakhir. Dengan kata kunci seperti; bioaktivitas
(obat) yang dapat mengembalikan keseimbangan tanaman zingiberaceae, mekanisme aksi tanaman
sistem imun. Imunomodulator memiliki zingiberaceae dan penggunaan farmakologis
mekanisme kerja, yaitu: mengembalikan fungsi tanaman zingiberaceae.
sistem imun yang terganggu (imunrestorasi),
memperbaiki fungsi sitem imun (imunostimulasi) HASIL DAN PEMBAHASAN
dan menekan respons imun (imunosupresi) A. Aktivitas Farmakologis Jahe Merah
(Pamadyo & Mujahid 2014; Suhirman & Winarti Jahe memiliki konstituen aktif yaitu
2010). senyawa fenolik dan terpen yang berlimpah.
Empon-empon mengandung banyak Senyawa fenolik utama pada jahe adalah gingerol,
komponen senyawa berkhasiat, diantaranya shogaol, dan paradol. Beberapa komponen utama
kurkumin, senyawa fenol, gingerol, shogaol dalam minyak atsiri dalam jahe berupa terpen,
dan juga flavonoid yang berpotensi sebagai seperti β-bisabolene, α-curcumene, zingiberene,
antioksidan sehingga dapat memelihara kesehatan farnesene, dan sesquiphellandrene. Selain itu,
sel di dalam tubuh (Wahyuningsih dan Widyastuti, polisakarida, lipid, asam organik, dan serat mentah
2019). juga ada dalam jahe (Prasad & Tyagi, 2015; Yeh,
Melihat dari banyaknya khasiat dan et al., 2014).
penggunaan empiris dari jahe merah, kunyit dan

Gambar 1. Senyawa Aktif Jahe Merah (Sanchez , et al., 2017).


Farmaka
Volume 19 Nomor 2 39

Antioksidan penempelan virus dan internalisasi (Abdel, et al.,


Mekanisme potensial untuk aksi antioksidan 2013).
6-shogaol: 6-shogaol mengarah translokasi Nrf2
ke dalam nukleus dan meningkatkan ekspresi Antikanker
gen target Nrf2 dengan memodifikasi Keap1 Efek sitotoksisitas dari jahe ditemukan pada
dan mencegah Nrf2 dari degradasi proteasomal. 6-gingerol, 10-gingerol, 6-shogaol dan 10-shogaol
Dengan demikian, tingkat GSH meningkat, dan yang menunjukkan efek antiproliferasi di dalam
tingkat ROS menurun (Nile and Park, 2015). sel kanker melalui penurunan regulasi dari
ekpresi protein dengan cara menekan transduksi
Anti-inflamasi sinyal dan aktivasi pensinyalan dari transkripsi 3
Secara umum, komponen bioaktif jahe (STAT3) dan NF-κΒ (Bernard, et al., 2017).
efektif dalam meredakan inflamasi terutama
inflammatory bowel diseases. Mekanisme Neuroprotektif
antiinflamasi 6-shogaol, 6-gingerol, dan Senyawa 10-gingerol dan 6-shogaol pada
6-dehydroshogaol dari jahe adalah dengan jahe menghambat ekspresi dari gen proinflamasi
menghambat phosphatidylinositol-3-kinase dengan menghalangi aktivasi dari NF-κB yang
(PI3K), protein kinase B (Akt), dan nuclear factor mengarah ke penurunan jumlah dari nitric oxide
kappa light chain enchancer of activated B cells (NO), IL-1b, IL-6, dan TNF-a. Senyawa tersebut
(NF-κΒ) meningkatkan sitokin anti-inflamasi (IL- juga mengaktivasi extracellular signal-regulated
10 dan IL-22), menurunkan sitokin proinflamasi kinase (ERK) yang diinduksi oleh nerve growth
(IL-1β, IL-6, dan TNF-α) serta menurunkan factor (NGF) dan cyclic AMP response element-
mediator inflamasi (nitric oxide dan PGE2) binding protein (CREB) (Ho, et al., 2013; Lim,
(Zhang, et al., 2016). et al., 2014).

Antimikroba Proteksi Kardiovaskular


Komponen yang berkontribusi dalam Jahe meningkatkan jumlah dari serum
khasiat antimikroba ini adalah gingerone-A dan high-density lipoprotein-cholesterol (HDL-C)
shogaol. Jahe menghambat pembentukan biofilm yang merupakan agen protektif terhadap penyakit
bakteri dengan reduksi dari bis-(3’-5’)-cyclic jantung dan meningkatkan jumlah apolipoprotein
dimeric guanosine monophosphate (C-di-GMP), A-1 dan lecithin-cholesterol acyltransferase
menghambat sintesis glucan dan menurunkan mRNA di dalam hati, yang berhubungan dengan
regulasi dari gen virulen. (Rampogu, et al., 2018). pembentukan high-density lipoprotein (HDL).
Senyawa lipofilik jahe menyebabkan Terlebih dari itu, ekstrak jahe dapat menurunkan
dinding sel dan membrane sitoplasma lebih jumlah plasma total cholesterol (TC), triglyceride
permeable, dengan mengurangi biosintesis (TG) dan very-low density lipoprotein (VLDL).
ergosterol dan menginduksi pengurangan Mekanisme ini berkaitan dengan ekspresi hati
kekuatan membran pada fungi (Garcia, et al., yang lebih tinggi yang dihasilkan dari peroksisom
2013). proliferator-activated receptors (PPARα dan
Jahe merah terbukti dapat menurunkan PPARγ pada aterosklerosis (De Las Heras, 2017).
virus hepatitis C dengan cara menghambat
Farmaka
Volume 19 Nomor 2 40

Antimual dan Antimuntah oxide elastase, hyaluronidase, collagenase,


Dalam studi in vitro, 6-shogaol, 6-gingerol, monocyte chemoattractant protein-1, dan
dan zingerone menghambat transmisi sinyal interferon inducible protein. Target molekul
emetic di dalam neuron aferen vagal dengan cara untuk aktivitas curcumin adalah NF-κB, faktor
menekan reseptor 5-HT (Walstab, et al., 2013). pertumbuhan, proteinkinase, molekul adhesi dan
enzim (Gibellini, et al., 2015).
B. Aktivitas Farmakologis Kunyit Sifat anti-inflamasi curcumin dari kunyit
Konstituen aktif dari kunyit adalah flavonoid ini mendukung terapi empiris untuk inflamasi di
curcuminoid mengadung 90% dari total komponen pencernaan.
yang ada. Senyawa mayor ini terdiri atas curcumin
(diferuloylmethane), monodexmethoxycurcumin, Antioksidan
dan bisdesmethoxycurcumin. Kandungan lainnya Kemampuan curcumin peningkatan pada
yang ada di dalam kunyit yaitu minyak atsiri jumlah glutathion (GSH) dan aktivitas glucose-
(altantone, turmerone dan zingiberone) protein, 6-phosphate dehydrogenase (G6PD) serta
gula dan resin (Goel, et al., 2008). penurunan jumlah ROS dan malondialdehyde
(MDA). Curcumin juga menghambat peroksidasi
Anti-inflamasi lipid dengan meningkatkan aktivitas enzim
Curcumin memodulasi NF-κB, yaitu antioksidan endogen, superoxide dismutase,
suatu bentuk protein di dalam sitoplasma sel catalase, glutathione peroxidase, dan glutathione-s
yang terikat dalam bentuk inaktif yang berfungsi transferase (Gulcubuk, et al., 2013).
mengatur inflamasi, respons imun, penyembuhan
luka, serta kematian dan fungsi sel. Curcumin Hepatoprotektif
juga mengatur sitokin yang memicu adanya Curcumin berefek untuk menurunkan serum
inflamasi seperti IL-1β, IL-2, IL-6, IL-8, IL-12, aspartate transaminase dan aktivitas alkaline
TNF-α melalui inhibisi dari NFkB, AP-1, JAK- phosphatase, dan asam lemak bebas, kolesterol
kinase, cyclooxygenase (COX) , lipoxygenase dan kadar fosfolipid. Di penelitian dengan kultur
(LOX) dan stimulasi aktivitas Casp-3. Curcumin hepatosit manusia, yang telah dihancurkan oleh
juga dapat menghambat LOX, cyclooxygenase tacrine, curcumin terbukti hampir sepuluh kali
(COX), phospholipases, thromboxane, nitric lipat lebih efektif daripada perawatan biasa, asam

Gambar 2. Struktur kimia isolat (neohope-13(18)-ene-3α-ol)


Farmaka
Volume 19 Nomor 2 41

askorbat. (Gaffey, et al., 2015). hippocampus di otak tikus serta meningkatkan


kadar noradrenalin dan dopamin (Xu, et al., 2006).
Antikarsinogenik
Saat tahap inisiasi dan promosi sel, Proteksi Kardiovaskular
curcumin mengatur faktor transkripsi dan faktor Sifat protektif kunyit pada system
pengkontrol detoksifikasi karsinogen fase 1 dan kardiovaskular termasuk menurunkan kadar
2, menurunkan regulasi sitokin pro-inflamasi, dan kolesterol dan trigliserida, mengurangi kerentanan
radikal bebas yang teraktivasi faktor transkripsi low density lipoprotein (LDL) terhadap
dan metabolisme asam arakidonat dalam peroksidasi lipid dan menghambat agregasi
jalur cyclooxygenase dan lipoxygenase serta platelet. Efek ekstrak kunyit dapat memobilisasi
membuang radikal bebas (Alok, et al., 2015.; Jha, senyawa α-tokoferol dari jaringan adiposa, yaitu
et al., 2016). senyawa yang dapat melindungi tubuh terhadap
stress oksidatif (Mirzabeigi, et al., 2015).
Antimikroba
Ekstrak dan minyak atsiri kunyit dapat Neurogenerative
menghambat pertumbuhan berbagai bakteri, Pada percobaan secara in vitro dengan
parasit, dan jamur patogen karena kandungan penyakit alzheimer, curcumin berikatan dengan
fenoliknya. Mekanisme antimikroba umum amiloid dan plak tersebut berkurang karena
dari kunyit adalah dengan interaksi senyawa kurkumin berinteraksi langsung dengan heat
fenoliknya dalam mempengaruhi replikasi virus, shock protein (HSP) dan mengoreksi level
menghambat sintesis peptidoglikan pada bakteri HSP90, HSP70, HSP6, HSP40. HSP merupakan
dan menghilangkan integritas membran jamur salah satu agen yang dapat mempengaruhi atau
(Shailendiran, et al., 2011). mengganggu proses proliferasi, penuaan dan
kematian sel tersebut. Curcumin pun mengurangi
Antidepresan tingkat sitokin yang memicu inflamasi IL-1b
Kunyit memiliki sifat antidepresan yang dan TNF-α. Hal ini mengurangi protein-ꞇ dengan
dimediasi melalui penghambatan monoamin mengurangi aktivasi ꞇ-kinase seperti c-Jun
oksidasi A. Ekstrak etanol kunyit juga N-terminal Kinase (JNK) dan Glycogen Synthase
mengembalikan kondisi dari penurunan serotonin, Kinase 3-beta GSK3b dan juga mengurangi sitokin
konsentrasi noradrenalin dan dopamin serta inflamasi yang mengaktifkan ꞇ-kinase. Curcumin
peningkatan jumlah serotonin, dan menurunkan meningkatkan HO-1, protein yang diinduksi
kadar kortisol dalam serum menjadi normal. Pada redoks sensitif yang memberikan perlindungan
penelitian efek oral curcumin pada perilaku tikus saraf terhadap stres oksidatif (Kulkarni & Dhir,
model stres kronis dengan kontrol antidepresan 2010).
imipramine, pemberian kurkumin menunjukkan
hal yang serupa dengan efek imipramine. C. Aktivitas Farmakologis Kencur
Hal ini menunjukkan bahwa curcumin dapat Kencur mengandung 54 konstituen
menormalkan hipertrofi adrenal dan menurunkan dan senyawa yang paling banyak ditemukan
sekresi kortikosteron (hormon stress) yang adalah ester seperti Ethyl p-methoxycinnamate,
dirangsang oleh stress kronik pada bagian ethyl cinnamate; flavonoid yaitu kaempferol,
Farmaka
Volume 19 Nomor 2 42

kaempferide; polysaccharides; terpenoid berupa Aedes aegypti, Armigeres subalbatus, Anopheles


3-caren-5-one, kaempsulfonic acid, kaemgalangol barbirostris, Anopheles aconitus, , Culex
A; diarylheptanoids; dan lipodepsipeptide siklik pipenspallens Culex quinquefasciatus, Culex
yaitu cystargamide-B (Kumar, 2020). gelidus Culex tritaeniorhynchus, dan Mansonia
uniformis. Sebuah studi tentang mekanisme
Antiinflamasi toksisitas yang mungkin dari ekstrak etanol kencur
Ekstrak metanol kencur dengan dosis 200 terhadap nyamuk adalah bahwa kemungkinan
mg/kg menunjukkan aktivitas antiinflamasi. senyawa kencur bekerja pada anal gills nyamuk
Ethyl-p-methoxycinnamate yang terkandung yang menyebabkan penghancuran regulasi ionik
dalam kencur menghambat inflamasi dengan nyamuk (Choocote, et al., 2007).
menekan sitokin inflamasi IL-1, TNF-α dan
menghambat angiogenesis dengan menghambat Antimikroba
fungsi endotel. Oleh karena itu, hasil penelitian Etil p-metoksisinamat (EPMC) yang
ini dengan jelas menunjukkan bahwa ekstrak air diekstraksi dari kencur menunjukkan bahwa
kencur menunjukkan aktivitas anti-inflamasi yang memiliki konsentrasi penghambatan minimum
kuat dengan dosis yang sesuai yang mendukung (MIC) terhadap S.aureus dan S. epidermidis;
penggunaan tradisional tanaman ini dalam sedangkan untuk P.acne. Dalam pengujian EPMC
mengobati sariawan, sakit kepala dan radang menggunakan metode disc diffusion, semakin
tenggorokan (Umar, et al., 2012). besar konsentrasi EPMC yang diuji, semakin
besar aktivitas antibakteri yang dihasilkan.
Analgesik Aktivitas antibakteri oleh EPMC ditunjukkan
Dalam percobaan in vivo pada tikus yang oleh zona bening yang terbentuk di sekitar disk
diberikan secara subkutan dengan dosis 30 mg/ (Elya, et al., 2016).
kg, ektrak methanol dari kencur menunjukkan
aktivitas analgesik yang mempunyai mekanisme Antikanker
pusat yaitu melibatkan reseptor opioid dan Aktivitas antikanker dalam percobaan in
mekanisme peripheral yang melibatkan jalur vivo dari asam p-metoksisinamat isolat dari kencur
metabolisme cyclooxygenase sehingga juga berasal dari senyawa asam p-metoksisinamat
memberikan efek sedatif. Disimpulkan bahwa dengan mengubah beberapa proses termasuk
ekstrak kencur (Kaempferia galanga L.) memiliki peradangan, proliferasi, invasi, angiogenesis
efektivitas yang sama dengan meloxicam dalam dan induksi kematian sel. Efek apoptosis isolat
mengurangi rasa sakit, kekakuan pada pasien etil p-metoksisinamat dari rimpang kencur juga
dengan osteoarthritis lutut (Syahruddin, et al., ditujukkan oleh isolat polisakarida yaitu fucose,
2017). arabinose, xylose, galaktosa, glukosa, rhamnosa,
manosa, asam glukuronat, dan asam galakturonat
Pengusir Nyamuk dan Larvasidal dengan hasilnya bahwa polisakarida dapat secara
Minyak atsiri yang diekstrak dari rimpang efektif melindungi kelenjar getah bening dan
K. galanga telah menunjukkan aktivitas pengusir meningkatkan kemampuan imunoregulasi sel
nyamuk dan larvasida yang cukup besar terhadap darah putih atau limfosit yang merupakan bagian
sejumlah spesies nyamuk, termasuk Aedes togoi, penting dari sistem kekebalan tubuh dan disebut
Farmaka
Volume 19 Nomor 2 43

Tabel 1. Mekanisme Aksi Farmakologi dari Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe) Kunyit
(Curcuma domestica Val.) Kencur (Kaempferia galanga L.)

No Khasiat Tumbuhan Mekanisme Referensi


6-shogaol menurunkan ROS dan (Nile and Park,
Jahe Merah
meningkatkan GSH 2015)
1. Antioksidan Curcumin meningkatkan GSH,
(Gulcubuk, et al.,
Kunyit aktivitas G6PD dan penurunan
2013)
jumlah malondialdehyde
Peningkatan sitokin anti-inflamasi,
penurunan sitokin proinflamasi
(Zhang, et al.,
Jahe Merah serta penurunan mediator inflamasi
2016)
oleh 6-shogaol, 6-gingerol, dan
6-dehydroshogaol
Curcumin menghalangi ekspresi
gen sitokin dan menurunkan
pensinyalan protein intraselular
seperti protein kinase-C,
2. Anti-inflamasi
menghambat LOX, COX, (Gibellini, et al.,
Kunyit
phospholipases, thromboxane, 2015).
nitric oxide elastase, hyaluronidase,
collagenase, monocyte
chemoattractant protein-1, dan
interferon inducible protein.
Ethyl-p-methoxycinnamate
(Umar, et al.,
Kencur menekan IL-1, TNF-α dan
2012).
menghambat angiogenesis
Gingerone-A dan 6-shogaol (Rampogu, et al.,
menghambat pembentukan biofilm, 2018; Garcia, et al.,
Jahe Merah
menurunkan integritas membrane, 2013; Abdel, et al.,
mencegah penempelan virus 2013)
Interaksi senyawa fenoliknya
3. Antimikroba
dengan ikatan hidrogen dan (Shailendiran, et
Kunyit
menghambat replikasi dan sintesis al., 2011)
protein
Etil p-metoksisinamat menghambat
Kencur (Elya, et al., 2016)
pertumbuhan bakteri
Antiproliferasi dan peningkatan
apoptosis oleh 6-gingerol, (Bernard, et al.,
Jahe Merah
10-gingerol, 6-shogaol, dan 2017)
10-shogaol
Curcumin detoksifikasi karsinogen
fase 1 dan 2, menurunkan regulasi (Alok, et al., 2015;
4. Antikanker Kunyit
sitokin pro-inflamasi dan mengatur Jha, et al., 2016)
metabolisme asam arakidonat
asam p-metoksisinamat dan
polisakarida mempengaruhi (Gunasekaran, et
Kencur
peradangan, proliferasi, invasi, al., 2018)
angiogenesis dan apopotosis
10-gingerol dan 6-shogaol
menghambat gen pro-inflamasi, (Ho, et al., 2013;
Jahe Merah
mengikat radikal bebas dan Lim, et al., 2014)
5. Neuroprotektif
meningkatkan antioksidan endogen
Curcumin berikatan dengan amiloid (Kulkarni & Dhir,
Kunyit
dan mengurangi IL-1b dan TNFa 2010)
Farmaka
Volume 19 Nomor 2 44

No Khasiat Tumbuhan Mekanisme Referensi


Antiproliferasi dan meningkatkan (De Las Heras,
Jahe Merah jumlah HDL-C dan apolipoprotein 2017).
Proteksi A-1
6.
Kardiovaskular Menurunkan kadar kolesterol dan (Mirzabeigi, et al.,
Kunyit trigliserida, dan memobilisasi 2015).
α-tokoferol dari jaringan adiposa

sebagai sel-T, yaitu sel T CD4+, meningkatkan Patients in Egypt. Excli J, 12, 943–955.
efek sitotoksik sel T CD8 + dalam membunuh Alok, A.; Singh, I.D.; Singh, S.; Kishore, M. & Jha,
sel kanker atau sel yang terinfeksi virus dan P.C. (2015). Curcumin–Pharmacological
meningkatkan kemampuan sel pembunuh alami Actions And Its Role in Oral Submucous
(NK) (Gunasekaran, et al., 2018). Fibrosis: A Review. Journal of Clinical and
Diagnostic Research: JCDR, 9(10):ZE01.
Bernard, M.M.; McConnery, J.R. & Hoskin,
SIMPULAN
D.W. [10]-Gingerol, A Major Phenolic
Review ini telah menguraikan beberapa
Constituent of Ginger Root, Induces
penemuan aktivitas farmakologis dari jahe merah
Cell Cycle Arrest and Apoptosis in
(Zingiber officinale Roscoe), kunyit (Curcuma
Triple-Negative Breast Cancer Cells.
domestica Val.) dan kencur (Kaempferia galanga
Experimental and Molecular Pathology.
L.) yang umumnya sebagai ramuan empon-
2017, 102(2), 370–376. doi:10.1016/j.
empon. Ramuan ini memiliki khasiat antioksidan,
yexmp.2017.03.006
anti-inflamasi, antimikroba, antikanker,
Choochote, W.; Chaithong, U.; Kamsuk, K.;
neoprotektif, dan proteksi kardiovaskular. Khasiat
Jitpakdi, A.; Tippawangkosol P.; Tuetun, B.;
empiris ramuan ini sesuai dengan hasil penelitian
Champakaew, D. & Pitasawat, B. (2007).
yang ada, yaitu dapat meningkatkan imunitas
Repellent activity ofselected essential oils
tubuh. Oleh karena itu, penggunaan ramuan
against Aedes aegypti. Fitoterapia, 78:359-
empon-empon memiliki potensi yang baik untuk
364.
di kembangkan menjadi obat herbal terstandar
De Las Heras, N.; Valero-Munoz, M.; Martin-
(OHT).
Fernandez, B.; Ballesteros, S.; Lopez-
Farre, A.; Ruiz-Roso, B.; Lahera, V.
UCAPAN TERIMAKASIH
(2017). Molecular Factors Involved in The
Ucapan terimakasih penulis kepada dosen
Hypolipidemic-and Insulin-Sensitizing
pembimbing, Apt. Dr. Yasmiwar Susilawati, M.Si.
E_Ects Of A Ginger (Zingiber Ofiicinale
dan dosen mata kuliah metodologi penelitian dan
Roscoe) Extract in Rats Fed a High-Fat
biostatistika, Apt. Rizky Abdulah, Ph.D.
Diet. Applied Physiology, Nutrition and
Metabolism, 42(2), 209–215.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Obat Asli Indonesia. (2012).
Abdel-Moneim, A.; Morsy, B.M.; Mahmoud,
Formularium Ramuan Etnomedisin Obat
A.M.; Abo-Seif, M.A.; Zanaty, M.I. (2013).
Asli Indonesia: Vol.2. Jakarta: Badan
Beneficial Therapeutic Effects of Nigella
Pengawas Obat dan Makanan RI.
sativa and/or Zingiber offcinale in HCV
Elfahmi, Woerdenbag, H. J., & Kayser, O.
Farmaka
Volume 19 Nomor 2 45

(2014). Jamu: Indonesian Traditional Gulcubuk, A.; Haktanir, D.; Cakiris, A.; Ustek, D.;
Herbal Medicine Towards Rational Guzel, O. & Erturk, M. (2013). Effects of
Phytopharmacological Use. Journal of Curcumin on Proinflammatory Cytokines
Herbal Medicine, 4(2), 51–73. https://doi. and Tissue Injury in The Early and Late
org/10.1016/j.hermed.2014.01.002. Phases of Experimental Acute Pancreatitis.
Elya, B.; Kusuma, I.M.; Jufri, M. & Handayani, Pancreatology, 13(4):347-54.
R. (2016). Antibacterial Tests Against Gunasekaran, S.; Venkatachalam, K. &
Acne in vitro, the Physical Stability and Namasivayam, N. (2018). Anti-
Patch Test using Cream Containing Ethyl inflammatory and Anticancer Effects
p-methoxycinnamate Extracted from of P-Methoxycinnamic Acid, An
Kaempferia galanga L.,Rhizoma. Research Active Phenylpropanoid, Against
Journal of Medicinal Plants. 10(8):426- 1,2-Dimethylhydrazine-Induced Rat
434. Colon Carcinogenesis. Molecular and
Gaffey, A.; Campbell, J.; Porritt, K. & Slater, Cellular Biochemistry. 451(1-2), 117-129.
H. (2015). The effects of Curcumin on doi:10.1007/s11010-018-3398-5.
Musculoskeletal Pain: A Systematic Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia,
Review Protocol. JBI Database of Jilid 1-4, (terjemahan Badan Penelitian
Systematic Reviews and Implementation dan Pengembangan Kehutanan), Jakarta:
Reports, 13(2), 59-73. Yayasan Sarana Wana Jaya.
Garcia Yamamoto-Ribeiro, M.M.; Grespan, R.; Ho, S.; Chang, K.; Lin, C. (2013). Anti-
Kohiyama, C.Y.; Ferreira, F.D.; Galerani neuroinflammatory Capacity of Fresh
Mossini, S.A.; Silva, E.L.; de Abreu Ginger Is Attributed Mainly to 10-Gingerol.
Filho, B.A.; Graton Mikcha, J.M.; Junior, Food Chemistry, 141(3), 3183–3191.
M. (2013). Effect of Zingiber officinale Jha, N.S..; Mishra, S.; Mamidi, A.S.; Mishr,a A.;
Essential Oil On Fusarium Verticillioides Jha, S.K. & Surolia, A. (2016). Targeting
And Fumonisin Production. Food Human Telomeric G-quadruplex DNA with
Chemistry, 141(3), 3147–3152. Curcumin and Its Synthesized Analogues
Gibellini, L.; Bianchini, E.; De, Biasi S.; Under Molecular Crowding Conditions.
Nasi, M.; Cossarizza, ,A. & Pinti, M. RSC Advances, 6(9):7474-7487.
(2015). Natural Compounds Modulating Kementerian Kesehatan RI, T. B. R. K. D.
Mitochondrial Functions. Evidence-Based B., (2010). Laporan Riset Kesehatan
Complementary and Alternative Medicine. Dasar (Riskesdas) Bidang Biomedis.
1-13. doi:10.1155/2015/527209. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Gilmore, T. (2006). Review Introduction to Indonesia.
NF-κB: players, pathways, perspectives. Kulkarni S.K. & Dhir A. (2010). An Overview
Oncogene. 25:6680-4. of Curcumin in Neurological Disorders.
Goel, A; Kunnumakkara, A.B. & Aggarwal, Indian Journal of Pharmaceutical Sciences,
B.B. (2008). Curcumin as ‘‘Curecumin’’: 72(2):149-54.
From kitchen to clinic. Biochemical Kumar, A. (2020). Phytochemistry,
Pharmacology, 75(4):787-809. Pharmacological Activities and Uses of
Farmaka
Volume 19 Nomor 2 46

Traditional Medicinal Plant Kaempferia Prasad, S. & Tyagi, A.K. (2015). Ginger And
Galanga L. – An Overview. Journal of Its Constituents: Role in Prevention and
Ethnopharmacology, 253, 112667. https:// Treatment of Gastrointestinal Cancer.
doi.org/10.1016/j.jep.2020.112667 Gastroenterology Research and Practice,
Labban, L. (2014). Medicinal and 1–11. doi:10.1155/2015/142979.
Pharmacological Properties of Turmeric Rampogu, S.; Baek, A.; Gajula, R.G.; Zeb, A.;
(Curcuma longa): A Review. International Bavi, R.S.; Kumar, R.; Kim, Y.; Kwon,
Journal of Pharmaceutical and Biomedical Y.J.; Lee, K.W. Ginger (Zingiber officinale)
Research, 5(1), 17–23. Retrieved from Phytochemicals-Gingerenone-A and
http://www.pharmainterscience.com/Docs/ Shogaol Inhibit SaHPPK: Molecular
IJPBS-2014-05-103.pdf. Docking, Molecular Dynamics Simulations
Li, F.; Li, S.; Li, H.; Deng, G.; Ling,W.; Xu, X. and in Vitro Approaches. Annals of Clinical
(2013). Antiproliferative Activities of Tea Microbiology and Antimicrobials, 17(1),
and Herbal Infusions. Food Function, 4, 1-76.
530–538. Sánchez, N.; Coronado, S; Valadez-Blanco, R.;
Lim, S.; Moon, M.; Oh, H.; Kim, H.G.; Kim, Carlos, R.; Beatriz, P. (2017). Natural
S.Y.; Oh, M.S. (2014). Ginger Improves Antioxidant Extracts as Food Preservatives.
Cognitive Function Via NGF-Induced ERK/ Acta Scientiarum Polonorum, Technologia
CREB Activation in The Hippocampus Alimentaria. 16. 361-370. doi: 10.17306/J.
of The Mouse. The Journal of Nutritional AFS.2017.0530.
Biochemistry. 25(10), 1058–1065. Shailendiran, D.; Pawar, N.; Chanchal, A.;
Mirzabeigi, P.; Mohammadpour, A.H.; Salarifar, Pandey, R.P.; Bohidar, H.B. & Verma, A.K.
M.; Gholami, K.; Mojtahedzadeh, M.; (2011). Characterization And Antimicrobial
Javadi, M.R. (2015). The Effect of Activity of Nanocurcumin and Curcumin.
Curcumin on some of Traditional and Non Nanoscience, Technology and Societal
traditional Cardiovascular Risk Factors: Implications (NSTSI), 1-7. IEEE.
A Pilot Randomized, Double-blind, Suhirman, S., & Winarti, C. (2010). Prospek
Placebo-controlled Trial. Iranian Journal dan fungsi tanaman obat sebagai
of Pharmaceutical Research: IJPR, imunomodulator. Balai Penelitian Tanaman
14(2):479. Obat dan Aromatik. hal, 121-131.
Nile, S.H. & Park, S.W. (2015). Chromatographic Syahruddin, A.N., Dahlan, C.K.& Taslim, N.A.
analysis, antioxidant, anti-inflammatory, (2017). The Effects of Kaempferia galanga
and xanthine oxidase inhibitory activities L. Extract on Pain, Stiffness and Functional
of ginger extracts and its reference Physic in Patient with Knee Osteoarthritis:
compounds. Ind. Crop. Prod. 70, 238–244. Double Blind Randomized Clinical Trial.
Pamadyo, S., & Mujahid, R. (2014). Uji Klinik International Journal of Science and
Ramuan Jamu Imunostimulan Terhadap Healthcare Research, 2(4).
Fungsi Ginjal Dan Fungsi Hati. JIFFK: Tjandrawinata, R. (2020). Konsep Obat
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik, Modern Asli Indonesia (OMAI) dalam
17-20. penggunaannya di Fasilitas Kesehatan
Farmaka
Volume 19 Nomor 2 47

Formal. Working Paper Mei 2020.


Umar, M.I.; Asmawi M.Z.; Sadikun, A.;
Atangwho, I.J.; Yam M.F.; Altaf, R. &
Ahmed A. (2012) Bioactivity-Guided
Isolation of Ethyl-p-methoxycinnamate,
an Anti-inflammatory Constituent, from
Kaempferia galanga L. Extracts. Molecules,
17, 8720-8734.
Wahyuningsih, I. dan Widyastuti, L. 2019.
Pengolahan Empon-Empon Menjadi
Minuman Kesehatan Berbasis Zero Waste
Home Industry. BERDIKARI, 7(1).
Walstab, J.; Krueger, D.; Stark, T.; Hofmann,
T.; Demir, I.E.; Ceyhan, G.O.; Feistel,
B.; Schemann, M.; Niesler, B. (2013).
Ginger and Its Pungent Constituents Non-
Competitively Inhibit Activation of Human
Recombinant and Native 5-HT3 Receptors
of Enteric Neurons. Neurogastroenterology
& Motility. 25(5), 439–447.
Xu, Y.; Ku, B.; Tie, L.; Yao, H.; Jiang, W.; Ma, X.
(2006) Curcumin Reverses The Effects of
Chronic Stress on Behavior, The HPA Axis,
BDNF Expression And Phosphorylation of
CREB. Brain Research. 1122(1):56-64.
Yeh, H.; Chuang, C.; Chen, H.; Wan, C.; Chen,
T.; Lin, L. (2014). Bioactive Components
Analysis of Two Various Gingers (Zingiber
officinale Roscoe) And Antioxidant
Effect Of Ginger Extracts. Lebensmittel-
Wissenschaft Food Science and Technology,
55, 329–334.
Zhang, M.; Viennois, E.; Prasad, M.; Zhang,
Y.;Wang, L.; Zhang, Z.; Han, M.K.; Xiao,
B.; Xu, C.; Srinivasan, S. (2016). Edible
Ginger-Derived Nanoparticles: A Novel
Therapeutic Approach For The Prevention
and Treatment of Inflammatory Bowel
Disease and Colitis-Associated Cancer.
Biomaterials, 101, 321–340.

Anda mungkin juga menyukai