Tidak ada keluhan mimisan dan gusi berdarah. Mual dan muntah
disangkal pasien. Keluar bintik merah di tangan, kaki, atau badan di
sangkal pasien
● Widal ditemukan
plasmodium vivax,
● Hematologi tropozoit
lengkap per 24
jam
Salmonella Typhi O, AO, BO,
CO, H, AH, BH, CH: Negatif
DIAGNOSIS
KERJA
Malaria vivax relaps +
DHF grade 1
TATALAKSANA
● IVFD RL 2500 cc/24 jam
● Inj omeprazole 1x40 mg IV
● Paracetamol 3x500 mg PO
● Awasi tanda-tanda perdarahan
● DHP 1x4 tablet (3 hari)
● Primakuin 1x2 tablet (14 hari)
FOLLOW UP
28/08/2021 29/08/2021 30/08/2021
Ht (%) 34 35 36
Diagnostic
Skizon berkembang, kemudian pecah mengeluarkan
stage
merozoit, merusak eritrosit
Faktor Risiko
1. Riwayat menderita malaria sebelumnya.
2. Tinggal di daerah yang endemis malaria.
3. Pernah berkunjung 1-4 minggu di daerah endemik
malaria.
4. Riwayat mendapat transfusi darah.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
● Suhu tubuh aksiler ≥ 37,5 °C
● Konjungtiva atau telapak tangan pucat
● Sklera ikterik
● Splenomegali
● Hepatomegali
Pemeriksaan
Penunjang Diagnosis
1. Pemeriksaan dengan mikroskop
Pemeriksaan hapusan darah tebal dan tipis untuk
menentukan:
- Ada tidaknya parasit malaria (positif atau
negatif)
- Spesies dan stadium plasmodium
- Kepadatan parasit
Malaria 1.
2.
3.
Perubahan kesadaran (GCS<11, Blantyre <3)
Kelemahan otot (tak bisa duduk/berjalan)
Kejang berulang-lebih dari dua episode dalam 24
Berat
jam
4. Distres pernafasan
5. Gagal sirkulasi atau syok: pengisian kapiler > 3
detik, tekanan sistolik <80 mm Hg (pada anak:
<70 mmHg)
Adalah ditemukannya Plasmodium
6. Jaundice (bilirubin>3mg/dL dan kepadatan parasit
falciparum stadium aseksual dengan >100.000)
minimal satu dari manifestasi klinis atau 7. Hemoglobinuria
didapatkan temuan hasil laboratorium 8. Perdarahan spontan abnormal
9. Edema paru (radiologi, saturasi Oksigen <92%
Gambaran Laboraturium
Malaria 1.
2.
Hipoglikemi (gula darah <40 mg%)
Asidosis metabolik (bikarbonat plasma <15
mmol/L)
Berat
3. Anemia berat (Hb <5 gr% untuk endemis tinggi,
<7gr% untuk endemis sedang-rendah), pada
dewasa Hb<7gr% atau hematokrit <15%)
4. Hiperparasitemia (parasit >2 % eritrosit atau
100.000 parasit /μL di daerah endemis rendah atau
> 5% eritrosit atau 100.0000 parasit /μl di daerah
endemis tinggi)
5. Hiperlaktemia (asam laktat >5 mmol/L)
6. Hemoglobinuria
7. Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >3 mg%)
Tatalaksana
Pengobatan malaria yang dianjurkan saat ini dengan pemberian ACT (Artemisinin-based
combination therapy) yaitu DHP (Dihidroartemisinin-Piperakuin) ditambah dengan
Primakuin (sebagai gametosidal dan hipnozoidal)
Malaria berat diobati dengan injeksi Artesunat dilanjutkan dengan ACT oral
DHP (3 hari)
Malaria
Tatalaksana Berat
Semua penderita malaria berat harus ditangani di Rumah Sakit atau puskesmas perawatan
Rujuk
Sebelum dirujuk berikan
Puskesmas/Klinik non Perawatan
Artesunat IM dengan dosis
2,4 mg/kgbb
➔ Menggunakan kelambu
➔ Menyingkirkan genangan air
➔ Memakai lotion anti serangga
➔ Menggunakan pakaian atau selimut
yang menutupi kulit tubuh
Pencegahan
Obat profilaksis ketika akan berangkat ke
daerah endemis malaria
Doksisiklin 100mg/hari