Anda di halaman 1dari 4

1.

Definisi
Malaria merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebakan oleh infeksi
Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual
dalam darah, dengan gejala demam, menggigil, anemia, dan pembesaran limpa.
 Harijanto PN. Malaria. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, edisi IV. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2006; Hal: 1754-60

2. Etiologi
Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genus Plasmodium.
Plasmodium ini merupakan protozoa obligat intraseluler. Pada manusia terdapat 4 spesies yaitu
Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale.
Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk betina Anopheles ataupun ditularkan langsung
melalui transfusi darah atau jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya.
 Rampengan TH. Malaria Pada Anak. Dalam: Harijanto PN (editor). Malaria, Epidemiologi,
Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan. Jakarta: EGC, 2000; Hal: 249-60.
 Nugroho A & Tumewu WM. Siklus Hidup Plasmodium Malaria. Dalam Harijanto PN
(editor). Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan. Jakarta:
EGC, 2000; Hal: 38-52.

3. Epidemiologi
Perbedaan prevalensi menurut umur dan jenis kelamin lebih berkaitan dengan perbedaan derajat
kekebalan tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perempuan mempunyai respon
imun yang lebih kuat dibandingkan dengan laki-laki, namun kehamilan dapat maningkatkan
resiko malaria.
 Gunawan S. Epidemiologi Malaria. Dalam: Harijanto PN (editor). Malaria, Epidemiologi,
Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan. Jakarta: EGC, 2000; Hal: 1-15.

4. Gejala klinis
Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (malaria proxym) secara berurutan
yang disebut trias malaria, yaitu :
a. Stadium dingin (cold stage)
Stadium ini berlangsung + 15 menit sampai dengan 1 jam. Dimulai dengan menggigil dan
perasaan sangat dingin, gigi gemeretak, nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari-jari pucat
kebiru-biruan (sianotik), kulit kering dan terkadang disertai muntah.
b. Stadium demam (hot stage)
Stadium ini berlangsung + 2 – 4 jam. Penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering,
sakit kepala dan sering kali muntah. Nadi menjadi kuat kembali, merasa sangat haus dan
suhu tubuh dapat meningkat hingga 41oC atau lebih. Pada anak-anak, suhu tubuh yang sangat
tinggi dapat menimbulkan kejang-kejang.
c. Stadium berkeringat (sweating stage)
Stadium ini berlangsung + 2 – 4 jam. Penderita berkeringat sangat banyak. Suhu tubuh
kembali turun, kadang-kadang sampai di bawah normal. Setelah itu biasanya penderita
beristirahat hingga tertidur. Setelah bangun tidur penderita merasa lemah tetapi tidak ada
gejala lain sehingga dapat kembali melakukan kegiatan sehari-hari.
Gejala klasik (trias malaria) berlangsung selama 6 – 10 jam, biasanya dialami oleh penderita
yang berasal dari daerah non endemis malaria, penderita yang belum mempunyai kekebalan
(immunitas) terhadap malaria atau penderita yang baru pertama kali menderita malaria.

 Harijanto PN. Malaria. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, edisi IV. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2006; Hal: 1754-60.
 Mansyor A dkk. Malaria. Dalam: kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga, Jilid I, Jakarta,
Fakultas Kedokteran UI, 2001, Hal: 409-16.
 Harijanto PN. Gejala Klinik Malaria. Dalam: Harijanto PN (editor). Malaria, Epidemiologi,
Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan. Jakarta: EGC, 2000; Hal: 151-55.
5. Patofisiologi (bagan)

6. Pemerisaan fisik
 Demam (≥37,5oC)
 Kunjunctiva atau telapak tangan pucat
 Pembesaran limpa
 Pembesaran hati
Pada penderita tersangaka malaria berat ditemukan tanda-tanda klinis sebagai berikut:
 Temperature rectal ≥40oC.
 Nadi capat dan lemah.
 Tekanan darah sistolik <70 mmHg pada orang dewasa dan <50 mmHg pada anak-anak.
 Frekuensi napas >35 kali permenit pada orang dewasa atau >40 kali permenit pada balita,
dan >50 kali permenit pada anak dibawah 1 tahun.
 Penurunan kesadaran.
 Manifestasi perdarahan: ptekie, purpura, hematom.
 Tanda-tanda dehidrasi.
 Tanda-tanda anemia berat.
 Sklera mata kuning.
 Pembesaran limpa dan atau hepar.
 Gagal ginjal ditandai dengan oligouria sampai anuria.
 Gejala neurologik: kaku kuduk, refleks patologis positif.
Gunawan S. Epidemiologi Malaria. Dalam: Harijanto PN (editor). Malaria, Epidemiologi,
Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan. Jakarta: EGC, 2000; Hal: 1-15.

7. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan dengan mikroskopik
Sebagai standar emas pemeriksaan laboratoris demam malaria pada penderita adalah
mikroskopik untuk menemukan parasit di dalam darah tepi(13). Pemeriksaan darah tebal dan
tipis untuk menentukan:
 Ada/tidaknya parasit malaria.
 Spesies dan stadium Plasmodium
 Kepadatan parasit
 Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test)
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan
metoda immunokromatografi dalam bentuk dipstik.
 Tes serologi
Tes ini berguna untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap malaria atau pada
keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat diagnostic
sebab antibodi baru terbentuk setelah beberapa hari parasitemia. Titer >1:200 dianggap
sebagai infeksi baru, dan tes >1:20 dinyatakan positif.

8. Tatalaksana

Anda mungkin juga menyukai