Anda di halaman 1dari 40

DEMAM TIFOID

dr. Ulfa Chairani


Pembimbing: dr. Layli Rahmawati
Narasumber: dr. Daulat Josua, SpPD
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Tn. A
 Usia : 19 tahun
 Alamat : Dukuh Timur
 Tanggal masuk : 22 Oktober 2019
 Tanggal keluar : 25 Oktober 2019
ANAMNESIS
 KELUHAN UTAMA :
Demam
 KELUHAN TAMBAHAN:

BAB cair, mual, muntah, lemas, badan ngilu-


ngilu.
Riwayat penyakit sekarang
 Pasien datang ke poli Penyakit Dalam RSUD Cilincing dengan
keluhan demam sejak 5hari SMRS, meninggi pada malam hari,
panas naik turun, turun jika minum obat penurun panas,
namun panas naik lagi setelah beberapa jam minum obat,
pusing dan nyeri kepala juga dikeluhkan. Pasien juga mengaku
mual dan muntah 5kali sejak 3hari SMRS yang dirasakan terus-
menerus berisi apa yang dikonsumsi, BAB cair sebanyak 5kali
terdapat ampas (+) lendir (-) darah (-), BAK normal, nyeri perut
bagian atas, nafsu makan dan minum menurun. Pasien juga
mengatakan badannya lemas dan terasa mengilu. Pasien
sebelumnya telah berobat ke dokter namun merasa keluhan
mual dan muntahnya tidak berkurang.
 Riwayat pengobatan :
Berobat ke dokter dan di beri obat penurun panas
dan antibiotik.

 Riwayat penyakit dahulu


Belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.

 Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada sodara maupun tetangga yang sakit
seperti ini
 Pemeriksaan

Keadaan umum : Sedang


Kesadaran : Compos mentis

Vital sign Tensi : 129/78 mmHg RR : 20 x/menit


Nadi : 72 x/menit Suhu : 37 ˚C (axila)
 Kepala

Rambut : Hitam Lebat


Mata : simetris, ikterik (-) , konjungtiva
tidak anemis
Hidung :discharge (-), dipsneu (-)
Mulut : mukosa bibir kering, sianosis (-)

 Leher : Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-)


 Thorax
Inspeksi: Simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
jejas (-)
Palpasi : Fremitus suara dan raba simetris, nyeri
tekan (-)
Perkusi : Sonor
Auskultasi : vesikuler
 Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak


Palpasi : Ictus cordis terba kuat angkat
Perkusi : Batas atas ICS II Linea parasternal
sinistra, Batas kiri bawah ICS V medial Linea
mid clavicular sinistra,
Batas kanan bawah ICS IV Linea
sternalis dextra
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, bising (-)
 Abdomen
 Inspeksi : permukaan datar
 Pelpasi : teraba supel, nyeri tekan hipokondrium
kiri dan epigastrium
 Perkusi : timpani seluruh region abdomen
 Auskultasi : bising usus + Normal
 Ekstrimitas Superior : Akral hangat, nyeri sendi +
 Ekstrimitas Inferior : Akral hangat, nyeri sendi +
 Neurologi: refleks fisiologis (+/+) refleks patologis
(-/-)
Hasil Lab (22-10-2019)
DARAH LENGKAP
WBC 5700 5000-10000
RBC 5.61 4.5-5.5
PLT 312000 150000-400000
HGB 16.6 13.0-17.0 WIDAL
HCT 36 34-47 S typhi O Non reaktif
MCV 87 80-100 S para typhi OA Non reaktif
MCH 29 26-34 S para typhi OB Non reaktif
S para typhi OC Non reaktif
MCHC 34 31-37
S typhi H Non reaktif
Hitung Jenis S para typhi HA Non reaktif
Eosinofil 1 0-3 S para typhi HB Non reaktif
Neutrofil 64 23-66 S para typhi HC Non reaktif
Limfosit 31 24-44
Monosit 4 3-6 WIDAL di Puskesmas (16/10/2019)
S typhi O 1/320
Basofil 0 0-1
S typhi H Non reaktif
LED 10 <15  
 
 DIAGNOSA

Demam tifoid
Tata laksana
1. IVFD RL 500cc + ondamcereon 8mg/8jam

2. Ciprofloxacin 400mg/12jam IV

3. Paracetamol 3x500mg PO

4. Attapulgit 1x2tab PO k/p


15

Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia bonam


TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

 Demam tifoid adalah suatu penyakit

infeksi sistemik bersifat akut yang di

sebabkan oleh Salmonella typhi.


Etiologi
 Bakteri
dari genus Salmonella
 Salmonella Typhi dan Salmonella Parathyphi
Morfologi
Gram negatif
Enterobacteriaceae
Batang pendek
Kebanyakan berflagella
Tidak berspora
Berkapsul
Patofisiologi
Air/makanan terkontaminasi kuman
Patofisiologi
Sebagian dimusnahkan di dalam
lambung

Sebagian lolos ke usus dan


berkembang

Bila respon imun <<  kuman


menembus sel epitel ( sel M)
Menembus lamina propria  difagosit oleh
makrofag
Lanj patofisiologi
Dibawa oleh makrofag ke plak payeri ileum

Menjalar ke KGB mesentrika

Melalui duktus torasikus  aliran darah sistemik


(bakteriemia I = asimptomatik)
Menyebar ke seluruh sistem RES (TU hati & limfa)
Lanj patofisiologi
Berkembang di dalam organ hati dan limfa

Masuk ke aliran darah kembali (bakteriemia II


=simptomatik )  gejala klinis sistemik

Dari hati  empedu sebagian dikeluarkan


dikeluarkan bersama feses, sebagian di serap kembali
(proses berulang)
Di Plak payeri  sistem imun (hipersensitifitas
tipe IV)  hiperplasia jaringan  nekrosis
Lanj Patofisiologi
jaringan

Erosi pembuluh darah  perdarahan

Perkembangan limfonodi meningkat  Perforasi


Masa penularan
 Oral – fekal
 Higien dan sanitasi kurang baik
 Makanan-minuman yang tercemar
 Kontak langsung dengan jari px yang
terkontaminasi
 Transplasental dari ibu hamil ke janin
 GEJALA KLINIS
Demam tinggi, Malaise, Letargi, Anoreksia,
nyeri kepala, nyeri perut, diare atau konstipasi,
muntah.
Pada demam tifoid yang berat dapat di
jumpai penurunan kesadaran
Pada minggu kedua dan
Gejala-gejala lebih jelas
Demam (meningkat ketiga demam terus
Demam
perlahan terutama di menerus tinggi,
Bradikardi relatif
sore hari) kemudian turun secara
Lidah berselaput
lisis. Demam ini tidak
Nyeri kepala Hepatosplenomegali
hilang dengan
Anoreksia Meteorismus
pemberian antipiretik,
Obstipasi Gangguan mental:
tidak ada menggigil dan
Atau diare somnolen, stupor, koma,
tidak berkeringat.
Mual muntah delirium atau psikosis
Roseola
Rasa tidak enak diperut
Epistaksis Mingg
Batuk
Mingg u III
Mingg u II
uI
 Pemeriksaan penunjang
1. isolasi kuman penyebab
2. uji serologi

3. Pemeriksaan lacak DNA


Pemeriksaan rutin
 Darah perifer lengkap: paling sering leukopeni, dapat
Pemeriksaan laboratorium
normal atau leukositosis
 Anemia ringan
 Trombositopenia
 LED meningkat
 SGOT dan SGPT meningkat
Uji Widal
 Deteksi antibodi dasarnya rx silang antara
antigen S.typhi dengan antibodi  aglutinin
 Aglutinin O = badan kuman, H= flagel
kuman, Vi = simpai kuman
Uji Tubex
 Ujisemikuantitatif kolorimetrik yang cepat (menit)
 Mendeteksi antibodi anti-S.typhi 09
 Dapat mendeteksi penyakit secara dini (hari ke 4-5 )
 Sensitifitas dan spesifisitas kuat

Skor Interpretasi Keterangan


<2 Negatif Tidak menunjukkan infeksi aktif
3 Borderline Tidak dapat disimpulkan  ulang
4-5 Positif Infeksi tifoid aktif
>6 Positif Indikasi kuat infeksi tifoid
Typhidot
 Mendeteksi antibodi IgM dan IgG pada
membran luar S typhi
 Hasil positif dapat ditemukan 2-3 hari
 Sensitifitas dan spesifitas baik
 Reinfeksi igG meningkat IgM sulit dideteksi
Uji Dipstick
 Khusus mendeteksi IgM spesifik yang ada
pada serum atau WB
 Mudah dan cepat (1 hari)
 Akurat bila pemeriksaan setelah 1 minggu
gejala
Kultur darah
 Hasil biakan positif  memastikan demam tifoid
 Hasil negatif tidak menyingkirkan
 Dipengaruhi oleh:
 Pemberian antibiotik
 Volume darah kurang
 Darah mesti langsung dimasukkan ke dalam media
empedu
 Riwayat vaksinasi
 Pengambilan darah lebih dari 1 minggu  aglutinin
meningkat
 TATALAKSANA

1. Antibiotik
kloramfenikol 50-100 mg/kg/hari, oral atau iv, dibagi dalam 4
dosis selama 10-14 haro
Amoksisilin 100 mg/kg/hari oral atau iv selama 10 hari
Seftriakson 80mg/kg/hari IV atau IM sekali 1 hari selama 5
hari
Sefiksim 10mg/kg/hari, oral dibagi dlm 2dosis,selama 10 hari.

2. Kortikosteroid
Diberikan pada kasus berat dengan gangguan kesadaran
Deksametason 1-3 mg/kg/hari i.v dibagi dlm 3 dosis hingga
ksadaran mmembaik.
 SUPORTIF
 Demam tifoid ringan dapat di rawat di rumah
 Tirah baring
 Isolasi memadai
 Kebutuhan cairan dan kalori cukup

 INDIKASI RAWAT
Semua demam tifoid berat harus di rawat di rumah sakit
untuk:
 Memenuhi kebutuhan cairan dan kalori
 Pemberian antipiretik bila demam >39˚C
 Pemberian diit yang tepat
 Tranfusi darah bila diperlukan pada komplikasi
perdarahan saluran cerna.
 PENCEGAHAN

a. Pengawasan hygiene dan sanitasi lungkungan


hidup
b. Pengawasan hygiene makanan dan miniuman

c. Hygiene perorangan
d. Pemberian vaksin
e. Kesadaran untuk tidak menularkan
KESIMPULAN
 Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik
bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi.
Yanhg penularanya melalui makanan / minuman.

 Walupun gejala demam tifoid pada anak lebih bervariasi,


secara garis besar gejala-gejala yang timbul adalah :
 Demam satu minggu atau lebih.
 Gangguan saluran pencernaan.
 Gangguan kesadaran
KESIMPULAN
 Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis
demam tifoid dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:
 Isolasikuman penyebab demam tifoid)
 Uji serologi.
 Pemeriksaan melacak DNA kuman S.typhi
 Antibiotik Kloramfenikol atau Sefalosporin
generasi ke tiga digunakan sebagai obat pilihan
pada kasus demam tifoid
.
 Pencegahannya adalah higiene pribadi yang baik
dan Imunisasi serta vaksinasi aktif dapat
membantu menekan angka kejadian demam tifoid.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai