Anda di halaman 1dari 64

CESTODA

NAMA : RISTAULINA SIMAREMARE


NIM : 1881027
LATAR BELAKANG

Cestoda merupakan cacing berbentuk pipih seperti pita dan disebut cacing
pita. Cacing ini tubuhnya berwarna putih dan tertutup kutikula. Cacing pita
termasuk subkelas cestoda kelas cestoidea, filum Platyhelminthes. Cacing
dewasanya, menempati saluran usus vertebrata dan larvanya hidup
dijaringan vertebrata dan invertebrata. Bentuk badan cacing dewasa
memanjang menyerupai pita, biasanya pipih dorsovental, tidak mempunyai
alat cerna atau saluran vaskular dan biasanya terbagi dalam segmen-segmen
yang disebut ploglotid yang bila dewasa berisi alat reproduksi jantan dan
betina
CONTOH CACING GOLONGAN CESTODA

• Taenia saginata (dalam usus manusia) di bawa oleh sapi


• Taenia solium (dalam usus manusia) dibawa oleh babi
• Echinococcus granulosus (dalam usus anjing)
• Diphyllobothrium latum (menyerang manusia melalui inang katak , ikan,
Cyclops Udang- udangan)
• Hymnelopsis nana ( di usus manusia , tikus tanpa inang perantara)
TAENIA SAGINATA
PENGERTIAN

• Cacing pita dari sapi, telah dikenal sejak dahulu, akan tetapi identifikasi cacing tersebut
baru menjadi jelas setelah tahun 1782, karena karya Goeze danLeuckart. Sejak itu,
diketahui adanya hubungan antara infeksi cacing TaeniaSaginata dengan larva sistiserkus
bovis, yang ditemukan pada daging sapi. Bila seekor anak sapi diberi makan proglotid
gravid cacing Taenia saginata, maka pada dagingnya akan ditemukan sistiserkus bovis
• Hospes definitif nya adalah manusia. sedangkan hospes perantaranya adalahsapi kerbau .
• Nama penyakitnya adalah TENIASIS SAGINATA
KLASIFIKASI

 Kingdom : Animalia
 Phylum : Platyhelminthes
 Class : Cestoda
 Ordo : Cyclophyllidea
 Famili : Taeniidae
 Genus : Taenia
 Species : Taenia saginata
MORFOLOGI

 Berbentuk pipih, menyerupai pita, panjangnya 5 s/d 12 meter, yaitu berbentuk bulat, memiliki
ukuran 30-40 Mm. kulit sangat tebal, halus, dengan garis-garis silang
 Memiliki ruas ruas/leher yg di sebut Proglotid. Terdiri dari 1000-2000 ruas.
 Memiliki Kepala yg di sebut skoleks yang panjangnya 1 s/d 2 milimeter. sangat kecil, berbentuk
seperti buah peer/mangkok, dan memiliki 4 batil hisap pada bagian depan. Berguna untuk
menghisap/menyerap.
 Leher(Proglotid) berbentuk cincin yang menyempit, mempunyai badan leher pendek dari pada
bagian badan leher paling belakang yang lebih dewasa. Badan leher tersebut atau proglotid
berwarna keputihan dan berbentuk segi empat
 Sebuah ruas / progtolid terdiri dari kira 2 100.000 buah telur
 Strobila terdiri rangkaian progtolid yang belum dewasa(immature) dan mengandung telur(gravid).
 Pada progtolid yg belum dewasa terlihat alat kelamin yang jelas. Dan pada progtolid yg sudah
dewasa alat kelamin terlihat seperti flikel testis yg berjumlah 300-400 buah
 Lubang kelamin letaknya selang seling pada sisi kanan atau kiri strobilla
 Di bagian posterior lubang kelamin terdapat lubang vagina berpangkal pada ootip
 Uterus tumbuh dari bagian anterior ootip dan menjulur ke bagian anterior proglotid. Setelah uterus
penuh dengan telur maka cabangnya akan tumbuh berjumlah 15-30 buah. Pada satu sisinya tidak
memiliki lubang uterus dari strobilla.
 Telur memiliki embriofor yang bergaris garis radial, ukuran 30-40x20-30 mikron
SIKLUS HIDUP
 Telur atau proglotid yang matang terbawa oleh kotoran manusia ke lingkungan luar.
 Inang perantara, yaitu sapi memakan rumput yang terkontaminasi telur atau proglotid Taenia
saginata.
 Dalam tubuh sapi, telur menetas menjadi onkosfer lalu menjadi heksakant, lalu di otot membentuk
sistiserkus.
 Sistiserkus pada daging sapi yang tidak dimasak dengan benar dimakan oleh manusia.
 Dalam usus, Taenia saginata muda berkembang menjadi dewasa dan menempel menggunakan
skoleks.

 Setelah reproduksi, proglotid matang yang berisi telur mulai “gugur” dan terbawa kotoran .
GEJALA KLINIS

Cacing dewasa Taenia saginata biasanya menyebabkan gejala


klinis yang ringan, seperti sakit ulu hati, perut merasa tidak enak,
mual, muntah, mencret, pusing atau gugup. Gejala-gejala tersebut
disertai dengan ditemukannya proglotid cacing yang bergerak-
gerak lewat dubur bersama dengan atau tanpa tinja
DIAGNOSIS

Diagnosa Taenia saginata dapat menggunakan pita perekat (tes


Graham). Untuk Taenia saginata test ini sangat sensitif, namun
tidak pada Taenia solium. Pemeriksaan diagnostik terbaik untuk
taeniasis intestinal adalah deteksi koproantigen ELISA yang dapat
mendeteksi molekul spesifik dari taenia pada sampel feses yang
menunjukkan adanya infeksi cacing pita. Sensitivitas dari ELISA
sekitar 95% dan efektivitasnya sekitar 99%
PENYEBAB TAENIASIS

• Mengonsumsi daging babi, sapi, atau ikan air tawar yang tidak dimasak
hingga matang seluruhnya.
• Mengonsumsi air kotor yang mengandung larva cacing, akibat
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan yang terinfeksi.
• Melakukan kontak yang dekat dengan penderita infeksi cacing pita,
misalnya melalui pakaian yang terkontaminasi kotoran yang mengandung
telur cacing
PENGOBATAN

• Prazikuantel merupakan obat pilihan untuk mengobati taeniasis diberikan dengan


dosis 5-10 mn/kg berat badan, yang diberikan dalam bentuk dosis tunggal.
• Niclosamide merupakan pengganti obat pilihan yang diberikan sebagai dosis
tunggal sebesar 2 gram untuk orang dewasa dan 50 mg/kg berat badan untuk
anak.
• Mebendazol diberikan per oral dengan dosis 2x200mg/hari selama 4 hari
berturut-turut.
TAENIA SOLIUM
PENGERTIAN

• Taenia solium adalah cacing pita babi yang termasuk dalam keluarga
Taniidae. Ini adalah parasit zoonitik usus di temukan di seluruh dunia, dan
paling umum di negara-negara di mana babi dikonsumsi.
• Hospes definitif Taenia solium adalah manusia, sedangkan hospes
perantaranya adalah babi.
• Nama penyakit yang disebabkan oleh cacing dewasa adalah Teniasis
solium dan disebabkan stadium larva adalah sistiserkosis.
KLASIFIKASI

 Kingdom : Animalia
 Phylum : Platyhelminthes
 Class : Cestoda
 Ordo : Cyclophyllidea
 Family : Taeniidae
 Genus : Taenia
 Species : Taenia solium
MORFOLOGI

o Strobila terdiri atas rangkaian proglotid yang belum dewasa (imatur),dewasa (matur) dan
mengandung telur (gravid).
o alat kelamin pada proglotid dewasa sama dengan Taenia saginata, kecuali jumlah folikel
testisnya lebih sedikit, yaitu 150 - 200 buah.
o Bentuk proglotid gravid mempunyai ukuran panjang hampir sama dengan lebarnya.
o Jumlah cabang uterus pada proglotid gravid adalah 7 - 12 buah pada satu sisi.
o Lubang kelamin selang-seling sisi kanan dan kiri strobila secara tidak beraturan.
o Proglotid gravid berisi 30.000 - 50.000 buah telur.
o Telurnya keluar melalui celah robekan pada proglotid.
o Telur tersebut bila termakan oleh hospes perantara yang sesuai, maka
dindingnya dicerna dan embrio heksakan keluar dari telur, menembus
dinding usus dan masuk ke saluran getah bening atau darah. Embrio
heksakan kemudian ikut aliran darah dan menyangkut di jaringan otot
babi.
SIKLUS HIDUP
 Manusia adalah hospes dari Taenia saginata dan Taenia solium. Telur atau segmen gravid keluar ke
lingkungan luar bersama tinja, telur tetap infektif sampai beberapa hari atau bulan di lingkungan
luar. Pada usus halus, onkosfes menetas, menginvasi dinding usus halus, dan migrasi ke otot
bergaris, selanjutnya berkembang menjadi sistiserkus yang dapat tetap hidup selama beberapa tahun
pada daging binatang.
 Manusia terinfeksi karena memakan daging mentah. Pada usus halus manusia, sistersekus
berkembang menjadi dewasa perlu waktu lebih dari 2 bulan dan dapat tetap hidup selama beberapa
tahun. Sehingga dalam waktu 60-70 hari sesudah terinfeksi, masing-masing, sistiserkus berubah
menjadi cacing pita dewasa.
 Pada manusia, T. solium kebanyakan ditemukan pada jaringan subkutaneus, otot skelet, mata, dan
otak. Periode inkubasi sistiserkosis oleh T. solium 10 hari sampai 10 tahun
GEJALA KLINIS

Gejala klinis dapat timbul sebagai akibat iritasi mukosa usus. Gejala tersebut
antara lain rasa tidak enak pada lambung, mual, badan lemah, berat badan
menurun, diare, sakit kepala, konstipasi (sukar buang air besar) dan nafsu makan
menurun. Gejala tersebut dapat disertai dengan ditemukannya proglotid cacing
yang bergerak-gerak lewat dubur bersama atau tanpa tinja.
Gejala berat dapat terjadi apabila proglotid berpindah ke organ lain seperti
apendiks, uterus, saluran empedu, dan nasofaringeal, dan dapat menyebabkan
apendisitis, kolangitis, atau sindrom lain.
DIAGNOSIS
• Dengan menemukan telur dan proglotid
• Dengan sistiserkosis dapat dilakukan dengan :
1. Ekstirpasi benjolan.
2. Radiologi dengan CTscan.
3 Deteksi antibody
Pada infeksi cacing dewasa, telur bisa ditemukan disekeliling dubur atau di dalam tinja. Proglotid atau kepala
cacing harus ditemukan di dalam tinja dan diperiksa dengan mikroskop untuk membedakannya dari cacing pita
lainnya. Kista hidup di dalam jaringan (misalnya di otak) dan bisa dilihat dengan CT atau MRI. Kadang-kadang
kista bisa ditemukan pada pemeriksaan laboratorium dari jaringan yang diambil dari bintil di kulit. Juga bisa
dilakukan pemeriksaan antibodi terhadap parasit.
PENYEBAB

• Mengonsumsi daging babi, sapi, atau ikan air tawar yang tidak dimasak
hingga matang seluruhnya.
• Mengonsumsi air kotor yang mengandung larva cacing, akibat
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan yang terinfeksi.
• Melakukan kontak yang dekat dengan penderita infeksi cacing pita,
misalnya melalui pakaian yang terkontaminasi kotoran yang mengandung
telur cacing.
PENGOBATAN

Albendazol obat ini diberikan kepada orang dewasa dengan takaran 400 mg satu kali per
hari, 3 hari berturut-turut. Untuk anak berumur 1 sampai 2 tahun, diberikan dosis 200mg,
sebagai dosis tunggal. Albendazol tidak boleh diberikan pada wanita hamil, karena itu
jika diberikan pada wanita hamil usia 15-40 tahun, sebaiknya diberikan pada masa 7 hari
sesudah awal menstruasi.
Atabrin obat ini diberikan melalui mulut (per oral ) atau secara transduodenal.
Niclosamide merupakan pengganti obat pilihan yang diberikan sebagai dosis tunggal
sebesar 2 gram untuk orang dewasa dan 50 mg/kg berat badan untuk anak
ECHINOCOCCUS GRANULOSUS
PENGERTIAN

 Echinococcus granulosus merupakan cacing dari kelas cestoda yang paling


kecil
 Pada manusia cacing ini dapat menimbulkan penyakit Echinococcosis cystic,
penyakit ini disebut juga dengan hidatid atau hidatidosis.
 Hospes definitif parasit ini adalah anjing dan hewan carnivora lain
 Hospes intermediernya adalah hewan herbivora (domba, kambing, babi, sapi,
kuda, unta)
KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
 Phylum : Platyhelminthes
 Class : Cestoda
 Ordo : Cyclophyllidea
 Family : Taeniidae
 Genus : Taenia
 Species : Echinococcus granulosus
MORFOLOGI

 Cacing dewasa berukuran 2,5 – 9 mm


 Scolex berbentuk bulat dengan rostelum yang menonjol, dua baris kait yang terdiri dari
30 – 60 kait-kait dan mempunyai 4 batil isap
 Rostellum dilngkapi dengan mahkota rangkap
 Proglotid terdiri dari 3 buah antara lain : proglotid imature dimana organ genital belum
matang, proglotid mature dengan organ genital yang sudah lengkap dan ukurannya lebih
panjang daripada proglotid imature, dan proglotid gravid dengan uterus ditengah dengan
12 – 15 cabang yang melebar terdiri atas ± 500 telur
 Telur berbentuk bulat dan berukuran 30 – 37 μm

 Dinding telur 2 lapis dan mempunyai silia (bulu getar)


 Stadium larva yg menimbulkan infeksi adalah dalam bentuk “kistaHydatid” yg terdiri dari:
a. Lapisankutikulum
b. Lapisangerminativum
c. Cairansteril
d. Kapsulperindukan(Broodcapsule)
e. Kistasekunder
MORFOLOGI CACING DEWASA DAN SCOLEX
SIKLUS HIDUP
Echinococcus granulosus dewasa hidup dalam lumen usus halus anjing → telur keluar
bersama tinja → tertelan hospes perantara (domba, kambing, babi, sapi, kuda, unta) atau
manusia → telur menetas di usus halus dan melepaskan onkosfer → menembus dinding
usus dan bermigrasi melalui sistem peredaran darah ke berbagai organ, terutama hati dan
paru-paru → onkosfer berkembang menjadi kista hidatid → kista hidatid membesar secara
bertahap menghasilkan protoscolices → hospes definitif menjadi terinfeksi dengan menelan
organ yang mengandung kista hidatid → menempel pada mukosa usus → berkembang
menjadi dewasa dalam waktu 32 – 80 hari.
GEJALA KLINIS

Seseorang yang terinfeksi echinococcosis sering kali tanpa gejala sampai kista
hidatid yang mengandung parasit larva tumbuh menjadi besar yang menyebabkan
ketidaknyamanan, rasa sakit, mual, dan muntah. Kista tumbuh selama beberapa
tahun sebelum mencapai kematangan dan tingkat di mana gejala muncul biasanya
tergantung pada lokasi kista. Kista terutama ditemukan di hati dan paru-paru tetapi
juga dapat muncul di limpa, ginjal, jantung, tulang, dan sistem saraf pusat, termasuk
otak dan mata. Pecahnya kista paling sering disebabkan oleh trauma dan dapat
menyebabkan reaksi anafilaksis ringan hingga berat, bahkan kematian, sebagai
akibat dari pelepasan cairan kistik
Alveolar echinococcosis ditandai oleh tumor parasit di hati dan dapat menyebar ke organ
lain termasuk paru-paru dan otak. Pada manusia bentuk larva Echinococcus multilocularis
tidak sepenuhnya matang menjadi kista tetapi menyebabkan vesikel yang menyerang dan
menghancurkan jaringan di sekitarnya dan menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit,
penurunan berat badan, dan rasa tidak enak. Alveolar echinococcosis dapat menyebabkan
gagal hati dan kematian karena penyebaran ke jaringan terdekat. Alveolar echinococcosis
adalah penyakit berbahaya yang mengakibatkan tingkat kematian antara 50% dan 75%,
terutama karena sebagian besar orang yang terkena dampak tinggal di lokasi terpencil dan
memiliki perawatan kesehatan yang buruk
DIAGNOSIS

Diagnosa klinis berdasarkan adanya tumor berupa kista di hati.


Pemeriksaan laboratorium yang bisa dijalankan adalah tes castoni
atau tes serologi lainnya. Diagnosa dapat juga ditegakkan dengan
pemeriksaan histologis dari hasil pembedahan
PENCEGAHAN

 Jauhkan anjing dari tempat pemotongan hewan dan tidak boleh makan makan sisa atau
sampah hasil dari pemotongan hewan
 Berikan obat anti cacing pada anjing 1-2 kali dalam setahun
 Mengontrol populasi anjing liar Jangan mengkonsumsi makanan atau minuman yang
kemungkinan terkontaminasi oleh kotoran anjing
 Cuci tangan dengan sabun setelah memegang anjing dan sebelum makan
 Mengajari anak-anak pentingnya mencuci tangan untuk mencegah infeksi
PENGOBATAN

Di masa lalu, operasi adalah satu-satunya pengobatan untuk kista


echinococcal kistik. Kemoterapi, tusukan kista, dan PAIR (Percutaneous
Aspiration, Injection of chemicals and Reaspiration) telah digunakan untuk
menggantikan operasi sebagai perawatan yang efektif untuk echinococcosis
kistik. Namun, pembedahan tetap merupakan pengobatan yang paling efektif
untuk menghilangkan kista dan dapat menyebabkan penyembuhan total.
Beberapa kista tidak menyebabkan gejala apa pun dan tidak aktif; kista-kista
itu seringkali hilang tanpa pengobatan
DIPHYLLOBOTHRIUM LATUM 
PENGERTIAN

Diphyllobothrium latum merupakan parasit yang termasuk dalam kelas cestoda yang
dapat menyebabkan penyakit Diphyllobothriasis.
Hospes definitif cacing ini adalah manusia, anjing, kucing, babi, beruang, anjing laut,
ikan paus, singa laut.
Hospes intermedier 1 yaitu golongan copepoda antara lain genus cyclops dan diaptomus,
sedangkan hospes intermedier 2 yaitu ikan.
Nama lain cacing ini adalah cacing pita ikan, the fish tape worm, Taenia lata, broad tape
worm, Dibothriocephalus latus
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Cestoda
Ordo : Pseudophyllidea
Famili : Diphyllobothriidae
Genus : Diphyllobothrium
Spesies : Diphyllobothrium latum
MORFOLOGI

Cacing dewasa berukuran 3 – 13 meter terdiri dari ± 3.000 proglotid


Scolex memanjang ± 2 mm, mempunyai celah isap atau lekuk (bothria)
Proglotid berbentuk empat persegi panjang
Porus genitalis terlentak ventro medial, sehingga terlihat seperti kancing
baju
Ovarium terdiri dari 2 lobus
Pada proglotid gravid uterus berkelok-kelok seperti bentuk rose
 Telur berbentuk lonjong

Ukuran panjang telur 55 – 76 μm dan lebar telur 41 – 56 μm


Dinding telur tipis, terdapat tonjolan pada salah satu kutubnya
Telur berwarna kuning kecoklatan Berisi sel ovum
MORFOLOGI CACING DEWASA DAN SCOLEX
SIKLUS HIDUP
Telur yang belum berembrio keluar bersama tinja → jika telur berada di air akan mengalami
embrionisasi dalam waktu sekitar 18 – 20 hari → menghasilkan onkosfer yang berkembang menjadi
coracidia (onkosfer yang bersilia) → dimakan hospes intermedier 1 → coracidia kehilangan silia,
menembus dinding usus dan berkembang menjadi larva procercoid → dimakan hospes intermedier 2
(ikan kecil) → larva procercoid bermigrasi ke dalam daging ikan dan berkembang menjadi larva
plerocercoid (sparganum) → larva plerocercoid merupakan bentuk infektif bagi manusia, karena
manusia umumnya tidak makan ikan kecil ini tidak mewakili sumber infeksi → ikan kecil dimakan
oleh ikan yang lebih besar → sparganum dapat bermigrasi ke otot-otot ikan besar → manusia dapat
terinfeksi jika memakan ikan mentah atau setengah matang → larva plerocercoid berkembang
menjadi dewasa dan tinggal di usus halus → cacing dewasa menempel pada mukosa usus dengan
menggunakan dua jalur bilateral (bothria) pada scolex
GEJALA KLINIS

Diphyllobothriasis dapat menjadi infeksi yang berlangsung lama (beberapa


dekade). Sebagian besar infeksi tidak menunjukkan gejala. Manifestasi dapat
meliputi ketidaknyamanan perut, diare, muntah, dan penurunan berat badan.
Kekurangan vitamin B12 dengan anemia pernisiosa dapat terjadi. Infeksi
masif dapat menyebabkan obstruksi usus. Migrasi proglotid dapat
menyebabkan kolesistitis/kolangitis (peradangan kantong empedu)
DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan dengan menemukan proglotid gravid atau


telur pada pemeriksaan tinja
PENCEGAHAN

o Menjaga sanitasi dengan tidak buang air besar sembarangan


o Tidak memakan ikan mentah atau setengah matang
PENGOBATAN

Praziquantel, dengan dosis untuk dewasa 5-10 mg/kg secara oral dalam
terapi dosis tunggal, dosis untuk anak-anak sama dengan dosis dewasa.
(Catatan: praziquantel harus diminum dengan cairan selama makan.)
Alternatif bisa menggunakan obat niclosamide dengan dosis dewasa 2 gram
sekali oral, anak-anak 50 mg/kg (maksimal 2 gram) secara oral.
(Catatan: niclosamide harus dikunyah secara menyeluruh atau dihancurkan
dan ditelan dengan sedikit air.)
HYMNELOPSIS NANA
PENGERTIAN

Hymenolepis nana merupakan parasit yang termasuk dalam kelas cestoda yang hidup
dalam usus manusia dan dapat menyebabkan penyakit Hymenolepiasis nana atau
dwarf tape worm infection
Cacing ini tidak memiliki hospes intermedier sehingga disebut dengan non obligatory
intermedier
Hospes definitifnya adalah manusia
Hymenolepis nana menginfeksi anak kecil terutama pada tingkat higienis yang rendah
KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Cestoda
Ordo : Cyclophyllidea
Famili : Hymenolepididae
Genus : Hymenolepis
Spesies : Hymenolepis nana
MORFOLOGI

 Cacing dewasa mempunyai panjang 25 – 40 mm, lebar ± 1 mm terdiri atas ± 200


proglotid
 Pada scolex terdapat rostelum yang bersifat refraktil (dapat ditarik/ditonjolkan) dan
mempunyai 20 – 30 kait-kait, serta mempunyai 4 batil isap
 Porus genitalis terletak unilateral dan pada tepi anterior dari tiap-tiap segmen
 Proglotid mature berbentuk seperti trapesium, terdapat 3 testis dan 1 ovarium yang
bilobus
 Proglotid gravid terdapat 80 – 100 telur tiap segmen
Telur berbentuk oval atau globuler
Telur berukuran 30 – 50 μm
Dinding telur 2 lapis : outer layer (lapisan luar) lebih tipis, dan inner layer
(lapisan dalam) terdapat penebalan pada kedua ujungnya, masing-masing
mempunyai 4 – 8 filamen
Di dalam telur terdapat hexacanth embrio
SIKLUS HIDUP
Telur parasit yang berembrio keluar bersama tinja → telur tertelan oleh serangga → berkembang
menjadi cysticercoid → manusia dan hewan pengerat terinfeksi ketika telur berembrio atau
cysticercoid tertelan → telur melepaskan oncospheres (larva hexacanth) → menembus vili usus dan
berkembang menjadi cysticercoid → masuk ke lumen → melekatkan diri pada mukosa dan
berkembang menjadi cacing dewasa dalam waktu 10 – 12 hari → cacing dewasa berada pada bagian
ileum dari usus halus → telur keluar bersama tinja ketika keluar dari proglotid gravid atau ketika
proglotid gravid hancur dalam usus halus → autoinfeksi internal dapat terjadi ketika telur melepaskan
embrio hexacanth yang menembus vili usus kemudian melanjutkan siklus infektif tanpa melalui
lingkungan eksternal → cacing dewasa dapat berumur 4 – 6 minggu tetapi autoinfeksi internal
memungkinkan infeksi bertahan selama bertahun-tahun
GEJALA KLINIS

Infeksi parasit Hymenolepis nana paling sering tanpa gejala.


Iritasi kronis pada mukosa usus dapat mengakibatkan terjadinya
lesi. Akibat dari absorbsi sisa metabolisme parasit akan
mengakibatkan keracunan dengan gejala-gejala seperti diare,
enteritis, kataralis, dan alergi. Infeksi berat dapat menyebabkan
lemas, sakit kepala, anoreksia, sakit perut, dan diare
DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur pada sampel


feses. Teknik konsentrasi dan pemeriksaan berulang dapat
meningkatkan kemungkinan mendeteksi adanya infeksi ringan
PENCEGAHAN

Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan


Cuci, kupas atau masak sayuran dan buah-buahan sebelum
dimakan
Mengajarkan pada anak-anak jangan bermain ditanah terutama
tanah yang kemungkinan terdapat kotoran manusia
PENGOBATAN

Praziquantel, dewasa dan anak-anak, 25mg / kg dalam terapi dosis tunggal


Obat alternatif dapat menggunakan niclosamide dan nitazoxanide.
Dosis niclosamide pada orang dewasa : 2 gram dalam dosis tunggal selama 7 hari; anak-
anak 11-34 kg : 1 gram dalam dosis tunggal pada hari 1 kemudian 500 mg per hari secara
oral selama 6 hari; anak-anak> 34 kg : 1,5 gram dalam dosis tunggal pada hari 1
kemudian 1 gm per hari secara oral selama 6 hari. Dosis nitazoxanide pada orang
dewasa : 500 mg per oral dua kali sehari selama 3 hari; anak-anak berusia 12-47 bulan :
100 mg per oral dua kali sehari selama 3 hari; anak-anak 4-11 tahun, 200 mg per oral dua
kali sehari selama 3 hari

Anda mungkin juga menyukai