THYPOID FEVER
Oleh:
dr. Nurlela E. Tambunan
Pembimbing:
dr. Lisbeth Tambunan.
Identitas :
• Nama : An. A
• Jenis Kelamin : Perempuan
• TTL : Cianjur, 7 maret 2013
• Usia : 21 Tahun
• Alamat : Dusun III jati rejo
• No RM : 019859
• Tgl Masuk : 04 September 2023
Keluhan Utama
Demam
Pemeriksaan Penunjang :
• IVFD RL 20 gtt/i
• Inj. Norages K/P
• Inj. Ranitidine 1 amp/12 jam
• Paracetamol 3x500mg
• B komplek 2x1 tab
Follow Up
Tanggal 05/09-2023
S : Keluhan demam, batuk, sakit kepala, mual, muntah, nyeri ulu hati
• O : Sens : CM TD : 110/ 80
• HR : 80 x / i RR : 20 x / i T : 38,8 oC
• A: demam typoid
• P : Inj. Ceftriakson 2 gr dalam Nacl 0,9 % 100 cc habis dalam 1
jam / tiap 24 jam
Tanggal 06/09/2023
S: demam (-)
O: Sens : CM TD : 120/ 70HR : 90 x / i RR :
20 x / i T : 37 oC
A: Demam tifoid
P: drip ceftriaxone 2 gr dalam Nacl 0,9 %
habis dalam 1 jam/24 jam
Tanggal 07/09-2023
S: Demam (-)
0: Sens : CM TD : 120/ 80 HR : 88 x / i RR : 22 x / i T : 36,5
A: D. Typhoid
P:
cefixime 2x200mg
Paracetamol 3x500mg
Omeprazole 2x20mg
Domperidone 3x10 mg
PBJ
Tinjauan Pustaka . . .
Definisi
Epidemiologi
Insidensi demam tifoid masih cukup tinggi di masyarakat yaitu
360-810 kasus /100.000 penduduk / tahun.
Penderita terbanyak adalah kelompok umur 3-19 tahun (77%).
Etiologi
• Salmonella Typhi
• Salmonella Paratyphi
Penularan
Penyebaran demam tifoid terjadi melalui makanan dan air yang telah tercemar oleh tinja atau
urin penderita demam tifoid dan mereka yang diketahui sebagai carrier (pembawa) demam
tifoid.
Patofisiologi
Makanan
Lumen Respon imun humoral (IgA) Kuman menembus
terkontaminasi
usus mukosa usus kurang baik sel-sel epitel usus
Salmonella
berkembangbiak
Menyebar ke organ
Bakterimia I di luar sel atau
asimptomatik retikuloendotelial : Hepar dan lien
ruang sinusoid
Feses
Bakterimia II simptomatik
Bakterimia II fagositosis Salmonella
Makrofag telah teraktifasi
simptomatik kembali
Sejumlah mediator
radang dilepaskan
(sitokin)
Demam
Malaise
Mialgia
Sakit kepala
Sakit perut
Instabilitas vaskuler
Koagulasi
FAKTOR RESIKO
Reaksi Widal = suatu reaksi aglutinasi antara antibodi (aglutinin) dan antigen yang bertujuan untuk
menentukan adanya antibodi.
O Spesifik
Vi
Akhir mgg I / awal mgg II
Intrepetasi Hasil
Diagnosis
1. Klinis :
Demam tiap hari > 1 mgg
Sore & malam > tinggi
Kesan Tifosa / status Tifosa
Kesadaran menurun
Rambut & kulit kering
Bibir kering, pecah-pecah
Lidah kotor, muka pucat
2. Laboratorium :
Biakan darah (+)
Test Widal
Tube = titer O > 1/160
Kenaikan titer O progresif
Penatalaksaan
• Penatalaksanaan demam typhoid yaitu :
(1)Istirahat dan perawatan
(2)Diet dan terapi penunjang
(3)Pemberian antibiotik.
Terapi Simptomatik
1. Tirah baring
– Mobilisasi
2. Masukan cairan & makanan
– Makan biasa
– Cukup cairan, kalori, tinggi
protein, vitamin,
– tidak merangsang
– Tidak banyak serat &
gas
3. Hiperpireksia kompres &
Antipiretik
Terapi Kausal
2.1. Pilihan pertama :
– Kloramfenikol 50 – 100 mg/kgBB/hari
10 hari
2.2. Pilihan lain :
– Kotrimoxazole : 6mg/kgBB/hari 10 hari
– Amoksisilin : 50-150 mg/KgBB/hari selama
2 minggu
– Seftriakson : 80 mg/kgBB/hari 5 hari
PENCEGAHAN
Ada 3 pilar strategis yang menjadi program pencegahan yakni:
1. Mengobati secara sempurna pasien dan carrier demam tifoid.
2. Mengatasi faktor-faktor yang berperan terhadap rantai
penularan.
3. Perlindungan dini agar tidak tertular.
TERIMA KASIH