Anda di halaman 1dari 46

Case Report session

Tonsilitis
Zehan Afifa Yusran

Preseptor : dr. Puti Alia Saus, Sp.THT-KL(K)


PENDAHULUAN
latar belakang
● Tonsilitis → inflamasi tonsil palatina  dapat meluas
ke tonsil faringeal dan lingual, bagian dari cincin
Waldeyer.
● 80% kasus → disebabkan infeksi virus
● Diagnosis → anamnesis dan pemeriksaan fisik 
menentukan jenis tonsillitis dan kemungkinan
penyebab.
● Penatalaksanaan → terapi suportif, medikamentosa
dan pembedahan.
● Terapi adekuat  mengurangi komplikasi supuratif
atau nonsupuratif
tINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Tonsil
Anatomi Tonsil
Fisiologi Tonsil

Sel M > Sel T


&B>
proliferasi
Jaringan menangkap
Imunoglobulin germinal tonsil
limfatik utama antigen >pematangan
sel B memori >
imunoglobulin
DEFINISI TONSILITIS
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin
Waldeyer.

Cincin Waldeyer terdiri atas:

● Tonsil faringeal (adenoid),


● Tonsil palatina (tonsil faucial),
● Tonsil lingual (tonsil pangkal lidah),
● Tonsil tuba Eustachius (lateral band
dinding taring / Gerlach's tonsil)
EPIDEMIOLOGI TONSILITIS
Global
● Tonsilitis :
 anak-anak ↑
 usia < 2 tahun ↓
 orang tua usia > 40 tahun ↓
● Eropa
 11% / populasi
 komplikasi abses peritonsillar ↑ (pada anak-anak ↑, puncaknya masa
remaja)
● Indonesia
 data tidak ada, hanya data ISPA.
 5 provinsi ISPA ↑ → NTT(41,7%), Papua (31,1%), Aceh (30,0%),
NTB(28,3%) dan Jawa Timur (28,3%).
 Kelompok umur ISPA tertinggi → 1-4 tahun
 Kejadian laki-laki = perempuan.
Patogenesis dan
etiologi
Tonsilitis akut
Tonsilitis • EBV : penyebab tersering
• Hemofilus influenzae  tonsilitis akut supuratif

viral
• Infeksi virus coxschakie  luka-luka kecil pada
palatum dan tonsil, sangat nyeri

Tonsilitis • Streptokokus B hemolitikus grup A (strept


throat) : penyebab tersering
• Pneumokokus, Streptokokus viridian dan
bakterial piogenes
DIAGNOSIS
diagnosis

Anamnesis

Pemeriksaan fisik :
menggunakan spatula lidah
• Menilai warna, besar, pelebaran
muara kripte, ada tidaknya detritus,
nyeri tekan dan hiperemis pada arkus
anterior
Pemeriksaan penunjang :
laboratorium
Diagnosis tonsilitis akut
Tonsilitis Viral
• Gejala : menyerupai commond cold, nyeri tenggorok
• Pemeriksaan rongga mulut : luka-luka kecil pada palatum dan tonsil, sangat nyeri

Tonsilitis Bakterial
• Gejala : nyeri tenggorok, nyeri menelan, demam, lesu, nyeri sendi, tidak napsu makan dan otalgia
• Pemeriksaan : tonsil membengkak, hiperemis dan terdapat detritus berbentuk folikel, lacuna tertutup
membran semu, kelenjar submandibular membengkak dan nyeri
DIAGNOSIS
BANDING
Diagnosis BANDING

Tonsilitis Kronik
• Gejala : Rasa mengganjal
dan kering ditenggorok,
napas bau
• Pemeriksaan : tampak tonsil
membesar dengan
permukaan tidak rata, kriptus
melebar, dan beberapa kripti
terisi oleh detritus.
Diagnosis banding
Epiglotitis
• Gejala : muffled voice, mengeluarkan air liur dan sulit
bernapas, stridor
Abses Peritonsilar (Quincy)
• Gejala: trismus, muffled voice, uvula deviasi, hipertrofi
dan deviasi tonsil dan pembengkakan daerah peritonsillar.
Diagnosis ditegakan dengan pemeriksaan fisik dan
aspirasi jarum berisi pus
Abses retrofaringeal
• Gejala : trismus (+) atau pembengkakan pada leher,
disfagia, leher kaku, dan stridor. Pemeriksaan penunjang:
↑ protein c-reaktif
TATA LAKSANA
TATALAKSANA (TONSILITIS AKUT)

Tonsilitis Viral
• lstirahat, minum cukup, analgetika, dan antivirus diberikan
jika gejala berat.
Tonsilitis Bakterial
• Antibiotika spektrum luas : amoxcicilin, eritromisin.
• Antipiretik dan obat kumur yang mengandung desinfektan.
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI
TONSILITIS

Tonsilitis Akut

Abses Peritonsilar Abses Retrofaringeal Abses Parafaring Demam reumatik Akut


KOMPLIKASI
Abses Peritonsilar (Quinsy)
• Tonsilitis akut  selulitis difusa daerah tonsil 
meluas ke palatum mole  abses peritonsil.
• Bakteri : group A beta-hemolytic streptococcus
(GABHS)
• Manifestasi klinis : nyeri alih ke telinga pada sisi
yang terkena, hipersalivasi, trismus, disfagia,
artikulasi terganggu.
• Pemeriksaan fisik : bengkak peritonsilaris yang
luas, mendorong uvula & tonsil melewati garis
tengah, edema palatum mole, limfadenopati
servikal.
• Tata laksana definitif : drainase (teknik aspirasi
jarum atau teknik insisi), antibiotik
KOMPLIKASI

Abses Retrofaringeal
• Jarang terjadi
• >> bayi dan anak usia < 5 tahun.
• Infeksi sudah masuk ke dalam
jaringan limfoid antara dinding
faring posterior dan fasia
prevertebralis  Abses
retrofaringeal
• Mengganggu jalan napas.
KOMPLIKASI

Abses Parafaringeal
• Manifestasi klinis : trismus
derajat berat dan
mengganggu patensi jalan
napas.
• Secara progresif 
terjadinya deep neck
space sepsis, mediastinitis
dan sepsis retroperitoneal.
KOMPLIKASI
Demam Reumatik
Akut
• GABHS
• Peradangan meluas ke
seluruh tubuh  jantung,
persendian, otak, dan kulit.
• Manifestasi klinis : nyeri
sendi, ruam-ruam, gejala
gagal jantung kongestif dan
gerakan-gerakan tubuh yang
tersentak-sentak (chorea).
KOMPLIKASI

Glomerulonefritis
Akut
• Penyakit ginjal setelah
infeksi tenggorokan
atau kulit disebabkan
oleh bakteri GABHS
• >> pada anak-anak.
KOMPLIKASI
Lemierres Syndrome
• Jarang terjadi, berpotensi
fatal
• Septic thrombophlebitis pada
vena jugularis interna.
• Organisme penyebab :
fusiform bacillus
• Manifestasi klinis : nyeri leher
hebat, septikemia, adanya
infeksi pada saluran
aerodigestif bagian atas yang
berkepanjangan serta
sekunder terhadap infeksi
timpanomastoid.
KOMPLIKASI

Hipertrofi tonsil  pasien bernapas melalui mulut, tidur


mendengkur (ngorok), gangguan tidur karena terjadinya sleep
apnea yang dikenal sebagai Obstructive Sleep Apnea
Syndrome (OSAS).
PROGNOSIS
Prognosis
Tonsilitis virus : sembuh dalam 7-10 hari

Tonsilitis bakteri dengan terapi antibiotik sesuai : membaik dalam 24-


48 jam.

Tonsilitis berulang  morbiditas meningkat

Komplikasi (>> abses peritonsilar)  mortalitas meningkat.


LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. AFR
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pelajar
Alamat :
Payakumbuh
Status : Belum
Menikah
Agama : Islam
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Sulit menelan sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang :
 Sulit menelan sejak 2 minggu  Nafas berbau tidak ada.
sebelum masuk rumah sakit.  Sesak nafas tidak ada
 Nyeri tenggorok ada.  Terbangun malam hari karena sesak
 Nyeri menelan ada. nafas tidak ada.
 Rasa mengganjal di tenggorok  Riwayat hidung tersumbat tidak ada.
ada.
 Riwayat suara serak tidak ada.
 Riwayat gigi berlubang ada
namun sudah ditambal  Riwayat cairan/dahak mengalir ke
 Riwayat air liur menumpuk dalam kerongkongan tidak ada.
rongga mulut ada  Penurunan pendengaran tidak ada.
 Riwayat tidur mendengkur ada
 Riwayat keluar cairan dari telinga
 Riwayat batuk dan pilek tidak ada
tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu
 Pasien belum pernah mengeluhkan keluhan yang sama sebelumnya.
 Pasien tidak ada riwayat asma ataupun alergi.
 Pasien tidak ada riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung
ataupun riwayat keganasan.

Riwayat Penyakit Keluarga


 Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang sama
 Tidak ada riwayat asma ataupun alergi.
 Tidak ada riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung
ataupun riwayat keganasan.

Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi dan Kebiasaan


 Pasien merupakan seorang pelajar dengan aktivitas ringan-sedang.
 Pasien tidak merokok ataupun mengonsumsi alkohol.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis kooperatif
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi nadi : 85 x/menit
Suhu : 36,5°C
Pernapasan : 19x/menit

Pemeriksaan Sistemik
● Kepala : Normocephal
● Kulit : Turgor baik
● Leher : Pembesaran KGB (-)
● Mata
 Konjungtiva : Anemis (-/-)
 Sklera : Ikterik (-/-)
● Toraks : Dalam batas normal.
● Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT <2 s.
● Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan.
STATUS LOKALIS THT
Telinga
● AD: Kelainan kongenital tidak ada, tanda-tanda radang tidak
ada, nyeri tekan tragus tidak ada, nyeri tarik pinna tidak ada,
nyeri ketok mastoid tidak ada.
● Otoskopi: Liang telinga lapang, MT utuh, refleks cahaya
positif, sekret tidak ada.
● AS: Kelainan kongenital tidak ada, tanda-tanda radang tidak
ada, nyeri tekan tragus tidak ada, nyeri tarik pinna tidak ada,
nyeri ketok mastoid tidak ada.
● Otoskopi Liang telinga lapang, MT utuh, refleks cahaya
positif, sekret tidak ada.
● Mastoid ADS: Tanda radang tidak ada, fistel tidak ada,
sikatrik tidak ada, nyeri ketok tidak ada, nyeri tekan tidak
ada.
Hidung
● Hidung luar: Deformitas tidak ada, kelainan kongenital tidak ada, trauma
tidak ada, radang tidak ada, massa tidak ada.
● Sinus Paranasal: Deformitas tidak ada, nyeri tekan tidak ada, nyeri ketok
tidak ada.
● Rinoskopi anterior:
 KND: vibrise (+), kavum nasal cukup lapang, sekret (-), konka inferior
eutrofi, permukaan licin, edema (-), konka media eutrofi, permukaan
licin, edema (-), septum deviasi (-), massa (-).
 KNS: vibrise (+), kavum nasal cukup lapang, sekret (-), konka inferior
eutrofi, permukaan licin, edema (-), konka media eutrofi, permukaan
licin, edema (-), septum deviasi (-), massa (-).
● Rinoskopi posterior : sulit dinilai.
Tenggorokan
● Arkus faring simetris
● Uvula ditengah
● Tonsil T2-T2 tenang
● Kripta normal
● Detritus (-)
● Dinding posterior faring tenang

Laringoskopi Indirek
Sulit dinilai.

Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening


 Inspeksi : tidak terlihat pembesaran KGB leher, tidak ada tanda
radang.
 Palpasi : Tidak teraba pembesaran KGB leher, nyeri tekan tidak
ada.
Diagnosis Utama
Tonsilitis akut.

Pemeriksaan Anjuran:
- Pemeriksaan darah lengkap
- Rontgen thoraks

Terapi Anjuran :
Pro tonsilektomi.
Prognosis:
- Quo ad Vitam : bonam
- Quo ad Sanam : bonam

Nasehat:
- Menjaga kebersihan mulut
- Menjelaskan perjalanan penyakit dan kompikasinya.
- Menjelaskan rencana pengobatan, indikasi dan komplikasi.
Diskusi
Seorang perempuan usia 18 tahun datang dengan keluhan sulit
menelan sejak 2 minggu. Dari pemeriksaan fisik ditemukan pembesaran
tonsil dengan ukuran T2-T2 yang menurut kriteria Brodsky yakni tonsil
mengisi >50% lebar orofaring.1 Ukuran tonsil membesar akibat
hiperplasia parenkim atau degenerasi fibroid. Pada tonsil ditemukan
adanya muara kripti melebar.
Dari teori didapatkan pada tonsilitis akut akibat infeksi virus, gejala
yang timbul menyerupai common cold dan disertai nyeri tenggorok.
Infeksi bakteri yang ditandai dengan nyeri menelan, pembengkakan dan
demam tinggi yang onsetnya cepat atau berlangsung dalam waktu jam,
hari, hingga minggu.
Pada pemeriksaan fisik tonsilitis akut umumnya didapatkan tonsil yang
membesar dengan berbagai ukuran. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisik dapat disimpulkan diagnosa pada pasien ini adalah tonsilitis akut.
Penyebab timbulnya tonsilitis akut adalah virus dan bakteri. Tonsilitis
bakterial supurativa akut paling sering dihubungkan dengan Grup A
Streptococcus beta hemolitikus. Lebih kurang 30-40% tonsilitis akut
disebabkan oleh Streptococcus beta hemolitikus.
Penatalaksanaaan tonsilitis akut yang disebabkan virus dengan terapi
simtomatik dan istirahat yang cukup. Untuk tonsilitis bakterial diberikan
antibiotika spektrum luas seperti penisilin, eritromisin. Antipiretik dan obat
kumur yang mengandung desinfektan. Tonsilektomi dilakukan bila terjadi
infeksi yang berulang atau kronik, gejala sumbatan serta kecurigaan
neoplasma.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai