Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN KASUS

TONSILLITIS
Ajeng Tri Septiani (2008730048)
Pembimbing : dr. Sondang Berlian Rosalind Silalahi,
SpTHT, MARS

Rumah Sakit Umum Daerah

Anamnesis
An. H, 2.5 tahun
KU : Benjolan 1 buah di leher bawah 1 mgg yl
benjolan 0.5 cm, terlihat hanya saat bicara
Pilek 2 hr, ingus putih encer berbau
Demam, batuk, Nyeri menelan, napas berbau,
nyeri telinga, sakit gigi dan sakit kepala disangkal
Nafsu makan menurun

RPD :
Disangkal

RPK :
Disangkal

R.
Pengobatan
R. Alergi :
: Belum
Disangkal
pernah
diobati R.
Psikososial :
Suka
minum es,
makan

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : CM

Tanda
tanda
vital

BB : 12 Kg
Suhu : 36 oC
Nadi : 80
x/menit
Pernapasan :
20

Status Generalis

Kepala : Normocephal, rambut hitam,


distribusi
merata
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik
(-/-), pupil isokor (+/+)
THT : Lihat status lokalis
Leher : Lihat status lokalis

Paru paru
I : Dada simetris (+/+), retraksi sela iga
(-/-)
P : Vokal fremitus dx= sx
P : Sonor seluruh lapang paru
A : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheez (-/-)
Jantung

I : IC tidak terlihat
P : IC teraba di ICS V linea mid clavicula sx
P : Batas jantung dbn
A : BJ I&II murni, regular (+), murmur (-),
gallop (-)

Abdomen
I : Datar, distensi abdomen (-), defans
muskular (-)
P : Supel, hepatomegali (-),
splenomegali (-)
P : Timpani seluruh kuadran abdomen
A : Bising usus (+) normal
Ekstremitas
Atas : Akral hangat (+/+), edema (-/-),
RCT < 2 dtk, sianosis (-/-)
Bawah : Akral hangat (+/+), edema (-/-),
RCT < 2 dtk, sianosis (-/-)

Aurikula : Normotia
Retroaurikuler : Tenang
MAE : Mukosa tenang (+/
+), serumen (-/-)
MT : Intak (+/+), refeks
cahaya (+/+)

ADS

Status Lokalis

Tes Garputala
Tes Rinne : +/+
Tes Weber :
lateralisasi
Tes Schwabach :
Sama dengan
pemeriksa

Pemeriksaan luar :
Normonasi, deviasi septum
(-), NT sinus paranasal (-/-)
Rinoskopi anterior :
mukosa tenang (+/+),
epistaksis (-/-), sekret (-/-),
polip (-/-), konka hiperemis
(-/-), konka udem (-/-)
Pasase udara : kanan =
kiri

Hidung
& Sinus
paranas
al

NP : Rinoskopi posterior
tidak dilakukan
OP : Mukosa faring
hiperemis (+), deviasi
uvula (-), tonsil T IIa/T IIb
hiperemis, perlengketan
(-), kripta melebar (+),
karies gigi (-)
LP : Laringoskopi indirect
tidak dilakukan

Tenggorok
an

Maksilofasialis
N I : Normosmia
N II : Visus normal, lapang
pandang normal
N III, IV, VI : Ptosis (-/-), strabismus
(-/-), exopthalmus (-/-), pupil isokor
(+/+) bulat, RC (+/+), gerak mata
lateral, medial, atas bawah, atas
lateral, bawah medial, atas medial,
bawah lateral (+/+)
N V : Deviasi rahang bawah (-),

Maksilofasialis
N VII : Wajah simetris (+), kerutan dahi
dan sudut mulut simetris (+),
mengangkat alis simetris (+)
N VIII : Tes Rinne (+/+), tes Weber tidak
ada lateralisasi, tes Schwabach sama
dengan pemeriksa
N IX, X : Refeks muntah (+), deviasi
uvula (-)
N XI : Angkat bahu (+/+), otot
sternokleidomastoideus normal (+/+)
N XII : Atrofi lidah (-), tremor lidah (-),

Pembesaran KGB
di daerah
suprasternalis,1
buah, 0,5 cm,
permukaan rata,
nyeri tekan (-),
mobilisasi (+),
konsistensi lunak
(+)

KGB
Lehe
r

DD/
Tonsillitis kronik hipertrophik + observasi
massa suprasternal
Hipertrofi adenoid + observasi massa
suprasternal

WD/
Tonsillitis kronik hipertrophik + observasi
massa suprasternal

Terapi
R/ Klindamicin 300 mg no. XV
2dd tab I
R/ syr Dexametason f no. I
3dd cth I
R/ pronalges E 100 mg tab no. XV
2dd tab I
R/ Ro STL
R/ Tonsilektomi

ANATOMI DAN FISIOLOGI


TENGGOROKAN

Rongga mulut : Depan batas bebas


palatum mole, arkus faringeus anterior
dan dasar lidah
NP : Dasar tengkorak sampai batas
palatum mole
OP : Batas palatum mole sampai batas
epligotis

Laring

Rima Glottis

Pengunyahan
makanan

Gerakan lidah
dibantu oleh
konstriktor
faringis media
dan superior

Bolus dibawa
melalui
introitus
esofagus

Elevasi lidah
dan palatum
mole

Otot laringis
intrinsik
kontraksi
(cegah aspirasi)

Peristaltik

Bolus ke
orofaring

Hipofaring dn
sinus piriformis
terbuka

Masuk ke
lambung

Otot suprahioid
kontraksi

Elevasi tulang
hioid dan laring

Stadium respirasi : Kedua korda


vokalis ditarik kelateral o/ muskulus
golongan abductor rima glottis
terbuka
Stadium fonasi : Korda vokalis
digerakkan kemedial o/ muskulus
golongan adductor rima glots
menutup

TONSILLITIS

27

DEFINISI
Tonsillitis infamasi
pada tonsila palatine,
disebabkan oleh infeki
virus atau bakteri yang
merupakan bagian dari
cincin Waldeyer.

Patofisiologi
28

Bakteri dan
virus

antibody
terhadap
infeksi yang
akan datang.

tubuh

sistem
kekebalan
tubuh

hidung / mulut,
tonsil

filter
menyelimuti
organisme
berbahaya
dengan sel-sel
darah putih

Bila fungsi
pertahanan

Tonsillitis

Tonsillitis

Membranos
a

Akut

Viral

Bakterial

Tonsillitis
difteri

Tonsillitis
septik

Angina
plaut
vincent

Kronik

Penyakit
kelainan
darah

Tonsillitis akut
Gejala menyerupai common
cold
Nyeri tenggorok
Etiologi : Epstein Barr
H. Influinzae Tonsillitis akut
supuratif
Coxchakie luka pada
palatum, tonsil sangat nyeri
Terapi : istirahat, minum
cukup, analgetik, antivirus bl
gejala berat

Tonsillitis
viral

Tonsillitis
bakterial
Etiologi : Streptokokus viridan, Streptokokus

piogenes
Detritus
Inkubasi 2-4 hari
Nyeri tenggorok, nyeri menelan
Demam tinggi, lesu, nyeri sendi, otalgia, nafsu
makan
PF : Tonsil bengkak, hiperemis, detritus folikel, KGB
submandibula bengkak dan nyeri tekan
Terapi : Ab spektrum luas, antipiretik, obat kumur
desinfektan
Komplikasi : OMA, sinusitis, abses peritonsil, dll

Tonsillitis membranosa
Tonsillitis
difteri
Etiologi : Coryne bacterium diphteriae
Titer antitoksin 0.03 satuan /cc darah
memberi imunitas
Sering terjadi pada usia < 10 tahun
Gejala : (umum) subfebris, nyeri kepala,
nafsu makan , lemas, nyeri telan, (lokal)
tonsil membengkak, ditutupi membran
semu, (eksotoksin) miokarditis, kelumpuhan
otot palatum dan pernapasan, albuminuria

Tonsillitis
difteri
Diagnosis : gambaran klinik, pemeriksaan
preparat langsusng
Terapi :
Bed rest 2-3 mgg
Anti Difteri Serum (ADS) 20.000100.000 unit
AB spektrum luas 25-50 mg/Kgbb 3x1,
2 minggu
Kortikosteroid 1,2 mg/Kg BB
Antipiretik

Tonsillitis septik Streptokokus


hemolitikus

Angina Plaut Vincent (Stomatitis ulsero


membranosa)

Etiologi : Bakteri spirochaeta, triponema


Gejala : demem (39oC), sakit kepala, lemas,
hipersalivasi, gigi dan gusi mudah berdarah
PF : mukosa mulut dan faring hiperemis, tdpt
membran putih keabuan di atas tonsil, uvula,
dinding faring, gusi, mulut bau, KGB
submandibula membesar
Terapi : Ab spektrum luas 1 mgg
Penyakit kelainan darah Leukemia akut,
mononukleosis

Tonsillitis kronis
Rokok
Beberapa jenis makanan
Higiene mulut yg buruk
Cuaca
Kelelahan fisik
Terapi Tonsillitis akut yg tidak adekuat
Kuman penyebab = Tonsillitis akut gram (-)

Patofisiologi
Peradangan
berulang

perlengketa
n

Epitel
mukosa dan
jar. Limfoid
terkikis

Menembus
kapsul
tonsil

Jaringan
parut

Kripta
melebar
dgn detritus

Tonsil
membesar
,
permukaa
n tidak
rata

Napas bau

Mengganj
al di
tenggorok

Kriptus
melebar

Gejal
a
klinis
Detritus

Terapi : higiene mulut dgn obat


kumur/obat isap
Komplikasi : rinitis kronik, sinusitis,
otitis media, endokarditis, artritis,
miositis, nefritis
Infeksi berulang/ kronik, kecurigaan
neoplasma Tonsilektomi

Indikasi Tonsilektomi
Indikasi absolute.
Timbulnya kor pulmonale karena obstruksi jalan napas
yang kronis
Hipertrofi tonsil atau adenoid dengan sindroma apnea
waktu tidur
Hipertrofi berlebihan yang menyebabkan disfagia dengan
penurunan berat badan penyerta.
Biopsi eksisi yang dicurigai keganasan (limfoma)
Abses peritonsilaris berulang atau abses yang meluas
pada ruang jaringan sekitarnya.

Tonsilitis kronis
41

Etiologi
Bakteri tonsillitis kronis = tonsillitis akut ,
terkadang
bakteri
berubah
menjadi
bakteri golongan Gram negatif.

42

Faktor predisposisi
a. Hygiene mulut yang buruk
b. pengobatan tonsillitis akut yang tidak
adekuat
c. rangsangan kronik karena rokok
maupun makanan.

Patofisiologi
43

Proses radang berulang epitel mukosa


dan jaringan limfoid terkikis proses
penyembuhan jaringan limfoid diganti
dengan jaringan parut.
Jaringan mengerut ruang antara
kelompok melebar detritus,
Proses ini meluas menembus kapsul
perlekatan dengan jaringan sekitar fosa
tonsilaris.

44

Terapi
Terapi mulut (terapi lokal) ditujukan
kepada hygiene mulut dengan berkumur
atau obat isap.
Pemeriksaan penunjang
Kultur dan uji resistensi kuman dari sedian
apus tonsil.

Komplikasi
45

Radang
kronik
tonsil
komplikasi
ke
daerah
sekitarnya : rhinitis kronis,
sinusitis atau otitis media
secara
perkontinuitatum,
endokarditis,
arthritis,
miositis,
nefritis,
uveitis,
iridosiklitus,
dermatitis,
pruritus,
urtikaria,
dan
furunkulosis.

46

Tonsilektomi dilakukan bila terjadi


infeksi yang berulang atau kronik,
gejala sumbatan serta kecurigaan
neoplasma

INDIKASI TONSILEKTOMI
47

Indikasi absolute.
Timbulnya kor pulmonale karena obstruksi
jalan napas yang kronis

Hipertrofi tonsil atau adenoid dengan


sindroma apnea waktu tidur

Hipertrofi berlebihan yang menyebabkan


disfagia dengan penurunan berat badan
penyerta.

Biopsi eksisi yang dicurigai keganasan


(limfoma)

Abses peritonsilaris berulang atau abses


yang meluas pada ruang jaringan sekitarnya.

Indikasi Relatif

48

Serangan tonsillitis lebih dari 3 kali per tahun


walaupun telah mendapatkan terapi yang
adekuat.
Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak
membaik dengan pemberian terapi medis
Tonsilitis kronik atau berulang pada karier
streptococcus hemoliticus yang tidak
membaik dengan pemberian antibiotik laktamase resisten

Kontraindikasi

49

Infeksi pernapasan bagian atas yang berulang


Infeksi sistemik atau kronis
Demam yang tidak diketahui penyebabnya
Pembesaran tonsil tanpa gejala gejala obstruksi
Rinitis alergika
Asma
Diskarsia darah
Ketidakmampuan yang umum atau kegagalan untuk tumbuh
Tonus otot yang lemah
Sinusitis

Indikasi tonsilektomi yang dapat diterima pada anak


anak :

50

Serangan tonsillitis berulang yang tercatat (walaupun telah


diberikan penatalaksanaan medis yang adekuat).
Tonsilitis yang berhubungan dengan biakan streptokokus
menetap dan patogenik (keadaan karier).
Hiperplasia tonsil dengan obstruksi fungsional (misalnya,
penelanan)
Hiperplasia dan obstruksi yang menetap enam bulan
setelah infeksi mononucleosis (biasanya pada dewasa
muda).

51

Riwayat demam reumatik dengan kerusakan jantung yang


berhubungan dengan tonsillitis rekurens kronis dan
pengendalian antibiotic yang buruk.

Radang tonsil kronis menetap yang tidak memberikan


respons terhadap penatalaksanaan medis (biasanya
dewasa muda).

Hipertrofi tonsil dan adenoid yang berhubungan dengan


abnormalitas orofasial dan gigi geligi yang menyempitkan
jalan napas bagian atas.

Tonsillitis berulang atau kronis yang berhubungan dengan


adenopati servikal persisten.

HIPERTROFI ADENOID
52

Adenoid adalah massa yang terdiri dari


jaringan limfoid yang terletak pada
dinding posterior nasofaring, termasuk
dalam rangkaian cincin Waldeyer

53

Bila sering terjadi infeksi saluran napas


bagian atas maka dapat terjadi hipertrofi
adenoid.
Hipertrofi
sumbatan
koana
dan
sumbatan tuba Eustachius, gangguan
tidur, tidur ngorok, retardasi mental dan
pertumbuhan fisik berkurang.

54

Akibat sumbatan koana bernapas melalui mulut


sehingga terjadi :
(a) fasies adenoid yaitu tampak hidung kecil, gigi
insisivus ke depan (prominen), arkus faring tinggi yang
menyebabkan kesan wajah pasien tampak seperti orang
bodoh,

55

(b) Faringitis dan bronchitis,


(c) gangguan ventilasi dan drainase sinus
paranasal sehingga menimbulkan sinusitis
kronik.

Terapi
Pada hipertrofi adenoid dilakukan terapi
bedah adenoidektomi dengan cara
kuretase memakai adenotom.

Indikasi adenoidektomi

Sumbatan
a. Hiperplasia tonsil dengan sumbatan jalan nafas
b. Gangguan menelan
c. Gangguan berbicara

Infeksi
2.1)

Infeksi telinga tengah berulang

2.2)

Rinitis dan sinusitis yang kronis

2.3)

Peritonsiler abses

2.4)
Tonsilitis kronis dengan gejala nyeri tenggorok
yang menetap

Kecurigaan adanya tumor jinak atau ganas

56

Komplikasi
57

a. Komplikasi tindakan adenoidektomi


adalah
perdarahan
bila
pengerokan
adenoid
kurang
bersih.
b. Bila terlalu ke lateral maka torus
tubarius
akan
rusak
dan
dapat
mengakibatkan oklusi tuba Eustachius dan
akan timbul tuli konduktif.

Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai