Anda di halaman 1dari 9

Memori Otak Manusia dan Mekanismenya

Francisca Noveliani (102013016)


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. (021) 56942061
francisca.2013fk016@civitas.ukrida.ac.id
Abstraksi
Memori pada manusia terletak pada otak sebagai pusatnya. Memori melibatkan beberapa bagian dari
otak, diantaranya ialah hippocampus, cerebellum, korteks prefrontal, system limbic, dan beberapa
bagian lainnya. Beberapa bagian utama yang berperan besar dalam memori ialah hippocampus yang
berperan dalam penyimpanan memori sementara, cerebellum yang berperan dalam memori
nondeklaratif dan tidak sadar, dan korteks prefrontal yang berperan dalam pembentukan memori
jangka panjang. Memori secara umum terbagi atas 2 jenis yaitu memori deklaratif dan memori
nondeklaratif. Sedangkan pada memori berdasarkan waktu terbagi 2 yaitu memori jangka pendek dan
memori jangka panjang. Memori jangka pendek merupakan bentuk dari perubahan jumlah sinaps dan
neurotransmitter, sedangkan memori jangka panjang ialah perubahan jumlah dendrit dan memori
jangka panjang dibentuk dari memori jangka pendek. Memori jangka panjang dapat dibentuk melalui
pengulangan yang berulang untuk memberbanyak jumlah sinaps yang terjadi. Pembentukan memori
jangka panjang melalui melalui memori jangka pendek disebut sebagai konsolidasi memori. Dalam
proses penyimpanan memori, neurotransmitter, hormone, dan beberapa jenis ion juga dilibatkan.
Kata Kunci : Memori, otak, penyimpanan, sinaps, neurotransmitter
Abstract
Humans memory is mainly located in the brain. It involves some part of the brain, including the
hippocampus, the cerebellum, the prefrontal cortex, limbic system, and some other parts. Some of the
main part that plays a major role in memory is the hippocampus, which plays a role in the temporary
memory storage, the cerebellum plays a role in nondeclarative memory, and the prefrontal cortex
plays a role in the formation of long-term memory. Memory is generally divided into two types of
declarative memory, and nondeclarative memory. While in time-based memory is divided into 2
types: short-term memory and long-term memory. Short-term memory is a form of change of number
of synapse and neurotransmitter, whereas the long-term memory is a change in the number of
dendrite and long-term memory are formed from short-term memory. Long-term memory can be
formed through repetition that repeats for increasing total synapse occurs. The formation of longterm memory to short-term memory is referred to as memory consolidation. In the process, the
memory storage of the neurotransmitter, hormone, and several types of ions are also involved.

Keyword : Memory, brain, storage, synapse, neurotransmitter


Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia memiliki kemampuan untuk belajar, kemampuan
untuk mengingat, dan kemampuan lain yang menggunakan banyak bagian daripada otak.
Tentunya dalam belajar atau dalam hal apapun, hal yang paling dibutuhkan oleh seorang
manusia ialah ingatan atau biasa disebut juga dengan memori. Memori merupakan bagian
dari pembelajaran juga, dengan adanya memori manusia dapat melakukan segala hal dengan
baik sehingga memori juga dapat disimpulkan memiliki banyak bagian yang berkaitan dalam
membentuknya dan banyak daerah yang berperan dalam pembentukan setiap detail
memorinya. Memori juga terbagi atas beberapa jenis berdasarkan umum maupun berdasarkan
jenis waktunya.
Memori

Memori adalah perekam internal kejadian yang sebelumnya pernah terjadi. Proses
pembentukan memori terdiri dari beberapa bagian yaitu :1
1. memfokuskan perhatian pada kejadian, nama, atau nomor hingga latar belakang
2. melatih informasi
3. mengkonsolidasikan informasi menjadi simpanan zat kimia dalam otak
Memori secara umum dikategorikan menjadi dua jenis yaitu, 1
1. Memori deklaratif
Memori deklaratif ialah memori yang terlibat dalam hal fakta dan kejadian yang juga
melibatkan bagian lobus temporalis medial dari otak yang mencakup area hipocampus
dan diencephalon. Memori tipe ini disimpan dalam korteks serebri.
2. Memori nondeklaratif/Memori reflektif
Memori nondeklaratif adalah memori yang terlibat dalam hal keterampilan, repetisi,
dan classical conditioning. Memori ini mencakup ingatan yang tidak disadari dan
melibatkan bagian otak yaitu basal ganglia, korteks serebri, dan serebelum. Pada
kasus demensia, yang akan hilang terlebih dahulu ialah memori deklaratif
dibandingkan dengan memori nondeklaratif.
Memori merupakan bagian dari ingatan akan sesuatu yang telah terjadi sebelumnya
dan dapat dipanggil kembali ingatannya tersebut (recall). Perubahan pada neuron yang
berkaitan dengan retensi atau penyimpanan pengetahuan disebut jejak memori atau memory
trace. Pengetahuan yang disimpan dalam otak sebagai memori ialah konsepnya saja,
sehingga ketika akan diekspresikan kembali memori tersebut akan keluar dalam bentuk kata
yang berbeda. 2
Jejak memori/Memory trace2
Jejak memori tersebar pada beberapa bagian otak yaitu pada regio kortikal dan subkortikal
pada otak. Daerah memori trace ini adalah hipocampus, struktur asosiasi lobus temporal
medial, sistem limbik, cerebellum, korteks prefrontal, dan koteks serebri. Dan bagian-bagian
utamanya yaitu :
1. Hipocampus
Hipocampus adalah bagian dari sistem limbik yang berperan dalam memori
jangka pendek. LTP terjadi disini. Hipocampus berperan juga alam proses
konsolidasi memori jangka panjang. Hipocampus juga merupakan tempat
penyimpanan memori jangka panjang yang bersifat sementara sebelum diproses
ke bagian koteks lain untuk diubah menjai memori yang bersifat permanen.

Hipocampus dan daerah sekitarnya memegang peranan penting dalam memori


deklaratif.
2. Cerebellum
Cerebellum berkaitan dengan prosedur untuk kemampuan motorik yang
didapatkan melalui pegulangan (memori reflektif). Memori prosedur ini terjadi
dengan tidak sadar.
3. Korteks prefrontal
Korteks prefrontal merupakan bagian yang berperan dalam kemampuan reasoning
complex yang berkaitan dengan memori yang sedang bekerja. Korteks prefrontal
ini juga berperan sebagai tempat penyimpanan sementara dan kemudian terlibat
dalam bagian perencanaan, penentuan prioritas, pemecahan masalah, dan lainnya.
Fungsi dari reasoning complex juga memiliki kerjasama terhadap semua bagian
sensoris otak yang terhubung dengan area korteks prefrontal melalui saraf.
Faktor yang Mempengaruhi Memori
Terdapat 4 faktor yang dapat mempengaruhi memori dan kinerjanya, yaitu :
1. Faktor Usia
Faktor usia memegang peranan dalam kinerja memori. Biasanya pada usia yang masih
muda, akan lebih mudah didapat memori yang cenderung lebih mengarah kepada halhal mekanis yang bersifat penginderaan, sedangkan pada usia yang selanjutnya akan
lebbih mudah didapat memori yang mengarah kepada hal yang bersifat pengertian
atau pemikiran yang logis. Faktor usia juga dapat mempengaruhi kemampuan memori
seseorang.
2. Kondisi Fisik
Ketika kondisi tubuh tidak dalam keadaan yang optimal, maka kinerja memori juga
akan menurun sehingga apabila seseorang mengalami kondisi tidak fit atau memiliki
penyakit tertentu, orang tersebut akan cenderung mengalami kesulitan mengingat.
3. Faktor Emosi
Faktor emosi ini berkaitan dengan system limbic yang melibatkan hipokampus dan
amigdala. Ketika seseorang merasa dalam keadaan emosi dan mood yang baik,
sedang mengalami emosi yang menyebabkan kesedihan. maka orang tersebut akan
cenderung lebih mudah mengingat. Hal ini mengaitkan antara hal yang akan diingat
dengan keterlibatan emosi didalamnya.
4. Minat dan Motivasi
Minat dan motivasi memegang peranan dalam meningkatkan daya ingat seseorang.
Dengan penggambaran bila seseorang tertarik dengan suatu topic atau suatu hal, maka
orang tersebut akan lebih mudah mengingat. Hal ini disebabkan oleh adanya focus

yang tertuju sehingga informasi lain yang tidak berkaitan dengan hal tersebut
cenderung tidak mengganggu informasi sebelumnya.
Memori Jangka Pendek dan Memori Jangka Panjang
Dalam menerima informasi, pertama informasi diterima melalui mata, kemudian informasi
tersebut akan diolah dalam pikiran yang sadar dan kemudian ditampung pada bagian
hipokampus yang merupakan tempat menampung memori yang bersifat sementara. Setelah
48 jam kemudian maka isi dari hipokampus akan dipindahkan ke bagian memori jangka
panjang, namun seringkali informasi tersebut telah banyak berkurang akibat banyaknya
informasi lain yang masuk. 3
Untuk memfokuskan perhatian pada suatu situasi atau informasi merupakan kategori
memori jangka pendek. Memori jangka pendek merupakan memori kerja, yaitu memiliki
kemampuan yang terbatas apabila informasinya tidak terus-menerus dilatih. Informasi yang
sebelumnya telah masuk akan dengan mudah menghilang apabila terdapat informasi lain
yang kemudian masuk dan mengalihkan perhatian. Akan tetapi, apabila informasi tersebut
diulang dan dilatih secara terus menerus, maka kemudian memori ini akan masuk kedalam
kategori memori jangka panjang. 1
Memori jangka pendek merupakan memori yang memiliki jangka waktu
penyimpanan yang singkat, kemudian memori tersebut akan bertahan dalam jangka waktu
yang relatif lebih singkat yaitu dalam beberapa detik atau jam saja. Untuk mengingat kembali
memori ini, waktu yang dibutuhkan cukup singkat (rapid retrieval). Kapasitas penyimpanan
memori ini terbatas. Memori ini dapat dengan mudah dilupakan secara permanen. 2
Memori jangka panjang ialah memori yang sifatnya tidak terbatas dan juga permanen.
Memori jangka panjang berhubungan erat dengan beberapa jenis dari neurotransmitter
eksitasi, termasuk juga asetilkolin, dopamin, neroepinefrin, dan glutamat. Memori jangka
panjang juga bergantung pada hormon yang dilepaskan selama stres, termasuk juga hormon
adrenokortikotropik (ACTH), vasopresin, dan epinefrin. Terdapat juga jenis neutrotransmitter
yang bersifat sebagai inhibitor seperti GABA yang dapat mengurangi presentasi dari
pengubahan memori jangka pendek ke memori jangka panjang.

Memori jangka panjang

adalah jenis memori yang memiliki waktu penyimpanan yang sedikit lebih lambat, dan
sebeumnya merupakan memori jangka penek yang mengalami pengulangan. Memori jangka
panjang dapat bertahan dalam waktu yang relatif jauh lebih lama dibandingkan dengan
memori jangka penek. Proses mengingat (recall) memorinya juga membutuhkan waktu yang
lebih panjang kecuali untuk hal-hal yang melekat. Kapasitas memori ini sangatlah besar. Pada
proses penyimpanannya, memori ini melibatkan perubahan secara fungsional dan struktural

yang dapat menjadi permanen pada neuron. Yang terjadi adalah pembentukan sinaps dan
sintesis protein baru yang berkaitan dengan hal-hal tersebut. 2
Proses transfer dan penguatan memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang
disebut konsolidasi memori.

Proses pengubahan memori jangka pendek menjadi memori

jangka panjang di awali dengan pemecahan informasi tersebut untuk diingat menjadi
beberapa unit yang terpisah yang kemudian akan kembali diproses pada beberapa bagian
spesifik dari otak yang memiliki fungsi spesifik masing-masing. 1
Mekanisme penyimpanan memori jangka pendek 2
Dalam proses penyimpanannya, memori jangka pendek melibatkan proses sensitisasi
dan habituasi. Habituasi merupakan bentuk dari pengurangan respon terhadap adanya
stimulus yang datang secara berulang terutama dalam situasi dimana tidak ada pengaruh dari
adanya hukuman (punishment) atau hadiah (reward). Kemudian sensitisasi adalah
peningkatan respon terhadap stimulus yang ringan dengan stimulus yang kuat atau berbahaya.
Kedua bentuk ini mempengaruhi tempat yang sama dengan cara yang berbeda. Habituasi
menekan aktivitas sinaps pada bagian aferen dan eferen, sensitisasi justru meningkatkan
aktivitas sinaps tersebut.
Ketika potensial aksi datang pada terminal akson presinaps, kanal Ca2+ terbuka,
sehingga Ca akan masuk ke dalam sel untuk memicu proses eksositosis neurotransmitter.
Proses ini pada habituasi akan berkurang atau tidak mengalami perbuahan, sedangkan pada
sensitisasi akan terjadi peningkatan. Habituasi biasa terjadi pada bayi dalam proses belajar
pertamanya. Pada sentisisasi terjadi peningkatan sehingga pelepasan neurotransmitter juga
meningkat dan kemudian menyebabkan potensial postsinaps lebih besar.
Mekanisme pemprosesan memori jangka panjang 2
Proses penyimpanan memori jangka panjang terjadi dengan sebutan potensiasi.
Potensiasi ini menyebabkan adanya modifikasi yang disebabkan oleh adanya peningkatan
penggunaan sinaps yang kemudian akan meningkatkan kemampuan neuron presiaps untuk
mengeksitasi neuron postsinaps pada waktu yang akan datang. Dengan seringnya
penggunaan, maka hubungannya akan semakin kuat akibat banyaknya pembentukan
EPSPs(excitatory postsinaptic potentials) pada neuron postsinaps sebagai sebuah bentuk
respon sinyal kimia dari input excitatory presinaps yang tertentu. Peningkatan respon
excitatory akan kemudian ditranslasikan menjadi potensial aksi yang kemudian akan
dikirimkan sepanjang sel postsinaps ke neuron lainnya. LTP (Long term potentiation) atau
potensiasi

ini

membutuhkan

waktu

hingga

beberapa

hari

atau

minggu

untuk

mengkonsolidasikan memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang. LTP atau
Potensiasi ini terjadi khususnya pada daerah hipocampus.
LTP akan dimulai saat neuron presinaps melepaskan neurotransmitter eksitatori
glutamat sebagai bagian dari respon dari adanya potensial aksi yang sampai. Glutamat ini
akan kemudian mengikat 2 jenis reseptor pada neuron postsinaps yaitu reseptor AMPA dan
NMDA. Reseptor AMPA merupakan kanal reseptor yang dimediasi oleh zat kimia yang
membuka pada pengikatan glutamat dan kemudian menyebabkan ion Na + masuk sehingga
pada neuron postsinaps akan terbentuk EPSP. Reseptor NMDA merupakan kanal reseptor
yang dapat mengakibatkan Ca2+ masuk saat terbuka. Kanal ini bergantung pada pengaruh
kimia dan listrik (voltasi). Kanal ini dapat tertutup oleh ion magnesium (Mg) yang dapat
menjadi penghambat pembukaan kanal pada saat fase potensial istirahat. Untuk membuka
reseptor NMDA maka peleasan glutamat pada presinaps dan depolarisasi pada sisi postsinaps
oleh input lain merupakan hal yang dibutuhkan. Hal ini membuka daya ikat terhadap
glutamat sedangkan Ca2+ tidak dapat masuk oleh karena adanya ion Mg 2+ yang menyumbat
kanal tersebut. depolarisasi tambahan neuron postsinaps yang dihasilkan EPSP oleh karena
adanya pengikatan glutamat pada reseptor AMPA dibutuhkan untuk merangsang depolarisasi
neuron postsinaps untuk mengeluarkan ion Mg2+ dari kanal tersebut. Karena hal ini, meskipun
glutamat berikatan dengan reseptor NMDA, kanal tersebut tidak akan membuka hingga
neuron pada postsinaps mengalami depolarisasi akibat aktivitas eksitatori lainnya.
Neuron postsinaps ini dapat terdepolarisasi melalui dua cara, yaitu melalui
pengulangan input dari neuron presinaps eksitatory tunggal yang menghasilkan jumlah
temporal EPSP dari sumbernya, dan dengan melalui input eksitatori tambahan dari neuron
presinaps lain pada saat yang bersamaan.
Setelah adanya pelepasan Mg2+, pemasukan Ca dapat menyebabkan aktifnya jalur
secon messenger Ca2+ pada neuron postsinaps. Jalur second messenger dapat memicu insersi
reseptor AMPA pada membran postsinaps sehingga peningkatan reseptor ini dapat
menyebabkan respon EPSP yang lebih besar karena adanya pengaruh pelepasan glutamat dari
neuron presinaps. Peningkatan sensitifitas neuron postsinaps terhadap sel presinaps dapat
membantu kelangsungan LTP. kemudian aktivasi jalur second messenger juga dapat
menyebabkan sel melepas parakrin retrograde. Parakrin ini akan berdifusi ke neuron
presinaps untuk meningkatkan pelepasan glutamat dari neuron presinaps. Mekanisme ini juga
berfungsi untuk menjaga keberlangsungan LTP.
Modifikasi selama LTP akan disimpan hingga beberapa waktu setelah aktivitas lain
yang menyebabkan aktivitas ini terhenti. Hal ini menyebabkan informasi dapat diproses lebih
efektif saat kembali di aktifkan di masa depan. Jalur input presinaps inaktif dan postsinaps

yang sama tidak memiliki pengaruh. LTP berkembang sebagai respon aktivitas aktif yang
melintasi sinaps sebagai hasil input yang repetitif dan letupan yang intens atau respon
terhadap hubungan ntara letupan satu input dengan yang lainnya dalam waktu yang sama.

Gambar 1 Proses potensiasi jangka panjang 4


Mekanisme memori jangka panjang2
Pada memori jangka panjang, terdapat peristiwa aktivasi gen spesifik yang berfungsi
untuk mengontrol sintesis protein yang dibutuhkan untuk perubahan struktural dan
fungsional. Memori ini ditandai dengan banyaknya dendit di sel saraf bagian otak yang turut
terlibat dalam penyimpanan memori. Memori ini kemudian memiliki kemungkinan untuk
disimpan dengan pola tertentu dari percabangan dendrit dan kontak sinaps.
Konversi memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang akan terjadi dengan
beberapa hal yang berkaitan. cAMP akan menginisiasikan jalur intraseluler yang kemudian
akan mengubah gen yang menghasilkan asam amino yang baru. Immediate early genes
(IEGS) turut berperan dalam konsolidasi memori, gen ini akan memicu sintesis protein yang
akan mengkodekan memori jangka panjangnya. Terdapat pula modifikasi jangka panjang
pada neurotransmitter oleh peristiwa biokimia yang terjadi dan tetap dipertahankan proses
yang berawal dari inisiasi proses memori jangka pendek. Bagian otak yang mengalami
perubahan pada proses pembentukan memori dan belajar adalah substantia grisea dan
substantia alba. Pada substantia alba didapati jumlah mielin yang semakin banyak pada
sekeliling akson. Hal ini dapat dilihat secara signifikan pada otak orang dewasa. Neuron

menghasilkan zat neurugulin untuk proses tersebut. Semakin banyak jumlah mielinya,
semakin cepat konduksi sinyal yang terjadi.
Mekanisme Kerja Neurotransmitter
Neurotransmitter adalah sejenis substansi kimia yang akan disintesis dalam jaringan
saraf, dilepaskan dalam sinaps mengikuti proses depolarisasi dari ujung saraf yang biasanya
bergantung pada sistem ion kalsium yang kemudian akan berikatan dengan reseptor pada
postsinaps dan atau pada presinaps terminal untuk mendapatkan respon yang spesifik.
Kriteria pada neurotransmitter ialah zat tersebut harus dapat disintesis dalam neuron
dan enzim yang dibutuhkan pada proses sintesis tersebut harus diapatkan dalam neuron itu
sendiri, kemudian neurotransmitter ini harus dilepaskan dalam jumlah yang cukup untuk
menghasilkan respon dari neuron postsinaps atau sel pada organ efektornya, dan mekanisme
inaktivasi dari neurotransmitter dari sinaps tersebut dapat terjadi.5
Dalam tubuh manusia, ada banyak sekali impuls yang dihantarkan. Impuls-impuls
tersebut ditransfer dari satu neuron ke neuron yang lainnya. Setiap neuron berhubungan
dengan ribuan neuron lain. Satu impuls hanya butuh sekitar 5 milisekon untuk melalui satu
sel saraf.6 Mulai dari depolarisasi hingga repolarisasi. Sinapsis merupakan titik pertemuan
antar neuron atau hubungan antara satu neuron dengan neuron lainnya. Terdapat istilah sinaps
yaitu prasinapsis dan postsinapsis (pascasinapsis). Prasinapsis adalah akson dari neuron
sebelumnya sedangkan postsinapsis adalah dendrit dari neuron setelahnya. Sinaps berada di
prasinaps. Karena di antara dua neuron yang terlibat ini terdapat celah yaitu celah sinapsis.
Di ujung prasinapsis, tepatnya di terminal akson, terdapat semacam tonjolan yang
disebut tonjolan sinapsis. Di dalamnya ada vesikel sinaps dengan neurotransmitter beserta
sejumlah mitokondria sebagai pemasok energi. Saat impuls ditransmisikan, neurotransmitter
dilepaskan secara eksositosis. Neurotransmitter kemudian berdifusi menyeberangi celah
sinaps sampai ke postsinapsis. Di postsinapsis atau dendrit neuron berikutnya,
neurotransmitter akan berikatan dengan reseptor yang tepat.Setelah itu neurotransmitter
ditarik kembali secara endositosis untuk didaur ulang. Neurotransmitter yang dikeluarkan
hanya satu jenis. Suatu neuron hanya dapat menghasilkan 1 jenis neurotransmitter. Neuron
tidak bisa melepaskan serotonin atau dopamin atau neurotransmitter lainnya. 7
Penutup
Secara umum memori terbagi atas 2 jenis, yaitu memori deklaratif dan memori deklaratif.
Memori deklaratif merupakan bentuk memori yang merupakan pertama kalinya, sedangkan
memori nondeklaratif adalah jenis memori yang baru akan didapat apabila terjadi
pengulangan. Kemudian didapatkan pula jenis memori menurut waktu yaitu memori jangka
panjang dan memori jangka pendek. Memori jangka panjang biasanya bersifat permanen

akibat terjadinya dendritisasi, sedangkan memori jangka pendek biasanya hanya bersifat
sementara karena memori ini hanya bagian dari perubahan jumlah sinaps dan
neurotransmitter yang terjadi. Memori ini dapat terbentuk akibat adanya beberapa proses
yang melibatkan neuron, neurotransmitter, dan kemudian akan terjadi sinaps yang
menghubungkan satu sama lain.
Daftar Pustaka
1. Corwin E. Buku saku patofisiologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2009.
H. 229-230
2. Sherwood L. Human physiology : The central nervous system. 7 th ed. Philadephia :
3.
4.
5.
6.

Brooks/Cole Cenggage Learning. 2010. p157-65


Setiawan A. Baca kilat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 2010. h80
Di unduh dari www.medicinesia.com, pada tanggal 18 April 2014.
Siegel A, Hreday N, Essential neuroscience. New Jersey. 2010. p108-111
L Anthony. Histologi dasar junqueira teks & atlas. 12 th ed. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC. 2012


7. Karta P S. Penghantaran sinaps melalui impuls. Diunduh dari
http://www.morphostlab.com/artikel/penghantaran-impuls-melalui-sinaps.html, pada
18 April 2014.

Anda mungkin juga menyukai