Meningkatkan mutu
Pelayanan Kefarmasian
penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Penerimaan
sediaan farmasi di Apotek harus dilakukan oleh Apoteker. Bila Apoteker berhalangan hadir, penerimaan
sediaan farmasi dapat didelegasikan kepada Tenaga Kefarmasian yang ditunjuk oleh Apoteker Pemegang
SIA. Pemeriksaan sediaan farmasi yang dilakukan meliputi:
Kondisi kemasan termasuk segel, label/penandaan dalam keadaan baik.
Kesesuaian nama, bentuk, kekuatan sediaan obat, isi kemasan antara arsip surat pesanan dengan obat
yang diterima.
Kesesuaian antara fisik obat dengan Faktur pembelian dan/atau Surat Pengiriman Barang (SPB) yang
meliputi: kebenaran nama produsen, nama pemasok, nama obat, jumlah, bentuk, kekuatan sediaan
obat dan isi kemasan, nomor bets dan tanggal kadaluwarsa
d . Penyimpanan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan obat
Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik.
Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin keamanan dan
stabilitasnya.
Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang lainnya yang
menyebabkan kontaminasi
Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi Obat serta
disusun secara alfabetis.
Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In First Out)
Untuk obat high alert (obat dengan kewaspadaan tinggi) berupa
Obat Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi.
Lanjutan...
e . Pemusnahan dan penarikan
Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh tenaga
kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja.
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan.
Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di
Apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara
Pemusnahan Resep menggunakan Formulir 2 sebagaimana terlampir dan selanjutnya dilaporkan
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak dapat
digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
f. Pengendalian
Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok Pencatatan dilakukan pada setiap proses
baik dengan cara manual atau elektronik. pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan,
faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau
struk penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan
dengan kebutuhan.
Lanjutan...
Menyiapkan Obat sesuai dengan permintaan Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat
Resep dan terpisah untuk Obat yang berbeda
Melakukan peracikan Obat bila diperlukan Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus
meliputi: warna putih untuk Obat dalam/oral; penulisan nama pasien pada etiket, cara
warna biru untuk Obat luar dan suntik, penggunaan serta jenis dan jumlah Obat
menempelkan label “kocok dahulu” pada (kesesuaian antara penulisan etiket dengan Resep)
sediaan bentuk suspensi atau emulsi. Menyerahkan Obat yang disertai pemberian
informasi Obat;
c. Pemberian Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker
dalam pemberian informasi mengenai Obat yang tidak memihak, dievaluasi
dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan Obat
kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat.
d. Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker
dengan pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi
perubahan perilaku dalam penggunaan Obat dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.
Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling:
Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau ginjal, ibu
hamil dan menyusui).
Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya: TB, DM, AIDS, epilepsi).
Pasien yang menggunakan Obat dengan instruksi khusus (penggunaan kortikosteroid dengan
tappering down/off).
Pasien yang menggunakan Obat dengan indeks terapi sempit (digoksin, fenitoin, teofilin).
Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa Obat untuk indikasi penyakit yang
sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari satu Obat untuk penyakit yang
diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis Obat.
Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah.
e. Pelayanan Kefarmasian di Rumah (home pharmacy care)
Jenis Pelayanan Kefarmasian di rumah yang dapat dilakukan oleh Apoteker, meliputi :
Penilaian/pencarian (assessment) masalah yang berhubungan dengan pengobatan
Pendampingan pengelolaan Obat dan/atau alat kesehatan di rumah, misalnya cara pemakaian Obat
asma, penyimpanan insulin
Konsultasi masalah Obat atau kesehatan secara umum
Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaan Obat berdasarkan catatan pengobatan
pasien
Dokumentasi pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian dirumah dengan menggunakan Formulir 8
sebagaimana terlampir.
f. Pemantauan terapi obat (PTO)
Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan
terapi Obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
meminimalkan efek samping.
Kriteria pasien:
Adanya multidiagnosis.
Pelayanan kefarmasian di rumah sakit Adapun tujuan pelayanan farmasi di rumah sakit
D). Penyimpanan
Setelah barang diterima di instalasi farmasi perlu dilakukan
penyimpanan sebelum dilakukan pendistribusian. Penyimpanan
harus dapat menjamin kualitas dan keamanan sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan
persyaratan kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud
meliputi persyaratan stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya,
kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
e) Pengendalian
Tujuan pengendalian persediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai adalah untuk:
a. Penggunaan obat sesuai dengan formularium rumah sakit;
b. Penggunaan Obat sesuai dengan diagnosis dan terapi; dan
c. Memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, dan kehilangan serta
pengembalian pesanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai.
keluarganya. dan menyajikan informasi obat kepada dokter, pasien serta profesional
kesehatan lainnya.