(RHEUMATOID
ARTHRITIS)
Disusun Oleh :
Fildzah Hasyati Adani 1061821014
Fransisca Claudia Kristi D.G. 1061822015
Kinanthi Sekartanjung Putri 1061821020
Vevi Lelya 1061821035
Penyakit autoimun progresif dengan
inflamasi kronik yang menyerang sistem
muskuloskeletal namun dapat
melibatkan organ dan sistem tubuh
secara keseluruhan.
Ditandai dengan:
• Pembengkakan
• nyeri sendi
• Kaku sendi
menyebabkan sulit
bergerak
• destruksi jaringan
sinovial
• Erosi tulang
Penyebab belum
diketahui secara pasti
• Genetik
• Lingkungan
• Hormonal
• Infeksi bakteri,
mkroplasma dan virus
Tidak dapat dimodifikasi
Faktor Genetik
Dapat dimodifikasi
Gaya Hidup
Hormonal
Bentuk Tubuh
Antibodi Akibat erosi Jaringan Bergabungnya
menyerang antara tulang sendi tulang di bagian
jaringan dan kartilago, mengalami persendian
sendinya terjadi deformasi yang terserang
sendiri, terjadi pengikisan menjadi RA.
pembengkakan kartilago dan jaringan ikat
dan inflamasi tulang menjadi serabut.
membran rapuh.
sinovial.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
DMARD Biologik
Etanercept, Infliximab, Golimumab, Rituximab, DMARD
Tocilizumab. Biologik
Kortikosteroid
Prednisone, Metilprednisolon. Kortikosteroid
Terapi Non Farmakologi
SUBJEK Subjek
Nama : Ny A
Umur : 60 tahun
Berat Badan : -
Keluhan : Nyeri dan pada lutut dan jari
tangan, disertai demam.
Riwayat :-
Diagnosis : Rheumatoid arthritis
Objek
Sulfasalazin Indikasi : kondisi autoimun, seperti rheumatoid atrhitis dan lupus eritomatosus.
Dosis :
2 x 500 mg/hari.
Mekanisme :
Menghambat angiogenesis dan migrasi PMN (Polymorphonuclear Neutrofil).
Efek Samping :
Mual dan muntah, nyeri kepala, ruam, supresi sumsum tulang
Meloxicam Indikasi :
Nyeri dan radang pada penyakit reumatik, osteoatritis yang memburuk (jangka pendek).
Dosis :
RA: 1 x 7,5 -15 mg/hari
Mekanisme :
Menghambat sintesis prostaglandin dengan hambatan pada enzim siklooksigenase
sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu.
Efek Samping :
Diskrasia darah, reaksi anafilaktik, serangan asma, hipersensitivitas kulit.
Omeprazole Indikasi :
Tukak lambung, tukak duodenum, GERD, hipersekresi patologis.
Dosis :
1x20 mg/hari
Mekanisme :
Menghambat kerja enzim K+H+ATPase yang akan memecah K+H+ATP
menghasilkan energy yang digunakan untuk mengeluarkan asam HCl dari sel
parietal ke dalam lumen lambung.
Efek Samping :
Urtikaria, mual dan muntah, nyeri abdomen, konstipasi, mulut kering.
Azithromycin Indikasi:
Infeksi yang disebabkan oleh organisme yang peka. Infeksi saluran nafas,
infeksi kulit dan jaringan lunak.
Dosis:
1x 500 mg/hari
Mekanisme:
Menghambat sintesis protein bakteri dengan cara berikatan secara
reversible dengan ribosom subunit 50S, umumnya bakteriostatik.
Mual, muntah, kembung, nefritis, sakit kepala.
Paracetamol Indikasi :
Nyeri ringan sampai sedang, demam.
Dosis :
500 mg-1000 mg, diberikan 4-6 jam. Maksimum 4 gram/hari
Mekanisme :
Bekerja pada pusat pengatur suhu du hipotalamus untuk
menurunkan suhu tubuh. Menghambat sintesis prostaglandin
sehingga dapat mengurangi nyeri ringan-sedang.
Efek Samping :
Reaksi alergi, ruam kulit, hipotensi, kerusakan hati.
Drug Related
Problems (DRP)
DRP ada indikasi tidak ada obat :-
DRP tidak ada indikasi ada obat : Omeprazole tidak ada indikasi
DRP obat kurang tepat :-
DRP dosis obat berlebih : Dosis omeprazole berlebih 2x20 mg,
seharusnya 1x20 mg
DRP dosis obat kurang :-
DRP efek samping obat : Efek samping meloxicam yaitu
mengiritasi lambung
DRP interaksi obat : Meloxicam dengan sulfasalazine,
meningkatkan efek sulfasalazine.
Plan
makan.