PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pertahanan tubuh, timbul bila ada jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan
individu bereaksi dengan memindahkan stimulus nyeri (Guyton & Hall, 2008).
kerusakan jaringan, inflamasi, atau kelainan yang lebih berat seperti disfungsi
sistem saraf. Oleh karena itu nyeri sering disebut sebagai alarm untuk melindungi
tubuh dari kerusakan jaringan yang lebih parah. Rasa nyeri seringkali
menyebabkan rasa tidak nyaman seperti rasa tertusuk, rasa terbakar, rasa
kesetrum, dan lainnya sehingga mengganggu kualitas hidup pasien atau orang
bertindak dalam sistem saraf pusat atau pada mekanisme nyeri perifer, tanpa
jenis Analgesik, namun yang banyak beredar dan dikenal masyarakat salah
1
2
Biaya yang harus dikeluarkan bisa sampai miliaran dolar hanya untuk mengatasi
nyeri akut dikarenakan luka atau penyakit, dan 1 dari 3 nya akan mengalami nyeri
seseorang. 85% penyebabnya adalah kelainan jaringan lunak seperti cedera otot
obat kronis lainnya. Selain itu obat analgesik juga bisa dikombinasikan dengan
obat flu, batuk, rematik, obat diare dan lainnya. Menurut penelitian Septiani
(2017) analgetik yang sering diresepkan adalah analgetik non-opioid yaitu Asam
Mefenamat sebanyak 320 resep (30,13%). Jenis obat yang sering diresepkan
adalah non generik sebanyak 749 resep (70,53%) dan kombinasi analgetik yaitu
yang paling banyak diresepkan dokter untuk pasien artritis adalah Ibuprofen
Dari latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang pola
peresepan obat analgesik di RST dr. Soedjono Magelang pada bulan Juli -
B. Rumusan Masalah
penelitian ini yaitu bagaimana pola peresepan obat analgesik di RST dr. Soedjono
C. Tujuan Penelitian
di RST dr. Soedjono Magelang pada bulan Juli - September tahun 2021.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
2. Bagi institusi
E. Keaslian Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Nyeri
sehingga banyak dokter mendefinisikan nyeri sebagai apa pun yang dikatakan
pasien (Wells, B. et al. 2009). Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang
tidak menyenangkan, bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang
berbeda dalam hal skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang
2015). Menurut Smeltzer & Bare (2002), definisi keperawatan tentang nyeri
melilit, seperti emosi, pada perasaan takut, mual dan mabuk. Terlebih, setiap
perasaan nyeri dengan intensitas sedang sampai kuat disertai oleh rasa cemas dan
keinginan kuat untuk melepaskan diri dari atau meniadakan perasaan itu. Rasa
nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada jaringan rusak dan
hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan stimulus nyeri
6
7
B. Epidemiologi
mengalami kecacatan akibat nyeri. Biaya yang harus dikeluarkan bisa sampai
miliaran dolar untuk nyeri ini sendiri. Dalam 1 tahun, 25 juta penduduk Amerika
akan mengalami nyeri akut dikarenakan luka atau penyakit, dan 1 dari 3 nya akan
mengalami nyeri akut pada beberapa titik dalam hidupnya (Wells, B. et al. 2009).
C. Patofisiologi Nyeri
intensitasnya bisa tinggi atau rendah. Hal tersebut mengakibatkan sel mengalami
terstimulasi dan merangsang nociceptor. Jika terjadi oklusi pembuluh darah maka
pembuluh darah. Hal ini menyebabkan edema lokal, tekanan jaringan meningkat
substansi peptida P (SP) dan kalsitonin gen terkait peptida (CGRP), yang akan
2017).
D. Klasifikasi Nyeri
1. Nyeri Akut
dengan suatu keadaan penyakit maupun situasi yang berisiko. Nyeri akut
9
2. Nyeri Kronik
Dalam kondisi normal, nyeri akut mereda dengan cepat karena proses
yang mengarah ke keadaan nyeri kronis dengan ciri-ciri yang sangat berbeda
dari nyeri akut. Jenis nyeri ini bisa nosiseptif, neuropatik / fungsional, atau
normal untuk cedera akut (misalnya, sindrom nyeri regional kompleks), nyeri
3. Nyeri Kanker
Nyeri yang terkait dengan kondisi yang berpotensi mengancam jiwa sering
disebut nyeri ganas atau hanya nyeri kanker. Jenis rasa sakit ini termasuk
komponen kronis dan akut dan sering memiliki banyak etiologi. Ini adalah rasa
E. Manajemen Nyeri
dengan efek samping paling sedikit. Mekanisme obat ini untuk mencegah
nyeri, sehingga mengurangi jumlah impuls nyeri yang diterima oleh sistem saraf
pusat. NSAID mungkin sangat bermanfaat dalam pengelolaan nyeri tulang terkait
kanker. Studi yang membandingkan kemanjuran agen ini tidak konsisten. Oleh
karena itu, pilihan agen tertentu sering tergantung pada ketersediaan, biaya,
al. 2009).
F. Terapi Farmakologis
1. Analgesik Opioid
a) Morfin
Morfin merupakan lini terapi pertama nyeri sedang hingga berat. Dapat
diberikan melalui rute parenteral, oral, atau rektal. Efek samping yang
diberikan atas saran dari dokter. Dosis yang diberikan sebesar 5-30 mg tiap 3-4
jam melalui rute oral dan intramuskular. Sedangkan 1-2,5 mg tiap 5 menit bila
b) Kodein
Mekanisme kerja Kodein hampir sama dengan Morfin. Dosis Kodein diberikan
15-60 mg tiap 4-6 jam secara oral maupun intramuskular (Dipiro., et al, 2008).
dan sedang dari penyebab yang luas meliputi nyeri gigi dan nyeri otot serta
dismenorea. Kedua obat ini memiliki efek samping yang hampir sama dengan
efek samping umum yaitu iritasi mukosa dan pendarahan lambung. Kedua obat
harus dihindari oleh pasien dengan riwayat masalah lambung. Efek samping
lambung minor dapat dikurangi dengan meminum obat dengan atau setelah
makan.
direkomendasikan pada pasien dengan gagal ginjal, penyakit jantung atau liver,
Dosis
- Aspirin
Dewasa dan anak-anak di atas 16 tahun, 300-900 mg setiap 4–6 jam bila
- Ibuprofen
Bayi (mulai 1 bulan, hanya resep): 3–6 bulan (BB > 5 kg), 50 mg hingga tiga
Anak-anak (maksimal tiga kali sehari): 1-4 tahun, 100 mg; 4-7 tahun, 150 mg;
Orang dewasa dan anak-anak >12 tahun: 200-400 mg setiap 4 jam, hingga
b) Diklofenak
meringankan sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid, nyeri rematik, nyeri otot, dan
sakit punggung pada orang dewasa dan anak-anak berusia 14 tahun ke atas.
Dosisnya adalah dua tablet pada awalnya, diikuti oleh satu atau dua tablet
setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan, hingga maksimum 6 tablet (75 mg) dalam
periode 24 jam. Sebaiknya tidak digunakan selama lebih dari 3 hari. Perhatian
dan kontraindikasi pada dasarnya sama dengan NSAID dan efek samping
c) Parasetamol
diketahui. Obat ini memiliki sedikit aktivitas anti inflamasi, namun memiliki
13
Obat ini dimetabolisme di hati, di mana ia dikonversi menjadi zat antara yang
atas tingkat terapeutik, dan gejala overdosis mungkin tidak muncul selama 2
hari atau lebih. Hal ini memungkinkan overdosis tanpa disadari untuk
dilanjutkan, dan ada kematian pada pasien yang menggunakan dosis besar,
atau dua atau lebih preparat yang mengandung Parasetamol, untuk penyakit
ringan seperti pilek. Oleh karena itu sangat penting untuk memastikan bahwa
pasien tidak melebihi dosis yang disarankan dan tidak menggunakan lebih dari
Dosis
- Anak-anak: usia 3-12 bulan, 60–120 mg; usia 1–5 tahun, 120–250 mg; usia
6–12 tahun, 250–500 mg; semua setiap 4-6 jam bila perlu, hingga maksimum
d) Asam Mefenamat
14
aksi dari sistesis prostaglandin. Karena reseptor ini memiliki peran sebagai
(Drugbank, 2019).
tiap 6 jam bila perlu, biasanya tidak melebihi 7 hari. Untuk dismenore primer
dosis awal 500 mg PO sekali, dilanjutkan dengan 250 mg PO tiap 6 jam bila
e) Meloksikam
dan sebagai analgesik, terutama jika ada komponen inflamasi. Ini terkait erat
f) Piroksikam
terbagi dalam 3 skala yaitu mild, moderate, dan severe pain pada Tabel 2.1.
H. Kerangka Konsep
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
untuk mengetahui pola peresepan obat analgesik di RST dr. Soedjono Magelang
1. Populasi
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh lembar resep
yang mengandung obat Analgesik di RST dr. Soedjono Magelang pada bulan
2. Sampel
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh lembar resep yang
mengandung obat analgesik di RST dr. Soedjono Magelang pada bulan Juli -
3. Kriteria Inklusi
a. Resep yang mengandung obat analgesik di RST dr. Soedjono Magelang pada
16
17
4. Kriteria Eksklusi
D. Variabel Penelitian
Definisi Operasional
1. Nyeri adalah suatu kondisi atau perasaan yang tidak mengenakkan dimana
2. Resep adalah surat tertulis dari dokter kepada apoteker yang berisi sejumlah
berdasarkan resep.
4. Usia adalah pengguna antinyeri yang dibagi berdasarkan usia pasien. Bayi dan
5. Kelas terapi obat lain adalah kelas terapi obat selain obat nyeri yang
seluruh lembar resep yang mengandung obat analgesik di RST dr. Soedjono
dr. Soedjono Magelang pada bulan Juli - September tahun 2021, maka langkah-
G. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
c. Melengkapi materi Proposal yang sudah disetujui dengan teori maupun metode
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Pelaporan
penelitian
Prosedur Penelitian
Bare dan Smeltzer. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &.
Suddart (Alih bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3. Jakarta :EGC
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2016. Pharmaceutical Care Untuk
Penyakit Nyeri. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.
Fitrina. 2018. Low Back Pain (LBP). Diakses pada 5 Desember 2019, dari
https://yankes.kemkes.go.id/read-low-back-pain-lbp-5012.html
Guyton A, Hall JE. 2008. Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta. EGC.
Meschi, M. et al. 2013. The Relationship Between Blood Pressure and Pain,
15(8). doi: 10.1111/jch.12145.
Uto, Wahyuni Feronika, dkk. 2018. Profil Peresepan Obat Pada Pasien
Osteoartritis (Studi dilakukan di Poli Orthopedi Rumah Sakit Royal
Surabaya) Periode November 2017-Januari 2018. Akademi Farmasi
Surabaya.
World Health Organization. 1996. Cancer pain relief. Diakses pada 29 Februari
2022. https://apps.who.int/iris/handle/10665/43944