Anda di halaman 1dari 31

CESTODA

(Cacing pita)
Cestoda
• Merupakan cacing berbentuk pipih panjang seperti
pita
• Cacing dewasa hidup pada saluran usus vertebrata,
larvanya hidup pada jaringan vertebrata &
invertebrata
• Badannya bersegmen-segmen (disebut proglotid),
bl dewasa berisi alat reproduksi jantan & betina
• Bagian anterior berubah menjadi alat pelekat
disebut skoleks
Cestoda
• Telur dilepaskan bersama proglotid atau
tersendiri melalui lubang uterus
• Telur berisi embrio (disebut onkosfer)
berubah menjadi bentuk infektif (larva)
dalam hospes perantara
• Infeksi terjadi dengan menelan larva infektif
atau telur
Cestoda
• Gejala klinis
Dapat disebabkan oleh :
1. cacing dewasa: bersifat ringan,
mis : iritasi usus (oleh toksin), anemia,
gangguan absorbsi protein & vitamin
2. Satadium larva : bersifat fatal,
mis : larva T.solium kelainan otak
larva E. granulosus kelainan hati
Cestoda
• Spesies penting yang menimbulkan kelainan
pada manusia :
- Taenia saginata
- Taenia solium
- Echinococus granulosus
- Diphyllobothrium latum
- Hymenolepis nana
Taenia saginata
Taenia saginata
• Penyakit : taeniasis saginata
• Hospes : manusia
• Hospes perantara : sapi, kerbau dll
• Distribusi geografik: kosmopolit
• Habitat : usus halus
Taenia saginata
• Morfologi :
- cacing dewasa : ukuran 4-8 m, skoleks
Ø 1-2 mm dgn batil isap tanpa
kait2, proglotid gravid ukuran 7 X
20 mm dengan uterus 15 – 30
pasang, produksi telur 100.000
Taenia saginata
Taenia saginata
• Morfologi :
telur : bentuk bulat dengan dinding
membentuk gambaran radier, ukuran
30 X 40µ, isi : onkosfer (embrio
heksakan)
larva : bentuk oval, terbentuk dalam jaringan
HP disebut sistiserkus bovis
Taenia saginata
Taenia saginata
• Siklus hidup :
proglotid gravid (100.000 telur) aktif keluar
telur (embrio heksakan) tertelan HP
(sapi) larva (sistiserkus bovis)
termakan manusia skoleks keluar
melekat pada mukosa usus halus dewasa
(8-10 minggu)
Taenia saginata
• Gejala klinis :
- disebabkan cacing dewasa :
bersifat ringan (ulu hati sakit, perut tidak
enak,mual & muntah, pusing)
bersifat berat (apendisitis karena
proglotid masuk apendiks, obstruksi usus
ileus)
Taenia saginata
• Diagnosis :
- telur / proglotid dalam tinja
- proglotid keluar spontan
- telur dalam usap anus
Taenia saginata
• Epidemiologi :
- kasusnya banyak pada penduduk
pemakan daging sapi/kerbau
- cara makan daging berperan dalam
penularan penyakit
- pencegahan : pendinginan daging pada
– 10°C, masak daging sampai
masak
Taenia solium
Taenia solium
• Penyakit : taeniasis solium (karena cacing
dewasa)
sistiserkosis (karena larvanya)
• Hospes : manusia
• Hospes perantara : babi & manusia
• Distribusi geografik: kosmopolit
• Habitat : usus halus
Taenia solium
• Morfologi :
- cacing dewasa : ukuran 2-7 m, skoleks
Ø 1 mm dgn batil isap dan
kait2, proglotid gravid ukuran 11 X
15 mm dengan uterus 7-12
pasang, produksi telur 30.000 –
50.000
Taenia solium
Taenia solium
• Morfologi :
telur : bentuk bulat dengan dinding
membentuk gambaran radier, ukuran
30 X 40µ, isi : onkosfer (embrio
heksakan)
larva : bentuk oval, terbentuk dalam jaringan
HP disebut sistiserkus selulose
Taenia solium
• Siklus hidup :
proglotid gravid (100.000 telur) keluar bersama
tinja
1. telur tertelan manusia sistiserkosis di
otot,mata, otak, kulit dll
2. telur tertelan HP (babi) larva (sistiserkus
selulose) termakan manusia skoleks
keluar melekat pada mukosa usus halus
dewasa (8-10 minggu)
Taenia solium
• Gejala klinis :
1. Disebabkan cacing dewasa : = T. saginata
2. disebabkan larva : gejala berat,
kelainan pada otak (epilepsi, meningo-
ensefalitis, kelainan jiwa, kematian), kelainan
subkutis, jaringan hati, rongga perut
Taenia solium
• Diagnosis :
- Taeniasis solium : menemukan telur
/proglotid dalam tinja
- Sistiserkosis : CT scan, MRI, ELISA,
Western Blot, PCR. coproantigen
Taenia solium
• Epidemiologi :
- banyak ditemukan pada penduduk
pemakan babi
- cara makan daging berperan
- cara beternak babi penting
Echinococcus granulosus
Echinococcus granulosus
Echinococcus granulosus
• Penyakit : hidatidosis (karena larvanya)
• Hospes : anjing & carnivora lain
• Hospes perantara : kambing, manusia,
onta, babi
• Distribusi geografik: Australia Selatan,
Amerika Selatan, Afrika, Eropa, RRC,
Jepang, negara2 Arab
• Habitat : usus halus anjing
Echinococcus granulosus
• Morfologi :
- cacing dewasa : tdd 3 proglotid (imatur,
mature, gravid), ukuran 3 – 6 mm,
skoleks bulat dengan batil isap & kait2
- Telur : dikeluarkan bersama tinja anjing
Echinococcus granulosus
• Siklus hidup :
Telur dikeluarkan bersama tinja anjing
tertelan oleh HP (kambing, manusia dll)
telur menetas di rongga duodenum embrio
menembus dinding usus saluran limfe &
pembuluh darah ke alat2 dalam (hati, paru,
otak dll) membentuk kista hidatid.
Bila kista termakan anjing cacing dewasa
Echinococcus granulosus
• Gejala klinis :
kelainan karena larvanya dapat disebabkan karena :
- desakan kista hidatid
- cairan kista yang menimbulkan alergi
- pecahnya kista cairan masuk peredaran
darah renjatan anafilaktik & kematian
Echinococcus granulosus
• Diagnosis :
menemukan skoleks dari cairan kista, tes
intarkutan

• Epidemiologi :
Hidatidosis penting pada daerah ternak
domba yang berhubungan anjing

Anda mungkin juga menyukai