Anda di halaman 1dari 15

CASE REPORT

Case Report: Severe Plasmodium vivax MalariaMimicking Sepsis in a Neonatus


Suryadi N. N. Tatura, Elizabeth Clarissa Wowor, Jose M. Mandei, Rocky Wilar, Sarah M. Warouw, Johnny Rompis, Priscilla
Kalensang, Joseph Tuda

Pembimbing
dr. Irman Permana Sp,A (K)

Disusun oleh
Muhammad Miqdar A A
Akbar Dito Erlangga

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIRERBON
2020
Identitas Jurnal
Judul : Case Report : Severe Plasmodium Vivax Malaria Mimicking Sepsis in Neonate
Tipe Jurnal : Case Report
DOI : https://doi.org/10.4269/ajtmh.17-0739
ISSN : 0002-9637
Publisher : The American Society of Tropical Medicine and Hygiene
Source : The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene Vol 98
Published Online : 08 Jan 2018
Indeks Scopus : Q1
– Infectious Disease : Q1
– Medicine : Q1
– Parasitology : Q1
– Virology : Q2
Penulis :
Suryadi N. N Taturra; Elizabeth Clarissa Worwor; Jose M. Mandei; Rocky Wilar; Sarah M.
Warouw; Johnny Rompis; Priscilla Kalensang; Joseph Tuda
Nilai Scimago
Abstrak
Malaria kongenital berat yang disebabkan oleh Plasmodium vivax jarang terjadi.
Di Indonesia, kasus malaria kongenital sering disebabkan oleh infeksi
Plasmodium falciparum.Sebagian besar kasus malaria kongenital atau neonatal
pada daerah endemik didiagnosis dari apus darah perifer sebagai bagian dari
pemeriksaan sepsis rutin.Membedakan Malaria kongenital dengan malaria yang
didapat sangat sulit.Kasus yang disajikan dalam penelitian ini menggambarkan
malaria P. vivax berat dengan kolestatis ikterus disertai tanda dan gejala sepsis
pada neonatus.Sang ibu tidak menunjukkan gejala apapun dan neonatus berhasil
diobati dengan artesunat intravena. Malaria P. vivax berat dengan ikterus
kolestatik pada neonatus adalah kondisi yang tidak biasa yang harus dimasukkan
dalam diagnosis banding bayi yang menunjukkan gejala seperti anemia
hemolitik,trombositopenia, ikterus kolestatik, dan hepatosplenomegali di zona
endemis malaria. Diagnosis dini dapat mencegah penggunaan antibiotik yang
tidak perlu dan mencegah kematian neonatus.
Pendahuluan
• Plasmodium sp. sering ditularkan secara langsung oleh nyamuk anopheles,
tetapi juga dapat ditularkan dari ibu ke anak yang dapat menyebabkan
malaria kongenital.
• Gejala malaria kongenital tidak spesifik dan sering salah didiagnosis
sebagai sepsis neonatal. Gejala dapat terjadi 2-8 minggu setelah kelahiran,
termasuk demam, anoreksia, lesu, anemia, penyakit kuning, dan
hepatosplenomegali.
• Malaria kongenital bisa disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan
Plasmodium vivax.
• Penyakit kuning yang disebabkan oleh infeksi malaria memiliki frekuensi
0–9%
Ilustrasi Kasus

Bayi laki-laki usia 47 hari dibawa ke RS Dr. R. D. Kandau Manado karena


terdapat keluhan tubuh menguning sejak usia bayi 7 hari dan demam tinggi
sejak 3 hari yang lalu sebelum dibawa. Bayi itu pucat dan perutnya membesar.
Bayi tersebut lahir dirumah , dengan usia kehamilan 35 minggu dengan berat
lahir yang tidak diketahui. Bayi mendapat asi eksklusif sejak lahir. Saat sudah
di RS, bayi tersebut mengalami demam (38,8°C), pucat dan menguning. Terjadi
pembesaran hepar dan spleen dan tidak ditemukan ascites.
Pemeriksaan lab menunjukkan Hb 4.4 g/dl, Ht 13,1%, WBC 8.868 k/mm3,
platelet 95000/mm3, bilirubin total 24,63 mg/dl, direct bilirubin 18,58 mg/dl,
SGOT 284 U/L, SGPT 154 U/L, IgM dan IgG anti Hepatitis A (-), HBsAg (-),
Anti Hepatitis C virus antibody (-), IgM IgG anti toxoplasma (-), IgM IgG anti
cytomegalovirus (-), feses Acholic. Pasien diberikan injeksi antibodi spektrum
luas. Kultur darah dan Urin (-). Apusan darah menunjukkan anemia normositik,
normokromik, anisositosis, dan polikromatofilik , ditemukan tropozoit p. Vivas
(+). Pem. Sediaan darah tebal dan tipis meunjukkan terdapat tropozoit p vivax
dg jumlah parasit 800 parasit/µL
Pada pemeriksaan Ultrasonografi perut didapatkan gambaran hepatosit kolestatik
intrahepatik (hepatitis malaria). Karena infeksi malaria terbukti, lumbal pungsi tidak
dilakukan. Meskipun tanpa gejala, parasitemia P. vivax ditemukan di ibu dari apusan
darah tepi. Berdasarkan temuan ini, bayi didiagnosis dengan malaria kongenital P. vivax
yang berat dengan ikterus kolestatik. Kemudian diberikan injeksi artesunat (2,4 mg / kg
BB / dosis), transfusi darah (10 mL / kg dua kali), dan asam ursodeoxikolik (20 mg per
12 jam per oral). Kemudian dilakukan Tes darah lebih lanjut, hasil menunjukkan bahwa
hemoglobin meningkat menjadi 9,9 g / dL. Setelah 7 hari pengobatan, kondisi bayi
membaik. Demam, ikterus, dan hepatosplenomegali mereda. Setelah tiga kali
pemeriksaan apus tepi berulang , tidak menunjukkan adanya parasit malaria, sehingga
bayi tersebut dikatakan dalam kondisi klinis yang baik.
Diskusi

• Penularan vertikal malaria pada neonatus diduga jika gejala terjadi dalam 7 -
30 hari setelah lahir dan aseksual
• Kasus ini adalah contoh malaria bawaan yang berisiko tinggi karena ibu
terinfeksi malaria, tingkat sosial ekonomi rendah, dan 04
ibu primigravida
• Mekanisme penularan malaria bawaan adalah penularan dari ibu ke anak saat
kelahiran atau kehamilan, langsung penetrasi melalui vili korionik, atau
penetrasi melalui ketuban pecah dini
• Pasien ini menderita demam, anemia berat, trombositopenia, ikterus, dan
hepatosplenomegali 05
• WHO menyarankan bahwa penyakit kuning adalah manifestasi penting dari
malaria parah 5
Ultrasonografi abdomen menunjukkan hepatomegali, penurunan
echogenisitas hati, dan margin yang tajam (hepatitis malaria).
Diskusi
• Hati terlibat dalam malaria pada dua tahap: selama siklus preerythrocytic dan
theerythrocyticase.
• Malaria hepatitisis ditandai dengan peningkatan kadar glutamat piruvat
transaminase serum menjadi lebih dari tiga kali batas atas normal
• Obat pilihan untuk malaria bawaan adalah klorokuin
• Dalam kasus kami, Plasmodium sp. ditemukan selama tes darah perifer
Kesimpulan
Malaria P. vivax kongenital yang berat harus dimasukkan ke dalam diagnosis banding
bayi yang menunjukkan tanda dan gejala sepsis dengan anemia hemolitik,
trombositopenia penyakit kuning kolestatik, dan hepatosplenomegali di daerah endemis
malaria, meskipun infeksi P. vivax pada neonatus tidak dapat dikecualikan. Diagnosis dini
dapat mencegah penggunaan antibiotik yang tidak perlu dan kematian neonatus.
REFERENSI
1. Suryadi N.N Tatura.,Elizabeth Clarissa
Wowor., Jose M.Mandel et al. Case
Report : Severe Plasmodium vivax
malaria Mimicking Sepsis in a Neonate.
America : The American Society of
Tropical Medicine and Hygiene.2018.
2. Joanna Brigg Institute. Alat Penilaian
Kritis JBI Untuk Tinjauan Sistematik.
2017. Diakses pada tangga 10 Juni 2020
melalui
:https://joannabriggs.org/research/critic
al-appraisal-tools-html.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai