Tonsilitis
Zehan Afifa Yusran
viral
• Infeksi virus coxschakie luka-luka kecil pada
palatum dan tonsil, sangat nyeri
Anamnesis
Pemeriksaan fisik :
menggunakan spatula lidah
• Menilai warna, besar, pelebaran
muara kripte, ada tidaknya detritus,
nyeri tekan dan hiperemis pada arkus
anterior
Pemeriksaan penunjang :
laboratorium
Diagnosis tonsilitis akut
Tonsilitis Viral
• Gejala : menyerupai commond cold, nyeri tenggorok
• Pemeriksaan rongga mulut : luka-luka kecil pada palatum dan tonsil, sangat nyeri
Tonsilitis Bakterial
• Gejala : nyeri tenggorok, nyeri menelan, demam, lesu, nyeri sendi, tidak napsu makan dan otalgia
• Pemeriksaan : tonsil membengkak, hiperemis dan terdapat detritus berbentuk folikel, lacuna tertutup
membran semu, kelenjar submandibular membengkak dan nyeri
DIAGNOSIS
BANDING
Diagnosis BANDING
Tonsilitis Kronik
• Gejala : Rasa mengganjal
dan kering ditenggorok,
napas bau
• Pemeriksaan : tampak tonsil
membesar dengan
permukaan tidak rata, kriptus
melebar, dan beberapa kripti
terisi oleh detritus.
Diagnosis banding
Epiglotitis
• Gejala : muffled voice, mengeluarkan air liur dan sulit
bernapas, stridor
Abses Peritonsilar (Quincy)
• Gejala: trismus, muffled voice, uvula deviasi, hipertrofi
dan deviasi tonsil dan pembengkakan daerah peritonsillar.
Diagnosis ditegakan dengan pemeriksaan fisik dan
aspirasi jarum berisi pus
Abses retrofaringeal
• Gejala : trismus (+) atau pembengkakan pada leher,
disfagia, leher kaku, dan stridor. Pemeriksaan penunjang:
↑ protein c-reaktif
TATA LAKSANA
TATALAKSANA (TONSILITIS AKUT)
Tonsilitis Viral
• lstirahat, minum cukup, analgetika, dan antivirus diberikan
jika gejala berat.
Tonsilitis Bakterial
• Antibiotika spektrum luas : amoxcicilin, eritromisin.
• Antipiretik dan obat kumur yang mengandung desinfektan.
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI
TONSILITIS
Tonsilitis Akut
Abses Retrofaringeal
• Jarang terjadi
• >> bayi dan anak usia < 5 tahun.
• Infeksi sudah masuk ke dalam
jaringan limfoid antara dinding
faring posterior dan fasia
prevertebralis Abses
retrofaringeal
• Mengganggu jalan napas.
KOMPLIKASI
Abses Parafaringeal
• Manifestasi klinis : trismus
derajat berat dan
mengganggu patensi jalan
napas.
• Secara progresif
terjadinya deep neck
space sepsis, mediastinitis
dan sepsis retroperitoneal.
KOMPLIKASI
Demam Reumatik
Akut
• GABHS
• Peradangan meluas ke
seluruh tubuh jantung,
persendian, otak, dan kulit.
• Manifestasi klinis : nyeri
sendi, ruam-ruam, gejala
gagal jantung kongestif dan
gerakan-gerakan tubuh yang
tersentak-sentak (chorea).
KOMPLIKASI
Glomerulonefritis
Akut
• Penyakit ginjal setelah
infeksi tenggorokan
atau kulit disebabkan
oleh bakteri GABHS
• >> pada anak-anak.
KOMPLIKASI
Lemierres Syndrome
• Jarang terjadi, berpotensi
fatal
• Septic thrombophlebitis pada
vena jugularis interna.
• Organisme penyebab :
fusiform bacillus
• Manifestasi klinis : nyeri leher
hebat, septikemia, adanya
infeksi pada saluran
aerodigestif bagian atas yang
berkepanjangan serta
sekunder terhadap infeksi
timpanomastoid.
KOMPLIKASI
Pemeriksaan Sistemik
● Kepala : Normocephal
● Kulit : Turgor baik
● Leher : Pembesaran KGB (-)
● Mata
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterik (-/-)
● Toraks : Dalam batas normal.
● Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT <2 s.
● Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan.
STATUS LOKALIS THT
Telinga
● AD: Kelainan kongenital tidak ada, tanda-tanda radang tidak
ada, nyeri tekan tragus tidak ada, nyeri tarik pinna tidak ada,
nyeri ketok mastoid tidak ada.
● Otoskopi: Liang telinga lapang, MT utuh, refleks cahaya
positif, sekret tidak ada.
● AS: Kelainan kongenital tidak ada, tanda-tanda radang tidak
ada, nyeri tekan tragus tidak ada, nyeri tarik pinna tidak ada,
nyeri ketok mastoid tidak ada.
● Otoskopi Liang telinga lapang, MT utuh, refleks cahaya
positif, sekret tidak ada.
● Mastoid ADS: Tanda radang tidak ada, fistel tidak ada,
sikatrik tidak ada, nyeri ketok tidak ada, nyeri tekan tidak
ada.
Hidung
● Hidung luar: Deformitas tidak ada, kelainan kongenital tidak ada, trauma
tidak ada, radang tidak ada, massa tidak ada.
● Sinus Paranasal: Deformitas tidak ada, nyeri tekan tidak ada, nyeri ketok
tidak ada.
● Rinoskopi anterior:
KND: vibrise (+), kavum nasal cukup lapang, sekret (-), konka inferior
eutrofi, permukaan licin, edema (-), konka media eutrofi, permukaan
licin, edema (-), septum deviasi (-), massa (-).
KNS: vibrise (+), kavum nasal cukup lapang, sekret (-), konka inferior
eutrofi, permukaan licin, edema (-), konka media eutrofi, permukaan
licin, edema (-), septum deviasi (-), massa (-).
● Rinoskopi posterior : sulit dinilai.
Tenggorokan
● Arkus faring simetris
● Uvula ditengah
● Tonsil T2-T2 tenang
● Kripta normal
● Detritus (-)
● Dinding posterior faring tenang
Laringoskopi Indirek
Sulit dinilai.
Pemeriksaan Anjuran:
- Pemeriksaan darah lengkap
- Rontgen thoraks
Terapi Anjuran :
Pro tonsilektomi.
Prognosis:
- Quo ad Vitam : bonam
- Quo ad Sanam : bonam
Nasehat:
- Menjaga kebersihan mulut
- Menjelaskan perjalanan penyakit dan kompikasinya.
- Menjelaskan rencana pengobatan, indikasi dan komplikasi.
Diskusi
Seorang perempuan usia 18 tahun datang dengan keluhan sulit
menelan sejak 2 minggu. Dari pemeriksaan fisik ditemukan pembesaran
tonsil dengan ukuran T2-T2 yang menurut kriteria Brodsky yakni tonsil
mengisi >50% lebar orofaring.1 Ukuran tonsil membesar akibat
hiperplasia parenkim atau degenerasi fibroid. Pada tonsil ditemukan
adanya muara kripti melebar.
Dari teori didapatkan pada tonsilitis akut akibat infeksi virus, gejala
yang timbul menyerupai common cold dan disertai nyeri tenggorok.
Infeksi bakteri yang ditandai dengan nyeri menelan, pembengkakan dan
demam tinggi yang onsetnya cepat atau berlangsung dalam waktu jam,
hari, hingga minggu.
Pada pemeriksaan fisik tonsilitis akut umumnya didapatkan tonsil yang
membesar dengan berbagai ukuran. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisik dapat disimpulkan diagnosa pada pasien ini adalah tonsilitis akut.
Penyebab timbulnya tonsilitis akut adalah virus dan bakteri. Tonsilitis
bakterial supurativa akut paling sering dihubungkan dengan Grup A
Streptococcus beta hemolitikus. Lebih kurang 30-40% tonsilitis akut
disebabkan oleh Streptococcus beta hemolitikus.
Penatalaksanaaan tonsilitis akut yang disebabkan virus dengan terapi
simtomatik dan istirahat yang cukup. Untuk tonsilitis bakterial diberikan
antibiotika spektrum luas seperti penisilin, eritromisin. Antipiretik dan obat
kumur yang mengandung desinfektan. Tonsilektomi dilakukan bila terjadi
infeksi yang berulang atau kronik, gejala sumbatan serta kecurigaan
neoplasma.
Terima kasih