Anda di halaman 1dari 28

KELOMPOK 6

1. (1604061) SILFIA ADE SAFITRI


2. (1704131) SUCI PERMATASARI
3. (1804069) SHELLYA OPRAGUSTI
4. (1804075) ROOFID NURDAFFA REZKI
5. (1804077) SAVIRA TIA AMANDA
FARMAKOTERAPI I
6. (1804079) SILFA OKTARINA
7. (1804080) YONANDA FIDIA INAYAH
MALARIA
8. (1804081) SARMITA
9. (1804085) RITMA HAKIKI
10. (1804086) SAFRIALDI
11. (1804122) SYAHRONI
12. (1804066) TRY SYAHRI RAMADHAN
DATA UMUM

Data Umum
Nama Pasien : Tn. B
Jenis ♂
:
Kelamin
Umur : 46 Tahun
Ruangan : ZIP
Diagnosa : Malaria
Mulai 15Februari 2019
perawatan :
Dokter yang dr. E, Sp.PD
merawat :
Riwayat Penyakit

Keluhan utama: demam tinggi (hilang timbul) dan mengigil  sejak 10 hari SMRS

Riwayat penyakit sekarang: demam, menggigil, mual, sakit kepala

Riwayat penyakit terdahulu: pasien sebelumnya berobat ke bidan dengan keluhan demam.
Diberikan pct dan ctm. Namun, demam masih ada sehingga dibawa ke RSUD M. Natsir

Riwayat penyakit keluarga: tidak ada


DATA PENUNJANG

Data pemeriksaan fisik

•Kesadaran : CMC
•Temperatur : 36.8 oC
•Tekanan Darah : 120/70 mmHg
•Pernafasan : 20x/ menit
(normal 20-40 x/menit)
DATA PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Nilai normal 15 Februari 2019


HEMATOLOGI    
Hematologi Lengkap    
Hemoglobin 13.0–18.00 g/dL 10.1
Eritrosit 4.5–5.5 (106/μL) 3.84
Hematokrit 40.0–50.0 % 30.3
Nilai-nilai MC    
MCV 82.0-92.0 fL 78.9
MCH 27.0–31.0 pg 26.3
MCHC 32.0 –37.0 g/dL 34.2
RDW-CV 11.5–14.5 % 14.6
Leukosit 4.0–11.0 (10 /μL)
3
5.4
Trombosit 150–400 (103/μL) 40
DIAGNOSA

Dari hasil pemeriksaan fisik


dan pemeriksaan penunjang
pasien didiagnosa menderita:
Malaria
DEFINISI

Malaria merupakan penyakit infeksi disebabkan oleh parasit protozoa


genus plasmodium yang menyerang sel darah merah. Penyakit ini
ditularkan oleh gigitan nyamuk anopheles betina.

Spesies plasmodium yang dapat menginfeksi manusia adalah:


P. falciparum  penyebab malaria falsiparum
P.vivax  penyebab malaria vivaks/ tertiana
P. ovale  penyebab malaria ovale
P. malariae  penyebab malaria malariae/ kuartana
PLASMODIUM
EPIDEMIOLOGI

Malaria dapat ditemukan di seluruh provinsi yang ada di Indonesia dengan


insidensi tinggi di Indonesia bagian Timur, sedangkan stratifikasi sedang
ditemukan di beberapa wilayah di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Pulau Jawa dan Bali masuk dalam stratifikasi rendah dengan daerah-daerah
tertentu di pedesaan yang menjadi fokus insidensi malaria tinggi. Angka
kejadian malaria di Indonesia menggunakan Annual Parasite Incidence
(API). Angka API tahun 2008-2009 menurun dari 2,47 per 1000 penduduk
menjadi 1,85 per 1000 penduduk.

Berdasarkan laporan WHO di tahun 2017 masih ada beberapa wilayah di


Papua dengan >100 kasus Plasmodium falciparum terkonfirmasi per 1000
penduduk. Pada tahun 2018, terdapat 3 provinsi yang telah mencapai bebas
penularan malaria, yakni DKI Jakarta, Bali dan Jawa Timur.
PATOGENESIS PATOFISIOLOGI

PATOGENESIS

Patogenesis lebih ditekankan pada


terjadinya peningkatan permeabilitas
pembuluh darah daripada koagulasi
Terjadi oleh infeksi parasit intravaskuler. Oleh karena skizogoni
plasmodium. menyebabkan kerusakan eritrosit maka
akan terjadi anemia. Beratnya anemia tidak
sebanding dengan parasitemia
a. Alami, melalui gigitan nyamuk menunjukkan adanya kelainan eritrosit
Anopheles selain yang mengandung parasit. Hal ini
diduga akibat adanya toksin malaria yang
b. Induksi, yakni stadium aseksual menyebabkan gangguan fungsi eritrosit
dalam eritrosit yang masuk ke dan sebagian eritrosit pecah melalui limpa
dalam darah manusia sehingga parasit keluar.
PATOGENESIS PATOFISIOLOGI

PATOFISIOLOGI

Infeksi malaria berkembang melalui dua tahap:


-Melalui tahap yang melibatkan hati (fase eksoeritrositik).
-Melalui tahap yang melibatkan sel-sel darah merah, atau eritrosit (fase
eritrositik).

Ketika nyamuk yang terinfeksi menembus kulit seseorang untuk mengambil


makan darah, sporozoit dalam air liur nyamuk memasuki aliran darah dan
bermigrasi ke hati di mana mereka menginfeksi hepatosit, bereproduksi
secara aseksual dan tanpa gejala untuk jangka waktu 8-30 hari.
Lanjutan...

MANIFESTASI KLINIS

Gejala awal: tidak spesifik, mirip Tahap awal: tidak terdapat Gejala yang ditimbulkan oleh P.
dengan gejala penyakit infeksi kerusakan organ sehingga terapi malariae dan P. ovale: umumnya
virus sistemik ringan. Jadi gejala yang tepat dapat menyelesaikan ringan sedangkan P. Falciparum
awalnya adalah seperti sakit masalah. Namun apabila terapi lebih berat dan akut dibanding
kepala, lelah, lemah, perasaan tidak tepat, maka dapat yang lain.
tidak nyaman di saluran cerna, menyebabkan infeksi parah dalam
nyeri otot dan sendi yang beberapa jam. Keparahan yang Gejala khas: demam periodik,
kemudian diikuti dengan demam, terjadi misalnya: koma, asidosis pembesaran limpa dan anemia.
menggigil, berkeringat, anoreksia, metabolik, anemia berat,
muntah dan memburuknya kondisi hipoglikemi, gagal ginjal akut.
umum pasien.
Lanjutan...

MANIFESTASI KLINIS

Serangan demam yang khas pada


malaria sering dimulai pada siang hari,
terdiri dari sebagai berikut:

Dapat disertai kejang pada Seluruh tubuh berkeringat, suhu tubuh


anak. Periode berlangsung menurun dengan cepat, tubuh lelah dan
Demam mencapai 41 C dan mengantuk. Penederita akan merasa
selama 15-60 menit berlangsung sekitar 2 jam sehat. Periode ini berlangsung selama 2-
4 jam.

periode menggigil Periode puncak demam periode berkeringat


BAB - 2 BAB - 3

Gejala klinis

- Anamnesis
a. Adanya trias malaria
- Pemeriksaan fisik
b. Pernah bepergian ke daerah Mengalami demam 37-40 derajatC. Anemia
endemik (konjungtiva/ telapak tangan pucat), beberapa
c. Riwayat penyakit malaria penderita mengalami splenomegali dan
hepatomegali)
d. Riwayat minum obat antimalaria
e. Riwayat mendapatkan tranfusi
Gejala klinis lainnya:
darah nyeri kepala dan nyeri otot

Namun diagnosis pasti malaria yaitu


ditemukannya parasit malaria dalam darah.
ALGORITMA TERAPI
Tanpa komplikasi

Malaria falciparum dan vivaks Infeksi Campur:


Falciparum+vivax/ ovale:
lini 1: DHP + primakuin/ artesunat-
ACT (3 hari) + primakuin 14 hari
amodiakuin
Malaria vivax relaps
Falciparum+malariae:
lini 2 (falciparum): ACT+ primakuin ACT (3hari) + primakuin (1hari)
kina+doksisiklin/ tetrasiklin + primakuin
Malaria ovale:
lini 2 (vivax): Lini1: DHP/ artesunat-amodiakuin
Kina+primakuin Lini 2: kina + primakuin\

Malaria malariae:
ACT 1 x 3 hari, tanpa primakuin
ALGORITMA TERAPI

Malaria Berat

Lini 1:
Artesunat IV/ IM atau artemeter IM

Lini 2:
Kina HCl parenteral (infus/ IM)

Simpatomimetik:
Antipiretik: PCT
Antikonvulsan: diazepam IV atau
fenobarbital IM
Cairan elektrolit:
Nutrisi
TERAPI FARMAKOLOGI

Rekombenasi:
Terapi kombinasi dua atau lebih OAM yang
bekerja membunuh parasit di darah dan
masing-masing obat yang bekerja pada
target reseptor yang berbeda

Lini 1 malaria tanpa komplikasi


berbasis artemisin (kombinasi
OAM yang salah satunya atau
derivatnya)

Artemisin dan derivatnya:


diberikan selama 7 hari
TERAPI FARMAKOLOGI

Lini 1 tanpa komplikasi Lini 2 (kegagalan terapi/14 hari)

a. Antimalaria kombinasi berbasis a. Artesunat + tetrasiklin/


artemisin doksisiklin atau klindamisin
- Artemeter + lumefantrin (7hari)
- Artesunat + amodiakuin b. Kinin + tetrasiklin atau
- Artesunat + meflokuin doksisiklin/ klindamisin (7 hari)
- Artesunat + sulfadoksin-
pirimetamin Bila terjadi kekambuhan setelah
- Dihidroartemisin + piperakuin 14 hari  lini pertama

Antimalaria tanpa artemisin Suhu tubuh : 38,5C  antipiretik


(pct): 15 mg/ kg
-sulfadoksin-pirimetamin + klorokuin
-sulfadoksin-pirimetamin+amodiakuin
PENATALAKSANAAN UMUM

Pengobatan radikal

- Malaria falciparum 
Malaria jinak yang relap:
a. klorokuin (1x 600 mg/ 2 hari. Pada hari ketiga diberikan
pengobatan menggunakan
1 x 300 mg primakuin
klorokuin selama tiga hari 
b. Primakuin (dosis tunggal 15 mg/ hari, diberikan selama
primakuin 14 hari
3 hari

Resisten klorokuin
c. Fansidar (sulfadoksin + pirimetamin)
d. Kina
e. Amodiakuin
MONITORING KEADAAN PASiEN

Tanggal

Data Klinik

15/2 16/2 17/2 18/2 19/2 20/2

Suhu () 37 37,2 37 36,6 -  - 

Tekanan Darah (mmHg) 110/60 110/70 120/90 110/60 120/60  -


MONITORING TERAPI TUJUAN TERAPI

a. Tujuan terapi malaria tanpa komplikasi:


Lama monitoring tergantung mengeliminasi plasmodium penyebab infeksi
pada waktu paruh eliminasi secepatnya agar tidak terjadi keparahan dan
OAM yang diberikan. Pada komplikasi serta memutus rantai penularan. Malaria
umumnya monitoring tanpa komplikasi adalah malaria dengan gejala tanpa
dilakukan selama paling tanda kepatahan dan terbukti secara klinis dan
tidak 28 hari setelah terapi laboratorium serta tidak mengalami gangguan fungsi
diberikan, meliputi luaran, organ vital
kondisi klinisdan munculnya b. Tujuan terapi malaria yang parah yakni untuk
kembali parasit mencegah kematian. Pada terapi malaria otak, terapi
dituju untuk mencegah kerusakan otak.
c. Tujuan utama terapi malaria pada ibu hamil yaitu
untuk menyelamatkan ibu, sedangkan tujuan
sekunder yaitu mencegah kekambuhan dan efek yang
tidak diinginkan.
DOKUMEN FARMASI PASIEN

Tanggal Pemberian
Aturan Tgl
No Nama Obat 15/2/ 16/2/ 17/2 18/2 19/2 20/2
Pakai Mulai
Lembar 1. Lembar Pengobatan 2019 2019 /19 /19 /19 /19
IVFD Ringer 15/2/20
1. 28tts/ mnt √ √ √ √ √ √
Nama : Tn. B Dokter : dr. E, Sp.PD Laktat 19
Diagnosa : Malaria
Dexamethasone 15/2/20
2. 3x1 √ √ √ √ √ √
Umur : 46 Ruangan : ZIP Apoteker : R, M.Farm, inj 19
Tahun Apt
15/2/20
3. Omeprazol inj 1x1 √ √ √ √ √ √
19
15/2/20
4. Parasetamol 4x1 √ √ √ √ √ √
19
15/2/20
5. Sukralfat 3x1cth √ √ √ √ √ √
19
Primaquine 15 15/2/20
6. 1x1 - - - - √ √
mg 19
Dihidroartemisi
nin + Piperaquin 15/2/20
7. fosfat 3x1 - - - - √ √
19
 
PENGKAJIAN OBAT

Mulai pengobatan Jenis Obat Dosis Aturan Pakai Berhenti Indikasi (I) Obat
IVFD 15/ 2/ 2019 IVFD Ringer Laktat(IV) - 28 tetes/ menit 21/ 2 Memperbaiki kebutuhan elektrolit dan nutrisi

15/ 2/ 2019 Dexamethasone (IV)  0,5-24 mg/ hari 3x1 21/ 2 Mencegah terjadinya inflamasi alergi, syok, dll

15/ 2/ 2019 Omeprazol (IV) 40 mg 1x1 21/ 2 Mengobati tukak lambung, tukak duodenum,
GERD
15/ 2/ 2019 Paracetamol (inj) 500-1000 mg 4x1 21/ 2 Mengobati nyeri ringan-sedang, demam
Max: 4g/ hari
15/ 2/ 2019 Sukralfat (oral) 6x1 g maks 8 g/ hari 3x1cth 21/ 2 Mengobati tukak lambung, tukak duodenum dan
profilaksis stress-related ulcer

19/ 2/ 2019 Primakuin 15 mg (oral) V: 0,25 mg/kgBB 1x1 21/ 2 Sebagai terapi anti relaps pada P. Vivax dan P.
F: 0,75 mg/ kgBB Ovale dan gametocidal pada malaria falciparum
Vr: 0,5 mg/kgBB

19/ 2/ 2019 Dihidroartemisin +piperakuin D: 2-4 mg/ kgBB 3x1 21/ 2 Pengobatan malaria P. Falciparum dan/ atau P.
fosfat P: 16-32 mg/kgBB Vivax tanpa komplikasi
(oral)
RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT

Jenis Obat Indikasi (I) Obat Tepat atau tidak tepat Komentar atau alasan
IVFD Ringer Laktat Memperbaiki kebutuhan elektrolit dan nutrisi Tepat Untuk memenuhi kebutuhan
elektrolit dan nutrisi

Dexamethasone Mencegah terjadinya inflamasi alergi, syok, dll   Tepat Untuk mencegah terjadinya
antinflamasi pada saat merozoit
menyerang sel darah merah

Omeprazole Mengobati tukak lambung, tukak duodenum,  Tidak tepat Omeprazol memiliki ES mual
GERD muntah pada pasien
Paracetamol Mengobati nyeri ringan-sedang, demam Tepat Untuk menurunkan demam

Sukralfat Mengobati tukak lambung, tukak duodenum,  Tepat untuk mengatasi stress ulcer pada
profilaksis stress-related ulcer penyakit sistemik

Primakuin 15 mg Sebagai terapi anti relaps pada P. Vivax dan P. Tepat Untuk pengobatan malaria pada
Ovale dan gametocidal pada malaria falciparum pasien

Dihidroartemisin Pengobatan malaria P. Falciparum dan/ atau P. Tepat Untuk pengobatan malaria pada
+piperakuin fosfat Vivax tanpa komplikasi pasien
MONITORING EFEK SAMPING OBAT

Tanggal/ bulan Obat Efek Samping Obat Cara Mengatasi ESO


15/ 2/ 2019 Dexamethasone Insufisiensi adrenal akut (gejala: demam, Jangan hentikan pengobatan secara tiba-tiba atau
    mialgia, atralgia dan malaise) pemberian obat secara terus menerus terutama dengan
  dosis besar
Komplikasi (gangguan cairan dan elektrolit,
hiperglikemi, glikosuria, dll.

15/ 2/ 2019 Omeprazol Urtikaria, mual muntah, konstipasi, Hindari penggunaan obat pada pasien mual muntah,
    perubahan hematologik, gangguan fungsi trombositopenia, leukopenia serta gangguan fungsi hati.
hati (konsultasi pada dokter apabila terdapat alergi ataupun
susah buang air kecil)

15/ 2/ 2019 Paracetamol Kerusakan hati Gunakan hanya pada saat demam untuk mencegah
    timbulnya efek hepatoksisitas
15/ 2/ 2019 Sukralfat Konstipasi, diare, mual, gangguan lambung, Konsultasi pada dokter dalam proses pengobatan.
    reaksi hipersensitifitas Konsumsi sukralfat saat perut kosong, misalnya satu jam
sebelum makan
15/ 2/ 2019 Primakuin 15 mg Anoreksi, mual, muntah, sakit perut dan Penggunaan obat dilakukan setelah makan untuk
    kram. mengurangi timbulnya risiko ES.

15/ 2/ 2019 Dihidroartemisin +piperakuin fosfat Anemia, sakit kepala, takikardi (umum), tidak Pengobatan tidak boleh dihentikan sebelum 3 hari
    umum: anoreksia, pusing, hepatomegali pemakaian obat, meskipun gejala penyakit sudah hilang
(tidak umum)
Form Rencana Kerja Farmasis Dan Lembar Pemantuan

Pharmacotherapeutic goal Recommendations for therapy Monitoring parameter Desired Endpoint(s)

Meredakan nyeri Dexamethason Ada/tidaknya nyeri Tidak adanya nyeri yang


dirasakan
Menetralisir asam lambung Omeprazole Normal/ tidaknya asam Asam lambung
lambung normal/tidakt inggi
Menurunkan demam Paracetamol Suhu tubuh (oC) Tidak mengalami demam

Melindungi mukus dari iritasi asam Sukralfat Normal/ tidaknya asam Asam lambung
lambung lambung normal/tidak tinggi
Membasmi parasit penyebab Primaquine Pemeriksaan darah dengan Uji RDT malaria negatif
malaria Rapid Diagnotik Test
(RDT)
Membasmi parasitp enyebab Dihidroartemisinin + Pemeriksaan darah dengan Uji RDT malaria negatif
malaria Piperaquinfosfat Rapid Diagnotik Test
(RDT))
PEMANTAUAN PENGOBATAN

Evaluasi pengobatan  setiap hari


(pemeriksaan klinis dan darah malaria)
 klinis membaik dan mikroskopis
membaik.

Pemeriksaan klinis dan darah malaria 


Saat inap apabila terjadi perburukan dianjurkan
penderita datang kembali tanpa menunggu
jadwal

Saat intern
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai