DISEA
SE
IDENTITAS
◦ Nama (Inisial) : Ny. S A
◦ Umur : 28 tahun
◦ Jenis kelamin : Perempuan
◦ Kota tempat tinggal : Bandung
◦ Pekerjaan : Karyawan
◦ Suku bangsa : Sunda
◦ Agama : Kristen
◦ Status pernikahan : Belum menikah
ANAMNESIS
◦ Keluhan utama : Demam naik turun sejak 1 minggu yll
◦ Anamnesis khusus :
Seorang perempuan usia 28 tahun datang dengan keluhan demam disertai menggigil sempat
diukur suhunya mencapai 39oC. Demam dirasakan bisa naik turun setiap harinya. Jika demam turun,
pasien mulai berkeringat banyak sampai harus mengganti baju. Pasien merasa badan pegal linu dan
sakit kepala, sempat merasa membaik tapi kemudian tiba-tiba demam tinggi kembali.
Pasien merasa mual tetapi tidak muntah. Pasien merasa lemas dan tenggorokan terasa
sedikit kering. Tidak ada bintik kemerahan di kulit dan pilek. BAB dan BAK tidak terdapat keluhan.
Pasien baru 2 minggu kembali ke Bandung setelah 1 minggu mengunjungi keluarga di
Papua.
ANAMNESIS
Riwayat penyakit dahulu : sebelumnya pasien belum pernah mengalami keluhan serupa, kencing manis (-),
tekanan darah tinggi (-), transfusi (-).
◦ Riwayat penyakit keluarga : anggota keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa, kencing manis
◦ Riwayat alergi : tidak ada riwayat alergi obat, makanan, ataupun alergi lainnya
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : baik
Kesan sakit : sakit sedang
Kesadaran : compos mentis (E4 V5 M6)
Berat badan : 56 kg
Tinggi badan : 160 cm
BMI : 21,87 (normal)
Imunisasi : -
Tanda vital
Tekanan darah : 110/78 mmHg
Nadi : 80x/menit, regular, equal, isi cukup
Respirasi : 22x/menit, regular
Suhu : 38.8oC
PEMERIKSAA
◦ Kepala :
N FISIK
◦ Mata : Konjungtiva anemis +/+, Sklera ikterik -/-, RC +/+, pupil bulat isokor
◦ Hidung : Septum deviasi (-), Sekret (-), Darah (-)
◦ Mulut : Mukosa mulut basah, gusi berdarah (-), Coated tongue (-)
◦ Leher :
◦ Pembesaran KGB (-), JVP dalam batas normal, trachea sentral, tiroid tidak teraba
membesar.
◦ Paru-paru :
◦ Inspeksi : pergerakan simetris kanan dan kiri, retraksi dinding dada (-)
◦ Palpasi : nyeri tekan (-), taktil fremitus kanan = kiri
◦ Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
◦ Auskultasi : VBS +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
◦ Jantung :
◦ Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
◦ Palpasi : ictus cordis tidak teraba
◦ Perkusi : batas jantung normal
◦ Auskultasi : bunyi jantung murni S1=S2, murmur (-), Gallop (-)
◦ Abdomen :
◦ Inspeksi : datar
◦ Auskultasi : bising usus (+) normal
◦ Perkusi : timpani, ruang Traube timpani
◦ Palpasi : nyeri tekan (-), hepar teraba 1 cm bac 2 cm bpx, konsistensi kenyal, tepi tajam, permukaan
rata, lien tidak teraba membesar
◦ Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema -/-
◦ Anogenital : tidak dilakukan
◦ Punggung :
◦ Nyeri ketok CVA -/-
◦ Tidak ditemukan adanya kelainan tulang belakang
◦ Palpasi : nyeri tekan (-)
◦ Perkusi : sonor
◦ Auskultasi : VBS +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
RESU
Keluhan UtamaME
: Febris 1 minggu yang lalu
Anamnesis Khusus :
Febris sejak 1 minggu yang lalu, mendadak tinggi, intermitten. Keluhan disertai menggigil sebelum
febris , berkeringat setelah febris. Keluhan juga disertai malaise, cephalgia, arthralgia, serta myalgia. Pasien 2
minggu sebelum muncul gejala sempat pergi ke Papua.
Pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran CM, febris, konjungtiva anemis +/+
Diagnosis banding :
Suspek Malaria e.c Plasmodium falciparum
Suspek Malaria e.c Plasmodium vivax / ovale
Suspek Tifoid
Suspek Demam Berdarah Dengue
Penatalaksanaan
Non medikamentosa : Edukasi mengenai penyakit dan kepatuhan minum obat kepada pasien
Medikamentosa :
R/ DHP tab 40/320 mg
S 1dd tabI pc
R/ Primakuin tab 15 mg
S 1dd tabI pc
R/ Paracetamol tab 500 mg
S 3dd tabI pc prn
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
MALARI
A
DEFI
NISI
Infeksi malaria adalah adanya keberadaan parasit malaria dalam darah yang telah
dikonfirmasi dengan tes diagnostik
Kasus suspek malaria tidak dapat dianggap sebagai kasus malaria sampai konfirmasi
parasitologis
Kasus malaria dapat diklasifikasikan sebagai diimpor (imported), asli (indigenous), diinduksi
(induced), diperkenalkan (introduced), kambuh (relapse) atau kambuh (recrudescent)
tergantung pada asal infeksi
dan sebagai gejala atau asimtomatik
ETIOLOGI
Gigitan nyamuk Anopheles betina merupakan awal terjadinya infeksi dikarenakan di dalam
glandula saliva Anopheles betina terkandung sporozoit Plasmodium
World Health Organization. (n.d.). Fact sheet about malaria. World Health Organization. Retrieved April 22, 2023, from
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malaria
Harrison's: Principles of Internal Medicine. 20th Ed., United States: McGraw-Hill Education, 2018.
FAKTOR RISIKO
● Indonesia merupakan salah satu negara dengan insidensi malaria yang cukup tinggi
khususnya di daerah seperti NTT, Papua, Kalimantan Timur
● Provinsi bebas malaria : DKI Jakarta, Bali, Jawa Timur
● Kasus malaria di Indonesia tahun 2019 sebanyak 250.644 kasus, dimana kasus
tertinggi terjadi di Papua.
● Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax merupakan spesies parasit yang paling
banyak menimbulkan malaria.
1. Malaria Falciparum
Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Gejala demam timbul intermiten dan dapat kontinyu. Jenis
malaria ini paling sering menjadi malaria berat yang menyebabkan kematian.
2. Malaria Vivax
Disebabkan oleh Plasmodium vivax. Gejala demam berulang dengan interval bebas demam 2 hari.
3. Malaria Ovale
Disebabkan oleh Plasmodium ovale. Manifestasi klinis biasanya bersifat ringan. Pola demam seperti
pada malaria vivax.
4. Malaria Malariae
Disebabkan oleh Plasmodium malariae. Gejala demam berulang dengan interval bebas demam 3 hari.
5. Malaria Knowlesi
Disebabkan oleh Plasmodium knowlesi.
● Demam
○ Skizon tua ruptur → material / surface antigen protozoa berikatan pada membran
fosfolipid bilayer sel → aktivasi sistem imun hospes → rangsang sel-sel makrofag,
monosit, atau limfosit mengeluarkan sitokin (TNF & IL-6) → sitokin melalui sirkulasi
menuju ke hipotalamus → demam.
● Hepatomegali dan Splenomegali
○ Hepar dan Lien merupakan organ retikuloendothelial dimana pada malaria terjadi
multiplikasi seluler dan perubahan struktural dengan tujuan untuk meningkatkan
clearance sel darah merah di sirkulasi darah melalui mekanisme imunitas dan filtrasi.
● Anemia
○ Eritrosit yang terinfeksi dan tidak terfinfeksi pecah → Anemia
○ Plasmodium vivax & Plasmodium ovale → 2% eritrosit muda, Plasmodium malariae
→ hanya 1% eritrosit tua → kronik
○ Plasmodium falciparum menginfeksi semua jenis eritrosit, sehingga anemia dapat
terjadi pada infeksi akut dan kronik.
● Ikterus
○ hemolisis eritrosit → kadar heme yang meningkat → kadar bilirubin indirek
meningkat → ikterus pre hepatik
○ Sehingga menyebabkan diskolorasi kuning pada kulit dan sklera mata akibat
kelebihan bilirubin dalam darah
● Pola Demam :
○ P. falciparum : demam intermitten (bebas demam 12 jam), inkubasi 9-14 hari
○ P. vivax & ovale : demam tiap 3 hari (bebas demam 2 hari), inkubasi 12-17 hari
○ P. malariae : demam tiap 4 hari (bebas demam 3 hari), inkubasi 18-40 hari
○ P. knowlesi : demam tiap 2 hari (bebas demam 1 hari), inkubasi 9-12 hari
● SADT
○ Spesimen diambil sebelum pemberian obat antimalaria dan dilakukan saat puncak demam (jumlah
parasit terbanyak dalam darah).
○ Sediaan tetes darah tebal digunakan untuk mendeteksi adanya parasit, sedangkan sediaan tipis untuk
menentukan spesiesnya
● Malaria serebral
● Anemia berat
● Gagal ginjal akut
● Edema paru/ARDS
● Hipoglikemia
● Syok
● Malaria hemoglobinuria (black water fever)
Buck E, Finnigan NA. Malaria. [Updated 2023 Jan 22]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551711/
PROGN
OSIS
● Prognosis bergantung pada derajat beratnya malaria. Secara umum, prognosisnya adalah dubia ad
bonam.
● Infeksi primer karena Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, dan Plasmodium malariae dapat sembuh
sempurna sehingga prognosis umumnya baik. Tetapi infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium vivax
dan Plasmodium ovale dapat relaps apabila daya tahan tubuh menurun.
● Pada infeksi Plasmodium falciparum bila cepat diobati prognosis baik, jika terlambat dalam
pengobatan akan meningkatkan mortalitas
Buck E, Finnigan NA. Malaria. [Updated 2023 Jan 22]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551711/
PENCEG
AHAN
● Upaya pencegahan malaria adalah dengan meningkatkan kewaspadaan
terhadap risiko malaria, mencegah gigitan nyamuk, pengendalian vektor
dan kemoprofilaksis. Pencegahan gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan
menggunakan kelambu berinsektisida, repelen, kawat kasa nyamuk dan
lain- lain.
● Obat yang digunakan untuk kemoprofilaksis adalah doksisiklin dengan
dosis 100mg/hari. Obat ini diberikan 1-2 hari sebelum bepergian, selama
berada di daerah tersebut sampai 4 minggu setelah kembali. Tidak boleh
diberikan pada ibu hamil dan anak dibawah umur 8 tahun dan tidak boleh
dikonsumsi lebih dari 6 bulan.
Castelli, Francesco & Odolini, Silvia & Beatrice, Autino & Focà, Emanuele &
Rosario, Russo. (2010). Malaria Prophylaxis: A Comprehensive Review.
Pharmaceuticals. 3. 10.3390/ph3103212.