Anda di halaman 1dari 13

LP DEMAM THYPOID

Dosen Pengampu :
IGA. Ari Rasdini, S.Pd, S.Kep, Ns M. Kep

Nama : Aura Anastasia Angelica


NIM : P07120221103
Kelas : 2C S.Tr Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
ANGKATAN 2021/2022
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian Demam Thypoid
Typhoid adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkanoleh
Salmonella tipe A, B, dan C yang dapat menular melalui oral, fekal,makanan,
dan minumanyang terkontaminasi (Wulandari dan Erawati2016).
Demam typhoid adalah penyakit infeksi bakteri yang menyerang sistem
pencernaan manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi dengan gejala
demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan
dengan atau tanpa gangguan kesadaran.

2. Etiologi Demam Thypoid


Menurut (Wulandari dan Erawati 2016) penyakit typhoid disebabkan oleh infeksi
kuman Salmonella thposa / Eberthela thyposa yang merupakan kuman negatif,
motil dan tidak menghasilkan spora, hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia
maupun suhu yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu 70oC dan antiseptik.
Salmonella thyphosa mempunyai 3 macam antigen yaitu :
a. Antigen O : Ohne Hauch, yaitu somatik antigen (tidak menyebar)
b. Antigen H : Hauch (menyebar), terdapat pada flagella dan
bersifattermolabil.
c. Antigen V : kapsul, merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan
melindungi O antigen terdapat fagositosis. Salmonella parathyphi terdiri
3 jenis yaitu A, B, dan C. Ada dua sumber penularan Salmonella typhi
yaitu pasien dengan demam thypoiddan pasien dengan carrier. Carrier
adalah orang yang sembuh dengandemam typoid dan masih terus
mengekskresi Salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama 1 tahun.

3. Manifestasi Klinis Demam Thypoid


Gejala klinis demam typhoid yang terjadi ialah pada anak biasanya lebih ringan
jika di bandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari.
Masa tunas tersingkat adalah empat hari, jika infeksi terjadi melalui makanan.
Sedangkan, jika infeksi melalui minuman masa tunas terlama berlangsung 30
hari. Selama masa inkubasi, mungkin ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan
yang tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, yang
kemudian disusul dengan gejala-gejala klinis sebagai berikut:
a. Demam
Demam khas (membentuk pelana kuda) berlangsung 3 minggu, sifat febris
remitten dan suhu seberapa tinggi. Minggu pertama suhu meningkat
setiap hari, menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan
malam hari. Minggu ketiga suhu tubuh berangsur turun dan normal pada
akhir minggu ketiga.

b. Gangguan pada saluran pencernaan


Napas berbau tidak sedap, bibir kering, dan pecah-pecah, lidah tertutup
selaput putih kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang diseratai tremor,
anoreksia, mual, dan perasaan tidak enak di perut. Abdomen kembung,
hepatomegali, dan spenomegali, kadang normal, dapat terjadi diare.c.
Gangguan keasadaran Kesadaran menurun yaitu apatis sampai somnolen.
Jarang terjadi supor, koma atau gelisah. Masa tunas typhoid adalah sekitar
10-14 hari dengan rincian sebagai berikut :
1) Minggu 1
Pada umumnya demam berangsur naik, terutama pada sore
haridan malam hari. Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri
otot, nyeri kepala, anoreksia, dan mual batuk, epistaksis, obstipasi
ataudiare, perasaan tidak enak diperut.
2) Minggu ke-2
Pada minggu ke-2 gejala sudah jelas dapat berupa demam,
bradikardi, lidah yang khas (putih, kotor, pinggirnya hiperemi),
hepatomegali, meteorismus, penurunan kesadaran.

4. Patofisiologi Demam Thypoid


Penyebab demam tifoid adalah bakteri Salmonella typhi atau Salmonella
paratyphi. Bakteri Salmonella typhi merupakan bakteri basil gram negatif
ananerob fakultatif. Bakteri Salmonella akan masuk kedalam tubuh melalui oral
bersama dengan makanan atau minuman yang terkontaminasi. Sebagian bakteri
akan dimusnahkan dalam lambung oleh asam lambung. Sebagian bakteri
Salmonella yang lolos akan segera menuju ke usus halus tepatnya di ileum dan
jejunum untuk berkembang biak. Bila sistem imun humoral mukosa (IgA) tidak
lagi baik dalam merespon, maka bakteri akan menginvasi kedalam sel epitel usus
halus (terutama sel M) dan ke lamina propia. Di lamina propia bakteri akan di
fagositosis oleh makrofag. Bakteri yang lolos dapat berkembang biak didalam
makrofag dan masuk ke sirkulasi darah (bakterimia I). BakterimiaI dianggap
sebagai masa inkubasi yang dapat terjadi selama 7-14 hari. Bakteri Salmonella
juga dapat menginvasi bagian usus yang bernama plakpayer. Setelah menginvasi
plak payer, bakteri dapat melakukan translokasike dalam folikel limfoid intestin
dan aliran limfe mesenterika dan beberapa bakteri melewati sistem
retikuloendotelial di hati dan limpa. Pada fase ini bakteri juga melewati organ
hati dan limpa. Di hati dan limpa, bakteri meninggalkan makrofag yang
selanjutnya berkembang biak di sinusoid hati. Setelah dari hati, bakteri akan
masuk ke sirkulasi darah untuk kedua kalinya (bakterimia II). Saat bakteremia
II, makrofag mengalami hiperaktivasi dan saat makrofag memfagositosis bakteri,
maka terjadi pelepasan mediator inflamasi salah satunya adalah sitokin.
Pelepasan sitokin ini yang menyebabkan munculnya demam, malaise, myalgia,
sakit kepala, dan gejala toksemia. Plak payer dapat mengalami hyperplasia pada
minggu pertama dan dapat terus berlanjut hingga terjadi nekrosis di minggu
kedua. Lama kelamaan dapat timbul ulserasi yang pada akhirnya dapat terbentuk
ulkus diminggu ketiga. Terbentuknya ulkusini dapat menyebabkan perdarahan
dan perforasi. Hal ini merupakan salahsatu komplikasi yang cukup berbahaya dari
demam typhoid.
5. Pohon Masalah/Pathway Demam Thypoi
6. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik
a) Pemeriksaan darah perifer lengkap
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit
normal. Leukositosis dapatterjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.
b) Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah
sembuh. Peningkatan SGOT dan juga SGPT ini tidak memerlukan
penanganan khusus
c) Pemeriksaan uji widal
Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibody terhadap bakteri
salmonella typhi. Ujiwidal dimaksudkan untuk menentukan adanya agglutinin
dalam serum penderita demam tifoid. Akibat adanya infeksi oleh salmonella
typhi maka penderita membuatantibody (agglutinin)
d) Kultur
• Kultur darah : bisa positif pada minggu pertama
• Kultur urine : bisa positif pada akhir minggu kedua
• Kultur feses : bisa positif dari minggu kedua hingga minggu ketiga
• Anti salmonella typhi igM

7. Komplikasi Demam Typoid


Komplikasi demam Typhoid dapat dibagi dalam 2 bagian yaitu:
a) Komplikasi Instestinal
• Perdarahan usus
• Perforasi usus
• Ileus paralitik
b) Komplikasi ekstraintestinal
• Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer (renjatan,
sepsis) miokarditis, trombosis, dan tromboflebitis.
• Komplikasi darah: anemia hemotitik, trombositopenia, atau koagulasi
intravaskuter diseminata dan sindrom uremia hemolitik.
• Komplikasí paru: Pneumonia, Empiema, dan Pleuritis.
• Komplikasi hepar dan kandung kemih: Hapatitis dan Kolelitiasis.
• Komplikasi ginjal : Glomerulonefritis, Pletonefritis dan Perinefritis f.
• Komplikasi tulang: Osteomielitis, Periostitis, Spondilitis, dan
Arthritis.
• Komplikasi neuropsikiatrik : Delirium, Meningismus, Meningitis,
Polyneuritis Perifer, Sindrom Gullain Barre, Psikosis, dan Sindrom
Katatonia.
8. Penatalaksanaan Demam Thypoid
1) Medis
a) Anti Biotik (Membunuh Kuman) :
• Klorampenicol
• Amoxicillin
• Kotrimoxaso
• Ceftriaxon
• Cefixim
b) Antipiretik (menurunkan panas)
• Paracatamol
2) Keperawatan
• Observasi dan pengobatan
• Pasien harus tirah baring absolute sampai 7 hari bebas demam atau kurang
lebih dari selam 14hari. Maksud tirah baring adalah untuk mencegah
terjadinya komplikasi perforasi usus.
• Mobilisasi bertahap bila tidak panas,sesuai dengan pulihnya kekuatan
pasien.
• Pasien dengan kesadarannya yang menurun,posisi tubuhnya harus diubah
pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia dan
juga dekubitus.
• Defekasi dan buang airkecil perlu diperhatikan karena kadang-kadang
terjadi konstipasi dan diare.
• Diet
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesa orang tua/keluarga
2. Keluhan utama. Berupa perasaan yang tidak enak badan, lesu, nyeri kapala,
pusing dan kurang bersemangat, serta nafsu makan kurang (terutama selama
masa inkubasi).
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan sekarang
b. Riwayat Kesehatan dahulu
c. Riwayat Keperawatan
d. Riwayat Kehamilan
e. Riwayat Persalinan
f. Riwayat Postnatal
g. Pengetahuan Keluarga
4. Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
b. Eliminasi
c. Isrirahat Bayi, tampak cengeng dan mudah terbangun
d. Aktifitas
e. Neurosensori
f. Pernafasan
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
b. Kepala, leher
c. Wajah, mata, mulut
d. Abdomen
e. Hati dan limfe
f. Ekstermitas
g. Integumen
6. Pemeriksaan Penunjang
2. Diagnosis yang Mungkin Muncul
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
2. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.
3. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrien
4. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan cairan
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
DAFTAR PUSTAKA

Selfi Septianingsih (2022) . Laporan Pendahuluan Demam Thypoid . Jurnal Program Studi
Profesi Ners Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Indonesia :
Makassar.
Apriyadi dan Sarwili. (2018). Perilaku Higiene Perseorangan dengan Kejadian Demam
Tyfoid. Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 8 No. 1.

Lestari Titik. (2016). Asuhan Keperawatan Anak. Yogjakarta: Nuha Medika.

Handu, Kristina. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak Dengan Demam Typhoid di
Rumah Sakit Samarinda. Kalimantan Timur : Medika Citra

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi
11.Jakarta Selatan: DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan
II.JakartaSelatan: DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1
Cetakan II.Jakarta Selatan: DPP PPNI
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Pembimbing/CI Denpasar, 06 April 2023


Nama Mahasiswa

…………………………… ……………………………...
NIP. NIM.

Nama Pembimbing/CT

………………………………………
NIP.

Anda mungkin juga menyukai