2.
3.
6.
C. Etiologi
Etiologinya berasal dari bakteri Streptococcus sp. Mikroorganisme lainnya
negatif anaerob seperti Prevotella, Porphyromona dan Fusobacterium
(Berini, et al, 1999). Infeksi odontogenik pada umumnya merupakan
infeksi campuran dari berbagai macam bakteri, baik bakteri aerob maupun
anaerob mempunyai fungsi yang sinergis ( Peterson,2003 ).
Infeksi Primer selulitis dapat berupa perluasan infeksi/abses periapikal,
osteomyielitis dan perikoronitis yang dihubungkan dengan erupsi gigi
molar tiga rahang bawah, ekstraksi gigi yang mengalami infeksi
periapikal/perikoronal, penyuntikan dengan menggunakan jarum yang
tidak steril, infeksi kelenjar ludah (Sialodenitis), fraktur compound
maksila / mandibula, laserasi mukosa lunak mulut serta infeksi sekunder
dari oral malignancy. Penyebab dari selulitis menurut Isselbacher ( 1999 ;
634 ) adalah bakteri streptokokus grup A, streptokokus piogenes dan
stapilokokus aureus.
D. Manisfestasi Klinik
F. Patofisiologi
Bakteri pathogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada
permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit infeksi sering
berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, orang tua dan pada orang
dengan diabetes mellitus yang pengobatannya tidak adekuat.
Gambaran klinis eritema local pada kulit dan sistem vena serta limfatik
pada kedua ekstremitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan ditemukan
kemerahan yang karakter isti hangat, nyeri tekan, demam dan bakterimia.
Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh
streptokokus grup A, streptokokus lain atau staphilokokus aereus, kecuali
jika luka yang terkait berkembang bakterimia, etiologi microbial yang
pasti sulit ditentukan, untuk abses local isata yang mempunyai gejala
sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun
etiologi abses ini biasanya adalah stapilokokus, abses ini kadang
disebabkan oleh campuran bakteri aerob dan anaerob yang lebih
kompleks. Bau busuk dan pewarnaan gram pus menunjukkan adanyao
rganisme campuran.
Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan
berindurasi dan dapat mengalami infeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi
mungkin merupakan hasil perubahan peradangan benda asing, nekrosis
dan infeksi derajat rendah.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. CBC (Complete Blood Count), menunjukkan kenaikan jumlah
leukosit
dan
rata-rata
sedimentasi
eritrosit.
Sehingga
subjucent
osteomyelitis.
Jika
sulit
diagnosis
infeksi
selulitis
akut
yang
parah,
dan
dikompres
dingin
untuk
mengurangi
nyeri
dan
pembengkakan.
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Identitas klien
Meliputi nama
umur,
jenis
kelamin,
alamat,
pekerjaan,
Mata
(+)
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
Jantung
Ekstremitas
Integumen
yang
terinfeksi
bisa
ditemukan
: An. T
: 3 Tahun, 4 Bulan
: Pulau Sari, Tambang Ulang
: Islam
: Belum Sekolah
: Belum Bekerja
: Jawa/Indonesia
: Selulitis
B. RIWAYAT KESEHATAN
Orang tua klien mengatakan anaknya seperti bekas digigit serangga pada
kaki. Bengkak serta kemerahan pada kaki kanan. Klien ada demam
kemudian klien dibawa oleh orang tuanya ke IGD RSUD H.Boejasin.
C. HASIL PENGKAJIAN
TANGGAL 12 Juli 2016
Anak tampak lemas, badan panas, tampak kemerahan pada kaki sebelah
kanan disertai dengan bengkak, adanya nyeri tekan pada kaki sebelah
kanan.
TANGGAL 13 Juli 2016
Anak masih terlihat lemas, masih tampak kemerahan pada kaki sebelah
kanan dan nyeri masih, makan minum mau.
: Lemah
: Composmentis
: 38,5 C
: 100x / menit
: 30x / menit
: 23 kg
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium Darah Lengkap tanggal 12 Juli 2016
Parameter
WBC
Gran#
Lymph %
Gran%
MCV
PLT
Result
19,0
15,1
12,7%
79,5%
32,9
355
Reference Range
4,0 10,0
2,0 7,0
20,0 40,0
50,0 70,0
37,0 54,0
150 - 350
F. PROGRAM TERAPI
1. Tanggal 12 Juli 2016 14 juli 2016
IVFD RL 18 tpm makro ( 1296 cc / hari )
Injeksi : Rycef 3x350 mg
PO : Kamolas k/p 1 cth
Gentamicin zalf 2x sehari
2. Tanggal 15 Juli 2016
Obat yang dibawa pulang
PO : Inbacef 2 x 1 cth
Gentamicin zalf 2 x sehari
Intervensi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
ketiak.
Kenakan pakaian yang mudah menyerap keringat
Berikan/Anjurkan untuk banyak minum
Kolaborasi pemberian cairan infus
Kolaborasi pemberian antipiretik
Intevensi
1. Monitor kulit dari kemerahan, perubhan suhu ekstrim, dan
adanya edema
2. Libatkan keluarga untuk menjaga kebersihan kulit klien
3. Berikan obat anti inflamasi pada area yang ada kemerahan dan
bengkak
4. Pantau dan periksa kulit setiap hari untuk meminimalisir resiko
kerusakan
I. KETERBATASAN
Selama kami melakukan proses keperawatan pada An. T tidak ada
mengalami kesulitan, karena keluarga klien dapat menerima dan bekerja
sama dengan baik.
J. KESIMPULAN
Dari hasil pembasahan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
asuhan keperawatan sebagai salah satu upaya yang bertujuan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta kebersihan kulit khususnya
pada klien
K. SARAN
Berikan informasi kepada keluarga mengenai penyakit Selulitis dan
kondisi anak. Bagi petugas lakukan observasi terhadap area yang
mengalami inflamasi
Dalam melakukan proses asuhan keperawatan anak harus dilakukan
dengan mengguakan manajemen dan kerjasama yang baik dengan anggota
kelompok, terutama menjaga hubungan yang baik dengan keluarga klien
untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Berini, et al, 1997, Medica Oral: Buccal and Cervicofacial Cellulitis. Volume 4,
(p337-50).
Brunner dan Suddarth. (2000). Kapita selekta kedokteran. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia;Jakarta
Isselbacher, (1997), A Synopsis of Minor Oral Surgery, Wright, Oxford
Long, (1995), Emergency Dental Care. A Lea & Febiger Book. Baltimore
Mansjoer. (2000).Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system
pencernaan. SelembaMedika;Jakarta.
Tucker. (1988). Rencana asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan.
Penerbit Buku Kedokteran EGC ; Jakarta
http://seputarsehat.com/artikel-kesehatan/asuhan-keperawatan-selulitis
tanggal 14 Juli 2016
diakses