Anda di halaman 1dari 24

Cestoda Nama Kelompok ;

1.Aulia Pratiwi
2.Ayu Kartini
3.Agung Pebrian
4.Crissal Vinnia Akhir
5.Desri Ramayanti
6.Erna Pebriyani
7.Fitra Suvizar
8.Mardiana Putri
9.Muhammadd Dzikri Maulana
10.Nenden Nur Eka Wati
11.Nurma Aulia
12.Pepi Sussilwati
13.Puspa Dwiyanti
14.Siska Andriyani
15.Yudhistira Puspitasari
Pendahuluan
• Cacing dewasa menempati saluran usus dan larvanya
hidup di jaringan.
• Bentuk badan cacing dewasa memanjang menyerupai pita,
biasanya pipih dorsoventral yang terbagi dalam segmen-
segmen (proglotid).
• Tidak mempunyai alat cerna atau saluran vaskular.
• Cacing dewasa berisi alat reproduksi jantan dan betina.
Struktur Badan
cacing
Manusia merupakan hospes cestoda dalam bentuk :

- Dewasa : Diphyllobothrium latum, Taenia saginata, Taenia


solium, Hymenolepis nana, Hymenolepis diminuta,
Diphyllidium caninum.

- Larva : Diphyllobothrium sp, T. solium, H. nana,


Echinococcus granulosus, Multiceps spp
Taenia saginata
• Hospes definitifnya adalah manusia
• Hospes perantaranya adalah sapi (utama), unta dan
herbivora lain.
• Taeniasis adalah penyakit yang diakibatkan oleh adanya
infeksi cacing pita Taenia solium atau Taenia saginata.
siklus hidup
Tanea Saginata
Patologi dan gejala klinis : sakit ulu hati, perut terasa tidak
enak, mual, muntah, mencret, pusing.
Diagnosis : ditemukan telur cacing atau proglotid pada tinja
atau tanpa tinja.
Pengobatan : Prazikuantel dan Albendazol
Taenia solium
 Banyak ditemukan di daerah yang mengkonsumsi daging
babi (hospes perantara).
 Hospe perantara lainnya : monyet, domba, onta, anjing,
kucing dan tikus.
 Manusia dapat sebagai hospes perantara
Siklus
Hidup Tanea
solium
Tanea Solium
Patologi dan gejala klinis seperti pada T.saginata :
• sistiserkus dapat terjadi pada jaringan subkutis, mata, otak,
otot, otot jantung, hati, paru dan rongga perut.
• Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur di dalam
tinja (sulit dibedakan dengan T. saginata)
• pemeriksaan histopatologi jaringan CT scan / MRIreaksi
imunologiPCR
Hymenolepis
nana
•  Hymenolepis nana adalah cacing golongan cestoda yang
berukuran sangat pendek dan hidup di usus halus (dua per
tiga atas ilium) dengan scolex terbenam di mucosa.
•  Kosmopolit di daerah tropis dan subtropis, dan pada
umumnya infeksi diderita oleh anak-anak.
•  Pada manusia, H.nana tidak memerlukan hospes
perantara.
Hymenolepis
nana
•  Ukuran cacing 40-45 x 0,5-0,9 mm
•  Mempunyai 200 proglotid
•  Scolex berbentuk bulat kecil, memiliki 4 batil isap yang
berbentuk seperti mangkok.
• Ukuran leher panjang dan kurus, lebar proglotid sekitar 4x
panjang
• Proglotid gravid mengandung 80-180 telur
• Telur mempunyai dua membran yang terdiri dari embrio
hexacant dengan 6 buah kait; membran sebelah dalam
mempunyai penebalan pada kedua kutub dengan 4 filamen
halus
Siklus Hidup
Hymenolepis
nana
• Pada umumnya tidak memiliki gejala klinis, tetapi pada
infeksi berat terjadi nyeri perut dan diare.
• Diagnosa ditegakkan dengan menemukan telur cacing di
dalam tinja
• Pengobatan : Niclosamin, atebrin
Hymenolepis diminuta
• Hospes spesies ini adalah manusia, tikus dan mencit.
• Kosmopolit tetapi jarang ditemukan pada manusia.
• Scolex bulat, mempunyai rostellum di puncaknya tanpa
kait-kait, terdapat 4 batil isap kecil.
• Proglotid gravid mengandung uterus yang berbentuk
kantong, berisi telur yang berkelompok-kelompok
• Telur tidak memiliki filamen.
Siklus Hidup
Hymenolepis diminuta
•  Infeksi H. diminuta biasanya tanpagejala atau dengan
gejala ringanseperti perasaan tidak enak di perut dan diare.
•  Diagnosa menemukan telur dalam tinja.
•  Pengobatan : Niclosamid dan Atebrin
Diphyllobotrium
Latum
• Dikenal sebagai cacing pita ikan (fish tapeworm).
• Cacing ini ditemukan di Amerika, Eropa. Ditekukan juga
di Afrika dan Asia (Jepang).
• Manusia adalah hospes definitifnya, dan beberapa hewan
mamalia sebagai hospes reservoar.
• Parasit ini menyebabkan penyakit yang disebut
difilobotriasis
Siklus Hidup
Diphyllobotrium
Latum
Patologi dan gejala klinis :
• Penyakit yang disebabkan oleh parasit ini tidak berat;
diare, tidak napsu makan dan tidak enak di perut dapat
terjadi
• Terjadi defisiensi vit B12.
• Terjadi sumbatan usus mekanik/ obstruksi usus.
• Diagnosa ditegakkan dengan menemukan telur atau
proglotid yang dikeluarkan melalui tinja.
• Pengobatan : Atabarin, Niclosamid, paromomisin,
prazikuantel
Echinococcus granulosus

Patologi :
Echinococcus granulosus merupakan cacing dari kelas cestoda yang
paling kecil. Pada manusia cacing ini dapat menimbulkan penyakit
Echinococcosis cystic, penyakit ini disebut juga dengan hidatid atau
hidatidosis. Hospes definitif parasit ini adalah anjing dan hewan
carnivora lain, sedangkan hospes intermediernya adalah hewan herbivora
(domba, kambing, babi, sapi, kuda, unta)
Siklus hidup
Echinococcus
granulosus
gejala klinis :
• Gejala klinis echinococcosis bergantung pada ukuran, jumlah dan lokasi larva (metasestoda).
Pembesaran kista dapat merusak jaringan, biasanya tanpa gejala (asimptomatik). Gejala klinis
berupa adanya lesi luas pada jaringan/ organ. Infeksi E
Infeksi :
• Manifestasi klinis cystic echinococcosis bervariasi, bergantung pada lokasi dan ukuran kista.
Pertumbuhan kista lambat, 1-5 cm per tahun, bersifat toleran pada jaringan/organ sekitar sampai
membesar dan menyebabkan disfungsi jaringan. Cystic echinococcosis biasanya ditemukan di
hati (65%) dan paru (25%), sedikit ditemukan di organ ginjal, jantung, tulang, limpa, dan sistem
saraf pusat.
Pencegahan:
penyakit akibat larva (metasestoda) dilakukan dengan cara memutus siklus
hidup Echinococcus spp melalui kontrol hewan peliharaan, seperti mencegah
anjing memakan bagian visera hewan ungulata. Pajanan telur Echinococcus
spp dari hewan liar ke bahan makanan sulit dicegah, diperlukan perilaku
higienis dan keamanan bahan makanan. Sayuran dan buah-buahan terlebih
dahulu dicuci untuk menghilangkan telur Echinococcus spp

Anda mungkin juga menyukai