Enggar Dwi Prasetiyo (16.029) Dimas Wahyu Andiko (16.021) Nicky Galuh Putri (16.065) Nur Khasanah (16.068) Grenada Nabella Putri (16.037) Rita Puspita Sari (16.082) Ruwita Duwiyanti (16.087) ATRITIS REUMATOID gangguan kronik yang menyerang berbagai sistem organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan ikat difus yang diperantarai oleh imunitas dan tidak diketahui penyebabnya. Pada pasien biasanya terjadi destruksi sendi progresif, walaupun episode peradangan sendi dapat mengalami masa remisi. (Price, Sylvia Anderson.2005) Arthritis rheumatoid merupakan penyakit peradangan sistem kronis yang tidak diketahui penyebabnya dengan manifestasi pada sendi prifer dengan pola simetris. Arthritis rheumatoid adalah suatu penyakit peradangan kronik yang menyebabkan degenerasi jaringan ikat. Biasanya jaringan ikat yang pertama kali mengalami kerusakan adalah jaringan ikat yang membentuk lapisan sendi, yaitu membrane sinovium. ETIOLOGI ATRITIS REUMATOID
Penyebab arthritis rheumatoid tidak diketahui. Faktor
genetic, lingkungan, hormone, imunologi, dan faktor- faktor infeksi mungkin memainkan peran penting. Sementara itu, faktor social ekonomi, psikologis, dan gaya hidup dapat mempengaruhi progresivitas dari penyakit. Tetapi dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu: 1) Mekanisme imunitas (antigen antibodi) seperti interaksi IgG dari imunoglobulin dengan rhematoid factor 2) Faktor metabolic 3) Infeksi dengan kecenderungan virus Manifestasi Klinis
Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia,
berat badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya. Poli arthritis simetris terutama pada sendi perifer Kekakuan di pagi hari, selama lebih dari satu jam Arthritis erosife Deformitas AR ditandai oleh gejala umum perdangan berupa demam, lara lemah, nyeri tubuh, dan pembengkakan sendi. Terjadi nyeri dan kekakuan sendi, mula-mula disebabkan oleh peradangan akut dan kemudian akibat pembentukan jaringan parut Patofisiologi
AR memiliki komponen genetic yang signifikan dan berbagai epitop dari
cluster HLA-DR4/DR1 hadir pada 90% pasien dengan AR. Hyperplasia sel cairan sendi dan aktifasi sel endotel adalah kejadian pada awal proses patologis yang berkembang menjadi peradangan yang tidak terkontrol dan berakibat pada kehancuran tulang dan tulang rawan. Faktor genetic dan kelainan sistem kekebalan berkontribusi terhadap progresivitas penyakit. Sel T CD4, fagosit mononuklear, fibroblas, osteoklas, dan neutrofil memainkan peran selular utama dalam patofisiologi AR, sedangkan limfosit B memproduksi anti autoantibody. Produksi sitokin abnormal, kemokin, dan mediator inflamasi lain (misalnya TNF-alpha albha, interleukin (IL)-1, IL-6, IL-8, serta faktor pertumbuhan fibroblas) telah ditunjukan pada pasien dengan AR. Pada akhirnya peradangan dan proliferasi sinovium (yaitu pannus) menuju kepada kerusakan dari berbagai jaringan, termasuk tulang rawan, tulang, tendon, ligament, dan pembuluh darah. Meskipun struktur artikular adalah tempat utama yang terlibat oleh AR, tetapi jaringan lain juga terpengaruh. Komplikasi AR adalah penyakit sistemis yang dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh selain sendi, seperti berikut ini :
Dapat terbentuk nodus yang paling sering terjadi Osteoporosis.
rheumatoid di tangan dan kaki. Hal Penyakit paru. ekstrasinovium dikatup ini dapat mengakibatkan Penyakit jantung. jantung, paru, mata, kesemutan, mati rasa, atau limpa. Fungsi atau rasa terbakar. Sindrom sjorgren. pernapasan atau jantung Anemia. Sindrom felty dapat terganggu. Dapat Sekleritis timbul glaucoma. Infeksi. Pasien dengan Vaskulitis (peradangan RA memiliki resiko lebih sistem vaskuler) dapat tinggi untuk infeksi. menyebabkan Obat-obat imunosupresif thrombosis dan infark. perlu dipertimbangkan. Neuropati perifer Masalah mempengaruhi saraf Gastrointestinal. Penatalaksanaan Pada Pasien
Sendi yang meradang diistirahatkan selama
eksaserbasi. Periode-periode istirahat setiap hari. Kompres panas dan dingin bergantian. Aspirin, obat anti-inflamasi nonsteroid lainnya, atau steroid sistemik. Terapi lain misalnya pemberian logam emas dapat dicoba. Pembedahan untuk mengeluarkan membran sinoveum atau untuk memperbaiki deformitas. Tujuan utama program pengobatan Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari pasien Untuk mencegah dan memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi Pemeriksaan Laboratorium Tanda peradangan, seperti LED dan CRP, berhubungan dengan aktivitas penyakit. Selain itu, nilai CRP dari waktu ke waktu berkorelasi dengan kemajuan radiografi. Parameter hematologi termasuk jumlah CBC dan analisis cairan synovial. Profil sel darah lengkap : anemia, trombositosis, trombositopenia, leukositosis, dan leucopenia. Analisis cairan synovial : inflamasi cairan sinovia, dan dominasi neutrofil (60-80%). WBC count (>2000/L) hadir dengan jumlah WBC umunya dari 5000-50000/uL. Parameter imunologi : fakor rematoid hadir pada sekitar 60-80% pasien dengan AR. Diit yang Diperbolehkan Karbohidrat : nasi, roti, jagung, kentang, singkong/ubi. Protein Daging sapi, ayam dengan berat 50 mg, paling banyak dimakan 2 hari sekali. Ikan laut sebagai sumber asam lemak omega 3 seperti tongkol, tuna , salmon, sekurang-kurangnya 3 kali dalam seminggu dan berfungsi untuk mengatasi peradangan sendi akibat rematik. Sayur-sayuran Semua sayuran hijau dan kuning kecuali kacang polong, kembang kol, kangkung, kacang panjang dan jamur. Paling banyak dimakan setengah ons dan paling sedikit dimakan 2 hari sekali. Buah-buahan Sebagai sumber flavonoid yang dapat mengakibatkan efek antioksidan dan vitamin C untuk efek anti peradangan. Jeruk, mangga, papaya, nangka, nanas, pisang, dll. Kacang-kacangan, gandum, susu dan tiram Sebagai sumber seng (Zn) yang dapat menjaga sistem kekebalan tubuh bila dikonsumsikan setiap hari. Jahe Mempunyai efek anti peradangan. Cara konsumsi : 1-2 iris setiap 2-3 hari atau dengan menambahkan dalam masakan sehari-hari. Minum air putih sekurang-kurangnya 8 gels sehari atau 2000 ml/hari Bumbu yang diperbolehkan yaitu semua bumbu masakan kecuali jenis penyedap dan pengawet karena dikhawatirkan dalam pengawet banyak mengandung unsure-unsur kimia yang berbahaya bagi tubuh dan juga meningkatkan gejala peradangan pada rematik. Diit yang Harus Dihindari
Protein hewani : sarden, kerang, jantung, ginjal,
hati, usus, limfa, paru-paru, otak, kaldu, bebek, burung. Minuman : semua minuman yang mengandung alcohol, teh, kopi dan minuman yang mengandung soda. Makanan atau minuman yang diolah menggunakan ragi, misalnya tape. Diit yang Harus Dikurangi