Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

THYPOID FEVER

Oleh:
dr. Nurlela E. Tambunan

Pembimbing:
dr. Lisbeth Tambunan.
Identitas :
• Nama : An. A
• Jenis Kelamin : Perempuan
• TTL : Cianjur, 7 maret 2013
• Usia : 21 Tahun
• Alamat : Dusun III jati rejo
• No RM : 019859
• Tgl Masuk : 04 September 2023
Keluhan Utama
Demam

Riwayat Penyakit Sekarang


OS datang dengan keluhan demam naik turun sejak 3 hari
yang lalu. Demam mulai dirasakan naik pada sore - malam hari
dan turun pada pagi dan siang hari. OS sering mengeluhkan
nyeri diperutnya, beberapa kali dalam sehari mual dan muntah.
Keluhan disertai dengan batuk, pilek, meriang, sakit kepala.
Sebelum sakit OS sulit makan namun sering jajan di luar
rumah, dan ketika sakit OD tidak nafsu makan. Menurut ibu
OS tampak kurus saat sakit.
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Dahulu Keluarga
 OS tidak pernah
• Disekitar rumah banyak
mengeluh sakit seperti
ini. yang batuk dan flu.
 OS pernah dirawat • Keluarga pasien tidak ada
dirumah sakit 2 tahun yang sedang sakit seperti
yang lalu dengan ini.
diagnnosis diare cair
akut.
Riwayat
Riwayat Alergi
Pengobatan

Selama demam os sudah Os tidak ada riwayat alergi


minum obat Panadol namun terhadap obat, makanan, cuaca,
keluhan tidak membaik dan debu.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
Suhu : 38,80C
Nadi : 120 kali per menit
RR : 30 kali per menit
SpO2 : 99%
Status Generalis
 Kepala : Normocephali. Rambut warna hitam tidak mudah rontok
 Mata : Conjungtiva anemis -/-. Sklera ikterik -/-. Refleks pupil +/+
isokor.
 Leher: Pembesaran KGB (-), Retraksi Suprasternal (-)
 Thoraks : Bentuk dan gerak simetris. Pernapasan Vesikuler antara
kanan dan kiri. Ronki -/-, Wheezing -/-. Bunyi Jantung I dan II
murni regular. Retraksi ICS (-)
 Abdomen: Perut supel, distensi abdomen (-), Bising usus (+) normal,
hepar-lien tidak teraba.
 Ekstremitas
Atas : Akral hangat +/+, CRT<2 dtk +/+, sianosis -/-
Bawah : Akral hangat +/+, CRT<2 dtk +/+, sianosis -/-
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang :

 Hemoglobin : 13,7 gr/dl


 Leukosit : 3.200 / mm3
 Eritrosit : 4.55 juta
 Trombosit : 146.000 / mm3
 Hematokrit : 41,2 %
 MCV : 90,5 fl
 MCH : 30,1 pg
 MCHC : 33,3 ul
 Glukosa ad random : 96 gr/Dl

Hasil Tubex Salmonella :


 Ig M salmonella : 4
Resume

An. A usia 21 tahun dengan keluhan demam naik turun pada


malam hari sejak 3 hari SMRS. OS mengeluh nyeri diperut dan
mual. Keluhan disertai batuk, sakit kepala, nyeri ulu hati, mual,
muntah dan badan lemas.OS sering jajang di luar rumah.
Disekitar rumah pasien banyak yang sakit seperti ini. Didapatkan
TD: 110/80mmHg, nadi 90 x/menit, suhu 38,8OC dan RR
20x/menit. Hasil pemeriksaan lab hematologi rutin leukosit
menurun, Ig M Salmonella 4.
Diagnosis Kerja
Thypoid Fever
Penatalaksanaan

• IVFD RL 20 gtt/i
• Inj. Norages K/P
• Inj. Ranitidine 1 amp/12 jam
• Paracetamol 3x500mg
• B komplek 2x1 tab
Follow Up
Tanggal 05/09-2023
S : Keluhan demam, batuk, sakit kepala, mual, muntah, nyeri ulu hati
• O : Sens : CM TD : 110/ 80
• HR : 80 x / i RR : 20 x / i T : 38,8 oC
• A: demam typoid
• P : Inj. Ceftriakson 2 gr dalam Nacl 0,9 % 100 cc habis dalam 1
jam / tiap 24 jam
Tanggal 06/09/2023
S: demam (-)
O: Sens : CM TD : 120/ 70HR : 90 x / i RR :
20 x / i T : 37 oC
A: Demam tifoid
P: drip ceftriaxone 2 gr dalam Nacl 0,9 %
habis dalam 1 jam/24 jam
Tanggal 07/09-2023
S: Demam (-)
0: Sens : CM TD : 120/ 80 HR : 88 x / i RR : 22 x / i T : 36,5
A: D. Typhoid
P:
cefixime 2x200mg
Paracetamol 3x500mg
Omeprazole 2x20mg
Domperidone 3x10 mg
PBJ
Tinjauan Pustaka . . .
Definisi

Demam Typhoid adalah suatu infeksi akut yang disebabkan


oleh bakteri Salmonella.

Epidemiologi
Insidensi demam tifoid masih cukup tinggi di masyarakat yaitu
360-810 kasus /100.000 penduduk / tahun.
Penderita terbanyak adalah kelompok umur 3-19 tahun (77%).
Etiologi
• Salmonella Typhi
• Salmonella Paratyphi

Penularan
Penyebaran demam tifoid terjadi melalui makanan dan air yang telah tercemar oleh tinja atau

urin penderita demam tifoid dan mereka yang diketahui sebagai carrier (pembawa) demam

tifoid.
Patofisiologi
Makanan
Lumen Respon imun humoral (IgA) Kuman menembus
terkontaminasi
usus mukosa usus kurang baik sel-sel epitel usus
Salmonella

duktus Magrofag melakukan Berkembangbiak di


torasikus fagositosis lamina propria

Kuman Masuk kedalam Kelenjar Kuman dibawa Kuman dapat hidup


sirkulasi darah mesenterika ke Plaque peyeri dalam makrofag

berkembangbiak
Menyebar ke organ
Bakterimia I di luar sel atau
asimptomatik retikuloendotelial : Hepar dan lien
ruang sinusoid

Sebagian masuk kembali disekresikan ke


kandung empedu
ke sirkulasi darah dalam lumen usus

Feses
Bakterimia II simptomatik
Bakterimia II fagositosis Salmonella
Makrofag telah teraktifasi
simptomatik kembali

Sejumlah mediator
radang dilepaskan
(sitokin)

GEJALA reaksi inflamasi

Demam
Malaise
Mialgia
Sakit kepala
Sakit perut
Instabilitas vaskuler
Koagulasi
FAKTOR RESIKO

Penderita carrier Pengetahuan


kesehatan kurang

Kebiasaan makan Higiene yang


yang jelek jelek
Sanitasi lingkungan kurang
mendukung
Gejala Klinis
• Masa inkubasi : 7 – 14 hari
– Demam
– Ggn sal. cerna
– Ggn kesadaran
• 1. Demam :
– Mgg I : meningkat, berangsur meningkat
– Mgg II : merata
– Mgg III : menurun, berangsur
menurun
– Setiap hari, sore & malam lebih tinggi
2. Gangguan Saluran Cerna

Bibir  kering, terkelupas, pecah-pecah


Lidah kotor (Coated tongue)
Anorexia
Mual
Muntah
Meteorismus
Konstipasi / Diare
Hepatomegali / Splenomegali
3. Gangguan Kesadaran :

Apatis  Somnolen, Suporous, Koma


Gejala lain :
Kulit & rambut kering
Bradikardi relatif
Roseola
Lesu, pusing & sakit kepala
Diagnosis

• Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik


• Pemeriksaan Laboratorium
Laboratorium
1. Darah Tepi :
Anemia ringan
Lekosit = normal, turun atau naik
 Lekopeni
Aneosinofili & limfopenia
Trombosit = normal atau trombositopenia
2. Bakteriologik :
Isolasi S. typhosa
Darah  mgg I
Tinja  mgg II
Urine  mgg III
3. Serologik

Reaksi Widal = suatu reaksi aglutinasi antara antibodi (aglutinin) dan antigen yang bertujuan untuk
menentukan adanya antibodi.

O  Spesifik

Vi
Akhir mgg I / awal mgg II

Antibodi (aglutinin) yang spesifik terhadap


Salmonella akan positif dalam serum pada :
- Pasien demam tifoid.
- Orang yang pernah tertular Salmonella.
- Orang yang pernah divaksinasi terhadap demam tifoid.

Nilai diagnosis Titer O :


Tube / Tabung : > 1/160
Tubex TF
Tubex TF adalah suatu tes diagnostic in vitro semi kuantitatif 10 menit
untuk deteksi Demam Tifoid akut yang disebabkan oleh salmonella typhi,
melalui deteksi spesifik adanya serum antibodi lgM tersebut dalam
menghambat (inhibasi) reaksi antara antigen berlabel partikel lateks
magnetik (reagen warna coklat) dan

Intrepetasi Hasil
Diagnosis
1. Klinis :
Demam tiap hari > 1 mgg
Sore & malam > tinggi
Kesan Tifosa / status Tifosa
 Kesadaran menurun
 Rambut & kulit kering
 Bibir kering, pecah-pecah
 Lidah kotor, muka pucat
2. Laboratorium :
Biakan darah (+)
Test Widal
 Tube = titer O > 1/160
 Kenaikan titer O progresif
Penatalaksaan
• Penatalaksanaan demam typhoid yaitu :
(1)Istirahat dan perawatan
(2)Diet dan terapi penunjang
(3)Pemberian antibiotik.
Terapi Simptomatik
1. Tirah baring
– Mobilisasi
2. Masukan cairan & makanan
– Makan biasa
– Cukup cairan, kalori, tinggi
protein, vitamin,
– tidak merangsang
– Tidak banyak serat &
gas
3. Hiperpireksia  kompres &
Antipiretik
Terapi Kausal
2.1. Pilihan pertama :
– Kloramfenikol 50 – 100 mg/kgBB/hari
10 hari
2.2. Pilihan lain :
– Kotrimoxazole : 6mg/kgBB/hari  10 hari
– Amoksisilin : 50-150 mg/KgBB/hari selama
2 minggu
– Seftriakson : 80 mg/kgBB/hari  5 hari
PENCEGAHAN
Ada 3 pilar strategis yang menjadi program pencegahan yakni:
1. Mengobati secara sempurna pasien dan carrier demam tifoid.
2. Mengatasi faktor-faktor yang berperan terhadap rantai
penularan.
3. Perlindungan dini agar tidak tertular.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai