oleh
Arry Tri Anugrah Rulistya
Pembimbing:
dr Hascaryo Nugroho, Sp.PD
Definisi
•
– Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi
yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.
Patofisiologi
• Pada rheumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya) terutama terjadi dalam
jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzimenzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut
akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya
pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang.
Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan
turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degenerative dengan menghilangnya
elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot
• Lamanya rheumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai dengan adanya masa serangan dan
tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya
tidak terserang lagi. Namun pada sebagian kecil individu terjadi progresif yang cepat ditandai dengan
kerusakan sendi yang terus menerus dan terjadi vaskulitis yang difus.
Patogenesis
• Antigen (bakteri, mikroplasma atau virus) menginfeksi sendi akibatnya terjadi kerusakan
lapisan sendi yaitu pada membran sinovial dan terjadi peradangan yang berlangsung
terusmenerus. Peradangan ini akan menyebar ke tulang rawan, kapsul fibroma sendi,
ligamen dan tendon. Kemudian terjadi penimbunan sel darah putih dan pembentukan pada
jaringan parut sehingga membran sinovium menjadi hipertrofi dan menebal. Terjadinya
hipertrofi dan penebalan ini menyebabkan aliran darah yang masuk ke dalam sendi menjadi
terhambat. Keadaan seperti ini akan mengakibatkan terjadinya nekrosis (rusaknya jaringan
sendi), nyeri hebat dan deformitas.
Manifestasi klinis
• Manifestasi klinis dari rheumatopid arthritis terbagi menjadi 2, gejala awal dan gejala spesifik : Gejala
awal:
• Nyeri samar dengan penampilan bertahap tanpa gejala klasik (pembengkakan sendi atau nyeri tekan).
• Morning stiffness
• Artralgia yang bersifat simetris
• Rasa nyeri pada persendian berupa pembengkakan, panas, eritema dan gangguan fungsi merupakan
gambaran klinis yang klasik untuk rheumatoid arthritis. Persendian dapat teraba hangat, bengkak, kaku
pada pagi hari berlangsung selama lebih dari 30 menit
Manifestasi Klinik
Nyeri dan bengkak pada sendi saat
digerakkan adalah gejala klinik yang
paling sering.
Morning stiffness ≥1 hr
HLA DR4 +
Pria
Riwayat Merokok
Extraarticular Involvement
Constitutional symptoms ( paling sering)
Rheumatoid nodules(30%)
Hematological-
normocytic normochromic anemia
leucocytosis /leucopenia
thrombocytosis
Felty’s syndrome-
Chronic nodular Rheumatoid Arthritis
Spleenomegaly
Neutropenia
Respiratory- pleural effusion, pneumonitis , pleuro-
pulmonary nodules, ILD
CVS-asymptomatic pericarditis , pericardial effusion,
cardiomyopathy
Rheumatoid vasculitis- mononeuritis multiplex, cutaneous
ulceration, digital gangrene, visceral infarction
CNS- peripheral neuropathy, cord-compression from
atlantoaxial/midcervical spine subluxation, entrapment
neuropathies
EYE- kerato-conjunctivitis sicca, episcleritis, scleritis
Rheumatoid nodule
•Ini adalah nodul subkutan kecil yang ada
pada permukaan ekstensor tangan,
pergelangan tangan, siku dan punggung
pasien rheumatoid arthritis.
Peri-articular osteopenia
Uniform symmetric joint space narrowing
Marginal subchondral erosions
Joint Subluxations
Joint destruction
Collapse
Ultrasound detects early soft tissue lesions.
MRI has greatest sensitivity to detect synovitis and
marrow changes.
Saat ini diagnosis AR di Indonesia mengacu pada kriteria diagnosis menurut
American College of Rheumatology/European League Against Rheumatism 2010,
yaitu :
Penatalaksanaan
NSAIDS
Steroids
DMARDs
Immunosuppressive therapy
Surgery
Antiinflamasi non-steroid (NSAID)
• Disamping itu latihan - latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi. Latihan
ini mencakup gerakan aktif
• dan pasif pada semua sendi yang sakit, dan sebaiknya dilakukan sedikitnya dua kali sehari. Obat-
obatan penghilang nyeri mungkin perlu diberikan sebelum latihan. Latihan ini dilakukan sebagai
pencegahan terhadap cacat yang lebih lanjut dan bila sudah terjadi cacat, dicoba dilakukan rehabilitasi
bila masih memungkinkan. Di samping bentuk latihan, sering pula diperlukan alat bantu. Oleh sebab
itu, pada pengobatan fisioterapi tercakup pengertian tentang rehabilitasi termasuk :
• Pemakaian alat bidai, tongkat, tongkat penyangga, walking machine, kursi roda, sepatu dan alat ortotik
lainnya
• Mekanoterapi yaitu alat mekanik untuk latihan
• Pemanasan baik hidroterapi maupun elektroterapi
• Occupational therapy
• KESIMPULAN
• Artritis Reumatoid adalah salah satu penyakit reumatik akibat proses autoimun yang memerlukan
perhatian khusus dalam pengelolaannya karena sering menyebabkan kecacatan dan bahkan kematian
dini sehingga akan menimbulkan dampak yang cukup serius.
• Arthritis Reumatoid merupakan penyakit inflamasi sendi kronik yang sering mengakibatkan kerusakan
sendi dan kecacatan. Kerusakan sendi dan kecacatan akibat AR ini dapat dicegah dengan pengobatan
yang tepat dan dilakukan pada masa awal perjalanan penyakit AR. Sehingga diagnosis dini dan
pengobatan yang tepat merupakan kunci dalam keberhasilan pengelolaan AR.