Anda di halaman 1dari 11

Faktor Usia Mempengaruhi Memori

Isora Riliani

102017127

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

Jl. Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat

Email: isora.2017fk127@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Setiap manusia pada hakikatnya diberikan otak oleh Tuhan untuk berpikir dan mengingat.
Memori atau ingatan merupakan salah satu kegunaan dari otak. Ingatan dapat hilang atau
terlupakan dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi memori seperti sebuah kasus,
seorang laki-laki tua yang berusia 65 tahun mengalami keadaan sering lupa. Tujuan penulisan
untuk mengetahui apakah usia dapat mempengaruhi ingatan atau memori, serta faktor-faktor
apa saja selai dari usia yang dapat mempengaruhi memori. Memori dibedakan menjadi 3
sistem yaitu, sistem ingatan sensorik, sistem ingatan jangka pendek atau short term memory
(STM), dan sistem ingatan jangka panjang atau long term memory (LTM). STM adalah
memori penyimpanan sementara informasi-informasi sebelum diteruskan ke dalam memori
jangka panjang. LTM merupakan kemampuan untuk mengingat masa lalu dan menggunakan
informasi tersebut untuk dimanfaatkan. Tiga proses dasar memori yaitu, Encoding, Storage
dan Retrieval. Faktor yang mempengaruhi ingatan yaitu, usia, kondisi fisik, dan emosi.
Faktor usia dapat memengaruhi seseorang menjadi sering lupa terutama seseorang yang
sudah berusia lebih dari 50 tahun. Faktor terjadinya lupa selain dari umur juga bisa dari
kondisi fisik dan emosi.

Kata kunci: otak, memori, STM, LTM

Abstract

Every human being is essentially given the brain by God to think and remember. Memory or
memory is one of the uses of the brain. Memory can be lost or forgotten due to factors that
affect memory like a case, an old man aged 65 years experiencing a state of forgetfulness.
The purpose of writing to find out whether age can affect memory or memory, as well as
factors any jam of age that can affect memory. Memory is divided into 3 systems namely,
sensory memory system, short-term memory system (STM), and long-term memory (LTM)
system. STM is temporary storage memory information before being forwarded into long-
term memory. LTM is an ability to remember the past and use that information to be used.
The three basic processes of memory are, Encoding, Storage and Retrieval. Factors that
affect memory are, age, physical condition, and emotion. Age factors can affect a person to
forget often especially someone who is over 50 years old. Factors of forgetfulness apart from
age can also be from physical condition and emotion.

Keywords: brain, memory, STM, LTM


Pendahuluan

Memori merupakan kemampuan mental untuk memanggil kembali sensasi , kesan , ide.
Tanpa memori ,proses berpikir mengalami hambatan . Oleh karenanya masalah gangguan
memori perlu mendapat perhatian dari sisi medis maupun sosial .Namun seiring
berkembangnya zaman para ahli neurosains memperoleh wawasan yang lebih luas dalam
memahami hubungan antara proses kognitif
l. dengan organisasi anatomis otak. Dalam bidang
fisiologi manusia sudah banyak fisiologis tentang cara memantau kegiatan otak melalui
penelitian pada penderita yang mengalami kerusakan pada bagian otak . Melalui skenario ini,
kami dapat memahami proses memori secara fisiologis perlu dikaji pola mekanisme yang
terjadi selama proses memori.

Memori

Memori adalah penyimpangan pengetahuan yang didapat untuk dapat diingat kembali
kemudian . Proses berpikir bermula dari memori dalam belajar dan mengingat yang
merupakan dasar bagi individu untuk mengadaptasikan perilaku mereka dengan lingkungan
eksternal tertentu . Tanpa mekanisme ini , individu tidak dapat merencanakan interaksi agar
berhasil dan secara sengaja menghindari keadaan – keadaan tidak menyenangkan yang
seharusnya dapat diprediksi . Ketika kita membaca buku , kita menyimpan konsep yang
dibahas dan mengubahnya menjadi kata – kata kita sendiri . Penyimpanan informasi yang
diperoleh dilakukan paling sedikit dalam dua cara , yaitu memori jangka pendek yang
berlangsung beberapa detik hingga jam , sedangkan memori jangka panjang dipertahankan
dalam hitungan harian hingga tahunan . Proses pemindahan dan fiksasi jejak memori jangka
pendek menjadi simpanan memori jangka panjang disebut kondolidasi . 2

Adapun konsep baru yang dikembangkan yaitu konsep memori kerja . Memori kerja secara
temporer menahan dan menghubungkan berbagai potongan informasi yang relevan melalui
gelombang atau kompleks terisolasi yang dijumpai pada elektroensefalogram dimajukan ke
memori kerja sehingga manusia dapat mengevaluasi data yang datang secara konteks .
Fungsi integratif ini sangat penting bagi kemampuan manusia untuk berpikir ,merencanakan,
dan membuat penilaian . Memori kerja memungkinkan orang memadukan pikiran – pikiran
dalam rangkaian logis dan merencanakan tindakan yang logis .Suatu ingatan yang terbentuk
dipanggil kembali secara aktif , ingatan terserbut menjadi tidak stabil dan harus
dikonsolidasikan kembali ke keadaan inaktif yang distabilkan ulang . Informasi baru dapat
diserap ke dalam jejak ingatan lama selama rekonsolidasi. Oleh sebab itu , ingatan lama
sebenarnya dapat diubah setiap saat ketika diingat kembali .2
Karakteristik Memori jangka pendek Memori jangka panjang
Waktu penyimpanan Segera Sedikit lebih lambat;
harus ditransfer dari
memori jangka pendek
menjadi memori jangka
panjang; peningkatan
latihan dan pengulangan
informasi melalui
memori jangka pendek.
Durasi Detik hingga jam Beberapa hari sampai
tahun
Retrieval time (waktu Cepat diperoleh kembali (rapid Lebih lambat, kecuali
mengingat) retrieval) memori yang benar-benar
melekat.
Kapasitas penyimpanan terbatas Sangat besar
Ketidakmampuan untuk Dapat dilupakan secara Biasanya hanya tidak
melupakan permanen bisa diakses sebagian;
relatif stabil
Mekanisme penyimpanan Melibatkan modifikasi Melibatkan perubahan
sementara pada sinaps yang fungsional dan struktural
sudah ada, seperti perubahan yang relatif permanen
jumlah neurotransmiter yang pada neuron seperti
dilepaskan pembentukan sinaps baru
dan sintesis protein baru
yang berkaitan.

Tabel 1. Perbandingan memori jangka pendek dan jangka panjang1

Proses Penyimpanan Memori Jangka Pendek dan Memori Jangka Panjang

Mekanisme penyimpanan memori dari jangka pendek ke jangka panjang adalah sebagai
berikut:

Gambar 1. Mekanisme penyimpanan memory jangka pendek ke jangka panjang. 2


Memori  masuk ke dalam otak melalui sinaps ( alur informasi), karena otak belajar melalui
kekuatan sinapsisnya. Dimana hipokampus (sistem limbik), amygdala (pusat ingatan
emosi), striatum (untuk mengendalikan kemampuan motorik),  mammillary bodies berperan
aktif didalam otak. Tiga proses dasar dari memori , yaitu encoding (memasukkan
informasi), storage (penyimpanan) dan retrieval (menimbulkan kembali).2

Encoding  yaitu proses pengkodean terhadap apa yang dipersepsikan dengan cara mengubah
simbol-simbol tertentu pada organismenya. Informasi-informasi yang dapat disimpan olehnya
dapat diperoleh dengan cara sengaja maupun tidak sengaja. Kedua adalah proses
mengingat storage atau proses penyimpanan informasi yang telah diproses pada tahap
pengkodean. Ketiga adalah proses mengingat yang berkaitan dengan menimbulkan kembali
sebuah informasi-informasi yang telah tersimpan atau biasa disebut retrieval. Proses ini
merupakan sebuah proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori
untuk digunakan kembali bila dibutuhkan.2

Potensial Aksi

Potensial aksi adalah peristiwa elektris (listrik) yang terlokalisir menggunakan ATP secara
aktif untuk mengangkut Na+ keluar dari sel dan K+ masuk ke dalam, yaitu depolarisasi
membran pada titik perangsangan yang spesifik. Potensial aksi timbul karena membran
plasma sel- sel yang dapat dirangsang, mempnyai saluran ion bergerbang voltase, mempunyai
gerbang yang membuka dan menutup sebagai respon terhadap perubahan potensial membran
serta adanya peningkatan permeabilitas membran terhadap ion Na secara transien (dalam
rentang fraksi dari satu milidetik) kemudian diikuti oleh peningkatan permeabilitas membran
terhadap ion K secara transien serta penurunan drastis pada permeabilitas membran terhadap
ion Na.

Mekanisme perambatan potensial aksi :

- Potensial aksi pertama : Potensial aksi dibangkitkan ketika ion natrium mengalir ke dalam
melintasi membran pada satu lokasi, membran mengalami repolarisasi ketika K + mengalir
keluar.

- Potensial aksi kedua : Depolarisasi potensial aksi pertama telah menyebar ke wilayah yang
bersebelahan pada membran tersebut, mendepolarisasi wilayah itu dn memulai potensial aksi
kedua.

- Potensial aksi ketiga : Merambat secara berurutan saat repolarisasi berlangsung. Melalui
mekanisme ini aliran ion lokal menembus membran plasma dan menghasilakan impuls saraf
yang meeambat di sepanjang akson itu.

Besarnya potensial aksi tidak bergantung pada kekuatan stimulus pendepolarisasi yang
menyebabkan potensial aksi tersebut. Selama fase depolarisasi, polaritas membran berbalik
sebentar, bagian dalam sel lebih positif dibandingkann bagian luar. Depolarisasi yang kuat
dari suatu potensial aksi akan menyebabkan daerah disekitar titik membran yang mengalami
depolarisasi itu juga terdepolarisasi di atas harga ambang, yang memicu potensial aksi baru
pada posisi tersebut dan demikian seterusnya sampai ke ujung akson.3
Pengaruh potensial aksi dalam memori jangka panjang dan jangka pendek

Pada dua nukleus limbik , Amigdala bisa bertindak sebagai semacam filter memori yang
agaknya menandai informasi yang akan disimpan dengan cara mengaitkannya dengan
kejadian atau emosi saat itu . Perubahan fungsional pada sinapsis tertentu pertama kali
ditemukan pada hipokampus yang secara langsung berkaitan dengan penyimpanan memori .
Salah satu jenis perubahan adalah depresi jangka panjang ( long term depression , LTD )
yaitu penurunan responsivitas terhadap potensial aksi sel pascasinaptik . LTD diinduksi
stimulus yang lemah secara berulang – ulang . Jenis perubahan sinaptik kedua , yang disebut
potensiasi jangka panjang ( long term potentiation , LTP ) adalah responsivitas yang
meningkatkan potensi aksi sel pascasinaptik . Hal ini dihasilkan ketika sebuah prasinaptik
menborbardir sinapsis dengan rentetan potensial aksi singkat dan berulang – ulang yang
secara kuat mendepolarisikan membran pascasinaptik. Dengan perkembangan LTP , suatu
potensial aksi tunggal dari sel prasinaptik akan berpengaruh lebih kuat pada sinapsis
dibandingan dengan sebelumnya . Berlangsung selama beberapa jam , hari atau minggu yang
bergantung pada jumlah dan frekuensi potensial aksi berulang – ulang . LTP bisa merupakan
apa yang akan terjadi ketika suatu memori sedang disimpan atau ketika pembelajaran sedang
berlangsung .3

LTP dikaitkan dengan pembebasan neurontrasmiter eksitatoris glutamat oleh sel prasinaptik .
Glutamat berikatan dengan suatu kelas reseptor spesifik pada membran pascasinaptik yang
membuka saluran bergerbang yang sangat permeabel terhadap ion kalsium ( Ca 2+).
Selanjutnya Ca2+ memicu serangkaian aktivitas enzim pada sel pasacasinaptik yang
membuatnya lebih responsif terhadap ransangan . Proses ini merupakan habituasi pada
mekanisme penyimpanan memori jangka pendek .3

Mekanisme memori jangka pendek

Memori jangka pendek melibatkan modifikasi transien fungsi sinaps –sinaps yang sudah ada
misalnya perubahan temporer jumlah neurotransmitter yang dibebaskan sebagai respons
terhadap ransangan atau peningkatan temporer responsivitas sel pascasinaps terhadap
neurotransmitter di jalur – jalur saraf yang terlibat Penyimpanan jangka pendek berkaitan
dengan habituasi dan sensitisasi. Habituasi merupakan pengurangan respon terhadap adanya
stimulus yang sama secara berulang.Sedangkan sensitisasi merupakan peningkatan respon
terhadap stimulus yang ringan menyertai stimulus yang kuat.Kedua bentuk pembelajaran ini
mempengaruhi tempat yang sama dengan cara yang berbeda. Habituasi menekan aktivitas
sinaps pada bagian aferen dan eferen sedangkan sensitisasi meningkatkan aktivitas sinaps
pada bagian aferen dan eferen.

Ketika sudah berada di fase ini, yaitu pada penyimpanan jangka pendek, maka ada
kemungkinan besar lupa. Sehingga untuk mengubah penyimpanan memori jangka pendek
menjadi penyimpanan memori jangka panjang sehingga kemungkinan untuk lupa adalah kecil
bahkan menjadi memori permanen.1
Gambar 2 . Habituasi dan sensitisasi.1

Mekanisme potensiasi memori jangka panjang

Memori jangka panjang melibatkan perubahan structural dan fungsional yang relative
permanen antara neuron – neuron yang sudah ada di otak .Pada mekanisme potensiasi
memori jangka panjang, terjadi modifikasi sebagai akibat peningkatan penggunaan pada
sinaps yang akan meningkatkan kemampuan neuron presinaps untuk mengeksitesi neuron
postsinaps pada masa depan. Dengan begitu,semakin sering digunakan koneksinya akan
semakin kuat. Penguatan ini berkaitan dengan pembentukan lebih banyak EPSPs (excitatory
postsinaptic potential) pada neuron postsinaps sebagai respon signal kimia dari input
excitatory presinaps tertentu. Peningkatan respon eksitatori akan ditranslasikan menjadi lebih
banyak potensial aksi yang dikirimkan sepanjang sel postsinaps tersebut ke neuron lainnya.
LTP (long term potentiation) ini memerlukan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu
untuk menkonsolidasi memori jangka pendek menjadi jangka panjang yang terjadi di
hipokampus.

LTP dimulai saat neuron presinaps melepas neurotransmitter eksitatori glutamate sebagai
respon atas potensial aksi.Glutamat mengikat 2 jenis reseptor yaitu reseptor AMPA dan
NMDA. Reseptor AMPA merupakan kanal reseptor yang dimediasi oleh kimia yang
membuka pada pengikatan glutamate dan menyebabkan masuknya ion Na+. Selanjutnya
terjadi pembentukan EPSP pada neuron postsinaps. Reseptor NMDA merupakan kanal
reseptor yang menyebabkan Ca2+ dapat masuk saat kanal ini terbuka. Gerbang ini membuka
pada pengikatan glutamate,namun tidak menyebabkan Ca2+ masuk. Hal itu disebabkan karena
adanya penyumbatan dari Mg2+.Depolarisasi tambahan neuron postsinaps yang dihasilkan
oleh EPSP akibat pengikatan glutamate pada reseptor AMPA dibutuhkan untuk
mendepolarisasi neuron postsinaps guna memaksa Mg2+ keluar dari channel.Oleh karena
itu,meskipun glutamate berikatan dengan reseptor NMDA,kanal tersebut tidak akan
membuka sampai sel postsinaps terdepolarisasi sebagai akibat aktivitas eksitatori yang
lainnya. Masuknya kalsium setelah ekspulsi Mg2+ bermanfaat untuk mengaktifkan jalur
second messenger Ca2+ pada neuron postsinaps.Jalur tersebut memicu insersi secara fisik
reseptor AMPA tambahan pada membrane postsinaps.peningkatan reseptor AMPA ini
mengakibatkan sel postsinaps memperlihatkan respon EPSP yang lebih besar oleh pengaruh
pelepasan glutamate dari neuron presinaps. Mekanisme ini berperan untuk membantu
penjagaan LTP.

Selain itu, pada beberapa sinaps, aktivasi second messenger Ca2+ pada neuron postsinaps
menyebabkan sel tersebut melepaskan parakrin retrograde.Parakrin tersebut akan berdifusi ke
neuron presinaps untuk meningkatkan pelepasan glutamate pada neuron presinaps.
Mekanisme ini berperan untuk menjaga LTP. Modifikasi yang terjadi selama LTP tetap
dijaga sampai waktu yang lama sesudah aktivitas ini berhenti. Dengan begitu,informasi yang
ditransmisikan lebih efektif saat diaktivasi di masa depan. Jalur antara input presinaps inaktif
yang lain dan sel postsinaps yang sama tidak berpengaruh. LTP berkembang sebagai respon
aktivitas sering yang melintasi sinaps sebagai hasil input yang repetitive dan letupan yang
intens atau respon terhadap hubungan antara letupan satu input dengan input yang lain pada
waktu bersamaan.

Etanol pada alkohol dapat mengeblok reseptor NMDA dan memfasilitasi fungsi GABA.
Blokade terhadap NMDA menyebabkan orang yang mabuk berat akan mengalami kesulitan
untuk mengingat apa yang terjadi pada saat itu. Dengan meningkatkan kerja GABA, yang
merupakan neurotransmiter inhibitori mayor, etanol secara umum mensupresi aktivitas CNS.

Sebenarnya, konversi memori jangka pendek menjadi jangka panjang masih belum jelas.
Namun, dipercaya bahwa cAMP dapat mengaktifkan cAMP Preponsive element binding
protein (CREB) yang bertindak pada DNA dan akhirnya memengaruhi sintesis protein baru
yang penting mempertahankan memori jangka panjang . Immediate early genes (IEGs) yang
juga berperan pada konsolidasi memori. Gen tersebut akan memicu sintesis protein yang
mengkode memori jangka panjang. Selain itu, terdapat juga modifikasi jangka panjang pada
pelepasan neurotransmiter oleh kejadian biokimia yang tetap dipertahankan yang awalnya
diinisiasi oleh proses memori jangka pendek.

Bagian otak yang mengalami perubahan pada proses belajar dan pembentukan memori tidak
hanya substansi abu-abu saja melainkan juga substansi putih otak seperti semakin banyaknya
mielin pada sekeliling akson khususnya pada orang dewasa. Neuron menghasilkan
neurugulin yang mengatur hal tersebut.  Semakin banyak mielin, kecepatan  konduksi sinyal
semakin cepat. Selain itu, beberapa hormon dan neuropeptida juga dapat mempengaruhi
proses belajar dan memori.
Gambar 3. Mekanisme potensiasi jangka- panjang.1

Struktur Sel Saraf (Neuron)

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk
suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan
sel, dendrit, dan akson..4

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf (lihat gambar 4 ). Badan
sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada
badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom,
dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi
sintesis protein.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang (lihat gambar 4). Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran
sitoplasma badan sel (lihat gambar 1). Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang
disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak
mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput
mielin tersebut dibungkus oleh sel- sel schwann yang akan membentuk suatu jaringan yang
dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin
sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada
yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin disebut dengan nodus ranvier berfungsi
mempercepat jalannya rangsangan.

Gambar 4. Neuron.4

Memory Trace

Memory trace adalah jejak ingatan yang terdapat di banyak bagian otak . Neuron – neuron
yang berperan dalam jejak ingatan justru tersebar luas di seluruh daerah subkorteks dan
korteks otak. Bagian – bagian otak yang diperkirakan paling berperan dalam ingatan adalah
hipokampus dan struktur terkait di lobus temporalis medial , sistem limbik , sereblum ,
korteks prafrontalis , dan bagian – bagian lain korteks serebrum .1

a. Hipokampus dan ingatan deklaratif


Hipokampus merupakan dominan terjadi potensiasi jangka panjang serta krusial bagi
konsolidasi menjadi ingatan jangka panjang . Hipokampus menyimpan ingatan jangka
panjang baru hanya sesaat dan kemudian memindahkannya ke bagian korteks lain
untuk penyimpanan yang lebih permanen . Hipokampus dan daerah sekitarnya
berperan dalam ingatan deklaratif . Ingatan deklaratif yaitu ingatan “ apa “ tentang
orang , tempat , benda , fakta , dan kejadian spesifik yang sering terbentuk setelah
hanya satu pengalaman dan dikemukakan dalam suatu pernyataan serta memerlukan
pemanggilan secara sadar . Ingatan deklaratif dibagi menjadi ingatan semantik
( ingatan tentang fakta ) dan ingatan episodik ( ingatan tentang kejadian – kejadian
sehari – hari ) .
b. Serebelum dan ingatan prosedural
Sereblum dan daerah korteks terkait berperan penting dalam ingatan prosedural .
Ingatan prosedural adalah ingatan “ bagaimana” yang melibatkan keterampilan
motorik yang diperoleh melalui latihan berulang dan dapat dilakukan tanpa upaya
sadar .
c. Korteks prafrontal dan memori kerja
Bagian yang berperan utama dalam memadukan kemampuan berpikir kompleks yang
berkaitan dengan memori kerja adalah korteks asosiasi prafontral. Korteks prafrontal
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara untuk menahan data – data relevan
dan juga berperan besar dalam manipulasi dan integrasi informasi untuk perencanaan ,
pemilihan prioritas , membuat pilihan , pemecahan masalah , pengorganisasian
aktivitas , dan penghambatan impuls . Korteks prafrontal melaksanakan fungsi –
fungsi berpikir kompleks dengan bekerja sama dengan semua region sensorik otak ,
yang berhubungan dengan korteks prafrontal .

Faktor yang Mempengaruhi Ingatan

a. Faktor usia,

Ingatan paling tajam pada diri manusia kurang-lebih pada masa kanak-kanak (
10-14 tahun) dan ini berlaku untuk ingatan yang bersifat mekanis yakni ingatan untuk
kesan-kesan pengindraan. Sesudah usia tersebut kemampuan untuk mencamkan
dalam ingatan juga dapat dipertinggi akan tetapi untuk kesan-kesan yang mengandung
pengertian (daya ingatan logis) dan ini berlangsung antara usia 15-50 tahun.5

b. Kondisi fisik, misalnya kelelahan, sakit dan kurang tidur dapat menurunkan daya
kerja atau prestasi ingatan.5

c. Faktor emosi.

Dalam hal ini seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik, apabila peristiwa-
peristiwa itu menyentuh perasaan-perasaan, sedangkan kejadian yang tidak
menyentuh emosi seringkali diabaikan.5
Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-8. Jakarta: EGC; 2017. h.170-
77

2. Bhinnety M. Struktur dan proses memori. Buletin Psi. 2015; 16(2); 74-88

3. Sherwood L. Human physicology: the central nervous system. 7th ed. Philadelphia:
Brooks; 2010. h. 157-65

4. Sinaga E, Silitonga M. Anatomi fisiologi tubuh manusia. Medan : UNIMED Press;2011

5. Harianti D. Daya ingat. Edisi 1. Tangerang: Agro Media;2008.h.71-9

Anda mungkin juga menyukai