Anda di halaman 1dari 35

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian Terdahulu


Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian
terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian.
Hasil-hasil penelitian yang dijadikan perbandingan tidak terlepas dari topik
penelitian yaitu etnofarmakologi.
Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan olehPermatasari,
Diniatik & Hartanti (2011) dengan judul “Studi Etnofarmakologi Obat
Tradisional sebagai Anti Diare di Kecamatan Baturaden Kabupaten
Banyumas”. Hasil penelitian menunjukkan obat tradisional masih digunakan,
terutama oleh para pengrajin jamu, dukun bayi, pengobat tradisional.
Pengrajin jamu, dukun bayi, dan pengobat tradisional kebanyakan
mendapatkan pengetahuan tentang obat tradisional dari nenek moyangnya
secara turun-temurun. Tanaman yang digunakan untuk diare yaitu jambu biji,
kara, ketumbel, kunyit, lengkuas, manggis, nangka, pala, patikan kebo, dan
pepaya. Masyarakat baturaden menggunakan tumbuhan tersebut dengan cara
dimakan langsung, direbus, diseduh, diremas-remas sebagai anti diare.
Penelitian dilakukan oleh Handayani (2015)dengan judul
“Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat oleh Masyarakat Sekitar Cagar
Alam Gunung Simpang Jawa Barat”. Hasil dari penelitian ini bahwa
masyarakat Sunda yang ada di Dusun Miduana memanfaatkan 74 jenis
tumbuhan dari 40 suku sebagai bahan obat. Staurogyne elongata merupakan
jenis yang paling berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan obat. Jenis
ini berkhasiat mengobati penyakit persendian yang banyak dialami oleh
masyarakat Miduana dan memiliki cara penggunaannya yang mudah.
Penelitian juga telah dilakukan oleh Fajrin, Ibrahim & Nugrahani
(2015) dengan judul “Studi Etnofarmasi Suku Dondo Kecamatan Dondo
Kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah”. Hasil dari penelitian ini bahwa
tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh suku Dondo di kecamatan Dondo
kabupaten Tolitoli diketahui 56 spesies tumbuhan obat yang terdiri dari 32

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


jenis familia, dan organ tumbuhan yang digunakan antara lain daun, tangkai
daun, batang, kulit batang, bunga, buah, biji, rimpang, umbi, dan herba.
Adapun cara pengolahannya antara lain direbus, ditumbuk, disangrai, dibakar,
diperas, diseduh dan cara penggunaannya diminum, dimakan, dikunyah,
dihirup uapnya, dioles, ditempelkan atau dikompreskan, dipakai mandi,
diikatkan, diteteskan, dan digosok di tempat yang sakit.
Penelitian juga dilakukan oleh Bana, Khumaidi & Pitopang (2016)
dengan judul “Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Kaili Rai
di Desa Taripa Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah”.
Hasil dari penelitian ini jenis tumbuhan yang di manfaatkan sebagai obat
tradisional di desa taripa berjumlah 41 spesies tumbuhan, yang termasuk
dalam 28 famili. Spesies yang paling dominan dimanfaatkan sebagai obat
tradisional antara lain adalah dari famili Zingiberaceae dan Lamiaceae yang
masing-masing terdiri dari 4 spesies. Masyarakat Desa Taripa menggunakan
tumbuhan obat dengan cara direbus, ditumbuk, dikunyah, diperas, dioles, dan
digosok.
Penelitian selanjunya oleh Yasir & Asnah (2017) dengan judul
“Pemanfaatan jenis tumbuhan Obat Tradisional di Desa Batu Hamparan
Kabupaten Aceh Tenggara”. Hasil penelitian bahwa ditemukan 46 spesies
dari 30 famili jenis tumbuhan obat tradisional yang dapat dimanfaatkan di
Desa Batu Hamparan Kabupaten Aceh Tenggara. Penggunaannya dengan
caradioles, direbus, dan ditempelkan.

B. Landasan Teori
1. Etnofarmakologi
Etnofarmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang kegunaan tumbuhan yang memiliki efek farmakologi dalam
hubungannya dengan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan oleh suatu
suku bangsa (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2015).
Etnofarmakologi merupakan ilmu mempelajari tumbuhan obat dan
farmakologinya untuk mencegah, mengobati penyakit umum,
mendokumentasikan pengetahuan tradisional melalui evaluasi fungsi

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


tumbuhan obat (Arayne, M. S. &Bahadur, 2007 dalam Mirdeilami et al.,
2011).

2. Obat Tradisional
a. Definisi Obat Tradisional
MenurutBadan Pengawas Obat dan Makanan(2005), Obat
Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sariaan (galenik) atau campuran dari
bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman.
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2012) pada Permenkes
Nomor 6 Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional,
obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari
tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran
dari bahan tersebut yang secara turun-temurun digunakan untuk
pengobatan sesuai norma yang berlaku di masyarakat.
b. Sumber Perolehan Obat Tradisional
Zaman yang sudah modern ini, obat tradisional dapat
diperoleh dari berbagai sumber(Lestari & Suharmiati, 2006), yaitu:
1) Obat Tradisional Buatan Sendiri
Pada zaman dahulu nenek moyang mempunyai
kemampuan untuk menggunakan ramuan tradisional untuk
mengobati keluarga sendiri. Obattradisional seperti inilah yang
mendasari berkembangnya pengobatan tradisional di Indonesia.
Oleh pemerintah, cara tradisional ini dikembangkan dalam
program TOGA (Tanaman Obat Keluarga) Program ini lebih
mengacu pada swamedikasi, yaitu pencegahan dan pengobatan
ringan pada keluarga.
2) Obat Tradisional dari Pembuat Jamu (Herbalis)
a) Jamu Gendong
Salah satu penyedia obat tradisional yang paling
sering ditemui adalah jamu gendong. Jamu yang disediakan

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


dalam bentuk minuman ini sangat digemari oleh
masyarakat. Umumnya jamu gendong menjual kunyit asam,
sinom, mengkudu, pahitan, beras kencur, cabe puyang, dan
gepyokan.
b) Peracik Jamu
Bentuk jamu menyerupai jamu gendong tetapi
kemanfaatannya lebih khusus untuk kesehatan, misalnya
untuk kesegaran, menghilangkan pegal linu, dan batuk.
c) Obat Tradisional dari Tabib
Dalam praktik pengobatannya, tabib menyediakan
ramuannya yang berasal dari tanaman. Selain memberikan
ramuan, para tabib umumnya mengombinasikan teknik lain
seperti spiritual atau supranatural.
d) Obat Tradisional dari Shinse
Shinse merupakan pengobatan dari etnis Tionghoa
yang mengobati pasien dengan menggunakan obat
tradisional. Umumnya bahan-bahan tradisional yang
digunakan berasal dari Cina. Obat tradisional Cina
berkembang baik di Indonesia dan banyak diimpor.
e) Obat Tradisional Buatan Industri
Departemen kesehatan membagi industri obat
tradisional menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu Industri Kecil
Obat Tradisional (IKOT) dan Industri Obat Tradisional
(IOT). Industri farmasi mulai tertarik untuk memproduksi
obat tradisional dalam bentuk sediaan modern berupa Obat
Herbal Terstandar (OHT) dan Fitofarmaka seperti tablet dan
kapsul.

3. Tumbuhan Obat
Tumbuhan obat adalah semua tumbuhan baik yang sudah ataupun
belum dibudidayakan, dapat digunakan sebagai obat, berkisar dari yang
terlihat dengan mata hingga yang nampak di bawah mikroskop (Hamid,
Hadad & Rostiana, 1991 dalam Nugraeni, 2003).MenurutZuhud

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


&Haryanto, 1994 dalam Nugraeni, 2003), tumbuhan obat adalah seluruh
jenis tumbuhan obat yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat
obat yang dikelompokkan menjadi :
a. Tumbuhan obat tradisional, merupakan jenis tumbuhan yang
diketahui atau dipercaya masyarakat memiliki khasiat obat dan telah
digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.
b. Tumbuhan obat modern, merupakan jenis tumbuhan yang secara
ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif
berkhasiat obat, dan penggunaanya dapat dipertanggung jawabkan
secara medis.
c. Tumbuhan obat potensial, merupakan jenis tumbuhan yang diduga
mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif obat, tetapi
belum dibuktikan penggunaannya secara tradisional belum diketahui.

4. Battra (Pengobat Tradisional)


Dalam komunitas tertentu, orang tertentu dikenal mempunyai
kekuatan untuk menyembuhkan. Batra atau Dukun (Uwot) dianggap
mendapat anugerah dari Tuhan. Terdapat banyak perbedaan antara dokter
barat dengan dukun tradisional. Hubungan antara seseorang dengan
dukun sering lebih dekat dibandingkan dengan tenaga perawatan
kesehatan professional. Orang menganggap dukun sebagai seseorang
yang mampu memahami masalah dalam konteks kultural, berbicara
dengan bahasa yang sama, dan memiliki pandangan yang sama tentang
dunia. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia melalui
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Battra adalah orang
yang mengetahui tentang tumbuhan obat, meramu obat, dan yang
melakukan praktek pengobatan tradisional. Pengetahuan tentang
pengobatan tradisional diperoleh Informan atau Battra secara turun-
temurun (Dermawan, 2013).

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


5. Sistem Kardivaskular
a. Definis Sistem Kardiovaskular
Menurut(Ronny &Fatimah, 2008)Sistem Kardiovaskular
merupakan sistem yang menjelaskan proses sirkulasi yang terjadi
dalam tubuh manusia. Berdasarkan lintasan sirkulasi, ada tiga
macam sirkulasi dalam tubuh manusia, sirkulasi sistemik, sirkulasi
paru, dan sirkulasi khusus (sirkulasi pada janin, sirkulasi koroner
jantung).
b. Komponen Sistem Kardiovaskular
Menurut Mutaqqin (2009)Sistem kardiovaskular merupakan
suatu sistem transport tertutup yang terdiri atas:
1) Jantung, sebagai organ pemompa.
Jantung terdiri dari empat ruang, yaitu dua ruang yang
berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan dua ruang yang
berdinding tebal disebut ventrikel (bilik).Fungsi kontraktilitas
otot jantung sebagai pompa merupakan bagian terpenting dari
fungsi jantung.
2) Komponen darah, sebagai pembawa materi oksigen dan
nutrisi.
Komponen darah merupakan alat pembawa (carrier)
pada sistem kardiovaskular. Volume komponen darah harus
memiliki jumlah yang sesuai dengan rentang yang normal agar
sistem kardiovaskular dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
3) Pembuluh darah, sebagai media yang mengalirkan
komponen darah.
Komponen ketiga sistem transpor kardiovaskular adalah
pembuluh darah yang terdiri atas arteri, arteriol, kapiler venula,
dan vena. Aorta dan arteri-arteri besar memfasilitasi keluaran
darah yang berasal dari jantung.

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


6. Gangguan Pada Sistem Kardiovaskular
a. Definis Penyakit Kardiovaskular
Menurut Defelice (2005) Penyakit kardiovaskular merupakan
penyakit yang mengacu pada penyakit jantung dan pembuluh darah.
„‟Cardio‟‟ mengacu pada jantung dan „‟pembuluh darah‟‟ ke seluruh
sistem pembuluh darah arteri di dalam tubuh termasuk berada di
otak, leher, perut dan kaki.
b. Penyakit pada Sistem Kardiovaskular
Menurut(Sukandar et al., 2008), Penyakit kardiovaskular
merupakan sekelompok masalah yang terkait pada organ jantung
(kardio) dan pembuluh darah (vaskular). Penyakit kardiovaskular
termasuk:
1) Aritmia
a) Definisi Aritmia
Aritmia didefinisikan sebagai hilangnya ritme
jantung terutama ketidakteraturan pada detak jantung yang
disebabkan ketidaknormalan laju, keteraturan, atau urutan
aktivasi jantung.
b) Patofisiologi Aritmia
(1) Aritmia Supraventrikular
Takikardia supraventrikular yang umum yang
memerlukan terapi obat adalah fibrilasi atrium atau
flutter atrium, takikardia supraventrikular proksimal,
dan takikardia atrium otomatis.
(a) Fibralasi atrium atau Flutter Atrium
Fibralasi atrium dengan karakteristik
kecepatan yang ekstrim 400-600 denyut/menit dan
terjadi ketidakteraturan aktivitas atrium. Pada
fibralasi atrium juga terjadi kehilangan kontraksi
atrium, implus supraventrikular masuk ke sistem
konduksi atrioventrikular pada berbagai tingkatan,
yang menyebabkan aktivasi ventrikular tak teratur

10

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


dan ketidakteraturan denyut (120-180
denyut/menit).
Flutter atrium dikarakterisasi oleh aktivasi
atrium yang cepat (270-330 denyut atrium/ menit)
namun teratur. Aritmia tidak sesering fibrlasi
atrium, tetapi memiliki faktor penyebab,
konsekuensi, dan terapi obat yang sama.
Mekanisme utama fibralasi atrium atau
flutter atrium adalah reentry, umunya berhubungan
dengan penyakit jantung organik yang
meenyebabkan distensi atrium. Gangguan lain
yang berhubungan adalah embolus pulmonari akut
dan penyakit paru-paru kronik hasilnya merupakan
hipertensi pulmonar dan cor pulmonale serta
tingginya tonus adrenergik, seperti tirotoksikosis,
reaksi putus obat dengan alkohol.
(b) Takikardia Supraventrikular Paroksimal yang
disebabkan Reentry.
Takikardia Supraventrikular Paroksimal
muncul karena mekanisme reentrant termasuk
aritmia yang disebabkan oleh reentry nodus AV,
reentry AV yang melibatkan jalur AV anomali,
reentry nodus sinoatrium, dan reentry intra-atrium.
(c) Takikardia Atrium Otomatik
Takikardia atrium otomatik seperti
takikardia atrium multifokal tampaknya berasal
dari fokus supraventrikular yang memiliki sifat
otomatik meningkat. Beberapa penyakit pulmonar
menjadi penyebab gangguan pada 60 sampai 80%
penderita.

11

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


(2) Atrium Ventrikular
(a) Kompleks Ventrikular Prematur (PVC)
Kompleks Ventrikular Prematur adalah
gangguan ritme ventrikelar yang umum terjadi
pada penderita dengan atau tanpa penyakit jantung
dan diperoleh secara eksperimental otomatis
abnormal, aktivitas pemicu, atau mekanisme
reentrant.
(b) Takikardia Ventrikular (VT)
Takikardia Ventrikular dapat diklasifikasi
oleh tiga atau lebih PVC, secara bersamaan yang
terjadi pada kecepatan lebih dari 100 denyut/menit.
Ini umum terjadi pada infark miokardial akut. VT
yang berlanjut memerlukan terapi untuk
mengembalikan kestabilan ritme yang berlangsung
relatif lama (biasanya lebih dari 30 detik) VT tidak
selalu berakhir sendiri setelah durasi pendek
(biasanya kurang dari 30 detik) VT yang terus-
menerus mengcu pada VT yang terjadi lebih sering
dari ritme sinus, oleh karena itu VT menjadi ritme
yang dominan. Olahraga dapat menginduksi VT
yang terjadi selama tonus simpatetik tinggi. VT
monoformik memiliki konfigurasi QRS yang
konsisten sedangkan, VT poliformik memiliki
kompleks QRS yang beragam. Torsades de point
(Tdp) adalah VT polimorfik yang kompleks
QRSnya terjadi sepanjang sumbu pusat.
(c) Proaritmia Ventrikular
Proaritmia merupakan perkembangan aritmia
baru yang signifikan atau aritmia yang lebih parah
dari yang sebelumnya. Proaritmia memiliki
mekanisme sama dengan aritmia lain atau dari

12

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


perubahan substrat yang mendasarinya karena obat
antiaritmia.
(d) Takikardia Monomorfik Ventrikular tanpa
Jeda
Walaupun proaritmia terkait dengan obat tipe
1c pada awalnya diperkirakan terjadi dalam
beberapa hari dimulainya pemakaian obat, resiko
akan selalu ada selama terapi. Faktor-faktor
mempengaruhi penderita pada tipe proaritmia
adalah aritmia ventrikuler, penyakit pada jantung
iskemia, kelemahan fungsi ventrikular kiri.
(e) Tordades De Pointes (TdP)
TdP merupakan bentuk cepat dari VT
polimorfik yang berhubungan dengan tertundanya
repolarisasi ventrikular karena blokade konduktasi
kalium. TdP dapat berupa turunan atau dapatan.
Bentuk dapatan berhubungan dengan banyak
kondisi klinik dan obat, terutama tipe bloker.
(f) Fibralisasi Ventrikular (VF)
VF merupakan gangguan elektrik pada
ventrikel, menyebabkan tidak adanya curah jantung
dan kolaps kardiovaskular secara tiba-tiba.
Kematian jantung menandakan umumnya terjadi
pada penderita dengan iskemia jantung dan
miokardial primer yang berhubungan dengan
disfungsi ventrikel kiri. VF berhubungan dengan
MI akut diklasifikasikan sebagai Primer MI
merupakan yang tidak disertai dan berhubungan
dengan gagal jantung dan Sekunder MI yang
disertai gagal jantung.

13

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


(3) Bradiaritmia
(a) Bradiaritmia sinus asimptomatik (denyut jantung
kurang dari 60/ menit) umumnya terjadi pada anak
muda dan individu aktif secara fisik. Beberapa
penderita disfungsinodus sinus disebabkan oleh
penyakit jantung organik dan proses penuaan
normal, gangguan fungsi nodus SA. Nodus sinus
biasanya representasi dari penyakit konduksi yang
menyebar, dapat disertai blok AV dan takikardia
proksismal.
(b) Blok AV atau konduksi AV yang tertunda dapat
terjadi di beberapa area sistem konduksi AV. Blok
AV dapat ditemukan pada pasien tanpa penyakit
jantung yang mendasarinya atau selam tidur saat
tonus vegal tinggi. B bloker, digitalis, atau
antagonis kalsium dapat menyebabkan blok AV
terutama pada area nodus AV. Antiaritmia tipe 1
dapat memperburuk penundaan konduksi di bawah
level nodus AV. Blok AV dapat irreversibel
penyebabnya jika MI akut, penyakit degeneratif
yang jarang, penyakit miokardial primer, atau
kondisi kongenital.
c) Manifestasi Klinik
(1) Takikardia Supraventrikular
Menyebabkan manifestasi klinik, penderita mengalami
pusing atau pingsan akut, gejala gagal jantung, nyeri
dada anginal, atau seringnya sesak napas.
(2) Fibrilasi atau flutter atrium termanifestasi oleh
keseluruhan gejala yang berhubungan dengan
takikardia supraventrikular.
(3) PVC umumnya tidak menimbulkan gejala atau hanya
palpitasi ringan. Manifestasi VT sangat bervariasi

14

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


mulai dari tidak bergejala sama sekali hingga kolaps
hemodinamik. VF dapat terjadi karena kolaps
hemodinamik, pingsan, dan henti jantung.
(4) Penderita dengan bradiaritmia mengalami gejala yang
diikuti juga dengan hipotensi seperti pusing, pingsan,
kelelahan, dan kebingungan.
2) Gagal Jantung
a) Definis Gagal Jantung
Gagal jantung adalah sindrom klinis yang disebabkan
oleh ketidakmampuan jantung dalam memompa darah pada
jumlah yang cukup bagi kebutuhan metabolisme tubuh.
Gagal jantung dapat disebabkan oleh gangguan yang
mengakibatkan terjadinya pengurangan pengisian ventrikel
(disfungsi diastolik) dan atau kontraktiliitas miokardial
(disfungsi sistolik).
b) Patofisiologi
(1) Penyebab disfungsi sistolik (penurunan kontraktilitas)
adalah penurunan massa otot (misalnya, infark
miokardial), kardiomiopati yang terdilasi (dilated
cardiomyopathy), serta hipertrofi ventrikel. Hipertrofi
ventrikel yang disebabkan oleh tingginya tekanan darah
(misalnya karena hipertensi sistemik atau atau
pulmonari, maupun stenosis pada katup aortik atau
pulmonik) atau tingginya volume darah (misalnya
regurgitasi katup, shunts, high output states).
(2) Penyebab fungsi diastolik (Restriksi pada pengisisan
ventrikel) adalah peningkatan kekauan ventrikel,
hipertropi ventrikel, penyakit-penyakit miokardial yang
bersifat infiltratif, iskemi maupun infark miokardial,
stenosis pada katup mitralmaupun trikupidalis dan
penyakit-penyakit perikardial (misalnya perikardial
hemoperikardium).

15

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


(3) Penyebab gagal jantung paling umum adalah penyakit
jantung iskemik, hipertensi, atau keduanya.
(4) Sejalan dengan penurunan fungsi kardiak, kerja jantung
bergantung kepada mekanisme kompensatori sebagai
berikut: takikardia dan peningkatan kontraktilitas
melalui aktivasi sistem saraf simpatik. Mekanisme
Frank-Straling yaitu peningkatan pra beban dapat
meningkatkan volume sekuncup, vasokonstriksi, dan
hipertropi ventrikel dan remodeling. Walaupun
mekanisme kompensatori tersebut pada awalnya dapat
menjaga fungsi kardiak, namun mekanisme tersebut
juga berperan dalam pemunculan gejala gagal jantung
dan dapat memperparah penyakit.
(5) Model neuphormonal gagal jantung dapat menjelaskan
bahwa sebuah kejadian inisiasi dapat berlanjut ke
penurunan output kardiak yang selanjutnya dapat
menyebabkan gagal jantung menjadi penyakit sistemik,
dan juga tingkat keparahannya didominasi oleh
pengaruh mediasi senyawa-senyawa neurohormon serta
faktor-faktor autokrin atau parakrin.
(6) Faktor-faktor lain yang berperan dalam memperparah
gagal jantung pada pasien misalnya ketidakpatuhan
pada medikasi, iskemik koroner, penggunaan medikasi
yang kurang tepat, kejadian kardiak dan infeksi
pulmonari.
(7) Obat dapat memperparah gagal jantung karena sifat
intropik negatif, kardiotoksik, maupun sifat retensi
natrium yang dimilikinya.
c) Manifestasi Klinik
(1) Gejala yang dirasakan pasien bervariasi dari
asimptomatis (tak bergejala) hingga kardiogenik shock.

16

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


(2) Gejala utama yang timbul adalah sesak nafas (terutama
ketika bekerja) dan kelelahan yang dapat menyebabkan
intoleransi terhadap aktivitas fisik. Gejala pulmonari
lain termasuk diantaranya orthopnea, parozysmal
nocturnal dispnea, takipnea dan batuk.
(3) Tingginya produksi cairan menyebabkan kongesti
pulmonari dan udem perifer.
(4) Gejala non-spesifik yang dapat timbul diantaranya
termasuk nocturia, hemotipsis, sakit pada bagian
abdominal, anoreksia, mual, kembung, ascites, dan
perubahan status mental.
(5) Penemuan pemeriksaan fisik yang dapat tampak
diantaranya timbul suara berderak paru-paru, respirasi
Cheyne-Stokes, takikardia, kardiomegali, udem perifer,
jugular venous distention, hepatojugular refluks, dan
hepatomegali.
3) Hiperlipidemia
a) Definis Hiperlipidemia
Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau
lebih kolestrol, kolestrol ester, fosfolipid, atau trigliserid.
Hiperlipoprotenemia adalah meningkatnya konsentrasi
makro molekul lipoprotein yang membawa lipid dalam
plasma. Ketidaknormalan lipid plasma dapat menyebabkan
pengaruh yang buruk (predisposition) terhadap koroner,
serebro vaskular, dan penyakit pembuluh arteri perifer.
b) Patofisiologi
(1) Kolesterol, trigliserid, dan fosfolipid dibawa dalam
aliran darah sebagai kompleks lipid dan protein,
dikenal sebagai lipoprotein. Peningkatan kolestrol total
dan LDL dan penurunan kolestrol HDL berhubungan
dengan Perkembangan Jantung Koroner (PJK).

17

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


(2) Hipotesis respon pada luka menyatakan faktor resiko
seperti LDL teroksidas, luka mekanis terhadap
endotelium, peningkatan homosistein, serangan
imunologi, atau induksi infeksi yang menginduksi
perubahan dalam endotelial dan fungsi intima
membawa kepada disfungsi endotelial dan serangakain
interaksi seluler yang lama kelamaan memuncak
menjadi arterosklerosis. Gejala klinis yang dapat
muncul adalah angina, infark miokardiak, aritmia,
stroke, penyakit arteri perifer, aneurisme pada aorta
abdomen dan kematian mendadak.
(3) Lesi arterosklerosis berkembang dari transport dan
retensi LDL plasma melalui lapisan sel endotelial ke
dalam matriks ekstraselular daerah subendotelial. Pada
dinding arteri, LDL dimodifikasi secara kimia melalui
proses oksidasi dan glikasi non-enzimatik. Perlahan-
lahan LDL teroksidasi menarik monosit ke dalam
dinding arteri. Monosit-monosit ini akan berubah
menjadi makrofag yang mempercepat oksidasi LDL.
(4) LDL teroksidasi mempengaruhi respon inflamasi yang
dimediasi oleh bebrapa zat kimia penarik dan sitokin,
molekul adhesi intraselular, faktor pertumbuhan
turunan-platelet, faktor pertumbuhan transformasi,
interleukin-1, interleuikin-6.
(5) Luka yang berulang dan perbaikan plak arterosklerosis
akhirnya mengarah kepada perlindungan fibrous cap
yang didasari oleh inti lipid, kolagen, kalsium, dan sel
inflmatori seperti limfosit T.
(6) Terjadinya oksidasi dan respon inflamasi dikendalikan
secara genetik dan primer atau penyakit genetik
lipoprotein diklasifikasikan ke dalam enam kategori
untuk fenotip hiperlipidemia. Tipe dan peningkatab
lipoprotein yang berhubungan adalah: I (kilpmikron),

18

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


IIa (LDL), IIb (LDL+VDL), III (IDL), IV (VLDL), dan
V (VLDL + kilomikron). Bentuk hiperlipidemia
sekunder dapat terjadi dan beberapa obat dapat
meningkatkan lipid.
(7) Kerusakan primer pada hiperkolestrol familial adalah
ketidakmampuan pengikatan LDL terhadap reseptor
LDL (LDL-R) atau, jarang terjadi, kerusakan
pencernaan kompleks LDL-R ke dalam sel setelah
pengikatan normal. Ini akibat kurangnya degradasi
LDL oleh sel dan tidak teraturnya biosintesis kolestrol,
dengan jumlah kolestrol total dan LDL tidak seimbang
kurangnya reseptor LDL.
c) Manifestasi Klinik
(1) Hiperkolesterolemia familial, peningkatan selektif
LDL, plasma dan perubahan penyimpanan turunan
kolestrol LDL, pada tendon (xantoma) dan arteri
(ateroma).
(2) Defisiensi lipoprotein lipase familial dijelaskan dengan
akumulasi masif kilomikron dan berhubungan dengan
meningkatnya trigliserida plasma atau pola lipoprotein
tipe I. Gejala serangan berulang pankreatitis dan nyeri
abdominal.
(3) Gejala klinis hiperlipoproteinemia familial tipe III
berkembang setelah umur 20 tahun yaitu xantoma,
striata palmaris, tuberosa xantoma, dan arterosklerosis
parah yang melibatkan arteri koroner, karotid internal,
dan aorta abdominal.
(4) Hiperlipoproteinemia tipe IV pada pasien dewasa
diabetes, dan hiperurisemia dan tidak memiliki
xantoma.
(5) Tipe V, dengan nyeri abdominal, pankreatitis,
munculnya xantoma, dan polineuropati perifer.

19

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


4) Hipertensi
a) Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah yang
presisten yaitu penderita dengan tekanan darah diastolik
kurang dari 90 mmHg dan tekanan darah sistolik lebih besar
sama dengan 140 mmHg .
b) Patofisiologi
(1) Hipertensi merupakan penyakit heterogen yang dapat
disebabkan oleh penyebab yang spesifik (hipertensi
sekunder) atau mekanisme patofisiologi yang tidak
diketahui penyebabnya (hipertensi primer atau
esensial).Hipertensi sekunder bernilai kurang dari 10%
kasus hipertensi, pada umunya kasus tersebut
disebabkan oleh penyakit ginjal kronik atau
renovascular. Kondisi lain yang dapat menyebabkan
hipertensi antara lain kehamilan, sindrom Chusing,
hipertiroid, hiperparatiroid, aldosteron primer,
kerusakan aorta. Beberapa obat yang dapat
menyebabkan tekanan darah.
(2) Multifaktor yang dapat menimbulkan hipertensi primer
yaitu ketidaknormalan humoral meliputi sistem renin-
angiotensin-aldosteron, hormaon natriuretik, atau
hiperinsulinemia, masalah patologi pada sistem syaraf
pusat, serabut saraf otonom, volume plasma, dan
konstriksi arteriol, defisiensi senyawa sintesis lokal
vasodilator pada endotelium vaskular, asupan natrium
tinggi dan peningkatan sirkulasi hormon natriuretik
yang menginhibisi transpor natrium intraseluler,
menghasilkan peningkatan reaktivitas vaskular dan
tekanan darah.
c) Manifestasi klinis
(1) Penderita hipertensi primer yang sederhana pada
umumnya tidak disertai gejala.

20

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


(2) Penderita hipertensi sekunder dapat disertai gejala suatu
penyakit. penderita feokromositoma dapat mengalami
sakit kepala paroksimal, berkeringat, takikardia,
palpitasi, dan hipotensi ortostatik. Pada aldosteronemia
primer yang terjadi dapat terjadi adalah hipokalemia
keram otot dan kelelahan. Penderita hipertensi sekunder
pada sindrom Cushing dapat terjadi peningkatan berat
badan, poliuria, edema, iregulear mestruasi, jerawat,
atau kelelahan otot.
5) Iskemia Jantung
a) Definisi iskemia jantung
Iskemia jantung dikenal juga penyakit arteri koroner,
didefinisikan sebagai kekurangan oksigen dan penurunan
atau tidak adanya aliran darah ke miokardium yang
disebabkan oleh penyempitan atau terhalangnya arteri
koroner.
b) Patofisiologi
(1) Faktor utama miokardial tergantung oksigen (MVO2)
adalah denyut jantung kontraktilitas, dan tekanan darah
pada dinding intramiokardial selama sistol. Tekanan
darah pada dinding dipertimbangkan sebagai faktor
yang paling penting, karena dari penyakit iskemi
jantung terjadi peningkatan kebutuhan oksigen yang
disuplai, perubahan dalam (MVO2) berperan atas
terjadinya iskemia dan dan gangguan yang terjadi
tersebut bermaksud untuk mengurangi perubahan.
(2) Perhitungan (MVO2) tidak langsung berguna secara
klinik yaitu hasil ganda (HG), denyut jantung dikalikan
oleh tekanan darah sistol. HG tidak mempertimbangkan
perubahan dalam kontraktilitas, dan hanya perubahan
dalam tekanan yang dipertimbangkan volume yang
masuk di ventrikel kiri dan peningkatan MVO2 yang

21

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


berhubungan dengan dilatasi ventrikular tidak
dihiraukan.
(3) Sistem koronari normal terdiri dari banyak epikardial
atau permukaan pembuluh (R2) yang memberi tahanan
kecil pada aliran miokardial dan arteri intramiokardial
dan arteriol (R2) yang bercabang kedalam jaringan
kapiler tebal untuk mensuplai aliran darah dasar.
Dibawah kondisi normal, tahanan R2 lebih besar
daripada R1. Aliran darah miokardial berhubungan
secara terbalik dengan tahanan arteriol dan
berhubungan langsung dengan tekanan yang mengatur
koroner.
(4) Lesi arterosklerosis menghambat R1 meningkatkan
tahanan arterioral, dan R2 dapat vasodilatasi untuk
mempertahankan aliran darah koroner. Dengan tingkat
yang lebih tinggi dari hambatan, respon yang diberikan
tidak mampu, dan aliran koroner yang disediakan oleh
vasodilatasi R2 tidak mampu untuk mencapai
kebutuhan oksigen. Stenosis yang relatif parah (lebih
dari 70%) akan memicuterjadinya iskemia dan
gejalanya pada kondis istirahat, dan stenosis kurang
parah dapat mengikuti cadangan aliran darah koroner
untuk energi.
(5) Diameter dan panjang dari lesi terhambat dan pengaruh
tekanan yang melewati daerah stenosis juga
mempengaruhi aliran darah koroner dan fungsi sirkulasi
corrateral. Hambatan koroner dinamik dapat terjadi
pada pembuluh normal dan pembuluh dengan stenosis
yang mengalami vasomotion (gerakan pembuluh) atau
spasmus dapat memberikan beban tambahan sangat
berat pada stenosis stabil. Iskemia yang bertahan dapat

22

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


mendukung pertumbuhan aliran darah kolateral yang
sedang berkembang.
(6) Stenosis kritis terjadi ketika lesi hambatan melewati
batas diameter luminal dan melampaui 70%. Lesi
membuat hambatan 50%-70% dapat mengurangi aliran
darah, dan vasospasmus dan trombosis terbebani berat
pada lesi “nonkritis” akan mengarah pada kejadian
klinik seperti IMA. Jika lesi membesar dari 80% hingga
90%, tahanan dalam pembuluh akan menjadi tiga kali
lipatnya. Cadangan koroner diperkecil pada sekitar
85% hambatan disebabkan oleh vasokontriksi.
(7) Abnormalitas kontrraksi ventrikular dapat terjadi, dan
kehilangan kontraktilitas pada daerah tertentu dapat
membebani sisa jaringan miokardial, mengakibatkan
terjadinya gagal jantug pengikatan MVO2. Daerah
jaringan dengan aliran darah kecil yang dapat terbentuk
adalah resiko untuk kerusakan yang lebih parah jika
kejadian iskemia tetap ada atau menjadi lebih parah.
Daerah miokardium non-iskemik dapat memperbaiki
untuk iskemia parah dan batas daerah iskemia dengan
membangun tekanan lebih dari biasanya untuk menjaga
keluaran kardiak. Disfungsi ventrikel kiri atau kanan
yang terjadi dapat berhubungan dengan temuan klinis
S3, gallop, dispnea, orthopnea, takikardi, tekanan darah
fliktuatif, dan pengeluran dari mitral atau trikuspida.
Rusaknya fungsi sistol dan distol mengarah pada
peningkatan tekanan yang masuk pada ventrikel kiri.
c) Manifestasi Klinik
(1) Iskemia tidak menyebabkan gejala anginal.
(2) Gejala sensai tekanan atau pembakaran diatas sternum
atau di dekatnya seringnya merambat ke rahang kiri,
bahu, dan tangan. Dada mengetat dan nafas memendek.

23

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


sensasi ini berlangsung selama 30 detik hingga 30
menit.
(3) Faktor yang mempercepat reaksi termasuk olahraga,
lingkungan yang dingin, berjalan setelah makan,
perasaan kesal, takut, marah, dan koitus.
(4) Pasien dengan angina varian atau prinzmetal sekunder
terhadap spasmus koroner lebih sering mengalami sakit
pada kondisi istirahat dan pada waktu pagi hari.
(5) Angina tidak stabil, dengan ciri percepatan tempo
gejala iskemia sebelum 48 jam, sakit pada kondisi
istirahat berlangsung lebih dari 20 menit, usia lebih dari
75 tahun, perubahan bagian ST, penemuan klinis edema
pulmonari, pengeluaran mitral, suara dari dada,
hipotensi, bradikardi, atau takikardi.
6) Cardiopulmonary arrest
a) Definisi Cardiopulmonary arrest
Cardiopulmonary arrest adalah tertundanya sirkulasi
dan ventilasi spontan secara tiba-tiba akibat gangguan
jantung dan pernafasan (cardiac or respiratory event).
b) Patofisiologi
Cardiopulmonary arrest pada orang dewasa
umumnya terjadi akibat aritmia. Aritmia yang terjadi adalah
fibrilasi ventrikel dan takikardia ventrikel tanpa denyut.
Pada anak-anak, Cardiopulmonary arrest seringkali
menjadi akhir dari kondisi syok progresif atau gagal
pernafasan.
Terdapat dua teori ayang menjelaskan tentang
mekanisme aliran darah pada Cardiopulmonary arrest, teori
pompa kardiak menyatakan bahwa penekanan secara aktif
diantara tulang dada dan tulang belakang dapat
menghasilkan sistol artifisial dengan meningkatnya tekanan
interventrikel, menutupnya katup atrioventrikular,

24

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


membukanya katup aorta, dan keluarnya darah darah dari
ventrikel. Saat tekanan ventrikular berakhir, penurunan
tekanan intraventrikular menyebabkan katup mitral dan
trikupidalis terbuka lalu pengisian ventrikel terjadi. Teori
pompa toraks yang lebih baru menyatakan bahwa aliran
darah yang terjadi pada cardiopulmonary arrest dihasilkan
dari perbedaan tekanan intratoraks yang diinduksi oleh
penekanan dada. Pada saat penekanan sistol, terdapat
gradien tekanan antara arteri intratoraks dan vena
ekstratoraks yang mengalirkan darah dari paru-paru menuju
sirkulasi sistemik. Setelah penekanan berakhir (diastol),
terjadi penurunan tekanan intratoraks dan darah mengalir
kembali ke paru-paru.
c) Manifestasi Klinik
Gejala sakit pada dada, diaforesis, sesak, nafas
pendek, atau tidak bernafas, keringat dingin yang ekstrim di
tangan dan kaki, ansietas, perubahan status mental, atau
ketidaksadaran serta mual atau muntah. Tanda fisik berupa
hipotensi, takikardia, bradikardia, denyut yang tidak
beraturan atau tidak ada denyut, sianosis, hipotermia, serta
suara jantung dan paru-paru yang sulit terdengar.
7) Stroke
a) Definisi Stroke
Stroke adalah penurunan sistem syaraf utama secara
tiba-tiba yang berlangsung selama 24 jam dan diperkirakan
berasal dari pembuluh darah.
b) Patofisiologi
(1) Stroke iskhemia
(a) Stroke iskhemia disebabkan oleh pembentukan
trombus atau emboli yang menghambat arteri
serebral. Arteroskelrosis serebral faktor penyebab

25

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


dalam kebanyakan masalah stroke iskemi. Emboli
dapat muncul dari arteri intra dan ekstra-kranial.
(b) Pada arterisklerosis karotid, plak dapat rusak
karena paparan kolagen, agregasi platelet, dan
pembentukan trombus.Bekuan dapat menyebabkan
hambatan sekitar atau terjadi pelepasan dan
bergerak ke arah distal, dan akan menghambat
pembuluh serebral.
(c) Masalah emboli kardiogen, aliran darah berhenti
dalam atrium atau ventrikel mengarah ke
pembentukan bekuan lokal yang dapat pelepasan
dan bergerak melalui aorta menuju sirkulasi
serebral.
(d) Pada pembentukan trombus dan embolisme adalah
hambatan arteri, penurunan aliran darah serebral
dan penyebab iskemia dan akhirnya infark distal
menjadi hambatan.
(2) Stroke Pendarahan
(a) Stroke pendarahan dan termasuk pedarahan
subarakhnoid, pendarahan intra-serebral, dan
hematomas subdural, pendarahan subarakhnoid
terjadi dari luka berat atau rusaknya aneurisme
intrakranial atau cact arteriovena. Pendarahan
intraserabral terjadi ketika pembuluh darah rusak
dalam parenkim otak menyebabkan pembentukan
hematoma. Hematoma terjadi pada luka berat.
(b) Adanya darah dalam parenkim otak menyebabkan
kerusakan pada jaringan sekitar melalui efek masa
dan komponen darah yang neurotoksik dan produk
uraianya. Penekanan terhadap jaringan yang
dikelilingi hematomas mengarah pada iskemia
sekunder. Kematian pada stroke pendarahan
disebabkan oleh peningkatan kerusakan dalam

26

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


penekanan intrakranial yang mengarah pada
herniasi dan kematian.
c) Manifestasi Klinik
(1) Penurunan kemampuan kognitif.
(2) Mengalami kelemahan pada satu sisi tubuh,
ketidakmampuan berbicara, kehilangan penglihatan,
vertigo, atau jatuh. Iskemia biasa tidak menyakitkan,
tetapi pada stroke pendarahan sakit kepala dapat terjadi
lebih parah.
(3) Disfungsi sistem syaraf, mengalami disartria, kerusakan
daerah penglihatan, dan perubahan tingkat kesadaran.
8) Syok
a) Definisi Syok
Syok merupakan kondisi manifestasi perubahan
hemodinamika contoh: hipotensi, takikardia, redahnya
curah jantung (cardiac out put, CO) dan oliguria
disebabkan oleh defisit volum intravaskular, gagal pompa
miokardial (syok kardiogenik), atau vasodilatasi periferal
(septik, anafilaktik, atau syok neurogenik).
b) Patofisiologi
(1) Syok hasil dari kegagalan sistem sirkulatori untuk
menghantarkan oksigen (O2) yang cukup ke jaringan
tubuh secara normal atau berkurangnya konsumsi O2
patofisiologi pada jenis syok hanya berbeda pada
kejadian awalnya.
(2) Syok hipovolemik dikarakterisasi defisiensi volum
intravaskular karena kekurangan eksternal atau
redistribusi internal dari air ekstraselular. Syok pada
tipe ini dapat diperburuk oleh hemorage, luka bakar,
trauma, operasi obstruksi interstinal, dan dehidrasi,
pemberian yang berlebihan pada diuretik loop dan diare
seta mual yang parah. Hipovolemia relatif terhadap
syok hipovolemik dan terjadi selama vasodilatasinya

27

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


signifikan dan disertai dengan anafilaksis, sepsis, syok
neurogenik.
(3) Penurunan tekanan darah dikompensasikan oleh
meningkatnya aliran keluar simpatetik, aktivasi sistem
renin-angiotensis, dan faktor humoral yang
menstimulasi vasokonteriksi periferal. Akbitanya,
vasokontriksi mendistribusikan kembali darah ke kulit,
otot skelet, ginjal, dan gastrointestinal menuju organ
vital contoh, jantung dan otak untuk menjaga
oksigenasi, nutrisi dan fungsi organ.
c) Manifestasi Klinik
(1) Manifestasi syok memiliki gejala dan tanda yang
berbeda-beda. Penderita dengan syok hipovolemik
dapat menyebabkan kehausan, gelisah, kelelahan, sakit
kepala karena lampu, dan pusing. Penderita juga
melaporkan urin yang keluar sedikit dan berwarna
kuning tua.
(2) Hipotensi, takikardia, takipnea, kebingungan, dan
oliguriamerupakan gejala umum. Biasanya disertai
dengan iskemia miokardialdan cerebrum, edema
pulmonari (syok kardiogenik), dan gagal organ
multisistem.
(3) Hipotensi yang signifikan (tekanan darah sistolik, SBP,
kurang dari 90 mmHg) dengan refleks sinus takikardia
(lebih besar dari 120 denyut/menit) dan meningkatnya
laju respiratori (lebih dari 30 tarikan napas/menit)
seringkali terdapat pada penderita hipovolemik. Secara
klinik manifestasinya adalah sentuhan yang ekstrim
dingin dan jika terjadi hipoksia koronari, aritmia
jantung dapat timbul dan pada akhirnya akan
menyebabkan gagal pompa miokardial yang ireversibel,
edema pulmonari, dan kolapse kardiovaskular.

28

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


(4) Penderita dengan kerusakan miokardial yang cukup
luas, auskultasi dada dapat menyebabkan bunyi jantung
yang konsisten disertai disfungsi ventrikular yang
signifikan (S3).
(5) Perubahan status mental disertai dengan pengosongan
volum dapat berkisar dari fluktuasi subtle pada mood-
agitasi –ketidaksadaran.
(6) Respiratori sekunder alkali pada hiperventilasi biasanya
diobservasi sekunder pada stimulasi sistem saraf pusat
dan pusat ventilatori sebagai akibat trauma, sepsis, atau
syok. Auskultasi paru-paru dapat membuat bunyi tajam
yang pendek (edema pulmonari) atau tidak adanya
bunyi bernapas.
(7) Ginjal sangat sensitif terhadap perubahan tekanan
perfusi. Perubahan menengah dapat membuat
perubahan laju filtrasi glomerulus (GFR) yang
signifikan. Oliguria, perkembangan anuria, terjadi
karena vasokontriksi dari arteriol aferen.
(8) Kulit biasanya dingin, pucat, atau sianotik (kebiruan)
karena hipoksemia. Berkeringat menyebabkan perasaan
lembab dan basah. Jari-jari mengalami penurunan
suplai darah kapiler.
(9) Redistribusi dari aliran darah keluar dari jalur
Gastrointestinal (GI) dapat mengakibatkan gastritis
stres, iskemia gut, dan beberapa kasus infark
mengakibatkan pendarahan GI.
(10) Pengurangan aliran darah hepatik terutama pada
berbagai bentuk vasodilatori syok dapat merubah
metabolisme komponen endogen dan obat.
9) Tromboemboli Jantung
a) Definisi Tromboemboli vena (TEV)
Tromboemboli vena (TEV) dihasilkan dari
pembentukan bekuan dalam sirkulasi vena dan gejala

29

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


trombosis vena dalam (TVD) dan embolisme pulmonari
(EP).
b) Patofisiologi
(1) Reaksi berantai koagulasi merupakan urutan tahapan
dari rangkaian reaksi yang menghasilkan pembentukan
benang fibrin. Benang fibrin dapat diaktifkan baik
memlaui jalur ekstrinsik dan intrinsik. Jalur intrinsik
diaktivasi ketika muatan negatif menempati permukaan
yang terpapar dengan faktor XII yang aktif pada darah,
dan aktivasi platelet merubaah faktor XI. Jalur
ekstrinsik diaktivasi ketika jaringan vaskular yang
rusak melepaskan tromboplastin jaringan. Luka pada
vaskular juga memaparkan subendotelium,
menyebabkan adherensi, aktivasi, dan aggregasi
platelet. Jalur intrinsik dan ekstrinsik bertemu pada
jalur umum dengan mengaktivasi faktor X. Dengan
pasangannya, yaitu faktor Va, faktor Xa merubah
protombin (II) menjadi trombin (Iia), yang lalu
memisahkan bentuka fibrinogen menjadi monomer-
monomer fibrin. Faktor VIII dengan cara kovalensi
mengikatkan benang-benang fibrinmenjadi larut dan
hasilnya dikenal dengan produk urai fibrin.
(2) Tiga komponen utama, yaitu statik, luka vaskular, dan
hiperkoagulabilitas (tritunggal Virchow) berperan
utama pada pembentukan trombus patogen.
(3) Vena statik melambatkan aliran darah pada vena dalam
pada kaki dihasilkan dari kerusakan katup vena,
hambatan pembuluh, atau peningkatan viskositas darah.
Kondisi ini berhubungan dengan vena statik yang
mencakup rasa sakit medis utama.

30

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


(4) Luka pembuluh darah dapat dihasilkan dari operasi
besar ortopedik, luka berat, atau penggunaan kateter
vena.
(5) Tingkat hiperkoagulasi mencakup malignansi:
resistensi protein C, defisiensi protein C, protein S, atau
antitrombin, kelebihan faktor VIII atau IX, antibodi
antifosfolipid, dan kondisi lainnya. Estrogen dan
reseptor modulator estrogen selektif (RMES) berkaitan
dengan trombosis vena mungkin disebbkan bagian yang
meningkatkan konsentrasi faktor pembekuan serum.
(6) Trombus dapat terbentuk pada bagian manapun
sirkulasi vena, kebanyakan trombi awalnya terbentuk
pada bagian yang sangat rendah. Sekali terbentuk,
trombus vena dapat: asimtomatik sisa, lisis spontan,
hambatan sirkulasi vena, propagansi ke vena proksima,
emboli, atau kerja kombinasi.
c) Manifestasi Klinik
(1) Gejala-gejala TVD bengkak, nyeri, radang, eritema,
dan hangat satu sisi kaki.
(2) Gejala paska trombosis, menghasilkan bengkak sangat
rendah kronis,nyeri, radang, perubahan warna kulit, dan
ulserasi.
(3) Gejala EP mencakup dispnea, takipnea, sakit pleuritas
pada dada, takikardia, palpitasi, batuk, diaforesis, dan
hemoptisis. Kolap kardiovaskular ditandai oleh
sianosis, shock, dan oliguria.

7. Tumbuhan Obat pada Sistem Kardiovaskular


Telah dilakukan penelitian mengenai tumbuhan obat untuk
penyakit yang termasuk dalam gangguan pada sistem kardiovaskular,
tanaman yang digunakan yaitu:

31

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


a. Hipertensi
1) Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Zat aktif dalam mengkudu yaitu scopoletin danxeronin
dapat menurunkan tekanan darah.Scopoletin bekerja dengan
cara menurunkan tahanan atau resistensi perifer. Besarnya tahan
perifer sangat bergantung pada kontraktilitas otot polos
pembuluh darah.Otot polos pembuluh darah diatur oleh sistem
saraf simpatis melalui pengeluaran neurotransmiter noradrenalin
di ujung saraf simpatis pada dinding pembuluh darah.
Kontraktilitas otot polos pembuluh darah juga dipengaruhi oleh
fungsi endotel pembuluh darah, karena pada endotel disintesis
dan disekresi berbagai bahan vasokonstriktor dan vasodilator,
dan cara penggunaan mengkudu untuk penderita hipertensi
dengan terapi jus mengkudu 2 kali sehari yaitu pada 20-30 menit
sebelum sarapandan 20-30 menit sebelum makan malam
didapatkan penurunan tekanan darah(Sari, 2015).
2) Seledri (Apium graveolens)
Kandungan pada seledri yaitu flavonoid, saponin, tanin
1%, minyak asiri 0,033%, flavo-glukosida (apiin), apigenin,
fitosterol, kolin, lipase, pthalides, asparagine, zat pahit, vitamin
(A, B dan C), apiin, minyak menguap, apigenin dan alkaloid.
Apigenin berkhasiat hipotensif, kandungan apigenin yang dapat
mencegah penyempitan pembuluh darah dan phthalides yang
dapat mengendurkan otot-otot arteri atau merelaksasi pembuluh
darah. Zat tersebut yang mengatur aliran darah sehingga
memungkinkan pembuluh darah membesar dan mengurangi
tekanan darah. Cara penggunaannya dengan pemberian jus
seledri dengan cara peras dan makan seperempat ons seledri
setiap hari selama 1 minggu(Saputra & Fitria, 2016).
b. Hiperlipidemia
1) Salam (Eugenia polyantha)
Salam mempunyai kandungan kimia minyak atsiri 0,2%
(sitral, eugenol), flavonoid (katekin dan rutin), tannin dan

32

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


metil kavicol (methyl chavicol) yang dikenal juga sebagai
estragole atau p-allylanisole. Daun salam dapat menurunkan
kadar LDL kolesterol serum secara bermakna sesuai dengan
peningkatan dosis yang diberikan karenadaun
salammengandung senyawa aktif seperti quercetin yang
terkandung dalam flavonoid selain sifatnya sebagai
antioksidan, dapat menghambat sekresi dari Apo-B100 ke
intestinum, sehingga jumlah Apo B akan mengalami
penurunan. Apo-B merupakan pembentuk VLDL dan LDL.
Penggunaan daun salam kering efeknya tidak seharum
penggunaan daun salam segar karena sebagian minyak atsiri
yang terkandung sudah menguap, sehingga apabila
menggunakan daun salam kering disarankan menambahkan
jumlah daun salamnya untuk mendapatkan aroma harum
(Harismah & Chusniatun, 2016).
2) Cerme (Phyllanthus acidus (L.) Skeels)
Ekstrak etanol daun cerme (P. acidus L.) mempunyai
efek antikolesterol, dengan salah satu mekanisme kerjanya
adalah menghambat penyerapan kolesterol pada saluran cerna
menyebabkan penurunan bobot badan. Dosis optimal yang
mempunyai efek antikolesterol dalam serum ditunjukkan oleh
ekstrak etanol daun cerme dosis 45 mg/kg bb, dan efek
penghambatan penyerapan kolesterol pada saluran cerna
ditunjukkan oleh ekstrak etanol daun cerme dosis 22,5 mg/kg bb
(Sutjiatmo et al., 2013).
c. Stroke
1) Tomat (Solanum lycopersicum)
Kandungan terbesar dalam tomat yaitu likopen sebanyak
3-5 mg dalam 100 gram tomat. Likopen merupakan suatu
karotenoid non-provitamin A yang secara alamiah terdapat pada
buah dan sayur berwarna merah, terutama dalam buah tomat dan
produk-produk olahannya. Likopen merupakan pemadam
oksigen radikal yang paling kuat dibanding karotenoid yang

33

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


lain. Kemampuannya mengendalikan radikal bebas 100 kali
lebih efisien daripada vitamin E.Terdiri dari 40 karbon rantai
acyclic dengan 13 ikatan rangkap dan mempunyai beberapa
bentuk isomer in vivo dan adanya sejumlah ikatan rangkap
terkonjugasi tersebut. Pada proses stroke banyak terbentuk
radikal bebas. Radikal bebas akan mengoksidasi jaringan otak
dan meningkatkan kerusakan akibat iskemik serta memicu
apoptosis (kematian sel). Likopen dapat mencegah terbentuknya
plak dan berfungsi sebagai anti platelet terhadap pembentukan
trombus pada arterosklerosis, sehingga mencegah
arterosklerosis yang merupakan faktor resiko stroke (Humam &
Lisiswanti, 2015).
d. Iskemia Jantung
1) Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.)
Tumbuhan pisang sendiri di Indonesia sangat banyak,
salah satunya adalah pisang kepok. Kulit pisang kepok
mengandung beta karoten 45 mg/100g, dimana itu adalah
jumlah yang cukup tinggi.Beta karoten pada pisang akan
mengikat spesies oksigen reaktif (ROS) ekstrasel dan
menghentikan aterosklerosis,awal siklus yang mencegah
terjadinya trombus yang merupakan awal dari infark miokard
akut (Aprilia et al., 2016).

8. KarakteristikDayeuhluhur
a. Geografi
Wilayah Dayeuhluhur merupakan daerah perbukitan dengan
iklim sejuk. Luas Kecamatan Dayeuhluhur seluas 18.506,10 hektar
atau sekitar 8,2 persen dari luas Kabupaten Cilacap. Dayeuhluhur
merupakan kecamatan yang memiliki dataran tertinggi di Kabupaten
Cilacap yaitu 198 m dari permukaan laut. Topografi perbukitan,
dikelilingi hutan dengan luas 5.371,40 Ha atau sekitar 29,02 persen
dari Kecamatan Dayeuhluhur. Sedangkan luas wilayah Dayeuhluhur
adalah 18.506,10 hektar atau sekitar 8,2 persen dari luas wilayah

34

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


Kabupaten Cilacap. Untuk luas tegalan dan perkebunan adalah
7.697,40 hektar dan sisanya adalah perumahan dan lainnya yaitu
sekitar 2.455,53 hektar. Wilayah Kecamatan Dayeuhluhur terletak di
sebelah barat – utara dari Cilacap, merupakan salah satu dari 24
kecamatan di wilayah Kabupaten Cilacap yang berbatasan langsung
dengan Propinsi Jawa Barat, batas-batas sebagai berikut: sebelah
utara berbatasan dengan Kabupaten Kuningan, sebelah selatan
dengan Kota Banjar, sebelah barat Kota Banjar dan Kabupaten
Ciamis, sebelah timur dengan Kecamatan Wanareja (Badan Pusat
Statistik Kabupaten Cilacap, 2016b).

Gambar 2. 1. Peta Kecamatan Dayeuhluhur

b. Kesehatan
Petugas kesehatan di daerah Dayeuhluhur pada tahun 2015
yaitu sebanyak 3 dokter , 28 bidan, 26 paramedis lain, dan 47 dukun
bayi. Banyaknya sarana kesehatan menurut desa pada tahun 2015
yaitu puskesmas sebanyak 2 dengan lokasi Puskesmas I di Desa
Dayeuhluhur dan Puskesmas II di Desa Panulisan. Puskesmas
pembantu sebanyak 4 dengan lokasi di Desa Datar, Desa Bingkeng,
Desa Bolang, dan Desa Kutaagung. POSKESDES sebanyak 11

35

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


dengan lokasi di Desa Panulisan Barat, Desa Panulisan, Desa
Panulisan Timur, Desa Matenggeng, Desa Ciwalen, Desa
Dayeuhluhur, Desa Hanum, Desa Bingkeng, Desa Bolang, Desa
Cijeruk, Desa Cilumping, dan Desa Sumping Hayu. Posyandu
sebanyak 61 dengan lokasi Desa Panulisan Barat 4, Desa Panulisan
3, Desa Panulisan Timur 5, Desa Matenggeng 6, Desa Ciwalen 4,
Desa Dayeuhluhur 10, Desa Hanum 6, Desa Datar 5, Desa Bingkeng
5, Desa Bolang 6, Desa Kutaagung 3, Desa Cijeruk 2, Desa
Cilumping 2, dan Desa Sumping Hayu 2 (Badan Pusat Statistik
Kabupaten Cilacap, 2016a).

36

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


C. Kerangka Konsep

Peninjauan lapangan lokasi penelitian di


Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap
Survei
untuk mendapatkan calon informan untuk
penelitian

Persiapan
Perizinan :
1. Surat pengantar dari fakultas.
2. KESBANGPOL Cilacap
Perizinan 3. BAPPEDA Cilacap
4. Surat pengantar dari kecamatan untuk tiap
des.
5. Ethical Clearance

1. Informan (dukun bayi, tukang pijat,


tukang jamu).
menentukan
sampel 2. teknik yang dignakan yaitu purposive
sampling.

Menggunakan teknik wawancara semi


Pelaksanaan struktur, mengenai jenis-jenis tumbuhan
penelitian mengumpulkan
data sampel dan pemanfaatannya atau penggunaanya
sebagai obat tradisional pada gangguan
sistem kardiovaskular

1. Transkrip wawancara
analisis data
2. Determinasi

Analisis Hasil : Analisis deskriptif kualitatif dan penyusunan laporan akhi r

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

37

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018


D. Hipotesis
1. Tumbuhan yang digunakan sebagai obat pada gangguan sistem
kardiovaskular di Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap suku
tumbuhan yang paling banyak digunakan yaitu Zingberaceae dan
Lamiaceae
2. Penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional pada gangguan sistem
kardiovaskular pada masyarakat di Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten
Cilacap menggunakan tumbuhan obat dengan cara direbus, ditumbuk,
dikunyah, diperas, dioles, dan digosok.

38

Studi Etnofarmakologi Tumbuhan...Deby Inda Lestari, Fakultas Farmasi Ump, 2018

Anda mungkin juga menyukai