NIM: 1804081
Kelompok: 3
Kelas: B
Rheumatoid Arthritis
Pada patofisiologi rheumatoid arthritis terjadi migrasi sel inflamasi yang dipicu
oleh aktivasi endotel pada pembuluh darah mikro sinovial yang meningkatkan
ekspresi molekul adhesi dan kemokin serta menimbulkan poliferasi leukosit pada
kompartemen sinovial
Pada keadaan normal sinovium terdiri dari sel sinovial seperti fibroblast yang berasal dari jaringan
mesenkimal. Pada rheumatoid arthritis terjadi semi otonomi regulasi FLS (fibroblast like
synoviocytes) dengan perluasan lapisan membrane, tingginya ekspresi sitokin dan kemokin, molekul
adhesi, mariks metalloproteinase (MMP) dan tissue inhibitors of metalloproteinase (TIMP) yang
menyebabkan dekstruksi kartilago pada daerah tersebut, memperpanjang inflamasi sinovial dan
menimbulkan kondisi yang kondusif dalam pertahanan sel T, sel B, dan sistem imun adaptif.
Etiologi
Jenis kelamin
Umur yang lebih tua
perempuan
Terapi non farmakologi
Pengurangan berat
Istirahat yang jika kegemukan
cukup
Terapi fisik
Terapi occupational
Terapi ini dilakukan
untuk meningkatkan Terapi dengan aktivitas
kekuatan otot dan untuk merangsang
fleksibilitas sendi penyembuhan
Terapi farmakologi
1 2
NSAID Kortikosteroid
NSAID terutama bekerja dengan
Diberikan kortikosteroid dosis
menginhibisi sintesis prostaglandin,
rendah seperti prednison 5-
NSAID mempunyai efek analgesik dan
7,5mg/hari untuk mengurangi
anti inflamasi dan mencegah erosi tulang
keluhan pasien sambil menunggu
atau deformitas sendi. NSAID umumnya
efek DMARDs yang baru muncul
diterima sebagai terapi pertama untuk
setelah 4-16 minggu, membantu
perawatan simtom dari RA ringan.
mengurangi peradangan dan rasa
sakit, serta memperlambat
kerusakan sendi.
3
DMARD
Digunakan untuk melindungi sendi (tulang dan kartilago) dari proses destruksi oleh
Rheumatoid Arthritis. Contoh obat DMARD yaitu: hidroksiklorokuin, metotreksat,
sulfasalazine, garam emas, penisilamin, dan asatioprin.
Terapi DMARD untuk rheumatoid arthtritis
Obat Waktu Dosis Keterangan
1. Osteoporosis
Dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis, 5. Carpal tunnel syndrome
yaitu kondisi yang melemahkan tulang dan bisa Jika rheumatoid arthritis memengaruhi sendi di
membuat tulang menjadi rentan patah. pergelangan tangan, peradangan dapat menekan
2. Rheumatoid nodules saraf di tangan dan jari, sehingga timbul carpal
Benjolan keras yang muncul di bawah kulit. Benjolan tunnel syndrome dengan gejala sakit, mati rasa, dan
ini paling sering terbentuk di sekitar titik-titik kesemutan di jari dan sebagian tangan.
tekanan, seperti siku, tetapi bisa juga terbentuk di 6. Masalah jantung
bagian tubuh manapun, termasuk paru-paru. Dapat menimbulkan penyumbatan dan pengerasan
3. Sindrom Sjogren pembuluh darah arteri, serta peradangan pada
Penderita rheumatoid arthritis lebih mungkin kantung yang membungkus jantung
mengalami sindrom Sjogren, yaitu kelainan yang 7. Penyakit paru-paru
menurunkan jumlah kelembapan di mata dan mulut, Dapat berisiko mengalami peradangan di jaringan
sehingga menyebabkan mata dan mulut menjadi kering. paru-paru, yang dapat menyebabkan gejala sesak
4. Infeksi napas.
Pengobatan yang dijalani dapat merusak sistem 8. Limfoma
kekebalan. Adapun kondisi ini dapat meningkatkan Limfoma adalah salah satu jenis kanker darah yang
risiko terjadinya infeksi. berkembang di sistem limfatik. Jika memiliki RA,
lebih berisiko terkena penyakit ini.
Goat dan Hiperurisemia
FaseIV
Fase II Munculnya tofus menimbulkan infeksi
Perpindahan monosodium urat ke cairan sekunder, pada fase ini sering terjadi
sendi dan menimbulkan reaksi perlawanan kerusakan sendi, gangguan fungsi ginjal,
dari sel neutrophil, sehingga mencetuskan dan gangguan kardiovaskular
reaksi radang oleh beberapa sitokin
inflamasi
Etiologi
Peningkatan kadar asam urat darah yang berasal
dari metabolisme purin, dapat disebabkan oleh
penurunan ekskresi maupun overproduksi asam
urat
atau kaku
Faktor resiko
• Memiliki riwayat
• Berjenis kelamin pria, penyakit asam urat
terutama yang berusia 30–50 dalam keluarga
tahun
• Memiliki berat badan berlebih
• Mengonsumsi makanan
tinggi purin, seperti daging
merah, jeroan, dan
beberapa jenis hidangan
laut, seperti teri, sarden,
kerang, dan tuna
Terapi non farmakologi
Memenuhi asupan
protein dengan
Menghindari makanan mengonsumsi susu
berkadar purin tinggi rendah lemak
Berolahraga secara
Mengurangi rutin untuk mencapai
konsumsi minuman dan menjaga berat
tinggi gula dan badan ideal
minuman beralkohol
Terapi farmakologi
Kolkisin 1 2
Obat Anti Inflamasi Non
Dosis : 0,5 – 0,6 mg tiap satu jam atau 1,2 mg
Steroid (OAINS)
sebagai dosis awal dan diikuti 0,5 – 0,6 mg tiap Memiliki kemanjuran yang sangat baik dan
2 jam sampai gejala penyakit hilang . toksisitas minimal dengan penggunaan jangka
pendek.Contohnya: indometasin, fenilbutazon
.
REFERENCES