Anda di halaman 1dari 8

UPAYA PENCEGAHAN PROGRESIFITAS STADIUM OSTEOARTHRITIS LUTUT

DI RUMAH

Yohanes Edi Setiawan*, Theresia Titin Marlina**


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Rapih Yogyakarta
E-mail :setiawanedi383@gmail.com

Abstrak

American College Of Rheumatology menyebutkan bahwa insidensi osteoarthritis meningkat


seiring dengan bertambahnya usia. Prevalensi osteoarthritis di Indonesia 15,5% pada wanita dan
12,7% pada pria. Penatalaksanaan osteoarthritis dapat dilakukan dengan farmakologis maupun non
farmakologis. Terapi farmakologis menggunakan anti inflamasi non steroid dan condhroprotective
agent, sedangkan non farmakologis menggunakan terapi aktivitas atau exercise dan penurunan
berat badan. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptip kuantitatip dengan pendekatan cross
secsional, yang bertujuan memperoleh gambaran upaya pencegahan progresifitas stadium
osteoarthritis lutut di rumah yang meliputi upaya menurunkan berat badan, exercise/aktivitas fisik
dan penggunaan terapi medis. Instrument yang digunakan adalah kuisioner yang berisi 20
pertanyaan. Pengumpulan data dilakukan 12 Maret sampai 4 April 2017 dengan 30 penderita
osteoarthritis lutut. Sampel diperoleh secara accidental dengan analisis data univariat. Hasil
penelitian menunjukkan 29,3% pasien melakukan upaya penurunan berat badan, 60% pasien
melakukan exerice lutut secara teratur dan 62% mengkonsumsi obat analgetik non steroid dan
glukosamin. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan upaya pencegahan progresifitas osteoarthritis
lutut adalah baik (24%), cukup baik (63%), dan kurang baik (13%).

Keyword : Progresifitas, Osteoartrhtitis lutut.

PENDAHULUAN Norwegia pada tahun 2008, 80% berusia


lebih dari 55 tahun. Angka keseluruhan
Latar Belakang prevalensi osteoarthritis di Norwegia adalah
12,8% dan lebih tinggi pada perempuan
Osteoarthritis merupakan penyakit sendi (14,7%) di banding laki-laki (10,5%).Di
degeneratif, dimana keseluruhan struktur dari Indonesia, prevalensi osteoarthritis mencapai
sendi mengalami perubahan patologis. 5% pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-
Ditandai dengan kerusakan tulang rawan 60 tahun, dan 65% pada usia >61 tahun.5
(kartilago) hyalin sendi, meningkatnya Untuk osteoarthritis lutut prevalensinya
ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang, cukup tinggi yaitu 15,5% pada wanita dan
pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, 12,7% pada pria (O’Connor, 2007 yang
meregangnya kapsula sendi, timbulnya disitasi Pratiwi, 2015).
peradangan, dan melemahnya otot–otot yang Data pasien yang menderita osteoartrtitis
menghubungkan sendi (Digiulio, 2014) lutut di poli ortopedi Rumah Sakit swasta
Insidensi osteoarthritis meningkat seiring Yogyakarta, didapatkan dari tahun ke tahun
dengan usia dengan adanya bukti pada semakin meningkat. Pada tahun 2014
gambaran fotopolos. Insidensi osteoarthritis terdapat 2.720 orang, 1.236 orang pasien
di Amerika pada usia 18-24 tahun, 7% laki- baru, dan 1.484 pasien lama. Dan tahun 2015
laki dan 2% perempuan menggambarkan terdapat 3.541 orang terdapat 1.278 pasien
osteoarthritis pada tangan. Pada usia 55-64 baru, dan 2.263 pasien lama yang menderita
tahun, 28% laki-laki dan perempuan terkena osteoartrtitis lutut. Berdasarkan data diatas
osteoarthritis lutut dan 23% osteoarthritis didapatkan gambaran bahwa penderita
panggul. Pada usia antara 65-74, 39% laki- osteoarthritis lutut dipoli ortopedi yang
laki dan perempuan menggambarkan mengalami kekambuhan semakin meningkat,
osteoarthritis pada lutut dan 23% dan dari pengalaman peneliti didapatkan
menggambarkan osteoarthritis pada panggul. gambaran bahwa pasien yang menderita
Pada usia diatas 75 tahun, sekitar 100% laki- osteoarthritis mayoritas mengalami
laki dan perempuan mempunyai gejala-gejala kegemukan dan belum melakukan usaha
osteoarthritis. Kejadian osteoarthritis di untuk mencegah stadium lanjut dengan cara
53
menurunkan berat badan, dan exercise / sinovial. Hasil X-ray sendi lutut pada
terapi aktifitas fisik, dan pengobatan, secara tahap ini akan tampak pertumbuhan
rutin dan teratur. tulang yang lebih besar, tetapi ukuran
tulang rawan tetap pada ukuran yang
sehat dan ruang antara tulang juga
Rumusan Masalah normal, dan tulang-tulang tidak
menggesek satu sama lain. Terapi pada
Berdasarkan data diatas maka dapat derajat 2 ini terutama nonpharmakologi.
disimpulkan masalahnya adalah bagaimana Untuk pasien kelebihan berat badan, saran
upaya pencegahan progresifitas stadium terbaik adalah untuk menurunkan berat
osteoarthritis lutut di rumah badan melalui diit dan olahraga dan
latihan kekuatan dapat membantu
Tujuan Penelitian memperkuat otot-otot di sekitar sendi,
yang meningkatkan stabilitas dan
Tujuan Umum : Mengetahui upaya mengurangi kerusakan sendi. Terapi
pencegahan progresifitas stadium farmakologi yang dapat diberikan dokter
osteoarthritis lulut di rumah untuk mengurangi nyeri adalah NSAIDs
Tujuan Khusus : atau acetaminophen.
1. Mengetahui upaya penurunan berat 4. Derajat 3 : merupakan osteoarthritis
badan pasien osteoarthritis lulut derajat sedang. Tulang rawan
2. Mengetahui aktivitas fisik/exercise menunjukkan kerusakan yang tampak
lutut pasien osteoarthritis lulut nyata, dan ruang antara tulang
3. Mengetahui penggunaan obat- menyempit. Terjadi inflamasi sinovial
obatan/terapi farmakologi dimana terjadi fagositosis dan
pembentukan protease dan sitokin
TINJAUAN PUSTAKA proinflamasi. Pembengkakan sendi terjadi
setelah bergerak dalam waktu yang lama.
Osteoarthritis lutut adalah merupakan Pada pasien ini, dokter akan memberikan
penyakit degeneratif sendi yang terjadi pada terapi analgetik dan NSAIDs baik topikal,
sendi lutut akibat rusaknya kartilago sendi, oral, injeksi.
yang berkembang lambat dan tidak simetris. 5. Derajat 4 : merupakan derajat berat.
(Kozier, Gleonora, Berman & Snyder, 2010). Pasien akan mengeluh sakit yang luar
biasa dan ketidaknyamanan saat berjalan
Derajat Osteoarthritis atau menggerakkan sendi. Hal ini karena
Menurut Holland (2013), Enohumah & ruang sendi berkurang, tulang rawan
Imarengiaye (2008) tingkat keparahan hampir sepenuhnya hilang, kaku sendi
osteoarthritis dibedakan mulai derajat 0 dan kesulitan bergerak. Cairan sinovial
sampai dengan 4 seperti di bawah ini : menurun drastis, dan tidak lagi membantu
1. Derajat 0 : merupakan klasifikasi mengurangi gesekan antara bagian yang
osteoarthritis dengan kondisi sendi lutut bergerak dari sendi.
sehat. Pada sendi lutut tidak ada tanda
osteoarthritis dan sendi dapat berfungsi Hochberg et al. (2012) membedakan
baik serta tidak ada nyeri. Tidak manajemen osteoarthritis menjadi manajemen
membutuhkan pengobatan. non farmakologi, farmakologi dan
2. Derajat 1 : terjadi kerusakan proteolitik pembedahan.
pada matrik tulang rawan, sehingga
terjadi pertumbuhan osteofit. Tidak ada Non farmakologi
keluhan nyeri. Tidak ada gejala yang 1. Physical exercise. Banyak jenis latihan
harus diobati, namun jika memiliki faktor fisik yang dikembangkan untuk pasien
resiko terjadi osteoarthritis maka dokter osteoarthritis. Iwamoto, et al. (2011)
akan memberikan suplemen seperti dalam penelitiannya mengatakan bahwa
glucosamine dan kondroitin atau memulai strengthening dan aerobic exercise efektif
untuk melakukan aktivitas/latihan fisik mengurangi nyeri dan meningkatkan
secara rutin. fungsi fisik pada pasien osteoarthritis
3. Derajat 2 : merupakan osteoarthritis derajat ringan sampai sedang. Dengan
derajat ringan. Terdapat fibrilasi dan erosi melakukan exercise ini juga mencegah
permukaan tulang rawan, dan merangsang progresifitas osteoarthritis.
pengeluaran produk ke dalam cairan
54
Adanya kerusakan tulang rawan lutut exercise dan diit sangat efektif
menyebabkan keluarnya mediator kimia menurunkan berat badan.
untuk inflamasi atau yang disebut sitokin.
Sitokin ini akan menghambat 3. Braces and patellar taping. Diindikasikan
proteoglikan dan meningkatkan ketika terdapat malaligmen dan rasa nyeri
prostaglandin yang semua itu akan yang tidak responsif terhadap pengobatan.
berpengaruh terhadap progresifitas Hati-hati dalam penggunaan braces and
osteoarthritis. Zhang Shao-lan (2013) patellar taping ini karena dapat
dalam penelitiannya mengatakan bahwa menyebabkan iritasi kulit dan
dengan melakukan exercise akan terhambatnya aliran darah ke bagian distal
menurunkan kadar sitokin dalam cairan kaki.
sinovial pasien osteoarthritis dan
menghambat proses degradasi tulang 4. Akupunkur. Bertujuan untuk mengurangi
rawan dan memperbaiki gejala yang rasa sakit. Hal ini didukung penelitian
muncul. yang dilakukan oleh Selfe & Taylor
(2008), yang mengatakan bahwa
Salah satu gejala yang muncul pada akupunktur efektif untuk mengobati nyeri
pasien osteoarthritis adalah nyeri. Gejala dan gangguan fungsi fisik pada pasien
ini yang membuat pasien takut melakukan osteoarthritis lutut.
exercise atau takut melakukan
pergerakan. Fenomena yang muncul Farmakologi
justru karena nyeri, pasien Penggunaan obat dilakukan jika dengan
mengimobilisasikan daerah tersebut. terapi non farmakologi tidak dapat mengatasi
Bosomworth (2009) melakukan clinical gejala yang ada. Obat-obatan yang sering
review apakah exercise pada pasien digunakan dokter antara lain :
osteoarthritis itu menguntungkan atau 1. Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs
justru beresiko terhadap perkembangan (NSAIDs), Cyclooxygenase-2 (COX-2)
atau progresifitas osteoarthritis lutut. Inhibitors, and Acetaminophen.
Dikatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah NSAIDs dan Cyclooxygenase-2 Inhibitors
yang menyebutkan bahwa dengan lebih efektif dibandingkan dengan
melakukan exercise menyebabkan acetaminophen untuk mengobati nyeri
percepatan perkembangan osteoarthritis pasien osteoarthritis. Namun karena efek
lutut, namun justru dengan exercise telah toksisitas NSAIDs besar maka pedoman
terbukti menurunkan nyeri dan kecacatan. pertama terapi nyeri osteoarthritis adalah
Pasien osteoarthritis lutut yang melakukan acetaminophen.
exercise seperti aerobic, muscle
strengthening, aquatic, atau terapi 2. Injeksi asam hyaluronic
modalitas yang dilakukan fisioterapist Asam hyaluronic diproduksi alami oleh
menunjukkan keuntungan pada perbaikan tubuh, terdapat dalam cairan sendi yang
fungsi fisik dengan penurunan nyeri dan membantu melumasi sendi dan
kecacatan. mempermudah pergerakan sendi, dan
melindungi tulang dari beban yang
2. Penurunan berat badan. Penderita didapatkan ketika berjalan.
osteoarthritis dengan kegemukan Suntikan asam hyaluronic ke
disarankan untuk mengurangi berat badan dalam sendi lutut telah disetujui oleh
dengan cara berolahraga atau diit. Dengan Food and Drug Administration untuk
berat badan normal maka beban sendi pengobatan osteoarthritis.
dalam menopang berat menjadi lebih
toleran/ringan. 3. Glucosamine dan Chondroitin Sulfat
Hal ini sesuai hasil penelitian yang Glukosamin adalah gula alami yang
dilakukan oleh Villareal, et al. (2011) dibentuk tubuh yang membungkus tulang
yang mengatakan bahwa terjadi rawan. Kondroitin adalah zat alami dalam
peningkatan fungsi fisik pada orang yang tubuh yang berfungsi untuk membantu
melakukan exercise dan diit dibandingkan mengambil air dan nutrisi ke tulang
dengan yang hanya melakukan diit atau rawan, menjaganya agar tetap kenyal dan
exercise saja. Penurunan berat badan sehat. Glucosamine dan chondroitin sulfat
terjadi pada orang yang melakukan merupakan suplemen nutrisi yang
exercise dan diit. Jadi kombinasi antara berfungsi untuk membantu mencegah
55
kerusakan tulang rawan/degenerasi sendi Sumber : data primer, 2017
sehingga dapat mengurangi nyeri lutut.
Berdasarkan tabel 1, didapatkan data bahwa
4. Terapi farmakologi lain kejadiaan osteoarthritis lutut banyak dialami
Suntikan intraartikuler kortikosteroid. oleh pasien berusia 61 – 65 tahun (23,3%)
Injeksi ini biasa digunakan pada penderita dan usia 66 – 70 tahun (20%).
osteoarthritis dengan nyeri hebat.
Tabel 2
METODE PENELITIAN Distribusi frekuensi responden berdasarkan
jenis kelamin pada pasien osteoarthritis lutut
Penelitian ini merupakan deskriptif
kuantitatif dengan disain cross sectional yang Jenis kelamin N (%)
bertujuan untuk mendapatkan gambaran Laki-laki 8 (27)
tentang upaya pencegahan progresifitas Perempuan 22 (73)
stadium osteoarthritis lutut di rumah. Jumlah 30 (100)
Populasi dalam penelitian ini yaitu semua Sumber : data primer, 2017
pasien rawat jalan kasus lama yang
didiagnosa osteoarthritis lutut stadium 1 dan Berdasarkan tabel 2, ditemukan bahwa
2. Sampel penelitian ini menggunakan teknik penderita osteoarthritis lutut 73% adalah
sample accidental, dengan jumlah responden perempuan.
30 orang.
Instrumen yang digunakan adalah kuisioner
yang berisi 20 pertanyaan favorable dengan
jawaban ya tidak, yang mengukur upaya
menurunkan berat badan, exercise
lutut/latihan fisik dan penggunaan obat.
Validitas diuji dengan correlations person
dengan nilai korelasi lebih tinggi dari r tabel
dan reliabilitas dengan nilai Cronbach’s
Alpha 0.64.
Setelah mendapatkan ijin penelitian, peneliti
mulai mencari responden dan mengumpulkan Gambar 1. Upaya menurunkan berat badan,
data mulai tanggal 12 Maret sampai 4 April exercise lutut dan penggunaan terapi
2017. Sebelumnya peneliti melakukan inform farmakologi
concent kepada pasien, kemudian
memberikan kuisioner untuk diisi. Setelah Upaya penurunan berat badan pasien
semua data terkumpul, dilakukan analisis osteoarthritis lutut.
univariat dengan menggunakan prosentase. Ditemukan bahwa 29,3% responden sudah
Jawaban ya diberi skor 1 dan jawaban tidak melakukan upaya penurunan berat badan.
diberi skor 0. Total skor 20 dengan justifikasi Upaya yang dilakukan meliputi diit untuk
upaya penderita osteoarthritis kurang jika mengurangi berat badan, mengurangi makan
skor 0 – 7, cukup skor 8 – 14 dan baik skor karbohidrat seperti nasi, mie dan roti,
15 – 20. mengurangi bahan makanan tinggi kalori
seperti daging, susu, makanan berlemak.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden Upaya melakukan aktivitas fisik pasien
Tabel 1 osteoarthritis lutut
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Penelitian ini menemukan bukti bahwa 60%
usia pada pasien osteoarthritis lutut responden melakukan exercise /aktivitas fisik
Usia (tahun) N (%) yang mengurangi beban lutut yaitu
45 – 50 2 (6,7) menghindari naik turun tangga atau jalanan
51 – 55 5 (16,7) menaik, jogging, lari, mengangkat beban
56 – 60 3 (10) berat dan melakukan latihan lutut sehari dua
61 – 65 7 (23,3) kali secara teratur.
66 – 70 6 (20)
71 – 75 5 (16,7) Upaya Penggunaan obat-obatan
76 – 80 1 (3,3) Hasil penelitian ini 62% responden
Jumlah 30 (100) mengkonsumsi obat-obatan untuk mencegah
56
progresifitas kerusakan sendi lutut seperti Demikian pula penelitian Marlina (2014)
obat anti sakit dan anti radang, dan menyebutkan bahwa 82.5% penderita
glukosamin secara teratur. osteoarthritis lutut adalah perempuan. Hal ini
dikaitkan dengan perubahan kadar estrogen
Upaya pencegahan progresifitas yang memicu terjadinya osteoarthritis pada
osteoarthritis lutut di rumah. wanita post menopause.

Ditemukan bahwa 29,3% responden sudah


melakukan upaya penurunan berat badan.
Upaya yang dilakukan meliputi diit untuk
mengurangi berat badan, mengurangi makan
karbohidrat dan bahan makanan tinggi kalori.
Upaya penurunan berat badan ini harus
dilakukan oleh pasien osteoarthritis lutut
untuk mencegah progresifitas stadium.
Karena dengan berat badan berlebih, maka
beban sendi lutut semakin berat sehingga
Gambar 2. Upaya pencegahan progresifitas tulang rawan semakin tipis. (Blagojevic, et
osteoarthritis lutut di rumah al., 2009; Lozada, 2013; Ambardini, 2013;
Arissa, 2012; Sudoyo, et al. , 2009) .
Berdasarkan keseluruhan dari hasil
penelitian didapatkan hasil bahwa upaya Penelitian Marlina (2014) menyebutkan
pencegahana progresifitas stadium bahwa kegemukan berpengaruh secara
osteoarthritis adalah 24% baik, 63 % cukup signifikan terhadap terjadinya osteoarthritis
baik, dan 13 % kurang baik. lutut, dan seseorang yang mengalami obesitas
beresiko 21 kali mengalami osteoarthritis
PEMBAHASAN lutut dari pada seseorang dengan berat badan
normal. Demikian juga menurut Nugraha,
Kejadiaan osteoarthritis lutut banyak dialami Widyatmoko dan Jatmiko (2015) dalam
oleh pasien berusia 61 – 65 tahun (23,3%) penelitiannya menemukan bahwa terdapat
dan usia 66 – 70 tahun (20%). Hal ini sesuai hubungan bermakna antara obesitas dengan
dengan American College Of Rheumatology terjadinya osteoarthritis lutut dengan
yang mengatakan bahwa insidensi p=0,001. Penelitian serupa dilakukan oleh
osteoarthritis meningkat seiring dengan usia. Sumual, Danes dan Lintong (2013) yang juga
Insidensi osteoarthritis di Amerika pada usia menemukan hal yang sama yaitu bahwa
55-64 tahun, 28% laki-laki dan perempuan terdapat hubungan bermakna antara berat
terkena osteoarthritis lutut. Marlina (2014) badan yang mempengaruhi gaya gesekan (p=
dalam penelitiannya juga menemukan bahwa 0,026) dan timbulnya osteoarthritis pada
lebih dari separuh (51,3%) pasien orang diatas 45 tahun.
osteoarthritis lutut berusia 60-74 tahun.
Obesitas meningkatkan stres mekanik pada
Dengan bertambahnya usia maka proses sendi lutut untuk menahan beban. Obesitas
degeneratifpun berlangsung maka penipisan dikaitkan dengan peningkatan kadar
tulang rawanpun tidak bisa dihindari. Pada adipokines (sitokin yang berasal dari jaringan
lansia terjadi pengurangan volume/isi tulang adiposa), baik sistemik dan intra-artikular
rawan, proteoglikan, vaskularisasi dan perfusi yang lama kelamaan dapat meningkatkan
tulang rawan dan perubahan degeneratif pada terjadinya proses peradangan ringan pada
meniskus dan ligamen sendi (Lozada, 2013; sendi (Kozier, Gleonora, Berman & Snyder,
Ambardini, 2013; Arissa, 2012; Sudoyo, et 2010).
al. , 2009) . Karena berat badan ini menjadi faktor
penting terhadap kejadian osteoarthritis lutut,
Penderita osteoarthritis lutut 73% berjenis maka dibutuhkan upaya untuk memanajemen
kelamin perempuan. Hal ini sesuai dengan berat badan sehingga progresifitas kerusakan
American College Of Rheumatology yang tulang rawan dapat dikendalikan. Selain itu
menyebutkan bahwa angka keseluruhan perempuan sering dihubungkan dengan
prevalensi osteoarthritis di Norwegia adalah kejadian obesitas. Obesitas menyebabkan
12,8% dan lebih tinggi pada perempuan sendi lutut semakin terbebani sehingga
(14,7%) di banding laki-laki (10,5%). mudah terjadi penipisan tulang rawan lutut
57
karena pembebanan pada sendi lutut yang tulang dan sel perusak) (Kozier, Glenora,
berlebihan (Blagojevic, et al., 2009) Berman & Snyder, 2010)

Selain berat badan, exercise/aktivitas fisik Terapi farmakologi menjadi tujuan utama
juga mempengaruhi nyeri. Exercise /aktivitas ketika non farmakologi tidak mampu
fisik yang mengurangi beban lutut yaitu menurunkan nyeri mereka. Hasil penelitian
menghindari naik turun tangga atau jalanan ini 62% responden mengkonsumsi obat-
menaik, jogging, lari, mengangkat beban obatan untuk mencegah progresifitas
berat dan melakukan latihan lutut sehari dua kerusakan sendi lutut seperti obat anti sakit
kali secara teratur. Aktiftas atau olahraga dan anti radang, dan glukosamin secara
yang membebani lutut yang sebaiknya teratur. Hal ini sesuai pendapatnya Utami,
dihindari adalah : aktiftas yang mengandung Kalangi dan Pasiak, (2012) yang
unsur loncat dan lari, aktifitas naik turun menyebutkan bahwa glukosamin adalah salah
tangga yang berlebihan, dan membawa beban satu agen yang berfungsi menghilangkan rasa
berat, latihan otot paha yang berfungsi untuk nyeri, meningkatkan aktivitas fungsional dan
menjaga kestabilan otot paha. memperlambaat progresifitas osteoarthritis
lutut.
Manfaat exercise pada penderita
osteoarthritis lutut antara lain meningkatkan Glukosamin adalah gula alami yang dibentuk
mobilitas sendi, memperkuat otot yang tubuh yang membungkus tulang rawan.
menyokong dan melindungi sendi, Kondroitin adalah zat alami dalam tubuh
mengurangi nyeri dan kekakuan sendi, yang berfungsi untuk membantu mengambil
mengurangi pembengkakan sendi. Gerakan air dan nutrisi ke tulang rawan, menjaganya
sendi lutut digunakan untuk menjamin suplai agar tetap kenyal dan sehat. Glucosamine dan
nutrisi dan integritas tulang rawan. Nutrisi chondroitin sulfat merupakan suplemen
untuk tulang rawan berasal dari cairan sendi nutrisi yang berfungsi untuk membantu
secara difusi melalui matriks tulang rawan. mencegah kerusakan tulang rawan/degenerasi
Adanya tekanan akibat pergerakan ini secara sendi (Hochberg et al., 2012).
fisiologis akan meningkatkan pembentukan
proteoglikan oleh sel kartilago dewasa
(Ambardini, 2013). KESIMPULAN

Adanya kolagen dan proteoglikan Penelitian ini menyimpulkan bahwa 29,3 %


mempermudah gerakan dan mencegah pasien yang sudah melakukan upaya untuk
pembengkakan pada tulang rawan sendi. menurunkan berat badan, 60 % pasien sudah
Kolagen dan proteoglikan bekerja dengan melakukan exercise/aktifitas fisik yang yang
cara menarik kation menghasilkan tekanan sesuai dan 62 % pasien sudah
osmolalitas yang tinggi, sehingga air tertarik mengkonsumsi obat untuk mencegah
kedalam tulang rawan sendi. Permukaan terjadinya progresifitas osteoarthritis lutut.
menjadi licin sehingga pada saat terjadi Secara umum dapat dikatakan bahwa upaya
pergerakan/biomekanik pada sendi, tidak pencegahan progresifitas osteoarthritis lutut
terjadi gesekan (Ambardini, 2013). Dengan adalah baik (24%), cukup baik (63%), dan
latihan lutut teratur, maka otot quadriceps dan kurang baik (13%).
hamstring bertambah kuat sehingga mampu
menahan beban tubuh. Quadriceps dan Berdasarkan hasil penelitian ini maka
hamstring akan menopang tubuh sehingga disarankan bagi perawat untuk memberikan
tidak menambah beban tulang rawan lutut. edukasi tentang penatalaksanaan pada pasien
Sesuai dengan hasil penelitian Hayati, (2014) dengan osteoarthritis lutut secara kontinyu.
yang membuktikan bahwa terdapat pengaruh Bagi pasien osteoarthritis lutut untuk
yang signifikan terapi penguatan otot berusaha menurunkan berat badan, rutin
quadriceps intensitas ringan dan sedang melakukan exercise lutut dan mengkonsumsi
terhadap peningkatan kekuatan otot dengan obat secara teratur untuk mencegah
p=0,001. progresifitas osteoarthritis.
Kepadatan tulang dipertahankan melalui
bantalan berat. Tekanan pada bantalan ini
menjaga keseimbangan antara osteoblas (sel
pembangun tulang) dan osteoclast (resorbsi

58
DAFTAR PUSTAKA Pharmacologic Therapies in
Osteoarthritis of the Hand, Hip, and
Ambardini, R.L. (2013). Peran latihan fisik Knee. Arthritis Care & Research Vol.
dalam manajemen terpadu 64, No. 4, April 2012, pp 465–474.
osteoartritis. http://staff.uny.ac.id American College of Rheumatology.
/sites https:// www. rheumatology.org
/default/files/132256204/Latihan%20F Holland, K. (2013). Stages of Osteoarthritis
isik-Manajemen%20 Osteoartritis.pdf of the Knee. http://www.healthline.
American Collage of Rheumatology. (2012). com/health/ osteoarthritis-stages-of-
Western Ontario and McMaster oa-of-the-knee
Universities Osteoarthritis Index Iwamoto, J, et al. (2011). Effectiveness of
(WOMAC). exercise for osteoarthritis of the knee:
http://www.rheumatology. A review of the literature. World
Org/practice/clinical/clinicianresearc Journal
hers/outcomesinstrumentation/WOMA Orthopedics.http://www.wjgnet.com
C.asp /2218-5836/pdf/v2/i5/37.pdf
Arissa, M.I. (2012). Pola distribusi kasus Kozier, B, Glenora, Berman, A and Snyder,
osteoartritis di RSU Dokter Soedarso SJ. (2010). Buku Ajar Fundamental
Pontianak Periode 1 Januari 2008 - Keperawatan Konsep, Proses, &
31 Desember 2009. http://jurnal.untan. Praktik Edisi 7 Volume 2.
ac.id/index.php/jfk/article/download (Wahyuningsih,E, Yulianti,D,
/1772/1716 Yuningsih, Y, Lusyana, A, alih
Blagojevic, M, et al. (2009). Risk factors for bahasa). Jakarta : EGC
onset of osteoarthritis of the knee in Lozada, C.J. (2013). Osteoarthritis.
older adults:a systematic review and http://emedicine.medscape.com/article
meta-analysis. OARSI (Osteoarthritis /330487-overview
Research Society International) Nugraha, AS.,Widyatmoko S dan Jatmiko
Osteoarthritis and Cartilage (2010) SW. (2015). Hubungan obesitas
18, 24e33. http://211.144.68.84:9998/ dengan terjadinya osteoarthritis lutut
91keshi/Public/File/8/18-1/pdf/1-s2.0- pada lansia di kecamatan Laweyan
S1063458409002258-main.pdf Surakarta. Jurnal Biomedika, Volume
Bosomworth, N.J. (2009). Clinical Review 7, nomor 1.
Exercise and knee osteoarthritis: journals.ums.ac.id/index.php/
benefit or hazard?. Canadian Family biomedika
Physician. Pratiwi IA. (2015). Diagnosis and treatment
http://www.cfp.ca/content/55/9/871.fu Osteoartritis. Anisa I.P | Diagnosis and
ll.pdf Treatment Osteoarthritis. Jurnal
Digiulio, M. (2014). Keperawatan Medical MAJORITY Volume 4 Nomor 4.
Bedah. Jakarta : Perpustakaan http://juke.kedokteran.unila.ac.id/
Nasional index
Enohumah, K.O & Imarengiaye, C.O. (2008). .php/majority/article/viewFile/572/576
Pain in Osteoarthritis; A review of Marlina TT. (2015). Efektifitas Latihan lutut
literature. South African Journal of Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Anaesthesia and Analgesia. Pasien Osteoartritis Lutut di
http://www.sajaa.co.za/ Yogyakarta. Jurnal keperawatan
index.php/sajaa/article/view/242 Sriwijaya volume 2 nomor
Hayati A. (2014). Pengaruh terapi latihan 1.ejournal.unsri.ac.id/index.Php
penguatan otot kuadriceps intensitas /jk_sriwijaya/article
ringan dan sedang pada penderita OA Selfe, T.K & Taylor, A.G. (2008).
lutut tinjauan terhadap kekuatan otot Acupuncture and Osteoarthritis of
kuadricep, waktu berjalan 15 menit, knee SF-36(tm) Health Survey.
dan kadar kreatinin kinase serum. Diakses 2 Januari 2017.
Tesis. http://www.anapsid.org/cnd/files/sf36.
lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016 pdf
Hochberg Marc C. et al. (2012). American Sudoyo, A.W, et al. (2009). Buku Ajar Ilmu
College of heumatology 2012 Penyakit Dalam Edisi Kelima Jilid III.
Recommendations for the Use of Jakarta ; Internal Publishing Pusat
Nonpharmacologic and Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
59
Sumual AS, Danes, VR., Lintong F. (2013).
Pengaruh berat badan terhadap gaya
gesek dan Timbulnya osteoarthritis
pada orang di Atas 45 Tahun di rsup
prof. Dr. R. D. Kandou manado.
Jurnal e-Biomedika (eBM) Volume 1,
Nomor 1 Maret 2013. https://ejournal.
unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/artic
le/viewFile/1605/1294
Utami,P., Kalangi, SJR., Pasiak, TF. (2012).
Peran Glukosamin pada osteoarthritis.
Jurnal Biomedik volume 4 Nomor 3.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
biomedik/article/view/1202
Villareal, D.T. et al. (2011). Weight Loss,
Exercise, or Both and Physical
Function in Obese Older Adults. N
Engl J Med 2011; 364:1218-1229.
http://www.nejm. org/doi/
full/10.1056/NEJMoa1008234
Zhang Shao-lan, et al. (2013). Effects of
exercise therapy on knee joint function
and synovial fluid cytokine levels in
patients with knee osteoarthritis.
Molecular medicine reports 7: 183-
186,
2013.http://www.spandidospublication
s.
com/mmr/7/1/183;jsessionid=0DC7D
09C55DE6BF664A17483195128E2?t
ext=fulltext

60

Anda mungkin juga menyukai