Anda di halaman 1dari 37

Malaria

RS Bhayangkara Brimob Depok


Ilham Nyssam Akbar
Narasumber: dr. Devy Juniarti Iskandar, Sp.PD
Pembimbing: dr. Nofa Itawarni, M.Kes
DAFTAR ISI
01 Laporan Kasus
02 Tinjauan Pustaka
Definisi Patogenesis & Patofisiologi
Epidemiologi Diagnosis
Etiologi Tatalaksana
Siklus Hidup Pencegahan
01
Laporan
Kasus
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. IWS


Tanggal Lahir : 11/07/1998
Usia : 23 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Masuk RS : 27 Agustus
2021
ANAMNESIS
Keluhan utama: Sakit kepala

Riwayat penyakit sekarang


Pasien datang dengan keluhan sakit kepala sejak 4 hari SMRS,
dirasakan langsung tinggi dan hilang timbul. Keluhan disertai demam
sejak 4 hari SMRS, setelah demam pasien merasa menggigil dan
berkeringat. Batuk dan sesak disangkal pasien. Nyeri otot dan nyeri
sendi dirasakan pasien

Tidak ada keluhan mimisan dan gusi berdarah. Mual dan muntah
disangkal pasien. Keluar bintik merah di tangan, kaki, atau badan di
sangkal pasien

BAB dan BAK tidak ada keluhan.


ANAMNESIS
Riwayat penyakit dahulu
Dua bulan yang lalu, pasien di diagnosis malaria saat
penugasan di Papua. Pasien telah minum obat, lalu membaik.
Satu bulan lalu, pasien pulang dari Papua, dilakukan Rapid
Test Malaria di Cikeas dan hasilnya positif, saat itu
keluhannya demam hilang timbul dan sakit kepala.
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
KU: Tampak Sakit Sedang Kepala : normocephaly
GCS: 15 E4M6V5 Mata : KA -/-, SI -/-
THT : dbn
Kesadaran: Compos mentis
Wajah : dbn
Tanda-tanda vital Leher : JVP tidak meningkat
TD: 127/84 mmHg Thorax : simetris ka=ki
Cor : S1 S2 murni reguler, murmur(-),
HR: 86 x/menit
gallop(-)
RR: 20 x/menit Pulmo: vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
T: 36.3°C Abdomen : BU (+) normal, supel, NTE (+)
SpO2: 98% room air Hepatomegali (-), Splenomegaly (-)
Ekstremitas : akral hangat, CRT <2”
BB: 65 kg Lain-lain : ptechiae (-)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
27/08/2021

Hemoglobin: 12.4 g/dl Hitung jenis:


Hematokrit: 37% Basofil/Eosinofil/Neutrofil batang/Neutrofil
Leukosit: 10.230 /uL segmen/Limfosit/Monosit 0/1/0/84/8/7
Trombosit: 96.000 /uL GDS: 182 mg/dl
Antigen SARS-CoV-2: Negatif
DIAGNOSIS BANDING

Demam Dengue Malaria Chikungunya


USULAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG
28/08/2021
● Rapid Malaria

● SADT Malaria Positif

● Widal ditemukan
plasmodium vivax,
● Hematologi tropozoit
lengkap per 24
jam
Salmonella Typhi O, AO, BO,
CO, H, AH, BH, CH: Negatif
DIAGNOSIS
KERJA
Malaria vivax relaps +
DHF grade 1
TATALAKSANA
● IVFD RL 2500 cc/24 jam
● Inj omeprazole 1x40 mg IV
● Paracetamol 3x500 mg PO
● Awasi tanda-tanda perdarahan
● DHP 1x4 tablet (3 hari)
● Primakuin 1x2 tablet (14 hari)
FOLLOW UP
28/08/2021 29/08/2021 30/08/2021

Nyeri kepala (-) Demam (-)


Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Klinis T: 110/70 mmHg N:
T: 130/80 mmHg N: T: 120/70 mmHg N:
68x/m
90x/m R: 20x/m S: 36,7C 90x/m R: 20x/m S: 36,7C
R: 20x/m S: 36,4C

Hb (g/dL) 11.6 11.8 12.1

Ht (%) 34 35 36

L (sel/uL) 8.070 9.930 8.500

Tr (sel/uL) 82.000 77.000 91.000


02
Tinjauan
Pustaka
Definisi
Malaria
Merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun
kronik yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan
ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan
gejala demam, menggigil, anemia, dan splenomegali
Epidemiologi
Menurut data kemenkes 2015, wilayah
Indonesia Timur menjadi daerah
dengan tingkat kematian endemis
tertinggi penyebaran penyakit
Malaria, yaitu Papua, Papua Barat,
Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku
dan Maluku Utara
Etiologi
Malaria adalah penyakit yang menyebar melalui
gigitan nyamuk-nyamuk Anopheles betina yang
sudah terinfeksi parasit Plasmodium
Jenis malaria berdasarkan plasmodiumnya:

1. Malaria Falsiparum → sering menyebabkan komplikasi, mudah


resisten dengan obat, dan menyebabkan malaria tropikana
2. Malaria Vivaks → paling sering, menyebabkan malaria tertiana
3. Malaria Ovale → ringan, sering sembuh spontan
4. Malaria Malariae → cukup jarang, dapat menyebabkan malaria
kuartana
5. Malaria Knowlesi
Siklus Hidup Plasmodium
Patogenesis dan Patofisiologi
Nyamuk anopheles betina yang terinfeksi malaria
akan mengandung sporozoit

Ketika nyamuk anopheles menggigit manusia, dia


akan memasukan sporozoit ke sirkulasi darah Perkembangan pre-eritrositik
manusia

Beberapa parasit pada P.


Semua sporozoit akan sampai ke hepatosit dan vivax dan ovale tidak akan
memulai reproduksi aseksual berkembang dalam hepar,
namun akan membentuk
dormant stage (hipnozoit)
yang dapat bertahan selama
Terjadi multiplikasi aseksual, membentuk skizon, berminggu-minggu sampai
yang kemudian akan pecah mengeluarkan merozoit berbulan-bulan
Patogenesis dan Patofisiologi
Merozoit masuk ke peredaran darah, menginvasi
eritrosit dengan cepat, membentuk ring-form tropozoit
Perkembangan
aseksual di darah
Tropozoit berkembang menjadi matur, berdiferensiasi
membentuk skizon

Diagnostic
Skizon berkembang, kemudian pecah mengeluarkan
stage
merozoit, merusak eritrosit

Memicu respon imun,


menyebabkan gejala:
Merozoit masuk ke sirkulasi, menginvasi eritrosit lain
demam, menggigil,
berkeringat
Siklus hidup aseksual
● P. knowlesi: 24 jam
● P. falciparum, vivax, & ovale: 48 jam (Tertian
Malaria)
● P. malariae: 72 jam (Quartan Malaria)
Patogenesis dan Patofisiologi
Beberapa tropozoit akan berkembang menjadi
bentuk seksual (gametosit) yang motil, mikro dan
makro

Ketika nyamuk anopheles menghisap darah


manusia, gametosit akan aktif di dalam usus nyamuk Perkembangan
seksual di nyamuk
(sporogoni)
Mikro dan makrogamet akan penetrasi, fusi, dan
membelah menjadi zigot
Infective
stage
Zigot membesar dan menjadi motil (ookinete) yang
mempenetrasi dinding lambung nyamuk dan
membentuk ookista, yang akan matur dan membentuk
sporozoit. Sporozoit ini akan migrasi ke kelenjar saliva
untuk menunggu sampai inokulasi host manusia
selanjutnya
Anamnesis Diagnosis
Trias malaria: demam, menggigil, berkeringat
dapat disertai dengan sakit kepala, nyeri otot dan
persendian, nafsu makan menurun, sakit perut, mual
muntah, dan diare.

Faktor Risiko
1. Riwayat menderita malaria sebelumnya.
2. Tinggal di daerah yang endemis malaria.
3. Pernah berkunjung 1-4 minggu di daerah endemik
malaria.
4. Riwayat mendapat transfusi darah.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
● Suhu tubuh aksiler ≥ 37,5 °C
● Konjungtiva atau telapak tangan pucat
● Sklera ikterik
● Splenomegali
● Hepatomegali
Pemeriksaan
Penunjang Diagnosis
1. Pemeriksaan dengan mikroskop
Pemeriksaan hapusan darah tebal dan tipis untuk
menentukan:
- Ada tidaknya parasit malaria (positif atau
negatif)
- Spesies dan stadium plasmodium
- Kepadatan parasit

2. Pemeriksaan dengan uji diagnostik cepat (Rapid


Diagnostic Test)
Tidak digunakan untuk evaluasi pengobatan
Manifestasi Klinis

Malaria 1.
2.
3.
Perubahan kesadaran (GCS<11, Blantyre <3)
Kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan)
Kejang berulang-lebih dari dua episode dalam 24

Berat
jam
4. Distres pernafasan
5. Gagal sirkulasi atau syok: pengisian kapiler > 3
detik, tekanan sistolik <80 mm Hg (pada anak:
<70 mmHg)
Adalah ditemukannya Plasmodium
6. Jaundice (bilirubin>3mg/dL dan kepadatan parasit
falciparum stadium aseksual dengan >100.000)
minimal satu dari manifestasi klinis atau 7. Hemoglobinuria
didapatkan temuan hasil laboratorium 8. Perdarahan spontan abnormal
9. Edema paru (radiologi, saturasi Oksigen <92%
Gambaran Laboraturium

Malaria 1.
2.
Hipoglikemi (gula darah <40 mg%)
Asidosis metabolik (bikarbonat plasma <15
mmol/L)

Berat
3. Anemia berat (Hb <5 gr% untuk endemis tinggi,
<7gr% untuk endemis sedang-rendah), pada
dewasa Hb<7gr% atau hematokrit <15%)
4. Hiperparasitemia (parasit >2 % eritrosit atau
100.000 parasit /μL di daerah endemis rendah atau
> 5% eritrosit atau 100.0000 parasit /μl di daerah
endemis tinggi)
5. Hiperlaktemia (asam laktat >5 mmol/L)
6. Hemoglobinuria
7. Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >3 mg%)
Tatalaksana
Pengobatan malaria yang dianjurkan saat ini dengan pemberian ACT (Artemisinin-based
combination therapy) yaitu DHP (Dihidroartemisinin-Piperakuin) ditambah dengan
Primakuin (sebagai gametosidal dan hipnozoidal)
Malaria berat diobati dengan injeksi Artesunat dilanjutkan dengan ACT oral

Malaria falsiparum Malaria vivax

DHP (3 hari) + Primakuin (1 hari) DHP (3 hari) + Primakuin (14


hari)
Vivax relaps: dosis primakuin
*Dosis primakuin 0,25 mg/kgBB/hari dinaikan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari
*Primakuin tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan bayi usia < 6 bulan
Malaria ovale Malaria malariae

DHP (3 hari) + Primakuin (14 DHP (3 hari)


hari)

Infeksi campur DHP (3 hari) + Primakuin (14


P. falciparum + hari)
P. vivax/P.ovale

Prinsipnya sama dengan pengobatan


pada orang dewasa lainnya, namun
Malaria pada ibu hamil pada ibu hamil tidak diberikan
Primakuin

DHP (3 hari)
Malaria
Tatalaksana Berat
Semua penderita malaria berat harus ditangani di Rumah Sakit atau puskesmas perawatan

Rujuk
Sebelum dirujuk berikan
Puskesmas/Klinik non Perawatan
Artesunat IM dengan dosis
2,4 mg/kgbb

Artesunat diberikan dengan dosis 2,4


mg/kgbb sebanyak 3 kali jam ke 0,
Puskesmas/Klinik 12, 24. Selanjutnya diberikan 2,4
Perawatan atau Rumah Sakit mg/kgbb intravena setiap 24 jam
sehari sampai penderita mampu
minum obat per oral
Pemantauan Pengobatan

Rawat Jalan Rawat Inap


Evaluasi pengobatan dilakukan
Evaluasi pengobatan dilakukan setiap hari
pada hari ke 3, 7, 14, 21 dan 28
dengan pemeriksaan klinis dan darah
dengan:
malaria hingga klinis membaik dan hasil
- Pemeriksaan klinis
mikroskopis negatif.
- Pemeriksaan sediaan
Evaluasi pengobatan dilanjutkan pada
darah secara mikroskopis
hari ke 7, 14, 21 dan 28 dengan:
- Pemeriksaan klinis
- Pemeriksaan sediaan darah secara
mikroskopis
Algoritma
Tatalaksana
Penderita
Malaria
Pencegahan
Menghindari gigitan nyamuk adalah
cara paling penting untuk mencegah
penularan malaria

➔ Menggunakan kelambu
➔ Menyingkirkan genangan air
➔ Memakai lotion anti serangga
➔ Menggunakan pakaian atau selimut
yang menutupi kulit tubuh
Pencegahan
Obat profilaksis ketika akan berangkat ke
daerah endemis malaria

Doksisiklin 100mg/hari

Diberikan 1-2 hari sebelum berangkat,


selama berada di daerah, sampai 4 minggu
setelah pulang

**Tidak boleh diberikan pada ibu hamil


**Tidak boleh lebih dari 6 bulan
**Tidak boleh pada usia dibawah 8 tahun
REFERENSI
● Buku Saku Penatalaksanaan Malaria. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2017.
● Baron S. Medical microbiology. 4th ed. Galveston, Tex.:
University of Texas Medical Branch at Galveston; 1996.
● Farrar J, Hotez P, Junghanss T, Kang G, Lalloo D, White
N. Manson's tropical diseases. 23rd ed. Elsevier; 2014.
● Kasper D, Hauser S, Jameson J, Fauci A, Longo D,
Loscalzo J. Harrison's Principles of Internal Medicine.
19th ed. New York, USA: McGraw-Hill; 2015.
● Menkin-Smith L, Winders WT. Plasmodium Vivax
Malaria. [Updated 2021 Jul 23]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-.
Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538333/
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai