Anda di halaman 1dari 35

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

ENSEFALITIS

PEMBIMBING :
dr. Nisrina Syahdu, M.Kes Sp.A
Definisi
Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak yang disebabkan oleh
berbagai macam mikoorganisme (virus, bakteri, jamur, dan
protozoa). Sebagian besar kasus tidak dapat ditentukan
penyebabnya.

Ensefalitis merupakan infeksi akut pada parenkim


otak dengan karakteristik klinis demam tinggi, nyeri
kepala, dan penurunan kesadaran. Gejala lain yang
mungkin adalah defisit neurologis fokal atau
multifokal, dan kejang fokal atau general
(menyeluruh).
Epidemiologi

Secara keseluruhan, kejadian tahunan ada


7,3 kasus ensefalitis per 100.000 orang di
AS selama 2000-2010 dengan insiden
puncak pada bayi <1 tahun (13,5 per
100.000) dan terendah pada anak-anak 10-
14 tahun (4,1 per 100.000). Insiden
ensefalitis yang dilaporkan pada anak-anak
di AS dan Inggris meningkat selama 10
tahun terakhir
Etiologi

Infeksi Autoimun Idiopatik


Virus, bakteri, jamur, ensefalomielitis disseminata akut
parasit (acute disseminated
encephalomyelitis, ADEM),
leukoensefalopati hemoragik akut
(AHLE).
Virus Bakteria
o Enteroviruses o Borrelia burgdorferi (Lyme Disease)
o Parechoviruses o Bartonella henselae (Cat-Scratch Disease)
o Herpes Simplex Viruses (Types 1 And 2) o Mycoplasma pneumoniae
o EBV o Rickettsia rickettsii (Rocky Mountain
o Arboviruses (West Nile Virus, St. Louis, Spotted Fever)
Japanese, Lacrosse, Powassan And Equine
Jamur
Encephalitis Viruses) o
o Cryptococcus neoformans
Cytomegalovirus o Coccidioides species
o Human Immunodeficiency Virus o Histoplasma capsulatum
o Rabies Virus Parasit
o VZV o Plasmodium Falciparum
o Influenza Virus o Naegleria Fowleri
o Mumps Virus o Acanthamoeba Spp
o Measles Virus
Patomekanisme
Tempat permulaan masuknya virus dapat melalui kulit, saluran
pernapasan, dan saluran pencernaan. Setelah masuk ke dalam
tubuh virus tersebut akan menyebar ke seluruh tubuh

Setempat Hematogen primer Hematogen sekunder Melalui saraf


virus hanya terbatas virus masuk ke dalam darah virus berkembang biak di virus berkembang biak
menginfeksi selaput kemudian menyebar ke daerah pertama kali masuk di permukaan selaput
lendir permukaan organ dan berkembang biak (permulaan selaput lendir) lendir dan menyebar
atau organ tertentu. di organ-organ tersebut. lalu menyebar ke organ lain. melalui sistem saraf.

Virus akan terus susunan kelainan


Demam berkembang biak saraf pusat neurologis.
Manifestasi klinis

 gelisah, iritabel, perubahan perilaku, gangguan


Gejala prodromal kesadaran dan kejang. Kadang-kadang disertai tanda
neurologis fokal berupa afasia, hemiparesis,
Masa prodromal berlangsung antara hemiplegia, ataksia, dan paralisis saraf otak.
1-4 hari yang ditandai dengan
Tanda rangsang meningeal (bila peradangan
demam, sakit kepala, pusing,
mencapai meninges).
muntah, nyeri tenggorokan,
malaise, nyeri pada ekstremitas dan  Ruam kulit kadang didapatkan pada beberapa tipe
pucat. ensefalitis misalnya pada enterovirus, varisela dan
zooster
Diagnosis

ANAMNESIS

 Demam tinggi mendadak, sering ditemukan hiperpireksia.


 Penurunan kesadaran dengan cepat. Anak agak besar sering
mengeluh nyeri kepala, kejang, dan kesadaran menurun.
 Kejang bersifat umum atau fokal, dapat berupa status
konvulsivus. Dapat ditemukan sejak awal ataupun kemudian
dalam perjalanan penyakitnya.
Pemeriksaan fisik
 Seringkali ditemukan hiperpireksia, kesadaran menurun sampai
koma dan kejang.
 Gejala peningkatan tekanan intrakranial.
 Gejala serebral lain seperti kelumpuhan tipe upper motorneuron
(spastis, hiperrefleks, refleks patologis, dan klonus).
 Adanya ruam atau lesi kulit lainnya, serta limfadenopati atau
hepatomegali mungkin merupakan petunjuk untuk definisi etiologi
ensefalitis.
 Tanda ensefalitis yang dimediasi autoantibodi meliputi tidak adanya
demam, perkembangan subakut, gangguan kejiwaan dan kognitif
yang menonjol, dan gangguan gerakan.
Pemeriksaan Penunjang

Pungsi CT-scan/ EEG


Lumbal MRI

Pemeriksaan CSF bisa normal atau menunjukkan gambaran  Gambaran EEG memperlihatkan
menunjukkan abnormalitas ringan sampai edema otak baik umum proses inflamasi yang difus
sedang maupun fokal (aktivitas lambat bilateral).
Tata Laksana Terapi suportif berupa tata laksana hiperpireksia,
keseimbangan cairan dan elektrolit, peningkatan
tekanan intrakranial, serta tatalaksana kejang.

Peningkatan Tekanan Intrakranial


Kejang  deksametason 1 mg/kgBB/kali
diazepam 0,3-0,5 mg/kgBB IV dilanjutkan dengan pemberian
perlahan-lahan dengan kecepatan 1- 0,25-0,5 mg/kgBB/hari
2 mg/menit atau dalam waktu 3-5  manitol 0,5-1 g/kg/kali atau
menit, dengan dosis maksimal 20 furosemid 1 mg/kg/kali.
mg.
Suspek Ensefalitis
Hiperpireksia asiklovir intravena empiris (20
Paracetamol 10 mg/kgBB mg/kg/dosis setiap 8 jam untuk
dan kompres dingin usia <3 bulan dan 10 mg/kg/dosis
setiap 8 jam untuk usia >3 bulan.
Gambaran klinis suspek ensefalitis
Nilai ABCD
Kontraindikasi klinis untuk dilakukan pungsi lumbal ?
YES Jika ditunda (>6 jam) diharapkan :
NO CT segera mulai Asiklovir IV sementara hasil
Jika ditunda (>6 jam) diharapkan : mulai
Asiklovir IV sementara hasil menunggu menunggu
NO
Kontraindikasi radiologis untuk
YES
pungsi lumbal segera
Pungsi lumbal Tinjau setiap 24 jam : ? LP
Ulangi pungsi lumbal NO Temuan CSS menunjukkan YES Asiklovir IV
setelah 24-48 jam ensefalitis ?

Neuro-imaging jika belum dilakukan (Idealnya MRI <24-48 jam)


Ensefalitis HSV/VZV dikonfirmasi Diagnosis alternatif

Imunosupresi ? Atau usia 3 bulan – 12 tahun? Melibatkan tim neurologi


NO YES dan penyakit infeksi
Asiklovir IV 14 hari Asiklovir IV 21 hari

Ulangi pungsi lumbal


NO YES
PCR positif ?
Stop asiklovir Asiklovir IV 7 hari Algoritma Manajemen Pasien Dugaan
Ensefalitis
Prognosis
01. tingkat kematian kurang dari 10%,

02. tetapi lebih dari 50% dari pasien ini harus


memiliki gejala sisa neurologis dan perilaku yang
signifikan.

Penanda keparahan penyakit, seperti koma,


perawatan di ICU, ventilasi mekanis, dan tinggal di
03. rumah sakit yang lebih lama, dikaitkan dengan
gejala sisa yang lebih parah dan kematian yang
lebih tinggi.
Komplikasi

infark serebral trombosis vena


serebral

peningkatan tekanan pneumonia


intrakranial aspirasi
Komplikasi ....
perdarahan saluran sindrom sekresi
cerna bagian atas hormon antidiuretik
yang tidak sesuai

infeksi saluran kemih DIC (disseminated


intravascular
coagulopathy)
Pencegahan

Vaksinasi
Vaksinasi terhadap virus polio, campak, Wisatawan harus dievaluasi kelayakannya
gondong, influenza musiman, dan untuk menerima imunisasi terhadap
pertusis direkomendasikan sebagai penyakit endemik yang dapat dicegah
bagian dari rangkaian imunisasi pada dengan vaksin yang berhubungan dengan
anak dan kemungkinan memberikan ensefalitis di wilayah tempat bepergian
perlindungan terhadap ensefalitis yang (mis. Virus Japanese ensefalitis, virus
terkait dengan patogen ini rabies, enterovirus
Thank You!
CONTOH KASUS
ENSEFALITIS
IDENTITAS
 Nama : An. M
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Umur : 1 tahun 6 bulan
 Agama : Islam
 Alamat : Jalan Blok dukuh No.29 RT 13 RW 10
Kel.Cibubur Jakarta
 No RM : 1165050
Nama ayah : Tn. L Nama Ibu : Ny. T

Usia : 38 tahun Usia : 36 tahun


Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Cibubur Alamat : Cibubur
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : IRT
ANAMNESIS

Alloanamnesa dengan orangtua pasien

Keluhan Utama
Penurunan kesadaran
Keluhan tambahan

kejang, demam, batuk, pilek


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien dibawa ke RSUD Pasar Rebo membawa rujukan dari Puskesmas Ciracas dengan
penurunan kesadaran sejak 3 jam SMRS. Keluhan lain adalah demam, batuk, dan pilek.
Orang tua pasien mengatakan sudah terdapat peningkatan suhu pada tubuh anaknya
sejak 1 minggu yang lalu. Namun peningkatan suhu dirasakan tidak terlalu tinggi. Selain itu
pasien sering mengalami batuk pilek berulang. Dikatakan oleh ibu pasien bahwa anaknya sudah
satu bulan ini lebih sulit makan. Selain itu, pasien menjadi lebih terlihat gelisah dan rewel. Pada
tengah malam pasien tiba-tiba terbangun dan menangis.
Pada jam 2 pagi hari orang tua mengatakan anaknya demam disertai kejang saat sedang
tidur dan tiba-tiba badan anaknya bergetar dan menumpahkan susu yang baru diminumnya.
Ketika kejang tubuh anaknya menjadi kaku, matanya mendelik ke atas dan mulutnya seperti
menggigit. Lama kejang dirasakan antara 2-3 menit. Setelah itu orang tua pasien membawa
pasien kepuskesmas dan diberikan infus NaCl serta obat penurun panas dan anti kejang. Karena
tidak sadarkan diri, pasien dibawa ke IGD RSUD Pasar Rebo
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

 Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara, kakak


pasien pernah mengalami kejang yang disertai demam namun
langsung sadarkan diri. Orang tua serta kakek nenek juga tidak
ada memiliki riwayat TB atau pengobatan 6 bulan. Ayah pasien
merupakan seorang perokok.
RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN
RIWAYAT IMUNISASI
RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
RIWAYAT NUTRISI
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Tampak sakit berat
2. Kesadaran : Stupor GCS 6(E1M3V2)
3. Tanda vital
Frekuensi nadi : 145x/menit, teratur, nadi lemah,
Frekuensi napas : 38x/menit
Suhu : 37,3 derajat celicius
4. Kulit : Turgor baik, CRT >2 detik
5. Kepala : Lingkar kepala 46 c, rambut hitam
merata, tidak mudah dicabut
6. Mata : Refleks cahaya (+/+), pupil bulat isokor
Ø3mm
Conjugtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
7. Leher : dalam batas normal tidak terdapat
pembesaran KGB
8. Telinga : sulit dinilai
9. Hidung : normotia, secret (-), hiperemis (-)
10. Tenggorokan : sulit dinilai
11. Mulut : mukosa bibir kering, sianosis tidak ada
12. Jantung
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
palpasi : iktus cordis teraba di sela iga V midklavikula kiri
Perkusi : - batas atas jantung di sela iga 3 garis sternal kiri
- batas kanan jantung di sela iga 4 garis sternal
kanan
- batas kiri jantung di sela iga 4 garis midklavikula
kiri
Auakultasi : bunyi jantung I – II regular, tidak ada mur-mur,
tidak ada gallop
13. Paru
Inspeksi : Gerak simetris atau statis dan dinamis
Palpasi : Simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, wheezing tidak ada, rhonki
tidak ada
14. Abdomen
Inspeksi : Datar, tidak ada massa
Auskultasi : Bising usus positif normal
Palpasi : Supel, hepar tidak teraba, Lien tidak teraba, nyeri
tekan +, turgor baik
15. Ekskremitas : edema (-), spasme (-), akral dingin, tidak ada
deformitas
16. Tanda rangsang meningeal
kaku kuduk : negatif
Brudzinki I : negatif
Brudzinki II : negatif
Diagnosis kerja:
- Ensefalitis Diagnosis banding:
- Hipoglikemia - Meningitis
- Hiponatremi - Meningoensefalitis
- Hipokalemi - Kejang demam
- anemia
Thank You

Anda mungkin juga menyukai