NIM : R011221043
Hari/Tanggal : Selasa, 27 February 2024
Nim : R011221043
1. Hypertiroid
Penyakit hipertiroid adalah penyakit akibat kadar hormon tiroid terlalu tinggi
di dalam tubuh. Kondisi kelebihan hormon tiroid ini dapat menimbulkan
gejala jantung berdebar, tangan gemetar, dan berat badan turun drastis.
Hipertiroid dapat disebabkan oleh Grave`s Disease. Manifestasi klinis dari
penyakit ini, seperti takikardia, aritmia, tremor, berkeringat. Penatalkasanaan
hipertiroid yaitu obat antitiroid, terapi ablasi radioaktif iodine, dan
tirodektomi. Diagnosa keperawatan pada penyakit hipertiorid, yaitu risiko
penurunan curah jantung dan defisit nutrisi.
2. Hypotiroid
3. Hyperparathirodimes
4. Hypoparatirodisme
Hypoparatirodisme adalah hipofungsi kelenjar paratiroid sehingga tidak dapat
mensekresi hormon paratiroid dalam jumlah yang cukup. Etiologi dari
Hypoparatirodisme, yaitu penyakit autoimun, radiasi, kadar magnesium dalam
darah rendah. Manifestasi klinis pada gangguan ini seperti disfagia dan
disartria, kelumpuhan otot-otot, aritmia jantung, epilepsi. Masalah
keperawatan pada gangguan ini seperti risiko cedera, ketidakefektifan pola
napas, intoleransi aktivitas.
1. HIV
2. AIDS
2. DM Tipe 2
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh
kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas atau
gangguan fungsi insulin (resistensi insulin). Diabetes melitus tipe 2 diakibatkan oleh
resistensi insulin perifer, defek progresif sekresi insulin, peningkatan
gluconeogenesis.Pada pasien DM 2, respons terhadap insulin menjadi berkurang atau
disebut dengan resistensi insulin. Tipe ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti
obesitas, gaya hidup tidak sehat, serta diet tinggi karbohidrat. Obesitas dan faktor genetik
tersebut dapat menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan pemicu utama seseorang
mengidap penyakit Diabetes tipe 2. Resistensi insulin menyebabkan kadar glukosa darah
meningkat yang kondisinya dikenal sebagai hiperglikemia. Hiperglikemia ini yg selalu
merangsang sel Beta pankreas untuk tetap memproduksi insilin, hingga sel tersebut lelah
dan akhirnya sel beta rusak akibat hipersekresi insulin.
1. Gastritis
a. Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia obat-obatan dan
alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada pasien yang mengalami
strees akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus Vagus), yang akan
meningkatkan produksi asam klorida (HCl) didalam lambung akan menimbulkan
rasa mual, muntah dan anoreksia.
b. Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna
dari lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory (H. pylory) Gastritis Kronis
dapat diklasifikasikan sebagai tipe A / tipe B, tipe A (sering disebut sebagai
gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan
atrofi dan infiltrasi seluler.
2. Apendisitis
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing
(apendiks) Apendisitis merupakan keadaan inflamasi dan obstruksi pada vermiformis.
Apendiks vermiformis terletak pada kuadran kanan bawah abdomen di regio iliaca
dextra.
3. Peritonitis
Reaksi awal peritoneum terhadap invasi oleh bakteri adalah keluarnya eksudat
fibrinosa, kantong-kantong nanah (abses) terbentuk diantara perlekatan fibrinosa yang
membatasi infeksi. Perlekatan biasanya menghilang bila infeksi menghilang, tetapi
dapat menetap sehingga menimbulkan obstruksi usus. Pada peritonitis lokal dapat
terjadi karena adanya daya tahan tubuh yang kuat serta mekanisme pertahanan tubuh
dengan melokalisir sumber peritonitis dengan omentum dan usus sehingga terjadi
mekanisme ”walling off” atau defans muscular. Timbulnya perlengketan ini
menyebabkan aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik.
4. Ulkus peptikum
Ulkus petikum merupakan erosi lapisan mukosa (kerusakan jaringan pada selaput
lendir) dibagian mana saja disaluran gastrointestinal, tetapi biasanya di lambung atau
duodenum Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut
erosi, walaupun sering di anggap sebagai “ulkus”. Ulkus peptikum ini dapat terjadi
pada setiap bagian saluran pencernaan yang terkena getah asam lambung, yaitu
esofagus, lambung, duodenum dan juga jejenum
5. Diare
Penatalaksanaan diare menurut Kemenkesi RI tahun 2011 adalah dengan LINTAS
DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yaitu dengan pemberian oralit, pemberian
zink selama 10 hari berturut-turut, meneruskan ASI, pemberian antibiotik selektif dan
memberikan nasihat pada ibu/keluarga.
6. Obstruksi usus
a. Obstruksi Usus Halus
Gejala awal biasanya berupa nyeri abdomen sekitar umbilikus atau bagian
epigasterium yang cenderung bertambah berat sejalan dengan beratnya obstruksi
dan bersifat intermitten (hilang timbul).
b. Obstruksi Usus Besar
Nyeri perut yang bersifat kolik dalam kualitas yang sama dengan obstruksi pada
usus halus tetapi intensitasnya jauh lebih mudah.
7. Hemoroid
Hemoroid atau wasir adalah pembengkakan atau pelebaran pembuluh darah di sekitar
anus atau dalam rektum bagian bawah. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa nyeri,
gatal, perdarahan, atau ketidaknyamanan saat buang air besar.