Anda di halaman 1dari 14

Mengenal

Schistosomiasis pada
Manusia
Grace Raveena Widelia Worumi (102018031)
BLOK 12 – Kelompok A3
S ke n a r i o

Seorang perempuan berusia 25 tahun


datang ke klinik dengan keluahan demam
sejak 1 bulan yang lalu.

Ru m u s a n
masalah
S e o r a n g p e re m p u a n u s i a 2 5 t a h u n
d e n g a n ke l u h a n d e m a m s e j a k 1
bulan yang lalu
Mind Map

Anamnesis

Prognosis PF

Rumusan
masalah

Tatalaksana PP

DD, WD
Pe m er ik sa an
fi s i k
Anamnesis
Hepatomegali dan splenomegali

• Demam dan mudah lelah


• Tidak ada mual dan muntah Pem e r iks aa n
• Diare disertai darah penunjang
• Pasien merupakan relawan • Tinja berwarna kuning kecoklatan,
korban gempa di palu telur bentuk bulat, ada duri lateral
• Batuk persisten yang tidak • Eosinofil 8%
produktif
• Sudah berobat dan
mengkonsumsi antibiotik, namun
tidak ada perubahan.
DD : schistosoma japonicum,
mansoni, hematobium
WD : s c h i s t o s o m i a s i s a ku t
Perbandingan Schistosoma Japonicum Schistosoma Mansoni Schistosoma Haematobium
Hospes Reservoar Anjing, kucing, rusa, tikus Kera babon Kera babon
sawah, babi, sapi

Hospes Perantara Oncomelania Hupensis Biomphalaria sp. Bulinus sp.


Lindoenis
Telur berada di Usus, hati Paru – paru, otak, kolon, Kandung kemih, rectum, urin
rectum
Penyebaran Asia Tenggara (Indonesia, Afrika, berbagai negara Afrika, Spanyol,Amerika
vietnam, malaysia, filipina), Arab (Mesir), Amerika selatan & tengah, berbagai
RRC, taiwan Selatan dan Tengah negara Arab (Timur Tengah,
Lembah Nil)
Gejala Stadium I : gatal – gatal,  Splenomegali dapat Kelainan yang ditemukan
hepatomegali, eosinophil menjadi lebih berat hematuria dan disuria bila
tinggi, diare karena  kelainan yang ditimbulkan terjadi sistitis
hipersensitif terhadap mirip dengan schisotoma
cacing, malaise japonicum Spenomegali dapat menjadi
Stadium II : ada sindrom berat sekali-sekali
disentri (pada infeksi berat),
diare, BB menurun, malaise,
hepatomegali
Stadium III : edema pada
tungkai bawah, splenomegali
Working Diagnosis: Schistosomiasis
o Schistosomiasis → disebabkan oleh trematoda darah - cacing schistosoma
o Ada 5 spesies schistosoma:
 Schistosoma japonicum
 Schistosoma mansoni
 Schistosoma hematobium
 Schistosoma mekongi
 Schistosoma intercalatum

o Etiologi → Schistosomiasis akut disebabkan oleh infeksi Schistosoma japonicum,


dengan hospes perantara keong air oncomelania hupensis lindoensis. 
Morfologi

Cacing dewasa
Jantan: gemuk, bundar; 9,5 mm – 19,5 mm, ada
canalis gynaecophorus
Betina: halus, panjang; 16,0 mm – 26,0 mm.

Telur: 95 – 135 x 50 – 60 mikron

S. japonicum S. mansoni S. haematobium


Daur Hidup

Penularan dari parasit ini melalui penetrasi kulit dan bentuk infektif dari Schistosoma adalah serkaria
Patogenesis dan gejala
Stadium I: masa tunas biologik klinis

• Waktu antara serkaria memasuki kulit hingga menjadi dewasa


• Gejala kulit dan alergi
• Timbul eritema dan papula
• Rasa panas dan gatal
• Dermatitis
• Hilang dalam waktu 2 – 3 hari
• Reaksi alergi akibat metabolisme cacing dewasa atau protein asing dari cacing yang mati –
urtikaria & edema angioneurotik
• Gejala paru: batuk berdahak, kadang berdarah, asma
• Gejala toksemia: timbul antara minggu ke - 2 sampai minggu ke – 8 setelah infeksi. Berat
gejala tergantung banyaknya serkaria yang masuk kulit. Gejala toksemia disertai demam
tinggi.
• Gejala lain: Demam, malaise, tidak nafsu makan, mual & muntah, sakit kepala, nyeri tubuh,
diare, hepatomegali dan nyeri tekan.
Stadium II: stadium akut Stadium III: stadium kronik

• Dimulai sejak cacing betina bertelur • Sirosis hepatis


• Telur di letakkan di pembuluh darah • Splenomegali
• Demam, malaise, penurunan berat
badan
• Infeksi berat – disentri
• Infeksi ringan – diare
• Hepatomegali, splenomegali
• Adanya eosinofilia & infiltrat paru
Diagnosis

• Diagnosis terpenting – menemukan telur di dalam tinja

• Uji O&P
Tinja: S. japonicum dan S. mansoni
Urin: S. haematobium
• Biopsi rectum
• Reaksi serkaria hullen
• Reaksi serologi
Pengobatan dan
pencegahan
Pengobatan
• Pengobatan menggunakan prazikuantel dan nirizadol
• Dosis 35mg/kg berat badan, diberikan 2x sehari

Efek samping
• mual dan muntah, nyeri epigastrium, sakit kepala, pusing, demam dan disentri.

Pencegahan
• Menghindari mandi atau mencuci dengan air yang mengandung serkaria pada daerah
endemik
• Hindari tempat habitat keong perantara (pakai sepatu boot)
• Lakukan pemutusan rantai penularan
• Pemberantasan keong penular (mengeringkan rawa habitat keong)
• Perbaikan sanitasi
Prognosis

• Cenderung sembuh/baik apabila ditangani sedini mungkin


• Infeksi ulang sangat umum pada orang yang tinggal di daerah endemis
• Bila tidak ditangani dengan baik bisa komplikasi atau berujung kematian
• Angka kematian per tahun 14.000 di seluruh dunia
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, di
temukan peningkatan eosinophilia yang menjadi salah satu indikator
bahwa penderita mengalami schistosomiasis akut yang disebabkan oleh
parasit. Hal ini diperjelas dengan hasil biopsi pada tinja dimana telah
ditemukan telur dengan duri pada bagian lateralnya. Cacing yang
menyebabkan infeksi pada wanita ini adalah spesies S. japonicum. Obat
pilihan utama yang dapat diberikan untuk mengobati schistosomiasis
adalah prazikuantel.

Anda mungkin juga menyukai