Anda di halaman 1dari 19

REUMATIK

KELOMPOK 2 :
1. Silvia Nur Anggraini 1920384290
2. Soni Prabowo Putra 1920384297
3. Yuharni 1920384302
4. Julinar Intan Pratiwi 1920384312
5. Meilany Berti Astari 1920384316
6. Santika Sandra Prabowo 1920384321
7. Yogik Setyawan 1920384327
DEFINI
SI
• Reumatik = Penyakit sendi yang disebabkan oleh peradangan
pada persendian sehingga tulang sendi mengalami destruksi dan
deformitas serta menyebabkan jaringan ikat akan mengalami
degenerasi yang akhirnya semakin lama akan semakin parah.
• Rematik adalah orang yang menderita rheumatism (encok),
arthritis (radang sendi)
• Ada 3 jenis arthritis yang paling sering diderita adalah
osteoarthritis (OA) ,arthritis goud (pirai), dan rheumatoid artirtis
(RA) yang menyebabkan pembengkakan benjolan pada sendi
atau radang pada sendi secara serentak.
JENIS
REUMATIK
• Rematik artikular atau arthritis (radang sendi)
Gangguan rematik yang berlokasi pada persendian yang
diantarannya meliputi arthritis rheumatoid, osteoarthritis dan gout
arthritis.
• Rematik non artikular atau ekstra artikular
Gangguan rematik yang disebabkan oleh proses diluar persendian
diantaranya bursitis, fibrositis dan sciatica.
Golongan Reumatik

• Osteoartritis = Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan


sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut
• Artritis Rematoid = Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi
sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan
melibatkan seluruh organ tubuh
• Olimialgia Reumatik = Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri
dari rasa nyeri dan kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas
proksimal, leher, bahu dan panggul
• Artritis Gout (Pirai) = Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang
mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih
banyak terdapat pada pria dari pada wanita.
Ditinjau dari stadium penyakitnya, ada tiga stadium
pada RA yaitu:
• Stadium sinovitis.
Artritis yang terjadi pada RA disebabkan oleh sinovitis,
yaitu inflamasi pada membran sinovial yang
membungkus sendi. Sendi yang terlibat umumnya
simetris, meski pada awal bisa jadi tidak simetris.
• Stadium destruksi
Ditandai adanya kontraksi tendon saat terjadi kerusakan
pada jaringan sinovial
• Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan
berulang kali, deformitas, dan gangguan fungsi yang
terjadi secara menetap
Manifestasi Klinis RA

• MANFESTASI ARTIKULAR terjadi secara simetris berupa inflamasi sendi,


bursa, dan sarung tendo yang dapat menyebabkan nyeri, bengkak, dan
kekakuan sendi, serta hidrops ringan. Tanda kardinal inflamasi berupa nyeri,
bengkak, kemerahan dan teraba hangat mungkin ditemukan pada awal atau
selama kekambuhan, namun kemerahan dan perabaan hangat mungkin tidak
dijumpai pada RA kronik. Sendi-sendi besar, seperti bahu dan lutut, sering
menjadi manifestasi klinis tetap, meskipun sendi-sendi ini mungkin berupa
gejala asimptomatik setelah bertahun-tahun dari onset terjadinya.
• MANIFESTASI EKSTRAARTIKULAR jarang ditemukan pada RA. Secara
umum, manifestasi RA mengenai hampir seluruh bagian tubuh. Meliputi:
Konstitusional, Nodul, Sjogren’s Syndrome, Paru, Jantung, Vaskulitis,
Hematologi
Penyakit
Komorbid
• Kardiovaskular
• Osteoporosis
• Hipoandrogenisme
Faktor Risiko Tanda dan gejala
• Umur 1. Nyeri pada anggota gerak
• Jenis kelamin 2. Kelemahan otot
• Genetik 3. Peradangan dan bengkak pada sendi
4. Kekakuan sendi
• Suku
5. Kejang dan kontraksi otot
• Kegemukan
6. Gangguan fungsi
• Hormon 7. Sendi berbunyi(krepitasi)
8. Sendi goyah
9. Timbunya perubahan bentuk
10. Timbulnya benjolan nodul
PATOFISIOLOGI
Tujuan
Terapi
1. Menghilangkan gejala inflamasi baik lokal maupun
sistemik
2. Mencegah terjadinya destruksi jaringan
3. Mencegah terjadinya deformitas dan memelihara fungsi
persendian agar tetap dalam keadaan baik
4. Mengembalikan kelainan fungsi organ dan persendian
yang terlibat agar dapat menjadi normal kembali
Terapi harus dilakukan sedini mungkin untuk meminimalkan resiko
penyakit memburuk. Ahli menganjurkan menggunakan pendekatan
Step Down Bridge dengan kombinasi DMARD, kemudian dihentikan
scr bertahap bila RA sudah terkontrol
TERAPI DMARD

• Berfungsi mengurangi kerusakan sendi, mempertahankan integritas


dan fungsi sendi serta meningkatkan produktivitas pasien RA.
• Golongan yg sering digunakan pada pengobatan RA yaitu MTX
(metrotreksat), sulfasalazin, leflunomid, klorokuin, siklosporin,
azatioprin
• Bersifat slow acting yang menghasilkan efek 1-6 bulan pengobatan
• Dapat diberikan tunggal atau kombinasi
• Pada pasien yang tidak respon dengan pengobatan DMARD dengan
dosis dan waktu optimal, diberikan pengobatan DMARD tambahan
atau diganti dengan jenis DMARD lainnya.
Pengobatan DMARD

• Metotreksat
DO 7,5-15 mg/minggu
KI pada ibu hamil, ibu menyusui, pasien dengan gangguan hati kronis dan pasien dengan gangguan ginjal
ES mual, diare, dan muntah
• Sulfasalasin
DO 2x500 mg/hari ditingkatkan sampai 3x100 mg
• Hidroksiklorokuin
DO 6,5 mg/kg bb/hari
• Leflunamid
DO 20 mg/hari
• Siklosporin
DO 2,5-5 mg/kgbb
ES gagal ginjal
Pengobatan OAINS

• Diklofenak = Turunan asam fenilasetat dan merupakan


non selektif inhibitor COX
• Meloxicam = Enolkarboksamida yang berkaitan dengan
piroxicam dan terbukti menghambat COX-2 daripada
COX-1 khususunya dalam penggunaan dosis rendah 7,5
mg/hari
• Celecoxib dan Rofecoxib merupakan selektif COX-2
Pengobatan Agen Biologik

• Agen biologik merupakan molekul protein hasil rekayasa


genetika yang menghambat sitokin proinflamasi TNF-α
(infliximab, etanercept, adalimumab) dan IL-1 (anakinra)
• Diberikan pada pasien yang tidak menunjukkan respon baik
dengan kombinasi DMARD
• Namun harganya jauh lebih mahal untuk digunakan

Pengobatan Kortikosteroid
Terapi Swamedikasi

• Sulfasalazin: dosis awal 500mg/ hari, bisa ditingkatkan


perlahan bila efek kurang. Maksimal 3g/ hari dibagi dosis 2-4
kali sehari.
• Asam mefenamat: dosis 250 mg/ 6 jam. Maksimal 1g/ hari
• Ibuprofen: dosis 1200-3200 mg/ hari. Maksimal 3200 mg
dibagi dalam 3-4 kali sehari
• Obat lokal: diklofenak dan piroksikam tube
TERAPI NON FARMAKOLOGI

• Edukasi pasien
• Terapi modalitas dan terapi komplementer
• Latihan atau program rehabilitasi
• Terapi bedah dilakukan pada keadaan kronis
PENCEGAHAN

• Membiasakan berjemur di bawah sinar matahari pagi untuk mengurangi risiko


peradangan oleh RA.
• Melakukan peregangan setiap pagi untuk memperkuat otot sendi.
• Hindari kegiatan apabila menyebabkan sendi terasa nyeri, sebaiknya berat
badan diturunkan, karena bila kegemukan mengakibatkan beban pada sendi
lutut atau tulang pinggul terlalu berat.
• Mengkonsumsi makanan kaya kalsium seperti almond, kacang polong, jeruk,
bayam, buncis, sarden, yoghurt dan susu skim. Selain itu vitamin A,C,D,E juga
sebagai antioksidan yan mampu mencegah inflamasi akibat radikal bebas.
• Memenuhi kebutuhan air tubuh. Cairan synovial atau cairan pelumas pada
sendi juga terdiri dari air
• Hindari makanan dan segala sesuatu secara berlebihan atau terutaman segala
sesuatu yang mencetus reumatik. Kurangi makanan yang kaya akan purin
misalnya daging, jeroan (seperti kikil), babat, usus, hati, ampela dan dll.
DAFTAR PUSTAKA

• Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta:EGC.


• Candra K. 2013. Teknik Pemeriksaan Genu Pada Kasus Osteoarthritis Dengan Pasien Non Koperatif. Academia
edu
• Cipta Nursing. 2011. Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta:PT Indeks.
• Damayanti. 2015. Arthritis Rheumatoid Dan Penatalaksanaan Keperawatan. Yogyakarta:Nuha Medika.
• Junaidi. 2006. Reumatik dan Asam Urat. Jakarta:BIP.
• Nasution, A.R Sumarlyono. 2009. Introduksi Reumatologi Dalam :Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V.
Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, Idrus, et al. Interna Publishing. Jakarta.
• Purwoastuti, E. 2009. Waspadai Gangguan Rheumatoid Arthritis. Yogyakarta:PT.Gramedia.
• Smith. 2006. Penyakit Radang Sendi. Jakarta:Rineke Cipta.
• Sjamsuhidajat, R, et al. 2010. Buku Ajar ilmu Bedah Sjamsuhidajat-de Jong Edisi 3. EGC. Jakarta.
• Suarjana, I Nyoman.2009. Artritis Reumatoid Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Sudoyo, A.W.,
Setiyohadi, B., Alwi, Idrus, et al. Interna Publishing. Jakarta.
• Wiyono. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rheumatoid Arthritis. Jakarta:Rhinika Cipta.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai