NAMA KELOMPOK :
1.ALEX FERIANTO
2. RAHMAT GUSVI REFANGGA
3. JULISTIA HARTINA
4. TEZA DIARYZTA
5. MARYANI ALLDIAH
OSTEOATHRITIS
Osteoathritis atau yang dikenal dengan istilah OA
merupakan penyakit yang berkembang dengan lambat,
terutama mempengaruhi sendi diartrodial perifer dan rangka
aksial. Penyakit ini ditandai dengan kerusakan kartilago
articular yang berakibat pada pembentukan osteotir, rasa
sakit, pergerakan yang terbatas, deformitas dan distabilitas
progresif. Inflamasi dapat terjadi atau tidak pada sendi yang
dipengaruhi (Sukandar dkk, 2008)
2
PATOFISIOLOGI
3
LANJUTAN PATOFISIOLOGI
4
MANIFESTASI
KLINIK
.
Nyeri pada Mengalami Sendi terasa
tulang dan sendi pembengkakan/ kaku
terutama saat inflamasi
melakukan
aktivitas fisik,
saat pagi hari
ataupun saat
duduk
5
PENATALAKSANAAN OSTEOATRITIS
A. Non Farmakologi
6
PENATALAKSANAAN OSTEOATRITIS
B. Farmakologi
Golongan Obat Nama Obat Dosis
1. Aspirin 1. 2,6- 5,2 g ( 4 kali sehari)
2. Celexobic 2. 200 – 400 mg (1-2 kali sehari)
3. Diklofenak 3. 150 mg-200mg ( 3-4 kali perhari)
NSAID (Nonsteroidal anti- 4. Naproksen 4. 0,5-1 g (2 kali perhari)
inflammatory) 5. Oksaprozin 5. 0,6-1,8 g (1-3 kali perhari).
6. Piroksikam 6. 10-20 mg ( sekali perhari)
7. Meloksikam 7. 7,5-15 mg (Sekali perhari).
8. Indometasin 8. 50-200 mg, 2-4 kali perhari.
1. 25 mg
1. Hidrokortison
2. Prednison 2. 5 mg
Kortikosteroid
3. Metilprednisolon 3. 4 mg
4. Deksametason
4.0,75 mg
7
LANJUTAN
8
INTERAKSI OBAT
Golongan Obat Interaksi Obat
NSAID 1. ACE Inhibitor : meningkatkan resiko kerusakan ginjeksial dan
meningkatkan resiko hiperkalemia
2. Analgetik lain : menambah efek samping.
3. Antasid : Menurunkan absorpsi obat
4. Kortikosteroid : menambah risiko pendarahan dan ulserasi saluran cerna
5. Litium : menurunkan eksreksi Lithium.
Kortikosteroid 1. Analgetik : dengan acetosal dan NSAID resiko pendarahan dan ulserasi
saluran cerna
2. Antibakteri : Rifampisin mempercepat metabolisme kortikosteroid.
3. Antidabetika : Antagonisme efek hipotensif
4. Antihipertensi : Menghambat efek penurunan darah
Analgesik narkotika 1. Alcohol : menaikan efek sedative
2. Antiaritmia : menunda absorpsi meksilen
3. Antipsikotik : menambah efek sedative
4. Metoklopramid : antagonisme efek saluran cerna
5. Antiepilepsi : dapat menurunkan efek dari tramadol
6. Simetidin : menghambat metabolisme analgesic narkotik.
9
STUDY KASUS OSTEOATHRITIS
Ny. S, 53 tahun , datang ke puskesmas untuk kedua kalinya dengan keluhan nyeri
pada kedua lututnya sejak 2 bulan terakhir ini. Keluhan sudah dirasakan sejak 1 tahun
yang lalu, namun makin lama makin terasa nyeri terutama bila banyak aktivitas atau
bekerja. Nyeri paling dirasakan saat pasien mencuci pakaian dan melakukan gerakan
dari jongkok kemudian berdiri. Nyeri yang dirasakan hilang timbul dan dapat
berkurang bila pasien beristirahat. Nyeri tidak dipengaruhi cuaca maupun makanan
yang dikonsumsi. Pasien masih dapat berjalan tetapi berjalan pelan-pelan karena
menahan nyeri lututnya. Pasien juga sering merasakan kaku pada lututnya di pagi hari
terutama saat bangun tidur, namun rasa kaku tersebut berlangsung kurang dari 30 menit
dan lama kelamaan akan hilang dengan sendirinya. Pasien juga mengeluhkan tengkuk
terasa berat sejak ±1 hari yang lalu disertai kepala pusing. Pasien juga menyangkal
pernah mengalami nyeri dada, sesak nafas, kaki bengkak maupun pandangan kabur,
kaku dan kesemutan pada sebelah anggota badan.
10
LANJUTAN
LANJUTAN
Keluhan ini sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, kambuh saat pasien sedang banyak pikiran, kelelahan beraktivitas,
2 bulan yang lalu pasien memeriksakan diri ke puskesmas pasien menderita darah tinggi dan tensi mencapai 210/100
mmHg. Pasien diberikan obat dibawah lidah. Pola makan dalam keseharian tidak teratur, pasien gemar mengkonsumsi
makanan asin. Riwayat merokok dan minum alkohol disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
pasien tampak sakit ringan. Tensi 180/110 mmHg, nadi 81 x/menit, frekuensi napas 21 x/menit, suhu 36,7ºC, IMT 24,99
kg/m2. Mata, telinga, hidung dan mulut dalam batas normal. Diagnosis pasien osteoathritis genu bilateral dengan
hipertensi grade II. Terapi yang diberikan pada pasien yaitu medikamentosa berupa asam mefenamat 500 mg (jika
11
֍Pembahasan
Metode SOAP
Subjektif 0bjektif
• Nyeri lutut selama 2 bulan terakhir
• tekanan darah 180/110 mmHg, frekuensi
terasa saat melakukan aktivitas
menjongkok kemudian berdiri, dan napas 21 X/menit, nadi 81 X/ menit, suhu
nyeri berkurang ketika pasien
beristirahat dan Kepala terasa pusing tubuh 36,7ºC, IMT 24,99 kg/m2
disertai tengkuk terasa berat. Pasien
memiliki riwayat hieprtensi sejak 1
tahun yang lalu.
12
Assesment
• Berdasarkan gambaran klinis bila didapatkan nyeri lutut dan terdapat 3 dari 6 kriteria berikut; umur ≥50 tahun, kaku
pagi ≤30 menit, krepitus, nyeri tekan, pembesaran tulang, tidak hangat pada perabaan. Dimana pasien ini terdapat 4
dari 6 kriteria. Untuk terapi obat, pasien sudah diberikan asam mefenamat yang bekerja sebagai penghilang rasa
nyeri. Asam mefenamat yang merupakan golongan NSAIDs merupakan obat yang direkomendasikan untuk
pengobatan osteoathritis, selain NSAIDs, acetaminophen juga merupakan lini pertama untuk pengobatan
osteoathritis. Untuk darah tinggi diberikan amlodipin, pasien juga dianjurkan berupa diet rendah garam, melakukan
2. Untuk pengobatan osteoathritis diberikan terapi asam mefenamat 500 mg. diminum 3
14
THANK YOU
15