Sekitar 3,5% orang yang menderita AI, 94% berupa penyakit graves, diabetes
melitus type 1, anemia pernisioca, atritis rheumatoid, vitligo, sklerosis multiple,
dan LES.
Infeksi
Faktor lingkungan
MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
AUTOIMUNITAS
Klasifikasi
PENYAKIT JARINGAN
Mata Uveitis AI, retinopati AI, VKH (Vont-Koyanagi-Harada), miositis orbita, neuromielitis optika
Reproduksi Kegagalan ovarium AI, orkitis AI, endometriosis
Paru Pneumonia intertisial idiopatik, hipertensi arterial pulmoner
Telinga Kehilangan pendengaran sensoris neuron
Lain-lain Alopesia
MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
AUTOIMUNITAS
Mekanisme
Mekanisme Humoral
Ditimbulkan oleh antibodi terhadap sel tertentu atau oleh kompleks antigen-
anibodi yang terbentuk dalam sirkulasi dan diendapkan di dinding pembuluh
darah
CD4+ CD8+
Infiltrasi limfosit dan makrofag ditemukan Respon CD8+ terhadap infeksi virus dapat
disekitar pulau Langerhans pankreas. Sel- menimbulkan kerusakan jaringan oleh
sel tersebut merusak sel B yang karena nya sel terinfeksi dihancurkan
memproduksi insulin dan menimbulkan walaupun virusnya sendiri tidak
defisiensi produksi insulin. menimbulkan efek sitopatik
Mekanisme multiple
Keadaan dimana ditemukannya 3 jenis penyakit AI pada satu penderita.
Definisi
• Artritis Rheumatoid adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi
sistemik kronik dan progresif, dimana sendi merupakan target utama. (Buku
ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III edisi IV)
Epidemiologi
Prevalensi RA relatif konstan yaitu berkisar antara 0,5-1% di seluruh dunia (Suarjana, 2009). Dalam ilmu
penyakit dalam Harrison edisi 18, insidensi dan prevalensi RA bervariasi berdasarkan lokasi geografis dan
diantara berbagai grup etnik dalam suatu negara.
• masyarakat asli Ameika, Yakima, Pima, dan suku-suku Chippewa di Amerika Utara dilaporkan memiliki
rasio prevalensi dari berbagai studi sebesar 7%.
• studi pada populasi di Afrika dan Asia yang menunjukkan prevalensi lebih rendah sekitar 0,2%-0,4%
(Longo, 2012).
• Prevalensi RA di India dan di negara barat kurang lebih sama yaitu sekitar 0,75% (Suarjana, 2009).
RA adalah penyakit inflamasi reumatik yang paling sering dengan prevalensi 0,5% sampai 0,8% pada
populasi dewasa. Insidensinya meningkat seiring usia, 25 hingga 30 orang dewasa per 100.000 pria dewasa
dan 50 hingga 60 per 100.000 wanita dewasa (Schneider, 2013). Studi RA di Negara Amerika Latin dan
Afrika menunjukkan predominansi angka kejadian pada wanita lebih besar dari pada laki-laki, dengan
rasio 6-8:1 (Longo, 2012).
• Di Cina, Indonesia dan Filipina prevalensinya kurang dari 0,4% baik didaerah urban
ataupun rural.
• Hasil survey yang dilakukan di Jawa Tengah mendapatkan prevalensi RA sebesar 0,2%
di daerah rural dan 0,3% di daerah urban. Sedangkan penelitian yang dilakukan di
Malang pada penduduk berusai diatas 40 tahun mendapatkan prevalensi RA sebesar
0,5% didaerah kotamadya dan 0,6% didaerah kabupaten.
• Dari data presurvey di Dinas Kesehatan Provinsi Lampung didapatkan bahwa penyakit
RA menjadi salah satu dari 10 penyakit terbesar sejak tahun 2011. Pada presurvey ini
dilakukan pengamatan data sejak tahun 2007 sampai dengan 2012. RA muncul pada
tahun 2011 menempati urutan kedelapan dengan angka diagnosa sebanyak 17.671 kasus
(5,24%) dan naik ke urutan keempat pada tahun 2012 dengan 50.671 kasus (7,85%)
(Dinkes, 2011).
Prevalensi global penyakit artritis reumatoid (Longo, 2012)
MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
ARTRITIS RHEUMATOID
Etiologi
• Genetik
• infeksi
Faktor • Protein heat shock (HSP)
penyebab
Patogenesis
MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
ARTRITIS RHEUMATOID
Manifestasi Klinik
Awitan (onset)
Kurang lebih 2/3 penderita AR, awitan terjadi secara perlahan, artritis simetris terjadi dalam
beberapa minggu sampai bebetapa bulan perjalanan penyakit.
Kurang lebih 15% dari penderita mengalami gejala awal lebih cepat yaitu antara beberapa hari
sampai beberapa minggu. Sebanyak 10-15% penderita mempunyai awitan fulminant berupa
artritis poliartikular sehingga diagnois AR lebih mudah ditegakan.
Artritis sering kali diikuti oleh kekakuan sendi pada pagi hari yang berlangsung selama satu jam
atau lebih. Beberapa penderita juga mempunyai gejala konstitusional berupa kelemahan,
kelelahan, anoreksia, dan demam ringan
Artikular
Penderita AR pada umunya datang dengan keluhan nyeri dan kaku pada banyak sendi, bengkak,
kemerahan, teraba hangat ditemukan pd awal penyakit atau selama kekambuhan, pada AR
kronik tidak ditemui kemerahan dan teraba panas.
Penyebab artritis padd AR adalah sinovitis, inflamasi pd sinovium yang membungkus sendi.
Sendi yg terkena persendian tangan, kaki, dan vertebra servical, bahu dan lutut juga bisa kena.
Sinovitis akan menyebabkan erosi tulang
Sendi yang terlibat Frekuensi keterlibatan (%)
Metacarpophalangeal (MCP) 85
Pergelangan tangan 80
Proksimal interphalangeal (PIP) 75
Lutut 75
Metatarsophalangeal (MTP) 75
Pergelangan kaki (tibiotalar + subtalar) 75
Bahu 60
Midfoot (tarsus) 60
Panggul (Hip) 50
Siku 50
Acromioclavicular 50
Vertebra servikal 40
Temporamandibular 30
sternoclavicular 30
Ekstrartikular
• Manifestasi ekstrartikular pada umunya didapatkan pada penderita
yang mempunyai titer faktor reumatoid serum tiggi
Nodul rematoid, acclerated rheumatoid nodulosis, rheumatoid vaskulitis, pyoderma gangrenosum, interstitial
granulomatosus dermatitis with artritis, dll
Paru-paru Pleuritis, efusi pleura, interstitial fibrosis, nodul reumatoid pada paru, caplan’s syndrom (infiltrat nodular pada
paru dengan pneumoconiosis)
Hematologi Aneia penyakit kronik, trombositosis, eosinofilia, felty syndrom (AR dengan neutropenia dan splenomegali)
Metabolik Osteoporosis
MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
ARTRITIS RHEUMATOID
Foto polos sendi Normal, tampak osteopenia/ erosi dktcelah sendi pd stad.
Dini penyakit. Foto ergelangan tangan kaki penting utk
data dasar sbg pembanding pemeriksaan berikutnya
Fungsi ginjal Tdk pengaruh dgn AR, tetapi utk memonitori efek samping dr
terapi
urinalis Hematuria mikroskopik dan proteunaria ditemukan pd
kebanyakan penyakit jaringan ikat
Konsentrasi komplemen Normal atau meningkat
Imunoglobulin Ig alpha-1 dan alpha -2 mungkin meningkat
Anti-RA33 Pemeriksaan lanjutan apabila RF dan anti-CCP negatif
Pemeriksaan C-Reactive Protein
• CRP adalah suatu alfa globulin yang timbul dalam serum setelah terjadinya inflamasi. CRP mempunyai
kemampuan mengaktifkan jalur klasik komplemen setelah berikatan dnegan berbagai ligan biologik
(fosfokolin, fosfolipid, dan protein histon), kemudian memacu perubahan sel fagosit melalui jalur
proinflamasi atau anti inflamasi.
• Adanya stimulus inflamasi akut, konsentrasi CRP akan meningkat secara cepat dan mencapai puncaknya
setelah 2-3 hari. Secara umum, konsentrasi CRP merefleksikan luasnya kerusakan jaringan.
• Bila tidak ada stimulus inflamasi maka konsentrasi CRP serum akan turun dnegan relatif cepat dengan
waktu paruh sekitar 18 jam
• Peningkatan konsentrasi CRP secara persisten menggambarkan adanya proses inflamasi kronik seperti
AR, tuberkulosis, dan keganasan.
• Pengukuran konsentrasi CRP secara akurat menggunakan immunoassay atau
neflometri laser. Kadar CRP manusia dewasa sehat < 0,2 mg/dL.
Normal atau peningkatan tidak Peningkatan sedang (1-10 Peningkatan tinggi ( > 10
signifikan ( < 1 mg/dl) mg/dl) mg/dl)
Tatalaksana
Terapi non farmakologik
Beberapa terapi non farmakologik telah dicoba pada penderita AR, antara lain:
• Puasa
• Suplementas asam lemak esensial
• Terapi spa dan latihan
• Pemberian minyak ikan
• Memberikan edukasi dan pendekatan multidisiplin dalam perawatan
• Pembedahan
Terapi farmalogik
• OAINS/NSAID (obat anti-inflamsi non steroid/non streoid anti-inflamtion drugs)
Digunakan sebagai terapi awal untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan. Penderita AR
mempunyai risiko dua kali lebih sering mengalami komplikasi serius akibat penggunaan
OAINS/NSAID, oleh karena itu perlu pemantauan secara ketat terhadap gejala efek samping
gastrointestinal.
• Glukokortikoid
Steroid dengan dosis ekuivalen dengan prednison kurang dari 10 mg per hari cukup efetif untuk
meredakan gejala dan dapat memperlambat kerusakan sendi. ACR merekomendasikan bahwa
penderita yang mendapat terapi glukokortikoid harus disertai pemberian kalium 1500 mg dan vit.
D 400-800 IU per hari
• DMARD (Disease Modifying Anti-Rheumatic Drugs)
Pemilihan jenisnya pada pasien harus mempertimbangkan kepatuhan, berat penyakit,
pengalaman dokter, dan penyakit penyerta. DMARD yang paling sering digunakan
adalah MTX (Metrothexate), hidroksiklorokuin atau klorokuin fosfat, sulfasalazin,
leflunomide, infliximab dan etarnecept.
MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
ARTRITIS RHEUMATOID
Pencegahan
• Karena termasuk dari penyakit autoimun, maka tidak ada tindakan spesifik
mencegah rheumatoid arthritis.
• Tapi kita tetap dapat berusaha mencegah agar tidak jatuh dalam kondisi
berfaktor resiko terutama yang telah memiliki faktor resiko keturunan.
• Seperti merubah gaya hidup agar lebih sehat dengan cara istirahat yang
cukup, diet sehat, hindari stres berat, dan rutin berolah raga. Juga termasuk
di antaranya berhenti merokok dan menjauhi asap rokok orang lain.
• Bila memang terkena, harus segera mendapatkan perhatian medis, agar
kerusakan sendi dapat dicegah dan perkembangan penyakit dapat ditangani
seoptimal mungkin
MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
ARTRITIS RHEUMATOID
Komplikasi
• Anemia • Pembentukan fistula
• Kanker • Peningkatan infeksi
• Komplikasi kardiak • Deformitas sendi
• Penyakit tulang belakang • Komplikasi pernafasan
• Gangguan mata • Nodul reumatoid
• vaskulitis
MEMAHAMI DAN MENJELASKAN
ARTRITIS RHEUMATOID
Prognosis
• Diagnosis dan pengobatan yang terlambat dapat membahayakan pasien. Sekitar 40%
pasien rheumatoid arthritis ini menjadi cacat setelah 10 tahun. Akan tetapi, hasilnya
sangatlah bervariasi. Beberapa pasien menunjukkan progresi yang nampak seperti
penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya, sedangkan pasien lain mungkin
menunjukkan progresi penyakit yang kronis (Temprano, 2011). Prognosis yang
buruk dapat dilihat dari hasil tes yang menunjukkan adanya cedera tulang pada tes
radiologi awal, adanya anemia persisten yang kronis dan adanya antibodi anti-CCP
(Temprano, 2011). Rheumatoid arthritis yang aktif terus-menerus selama lebih dari
satu tahun cenderung menyebabkan deformitas sendi serta kecacatan. Morbiditas
dan mortalitas karena masalah kardiovaskular meningkat pada penderita rheumatoid
arthritis. Secara keseluruhan, tingkat mortalitas pasien rheumatoid arthritis adalah
2,5 kali dari populasi umum (Temprano, 2011).
PANDANGAN ISLAM DALAM
MENGHADAPI PENYAKIT
Allah SWT memuji mereka sebagai orang-orang yang benar dalam keimanannya.
Sebagaimana firman-Nya Nya: “….. dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang yang benar
(imannya). Dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 177)
Dalam kitab Madarijus Salikin 2/152 Al Imam Ibnul Qayyim, mengutarakan bahwa
ayat yang seperti ini banyak terdapat dalam Al Qur‟an. Sehingga keberadaan
sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah adalah benar-benar menjadi
barometer keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
• Mendapat Ampunan Dari Allah SWT.
Selain Allah memberikan ganjaran yang lebih baik dari amalannya kepada
orangyang sabar, Allah juga memberikan ampunan kepada mereka. Sebagaimana
tertulis dalam firman-Nya : ”kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana),
danmengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang
besar”.(Hud: 11)
Dari Aisyah, beliau berkata: “Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada suatu
musibahpun yang menimpa seorang muslim, melainkan Allah SWT telah
menghapus dengan musibah itu dosanya. Meskipun musibah itu adalah duri yang
menusuk dirinya.” (HR.Al-Bukhari no. 3405 dan Muslim 140-141/1062).
Daftar pustaka
• Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III edisi IV
• Buku ajar patologi robbins edisi 9
• Karnen Garna Baratawidjaja, dkk. 2016. Imunologi Dasar. Edisi 11. Cetakan ke-2. Jakarta:
FKUI
• Endang Purwaningsih. 2013. Disfungsi Telomer Pada Penyakit Autoimun. Jakarta: Jurnal
Kedokteran Yarsi. Vol 21, No. 1:041-049
• http://digilib.unila.ac.id/2424/9/2.%20Bab%202.pdf
• http://www.kalbemed.com/Portals/6/17_190Berita%20Terkini-
Penanganan%20rheumatoid%20arthritis%20pendekatan%20agresif%20dengan%20kontrol%2
0ketat.pdf
• http://www.kalbemed.com/Portals/6/29_217Berita%20Terkini_Guideline%20EULAR%202013%2
0untuk%20Penanganan%20Rheumatoid%20Arthritis.pdf
TERIMAKSIH
SEMOGA BERMANFAAT