Anda di halaman 1dari 45

PLATYHELMINTHES

KELOMPOK :III
Dina meltia (16070350)
Ulfa nur (160703051)

Dosen pengampu :Syafarina lubis M.si

PRODI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
TA 2018/2019
CESMATODA
Taenia saginata
• Kingdom : Animalia
• Filum : Platyhelminthes
• Kelas : Cestoda
• Ordo : Cyclophyllidea
• Famili : Taeniidae
• Genus : Taenia
• Spesies : Taenia saginata
Taenia saginata merupakan parasit yang termasuk
dalam kelas cestoda yang hidup dalam usus
manusia dan dapat menyebabkan penyakit
Taeniasis saginata. Cacing ini disebut juga
dengan Taeniarhynchus saginata dan cacing pita
sapi. Hospes definitif dari parasit ini adalah
manusia sedangkan hospes intermediernya adalah
sapi.
• Hospes definitif cacing pita Taenia saginata
adalah manusia, sedangkan hewan memamah
biak dari keluarga bovinae (familia bovidae,
hewan berkuku jari berukuran medium hingga
besar) seperti sapi, kerbau dan hospes sebagai
perantaraannya.
• Nama penyakitnya teniasis saginata.
Morfologi dan Daur Hidup

 Morfologi

• Taenia saginata adalah salah satu cacing pita yang berukuran


besar dan panjang. Terdiri atas kepala yang disebut skoleks,
leher dan strobil yang merupakan rangkaian ruas-ruas
proglotid, sebanyak 1000-2000 buah. Panjang cacing 4-12
meter atau lebih.
 Siklus hidup

• Dalam usus manusia terdapat proglotid yang sudah masak


yakni yang mengandung sel telur yang telah dibuahi (embrio).
• Telur yang berisi embrio ini keluar bersama feses. Bila telur
ini termakan sapi, dan sampai pada usus akan tumbuh dan
berkembang menjadi larva onkoster.
• Larva onkoster menembus usus dan masuk ke
dalam pembuluh darah atau pembuluh limpa,
kemudian sampai ke otot lurik dan membentuk kista
yang disebut Cysticercus bovis (larva cacing). Kista
akan membesar dan membentuk gelembung yang
disebut Cysticercus (sistiserkus). Manusia akan
tertular cacing ini apabila memakan daging sapi
mentah atau setengah matang.
• Dinding Cysticercus akan dicerna di lambung
sedangkan larva dengan skoleks menempel pada
usus manusia. Kemudian larva akan tumbuh
membentuk proglotid yang dapat menghasilkan
telur.
Bila proglotid masak akan keluar bersama feses,
kemudian termakan oleh sapi. Selanjutnya telur
yang berisi embrio tadi dalam usus sapi akan
menetas menjadi larva onkoster. Setelah itu larva
akan tumbuh dan berkembang mengikuti siklus
hidup seperti di atas.
Patologi
• Cacing dewasa Taenia Saginata, biasanya
mennyebabkan gejala klinis yang ringan seperti
sakita ulu hati, perut merasa tidak enak, mual,
muntah, diare, pusing atau gugup. Gejala tersebut
disertai dengan ditemukannya proglod cacing yang
bergerak-gerak lewat dubur bersama dengan tinja
atau tanpa tinja.
• Diagnosis
Ditegakkan dengan ditemukannya proglotid yang aktif
bergerak dalam tinja , atau keluar spontan dengan
ditemukannya telur dalam tinja.
Pengobatan
• Obat yang dapat digunakan untuk mengobati
teniasis saginata yaitu :
Obat dalam : amodiakuin, niklosamid.
Obat luar : prazikuentel dan albendazol.
• Pencegahan dapat dilakukan antara lain dengan
mendinginkan daging sampai -10°𝐶. Iradiasi dan
memasak daging sampai matang.
Taenia saginata
Taenia solium
• Kingdom : Animalia
• Filum : Platyhelminthes
• Kelas : Cestoda
• Ordo : Cyclophyllidea
• Famili : Taeniidae
• Genus : Taenia
• Spesies : Taenia solium
Taenia solium merupakan parasit yang termasuk
dalam kelas cestoda yang hidup dalam usus
manusia dan dapat menyebabkan penyakit
Taeniasis solium dan larvanya menyebabkan
penyakit cysticercosis cellulosae
Taenia solium
• Kuchenmeister 1855 dan Leuckart 1856 adalah
sarjana-sarjana yang pertama kali mengadakan
penelitian daur hidup cacing tersebut dan
membuktikan bahwa cacing gelembung yang
didapatkan pada daging babi, adalah larva cacing
Taenia solium.
• Hospes definitif taenia solium adalah manusia,
sedangkan hospes perantaraannya adalah babi.
• Nama penyakit yang disebabkan oleh cacing dewasa
adalah teniasis solium dan yang disebabkan stadium
larva adalah sistiserkosis.
Morfologi
Taenia solium berukuran panjang 2-4 meter, dan
kadang-kadang sampai 8 meter. Cacing ini seperti
cacing taenia saginata, terdiri dari skoleks, leher
dan strobila. Yang terdiri atas 800-1000 ruas
proglotid.
Siklus hidup
• Proglotid yang mengandung telur masak akan
keluar ke alam bebas bersama faeces manusia.
Dia alam bebas telur termakan oleh hewan babi.
• Dalam usus babi, proglotid terbawa aliran darah
dalam bentuk Onkosfera (larva heksakan)
• dan masuk ke dalam otot lemak dengan
melepaskan aitanya menjadi Sistiserkus.
• Bila manusia makan daging yang mengandung
sistiserkus akan menjadi cacing ddewasa dalam
tubuh manusia.
Patologi dan gejala
• Cacing dwasa yang biasanya berjumlah seekor
tidak menyebabkan gejala klinis yang berarti,
bila ada dapat berupa nyeri ulu hati, mencret,
mual, obstipasi dan sakit kepala.
• Infeksi ringan biasanya tidak menunjukan
gejala, kecuali bila alat yang di hinggapi adalah
lalat tubuh yang penting.
• Pada manusia, sistiserkus atau larva Taenia
solium seing menginggapi jaringan
mata,otak,otot,hati,paru dan rongga perut.
Diagnosis
• Diagnosis teniasis solium dilakukan dengan
menemukan telur dan proglotid. Telur sukar
dibedaakan dengan telur Taenia saginata.
• Diagnosis nya dapat juga dilakikan dengan cara:
• Deteksi coproantigen pada tinja
• Deteksi DNA dengan teknik PCR.
Pengobatan
• Untuk mengobati penyakit teniasis solium
digunakan prazikuantel.
• Untuk mengobati sistiserkosis digunakan
prazikuantel, albendazol atau dilakukan
pembedahan.
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan seperti pada teniasis
saginata.
patogenesis
Larva T.solium hidup dalam jaringan sebagai kista
yang berisi cairan atau metacestoda. Kista
tersebut memiliki dinding semitransparan yang
tipis. Skoleks terdapat di satu sisi kista,
terinvaginasi dan terlihat sebagai nodul opak
dengan diameter 4-5mm. Ukuran dan bentuk
kista bervariasi sesuai jaringan sekitarnya. Di
otak, kista berbentuk bundar dengan diameter
mencapai 1 cm.
Taenia solium
Echinococcus granulosus
Hymenolepis Nana
Sejarah
spesies ini ditemukan oleh Bilharz pada
tahun 1851 dalam usus halus seorang anak asli di
khairo.Grase dan Rovell(1887,1892),pertama kali
memperkenalkan yang tidak mempunyai hospes
perantara.
Hospes dan Nama penyakitnya
Hospesnya adalah manusia dan tikus.Cacing
ini menyebabkan penyakit himenolepies.
Morfologi dan daur Hidup
Cacing ini mempunyai ukuran
terkecil.panjangnya 25-40 mm dan lebarnya
1mm.Cacing dewasa ini hidup dalam usus halus
untuk beberapa minggu.Proglotid gravid
melepaskan diri dari badan,telurnya dapat
ditemukan dalam tinja.cacing ini tidak
memerlukan hospes perantara,bila telur itu
tertelan kembali oleh manusia atau tikus,maka
dirongga usus halus telur itu menetas,larva keluar
dan masuk keselaput lendir usus halus dan
membentuk larva sistiserkoid.
kemudian keluar kerongga usus dan menjadi
dewasa dalam waktu 2 minggu atau lebih.pada
infeksi percobaan,berbagai pinjal dan kutu beras
dapat menularkan murine strain.
orang dewasa kurang rentan dibandingkan
anak.Kadang-kadang telur dapat menetas dirongga
usus halus sebelum dilepaskan bersama
tinja.keadaan ini disebut autoinfeksi interna.Hal
ini memberi kemungkinan terjadi infeksi berat
sekali yang disebut hiperinfeksi,sehingga cacing
dewasa dapat mencapai 2000 ekor pada seorang
penderita.
Patologi dan gejala klinis
H.nana biasanya tidak menyebabkan
gejala.jumlah yang besar dari cacing yang
menempel di dinding usus halus menimbulkan
intasi mukrosa usus.kelainan yang sering timbul
adalah taksemia umum karena penyerapan sisa
metabolit parasit masuk kedalam sistem peredaran
darah penderita.pada anak kecil dengan infeksi
berat cacing in kadang-kadang menyebabkan
keluhan neurologi yang gawat,mengalami sakit
perut tanpa diare kejang-kejang dll.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur
dalam tinja.
pengobatan
Obat yang efektif adalah prazikuentel dan
niklosamid,tetapi saat ini obat-obat tersebusulit
didapatkan diindonesia.obat yang efektif adalah
amodiakuin.Hiperinfeksi sulit diobati,tidak semua
cacing dapat dikeluarkan dan sistiserkoid masih
ada di mukosa usus.
epidemiologi
H.Nana tidak memerlukan hospes
perantara.infeksi kebnaykan terjadi secara
langsung dari tangan kemulut.Hal ini sering
terjadi pada anak-anak dibawah umur 15 tahun.
kontaminasi dengan tinja tikus perlu
mendapat perhatian.infeksi pada manusia selalu
disebabkan oleh telur yang tertelan dari benda
yang terkena tanah dll.
Hymenolepis diminuta
Hospes
tikus dan manusia merupakan hospes cacing
ini.
Morfologi dan daur hidup
cacing dewasa berukuran 20-60 cm.cacing
dewasa hidup dirongga usus halus.Hospes
perantaranya adalah serangga berupa pinjal dan
kumbang tepung.dalam pinjal,telur berubah
menjadi larva sistiserkoid.bila serangga dengan
sistiserkoid tertelah oleh hospes definitif oleh larva
menjadi cacing dewasa dirongga usus halus.
Patologi dan gejala klinis
Parasit ini tidak menimbulkan gejala.infeksi
biasanya secara kebetulan saja.

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan
telurnya dalam tinja.sekali-kali cacing dapat keluar
secara spontan setelah purgasi.
pengobatan
plaziakuantel merupakan obat yang efektif

Epidemiologi
Hospes definitif mendapat infeksi bila
hospes perantara yang mengandung parasit
tertelan secara kebetulan.
Dipylidum caninum
Hospes
Anjing dan manusia adalah cacing ini.

Morfologi dan daur hidup


panjang cacing ini kira-kira 25 cm stoleks
kecil,berbentuk jajaran genjang, mempunyai 4
batil isap dan rostelum dengan kait-kait.leher
cacing ini pendek dan langsing.Bentuk ploglotid
seperti tempayan.
Tiap proglotid mempunyai dua erangkat alat
kelamin.telur biasanya berkelompok didalm satu
kapsul yang berisi 15-20butir telur.cacing dewasa
hidup di rongga usus halus.bila telur tertelan pinjal
anjing,maka terbentuk sistiserkoid yang tumbuh
menjadi dewasa di usud halus hospes definitif.
Patologi dan gejala klonis
Parasit ini tidak enimbulkan gejala.

Diagnosa
diagnosa ditegakkan dengan menemukan
proglotid yang bergerak aktif atau menemukan
kapsul telur dalam tinja.
pengobatan
prazikuantel merupakan obat yang efektif.

Epidemiologi
sebahagian besar pederita adalah
anak.infeksi ini kebanyakan terjadi karena bergaul
erat dengan anjing sebagai binatang peliharaan.

Anda mungkin juga menyukai