Presented by:
Keliopas Maniagasi
Rosyidah Qurrota A’yun
Malaria
• Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium spp di
dalam eritrosit, biasanya disertai demam.
• EtiologiPlasmodium spp:
• Plasmodium vivax
• Plasmodium falciparum
• Plasmodium malariae
• Plasmodium ovale
• Plasmodium knowlesi (berasal dari kera)
Manifestasi klinik
4. Plasmodium ovale. malaria ovale, jarang di Indonesia. banyak di Afrika dan Pasifik
5. Plasmodium knowlesi. dari kera, malaria dengan gejala mirip Plasmodium falciparum.
Siklus Hidup
Plasmodium spp
Fase Sporogoni
Fase Skizogoni
Perbedaan Siklus Hidup antar Spesies
3. P. knowlesi siklus pada manusia masih penelitian, lebih banyak dipahami pada
kera dibanding manusia
Patogenesis Malaria akibat Plasmodium spp
Perubahan
eritrosit memicul berbagai sakit kepala, demam,
Destruksi eritrosit lisis manifestasi klinis menggigil, mual, muntah,
eritrosit malaria diare dan trombositopeni
karena rupture
dan fagositosis
eritrosit yang
terinfeksi dan
TNF-α, IFN-γ, IL-
tidak terinfeksi melepas merozoit, 1,6,8, superoxide
Sekuestrasi pada
malaria berat
dan nitric oxide.
Substansi toksik
parasit
pigmen hemozoin
dan glucose
merangsang makrofag dan
phosphate bahan toksik
sel lain untuk memproduksi
isomerase (GPI) terbawa ke dalam
sitokin dan mediator
yang aliran darah
inflamasi
terakumulasi
dalam eritrosit.
Patogenesis Khusus P. falciparum
• Indentitas
• Keluhan utama
Demam, menggigil, berkeringat dan dpt disertai sakit kepala, mual, muntah,
diare dan nyeri otot pegal2
• Riwayat penyakit
• Riwayat pengobatan
• Pernah minum obat malaria sebelumnya?
• Riwayat perjalanan endemis
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran Umum
• TTV
• Pemeriksaan konjungtiva
konjungtiva tampak pucat
sclera ikterik
1. Tanda Patognomonis
a.Pada periode demam
- Kulit terlihat memerah, teraba panas, suhu tubuh meningkat sampai 40’C dan kulit kering
- Tampak pucat
- Nadi teraba cepat
- Pernapasan cepat/takipneu
b. Pada periode dingin dan berkeringat
- Kulit teraba dingin dan berkeringat
- Nadi teraba cepat dan lemah
- Pada kondisi tertentu di dapatkan penurunan kesadaran
Interpretasi hasil pemeriksaan fisik
Pemeriksaan mikroskop
• Pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis
• Malaria berat diobati dengan injeksi Artesunat dilanjutkan dengan ACT oral.
• Pengobatan lini pertama malaria falsiparum, vivaks dan ovale saat ini
menggunakan ACT ditambah primakuin dengan dosis sama.
1 Tablet DHP (Dihidroartemisinin
40mg-Piperakuin 320mg) + Primakuin
• PrimakuinMalaria vivaks dan ovale selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg /kgBB.
• Primakuin tidak boleh diberikan pada bayi usia < 6 bulan, ibu hamil juga ibu
menyusui bayi usia < 6 bulan dan penderita kekurangan G6PD.
Pengobatan Lini Kedua Malaria Falsiparum
Pengobatan malaria vivaks relaps DHP yg sama tapi dosis Primakuin di tingkatkan
menjadi 0,5mg/kgBB/hari (harus disertai dengan pemeriksaan laboratorium kadar
enzim G6PD).
Pada prinsipnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama dengan pengobatan
pada orang dewasa lainnya. Pada ibu hamil tidak diberikan Primakuin,
tetrasiklin ataupun doksisiklin.
Sebagai kelompok yang berisiko tinggi pada ibu hamil dilakukan penapisan /
skrining dengan menggunakan mikroskop atau RDT sedini mungkin. Selanjutnya
dianjurkan menggunakan kelambu berinsektisida. Pemberian tablet besi tetap
diteruskan.
Pengobatan Malaria Berat
Jika puskesmas/klinik tidak memiliki fasilitas rawat inap, pasien malaria berat
harus langsung dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap. Sebelum dirujuk berikan
pengobatan pra rujukan
Artesunat diberikan dengan dosis 2,4 mg/kgbb intravena sebanyak 3 kali jam ke
0, 12, 24 di hari pertama. Selanjutnya diberikan 2,4 mg/kgbb intravena setiap
24 jam sehari sampai penderita mampu minum obat oral