Anda di halaman 1dari 35

Dita Putri Adityasari 201210401011025

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG RSUM SURYA MELATI KEDIRI 2014

Bab 1 : PENDAHULUAN
Demam tifoid (thypoid fever), merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri salmonella Enterica, khusunya adalah Salmonella Thypii Merupakan pnyakit akut yang bisa menyerang mulai dari balita, anak anak, sampai dewasa. Di Indonesia kasus ini tersebar secara merata di seluruh propinsi dengan insidensi di daerah pedesaan 358/100.000 penduduk/tahun dan di daerah perkotaan 760/100.000 penduduk/ tahun atausekitar 600.000 dan 1.5 kasus per tahun. Umur penderita yang terkena di Indonesia dilaporkan antara 319 tahun pada 91% kasus. Perlu penanganan yang tepat dan komprehensif agar dapat memberikan pelayanan yang tepat terhdap pasien. Tidak hanya dengan pemberian antibiotika, namun perlu juga perawatan holistik yang baik dan benar serta pengaturan diet yang tepat agar dapat mempercepat proses penyembuhan pasien demam tifoid.

Bab 2 : LAPORAN KASUS


IDENTITAS PASIEN Nama : An. N

Jenis kelamin :
Usia : 6 tahun Alamat : Silir- Wates No. RM : 04.32.61 MRS tanggal : 16 April 2014

KRS tanggal : 19 April 2014

Keluhan Utama
panas

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluh panas sejak 3 hari SMRS (PHK-4). Panas tinggi terutama pada malam hari. Saat pagi dan siang badannya dingin, tapi kalau masuk sore mulai sumer, dan makin panas pada malam hari. Px juga mengeluh mual + muntah + 1 kali tadi pagi, muntah cair bercampur isi makanan. Px juga mengeluh badannya lemes, kepalanya terasa pusing, dan ada batuk pilek sejak kemarin. Nafsu makan juga menuun sejak akit ini. Perut terasa kembung. BAB BAK normal. Pasien sudah berobat ke bidan 2 hari yang lalu, diberi sirup pamol, tapi keluhan tidak berkurang.

Riwayat Penyakit Dahulu


Px pernah MRS saat usia 4 tahun dengan DBD

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit serupa

Riwayat Penyakit Sosial : -

Kesan : cukup Kesadaran : EVM 456 Gizi : baik Vital sign : HR : 88 x/mnt RR : 21 x/mnt BB : 14 kg Status General : K-L : Anemis (-) icterik (-) cyanosis (-) dyspneu (-) lidah kotor Leher : pembesaran KGB

T : 36,6C

Thorax :

simetris (+), retraksi (-), sonor/sonor, vesikuler/vesikuler, batas jantung kanan kiri normal, S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-) Abdomen : flat, soefl, BU (+) normal, Hepar Lien tak teraba, met (+), nyeri tekan (-). Extremitas : HKM, aie (-)

Tanggal 16 April 2014

Diffcount 0/0/0/46/44/2
Hematokrit 37,9 % Eritrosit 4,98 juta

Widal O Widal H Widal A Widal B

1/160 1/320 1/160 1/320

Hemoglobin 12.3 mg/Dl


Trombosit 215.000 Lekosit 6.140 / mm3

DIAGNOSIS

OF H-4 dengan TIFOID FEVER

TERAPI
IVFD RL 1200 cc/hr 16 tpm (makro) Inj. Ceftriakson 3x250 mg (ST) Inj. Ranitidine 2x 15 mg Inj. Ondancentron 2 mg (prn) Oral : Maghtral syr 3x cth 1 Demacoline syr 3x C1 Curcuma syr 2x C 1 Diet TKTPRS Observasi keluhan dan VS

SOAP
Tanggal Subyektif Obyektif Assessment 17/4/2014 PANAS + Bapil + Mual + Muntah Kembung berkurang KU cukup, CM 456 a/i/c/d: -/-/-/Tho : sim, ret - , ves/ves, rh -/-, wh-/-. S1 S2 tgl, m- gAbd : flat, supel, BU+N, met +, H/Lttb, nyeri tekan T: 38.3 C RR : 22x/menit N: 97x/menit 18/4/2014 Panas < KU cukup, CM 456 Bapil + a/i/c/d: -/-/-/Tho : sim, ret - , ves/ves, berkurang rh -/-, wh-/-. S1 S2 tgl, Mual m- gmuntah Kembung Abd : flat, supel, BU+N, Makan mulai met -, H/Lttb, nyeri tekan banyak T: 36,8 C RR : 21x/menit N: 86x/menit Demam tifoid Diagnosi s Inf. D5 NS 16 tpm makro Inj. Ceftriakson 2x350 mg Inj. Gentamisin 2x40 mg Inj. Metamizole 3x150 mg Inj. Ranitidine 2x15 mg Oral : Demacoline syr 3x cth 1 Mucera drop 2x 0,3 cc Curcuma syr 2x C I Maghtral stop Diet TKTPRS Inf. D5 NS 16 tpm makro Inj. Ceftriakson 2x350 mg Inj. Gentamisin 2x40 mg Inj. Metamizole 3x150 mg Oral : Demacoline syr 3x cth 1 Mucera drop 2x 0,3 cc Curcuma syr 2x C I Planning Terapi

Demam tifoid

Diet TKTPRS

SOAP
Tanggal Subyektif Obyektif Assessment

19/4/2014 Panas Bapil + berkurang Mual muntah Kembung Makan banyak

Demam KU cukup, CM 456 tifoid a/i/c/d: -/-/-/Tho : sim, ret - , ves/ves, rh -/-, wh-/-. S1 S2 tgl, m- gAbd : flat, supel, BU+N, met -, H/Lttb, nyeri tekan T: 36,4C RR : 20x/menit N: 88x/menit
DL
Diffcount 0/0/0/27/42/7 Hematokrit 37 % Eritrosit 4,98 juta Hemoglobin 12.0 mg/Dl Trombosit 219.000 Lekosit 5.660 / mm3

Diagnosi s ACC KRS : Pro DL Dexycol syr 4x Cth 1 Demacoline syr 3x cth 1 Mucera drop 2x 0,3 cc Curcuma syr 2x C I Myllacid syr 3 x C 1

Planning Terapi

Demam Tifoid adalah Penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan (usus halus) dengan gejala demam satu minggu atau lebih Gangguan pencernaan Gangguan kesadaran

Disebabkan oleh Salmonella Thypii Bentuk batang, Gram negatif

Makanan terkontaminasi

Usus halus

Gejala Demam

Gangguan Pencernaan

Panas step ladder temperature chart bisa disertai gejala sistemik lain seperti sakit kepala, malaise, anoreksia, myalgia dan radang tenggorokan

Anoreksia Nyeri perut Muntah Diare Obstipasi Lidah kotor Meteorismu Hepatomegali Splenomegali

Gejala CNS

Gejala lain

Tidak selalu berapa


Delirium Apatis Somnolen Sopor Koma

Rose spot
Gangguan perdarahan
Trombositopenia

DIC
Perdarahan

Bisa juga terjadi gangguan sirkulasi

DL

Leukopeni / normal LED bisa meningkat OT PT meningkat

Kultur darah gold standart

kULTUR

Uji widal Serologis IgM salmonella

Demam Dengue
Malaria Gastroenteritis

Tirah baring

Nutrisi : diet rendah serat

Antibiotik

Simptompmatis

INTESTINAL

EKSTRAINTESTINAL

Perdarahan Perforasi

PARU , PNEUMONIA JANTUNG , MYOCARDITIS ,PERICARDITIS GENITO URINARY TRACT, NEPHRITIS, CYSTITIS, ORCHITIS CNS ENCEPHALOPATY, MENINGITIS, POLYNEURITIS BONE-JOINT OSTEOMYELITIS, PERIOSTITIS, NYERI SENDI

PENCEGAHAN

Menjaga higienitas

Asupan nutrisi yang baik

IMUNISASI

Panas > 3 hari, mual muntah +, perut


kembung, batuk pilek

Tifoid Demam dengue ISPA

Konfirmasi dengan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium

Demam dengue etiologi Virus dengue

Demam Tifoid Kuman Salmonella Thypii

Gejala klinis

Panas mendadak 2-7 hari, (sadleback fever) Manifestasi perdarahan (ruam, mimisan, perdarahan gusi, HM, dll) Torniquete test + Bisa dijumpai gangguan gastrointestinal, dan gangguan saluran pernapasan.

Panas > 7 hari (step ledder temperature chart) Panas terutama pada malam hari, adanya gangguan pencernaan, dan gangguan CNS

Hasil pemeriksaan laboratorium

Leukopenia Trombositopenia Peningkatan Hct Serologi : Ig G Ig M anti dengue

Leukopenia, / normal LED emnigkat Reaksi widal titer > 1/200

DEMAM TIFOID
Umur penderita yang terkena di Indonesia dilaporkan antara 3-19 tahun pada 91% kasus.

An. N
An. N, usia 6 tahun

Demam 7 hari atau lebih Step ledder temperatuter chart Panas terutama pada malam hari
Gangguan Saluran Pencernaan Gangguan Kesadaran Hasil Lab : Bisa tjd leukopenia/normal LED bisa meningkat aneosiniifila Reaksi Widal titer > 1/200 Kultur

Panas 3 hari Panas terutama pada malam hari Mual +Muntah + Perut kembung, lidah kotor Pasien baik, compos mentis, Pasien mengeluh pusing Lekosit 6.140 / mm3 Widal O 1/160 Widal H 1/320 Widal A 1/160 Widal B 1/320

Pengobatan demam tifoid merupakan gabungan antara pemberian antibiotik yang sesuai, perawatan suportif, manajemen cairan dan tatalaksana komplikasi. Pemilihan antibiotik sebelum dibuktikan kultur positif, dilakukan secara empiris, yaitu spektrum sempit, penetrasi ke jaringan cukup baik, cara pemberian mudah untuk anak, tidak mudah resisten, efek samping minimal, dan ada bukti efikasi klinis.

Pilihan antibiotik lini pertama :


1. Kloramfenikol dengan dosis 50-100 mg/kgbb/hari iv
2. Ampisilin dengan dosis 150-200 mg/kgbb/hari iv 3. Kotrimoksazol dengan dosis 10 mg/kgbb/hari TMX oral

Pengobatan demam tifoid merupakan gabungan antara pemberian antibiotik yang sesuai, perawatan suportif, manajemen cairan dan tatalaksana komplikasi. Pemilihan antibiotik sebelum dibuktikan kultur positif, dilakukan secara empiris, yaitu spektrum sempit, penetrasi ke jaringan cukup baik, cara pemberian mudah untuk anak, tidak mudah resisten, efek samping minimal, dan ada bukti efikasi klinis.

Pilihan antibiotik lini pertama :


1. Kloramfenikol dengan dosis 50-100 mg/kgbb/hari iv
2. Ampisilin dengan dosis 150-200 mg/kgbb/hari iv 3. Kotrimoksazol dengan dosis 10 mg/kgbb/hari TMX oral

An. N
Pemberian antibiotik lini pertama seperti kloramfenikol, cukup efektif untuk tatalaksana demam tifoid, akan tetapi dalam penelitian terbaru menyatakan bahwa antibiotik tsb. Ternyata memiliki angka kekambuhan yang tinggi (5-7%). (CDK Vol 39 no 4 th 2012) Ceftriakson merupakan pilihan antibiotik lini kedua pada demam tifoid. Pemilihan antibiotik lini kedua ini diberikan apabila anti mikroba lini pertama dinilai tidak efektif. Nutrisi : Cairan Infus D5 NS 1200 cc/ hr Px hrs mendapat cairan yg cukup, baik oral maupun parenteral. Dosis parenteral sesusai dg. Kebutuhan, dan harus mengandung elektrolit dan kalori yang sesuai. Diet harus mengandung kalori dan protein yang cukup. Sebaiknya rendah serat untuk mencegah komplikasi perdarahan dan perforasi.

Pemilihan antibiotik : Cetriakson 50-80 mg/kgbb/hari

Tinggi kalori tinggi protein rendah serat

Pada kasus ini, An. N. Usia 6 th, dengan keluhan panas sejak 3 hari yll (PHK-4), panas dirasakan terutama pada malam hari. Terdapat keluhan mual, muntah, serta perut kembung.selain itu disertai batuk dan pilek. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan temp 36,6C adanya rose spot dan meteroismus. Dari pemeriksaan labotaroium didapatkan adanya kenaikan titter reaksi widal : Widal O 1/160 ; Widal H 1/320 ;Widal A 1/160 ; Widal B1/320, sedangkan pemeriksaan lain dbn. Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pasien ini di diagnosis demam tifoid. Terapi yang diberikan antara lain: antibiotik, terapi simptompatis seperti anti emetik, dekongestan dan ekspektoran, pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat.

Darmowandowo W. 2002. Demam Tifoid. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak : Infeksi & PenyakitTropis, edisi 1. Jakarta : BP FKUI ; hal. 355-62 Darmowandowo W. 2008 . Demam Tifoid, Pedoman Diagnosis dan Terapi, ILMU KESEHATAN ANAK. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.; hal.88-91 Widodo, Djoko.2006. Demam Tifoid dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI Jilid III. Jakarta : FKUI. Hal 1889-92 Diagnosis of typhoid fever. 2006.Dalam : Background document : The diagnosis, treatment and prevention of typhoid fever. World Health Organization.;hal. 7-18. DEPKES RI.2010.KMK.-RI/No.364/MENKES/SK/V/2010 tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Diunduh tanggal 22 April 2014. URL http://www.aafp.org/afp/20030315/1233.html

Netwan, RHH.2012. CDK -192/vol.30no.4,th 2012. TATA LAKSANA TERKINI DEMAM TIFOID. DIVISI PENYAKIT TROPIK DAN INFEKSI FUI/RSCM-Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai