Anda di halaman 1dari 42

Diagnosis & Tatalaksana:

Infeksi Menular Seksual


Kenapa IMS?
▪ 500 juta kasus baru terjadi setiap tahun di seluruh dunia
▪ IMS pintu masuk infeksi HIV
▪ Sifilis meningkatkan risiko HIV 300 kali lipat
▪ Konsekuensi akibat IMS:
▪ Infertilitas akibat GO
▪ Angka kelahiran mati meningkat
▪ Bayi lahir cacat akibat sifilis
▪ Infeksi HPV, pencetus Ca Cervix
Pendekatan dalam Penangan IMS
Penanganan kasus IMS harus paripurna:
- Anamnesis
- Pemeriksaan klinis
- Diagnosis yang tepat
- Pengobatan dini dan efektif
- Konseling dan edukasi
- Penyediaan dan anjuran penggunaan kondom
- Notifikasi dan penanganan pasangan seksnya
- Skrining IMS lain, terutama HIV dengan PITC
Klasifikasi IMS
Duh Tubuh
• Gonore
• Infeksi genital non spesifik
• Trikomoniasis
• Kandidosis genitalis
• Vaginosis bakterial
Ulkus
• Sifilis
• Ulkus mole
• Herpes genital
Tonjolan
• Kutil Anogenital
• Moluskum kontagiosum
• Bubo (limfogranuloma venereum)
Komplikasi
• Nyeri dan pembengkakan skrotum
• Penyakit radang panggul
Duh Tubuh
Gonore

Infeksi genital non spesifik

Vaginosis bakterial

Trikomoniasis

Kandidosis genitalis
Gonore
Etiologi: Neisseria gonorrhoeae
Dapat menyerang semua umur, lebih sering
pada usia 15-29 tahun
Gejala Klinis:
Anamnesis: awalnya ringan, muncul 2-5 hari
postcoital
Pria: simtomatik, uretritis, duh mukopurulen,
adanya riwayat coitus suspectus.
Wanita: asimtomatik, servisitis, vaginitis,
uretritis, duh seropurulen-mukopurulen
Pemeriksaan Fisik
PRIA WANITA

Patognomonis: Pemeriksaan dengan spekulum diindikasikan


 orifisium uretra eksterna hiperemis, edema. untuk perempuan yang sudah menikah.
 duh mukopurulen Patognomonis:
 Kadang disertai pembesaran KGB inguinal  serviks hiperemis, erosi
uni/bilateral.
 terdapat sekret sero-mukopurulen, tampak
 Fish mouth appearance mengalir
 kadang disertai dengan nyeri perut bagian
bawah.
Alur Tatalaksana Duh Tubuh
(Pendekatan Sindrom)

8
Pemeriksaan Penunjang
 Gram  Diplokokus Gram negatif
 Kultur: dilanjutkan dengan Tes definitif dan
Tes NGPP; Beta-laktamase dan Yodometri
 PCR
Tatalaksana
Medikamentosa
- Sefiksim 1x400 mg (p.o) dosis tunggal;
- Ofloksasin 400 mg (p.o) dosis tunggal;
- Seftriakson I.M 250 mg dosis tunggal;
- Kanamisin 2 gr I.M dosis tunggal; atau
- Spektinomisin 2 gr I.M dosis tunggal

Prognosis: komplikasi terjadi jika faktor risiko tidak dihindari, dapat terjadi reiinfeksi
Infeksi Genital Non Spesifik
Etiologi: Chlamydia trachomatis, Staphylococcus spp,
Alergi
Epidemiologi: Pria > wanita, gejala muncul 10-14 hari
postcoital
IGNS pada serviks (perempuan)
Gejala Klinis:
• Pria: disuria ringan-sedang, duh uretra seropurulen
• Wanita: asimtomatik, servisitis, vaginitis, urethritis
Pemeriksaan Penunjang:
• Gram: pada laki-laki: PMN > 5; perempuan: PMN >30
• ELISA
• Ligase Chain Reaction
• PCR

IGNS pada uretra (laki-laki)


Tatalaksana
Medikamentosa
• Azitromisin 1 gr p.o dosis tunggal
• Doksisiklin 2 x 100 mg/hari p.o selama 7 hari, atau
• Eritromisin 4 x 500 mg/hari, p.o selama 7 hari
Trikomoniasis
Etiologi: Trichomonas vaginalis
Epidemiologi: 200 juta kasus/tahun di seluruh dunia.
Faktor risiko:
• Pasangan seksual lebih dari satu
• Higiene perorangan yang buruk
• Status ekonomi rendah
Gejala klinis:
• Wanita: duh vagina kuning kehijauan, berbusa, bau busuk.
Gatal, disuria, dispareunia, perdarahan postcoital. Pemeriksaan
fisik: vaginitis, strawberry cervix (appearance)
• Pria: asimtomatis, umumnya uretritis kronis, kadang disuria,
nyeri abdomen
Pemeriksaan Fisik:
• Pada perempuan: duh seropurulen, jumlah banyak,
encer, berbau, berbusa, tergenang kadang di fornix
posterior, kadang balanitis.
• Pada pria: duh serous, jumlah sedikit
Pemeriksaan Penunjang:
• pH vagina > 4,5
• Sediaan langsung (basah) dengan NaCl 
pergerakan T. Vaginalis
• Kultur
Tatalaksana
Medikamentosa
• Metronidazol 2 x 500mg/hari/oral selama 7 hari; atau
• Metronidazol 2 gr dosis tunggal
Vaginosis Bakterial
Etiologi: Gardnerella vaginalis, Mycoplasma genital, bakteri
anaerob
Epidemiologi:
• 30-75% pada perempuan: asimtomatik
• 15% dari kasus ginekologi
• 10-25% wanita hamil
• 33-37% kasus di klinik IMS
Gejala Klinis:
• Anamnesis: asimtomatik, gatal, iritasi dan disuria
• Pemeriksaan Fisik: Duh cair, homogen warna putih hingga
keabuan, bau amis
Pemeriksaan Penunjang
• Pewarnaan Gram dan sediaan basah (NaCl): ditemukan Clue
cells
• Whiff test: sekret vagina ditetesi KOH 20%  bau amis (+)
• Tes lakmus: pH > 4,5
• Kultur

Kriteria Diagnosis (Kriteria Amsel)  3 dari 4 gejala:


• Sekret vagina homogen, putih hingga keabuan melekat pada
dinding vagina
• pH > 4,5
• Whiff test positif
• Pewarnaan Gram: Clue cells lebih dari 20%/lpb
Tatalaksana
Medikamentosa
• Metronidazol 2 x 500 mg peroral selama 7 hari; atau
• Metronidazol 2 gr p.o. dosis tunggal; atau
• Klindamisin 2 x 300 mg p.o selama 7 hari
Edukasi: Menjaga kebersihan vagina, hindari douching
Kandidosis
Etiologi:
• Candida spp. (70-80% Candida albicans)
• Merupakan flora normal di saluran pencernaan & vagina,
komensal menjadi patogen bila terdapat faktor predisposisi.
• Infeksi dapat mengenai kulit, membran mukosa, kuku, traktus
gatrointestinal, atau kelainan sistemik.

Faktor Predisposisi:
• mekanis: trauma (IUD, koitus, oklusi lokal)
• nutrisi: defisiensi Fe, malnutrisi
• perubahan fisiologis: hamil, menstruasi, usia tua
• penyakit sistemik: DM, keganasan (tu hematologik),
• imunodefisiensi (HIV/AIDS)iatrogenik: kateter, radiasi, obat
imunosupresi, antibiotika spektrum luas, kontrasepsi oral
(estrogen)
• idiopatik
Gejala Klinis:
▪ Vagina hiperemis, tampak duh putih bergumpal melekat
pada dinding vagina.
▪ Kadang-kadang disertai dengan gambaran maserasi pada
lokasi lipat labia dan lipat inguinal
Prognosis, Edukasi dan Kriteria Rujukan
Prognosis: komplikasi terjadi jika faktor risiko tidak dihindari, dapat terjadi reiinfeksi
Edukasi: abstinensia, be faithful, anjurkan penggunaan kondom bila perlu
Kriteria Rujukan:
• Laboratorium tidak ada
• Tidak menunjukkan perbaikan dalam 2 minggu, rujuk karena kemungkinan resistensi obat.
Ulkus Genital
Sifilis

Chancroid

Herpes Genital
Sifilis
Epidemiologi:
• tersebar di seluruh dunia, insidensi meningkat di era HIV
• Pria > wanita (berhubungan dengan homoseksual dan prostitusi)
Etiologi: Treponema pallidum

Gejala Klinis:
Sifilis primer
• 3 minggu postcoital
Ulkus pada sifilis primer • Anamnesis: ulkus tidak nyeri (ulkus durum)
• Status venereologikus: ulkus batas tegas, bentuk teratur,
indurasi. Dasar ulkus bersih,  sembuh sendiri dalam 3-6
minggu
Sifilis Sekunder
• 4-6 minggu setelah sifilis primer
• Sembuh spontan: 3-12 minggu
• Anamnesis: flu-like syndrome, limfadenopati dan lesi kulit yang dapat
menyerupai berbagai kelainan
• Status dermatologikus: telapak tangan dan kaki hingga generalisata
tampak roseola, papul, pustul, psoriasiform, kondiloma lata (The
Sifilis sekunder great imitator)

Sifilis Laten
• Tidak tampak lesi di kulit dan mukosa. Hanya terdapat serologi STS
reaktif.

Sifilis tersier

Gambar menunjukkan kuman


Spirochaeta (T. Pallidum)
pada jaringan otak
Pemeriksaan Penunjang
▪ Mikroskop lapangan gelap
▪ Direct fluoresence antibody test)
▪ Tes serologi sifilis (STS)
- Nontreponemal (Rapid Plasma Reagin-RPR dan Venereal Disease Research Laboratory-VDRL)
- Treponemal (RPR, MHA-TP, IgM EIA)
▪ Histopatologi
Tatalaksana
Medikamentosa (Dosis tergantung stadium sifilis)
Stadium I dan II:
• Benzatin-benzilpenisilin 2,4 juta IU, dosis tunggal, I.M; atau
• Penisilin-prokain I.M. 600.000 U/hari selama 10 hari; atau
• Jika alergi penisilin dan tidak hamil: Doksisiklin* 2X100 mg/hari p.o, selama 30 hari; atau
• Eritromisin 4 x 500 mg/hari selama 30 hari

Sifilis Laten:
• Benzatin-benzilpenisilin total dosis 7,2 juta IU, I.M; atau
• Penisilin-prokain I.M. 600.000 U/hari selama 10 hari; atau
• Jika alergi penisilin dan tidak hamil: Doksisiklin* 2X100 mg/hari p.o, selama 30 hari; atau
• Eritromisin 4 x 500 mg/hari selama 30 hari
Edukasi: Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tak dapat
dihindari, obati pasangan seksnya, bahaya sifilis dan komplikasinya, pentingnya mematuhi
pengobatan
Kriteria Rujuk: Jika tidak ada perbaikan selama 7 hari
Ulkus Mole (Chancroid)
Epidemiologi:
• >> sosioekonomi rendah dan pria yang tidak disirkumsisi
• pria > wanita

Etiologi: Haemophilus ducreyi


Gejala Klinis
• 1-14 hari postcoital
• Anamnesis: ulkus, nyeri. Jarang disertai gejala sistemik
• Status venereologikus:
Ulkus pada chancroid • Pria: penis, uretra, skrotum, perineum & anus
• Wanita: labia, klitoris, fourchette, anus, serviks
• Ulkus multipel, tanpa indurasi, bentuk tidak beraturan,
bergaung, dikelilingi halo eritematosa, dasar ulkus jaringan
nekrotik dan mudah berdarah
Pemeriksaan Penunjang
• Pewarnaan Gram: basil berkelompok atau berderet seperti rantai
• Kultur
• PCR
• Teknik imunoflurosens
• Histopatologi
Tatalaksana
Medikamentosa
• Siprofloksasin 2x500 mg/hari, p.o selama 3 hari; atau
• Eritromisin 4x500 mg/hari, p.o selama 7 hari, atau
• Azitromisin 1 g p.o dosis tunggal; atau
• Seftriakson 250 mg I.M. dosis tunggal
Herpes Genital
Epidemiologi: tersebar kosmopolit, pria : wanita= 1:1
Etiologi: Virus Herpes Simpleks Tipe 2, kadang-kadang Tipe 1
Gejala klinis  1-14 hari postcoital
• Anamnesis: lenting berair hingga ulserasi, nyeri. Berlangsung lama
dan memberat, sering disertai gejala sistemik
• Status venereologikus:
• Pria: penis, uretra, skrotum, perineum & anus
• Wanita: labia, serviks
• Vesikel berkelompok dasar eritem, erosi, ulserasi
Pemeriksaan Penunjang:
Herpes Genital
o Tzanck test  sel datia berinti banyak (tidak spesifik)
o Serologi

31
Tatalaksana
HERPES GENITALIS EPISODE PERTAMA HERPES GENITALIS REKURENS

- Asiklovir 5x200 mg/hari/oral, selama 7 - Asiklovir 5x200 mg/hari/oral, selama 5


hari; atau hari; atau

- Asiklovir 3x400 mg/hari/oral, selama 7 - Asiklovir 3x400 mg/hari/oral, selama 5


hari; atau hari; atau
- Valasiklovir 2x500 mg/hari/oral selama 5
- Valasiklovir 2x500 mg/hari/oral selama
hari
7 hari
Prognosis, Edukasi dan Kriteria Rujukan
• Prognosis: Tergantung penyakit dan komplikasinya
• Edukasi: abstinensia, be faithful, anjurkan penggunaan kondom bila perlu
• Kriteria Rujukan:
• tidak sembuh pada 7 hari setelah terapi
• terjadi komplikasi
• terdapat penyakit penyerta yang memerlukan multifarmaka
Tonjolan
Kutil Anogenital (Kondiloma Akuminata)

Molluskum Kontagiosum
Kondiloma Akumuminata Moluskum Kontagiosum
HIV/AIDS
Etiologi: HIV
Epidemiologi
• Pandemik > 20 tahun. Kasus pertama pada tahun 1981.
• 69.8 juta orang telah terinfeksi
• 15.000 infeksi baru setiap hari
• Penyebaran HIV terus berlanjut, terutama pada populasi MSM
Gejala Klinis
• Penurunan BB > 10% dlm waktu < 2 bln, bkn karena diet/olahraga.

• Pembesaran KGB

• Infeksi berat, berulang di kulit dan mukosa

• Batuk yang berat & lama

• Diare kronis

• Sariawan yang menetap


Pemeriksaan Penunjang
• Rapid test
• Konfirmasi: Western Blot
Pengobatan
Nucleoside analog reverse transcriptase inhibitor
• Zidovudine (ZDU), Didanosine, Zalcitabine, Stavudine, Lamivudine

Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors


• Nevirapine, Delaviridine
Protease Inhibitor
• Saguinavir, Indinavir, Ritonavir, Nelvinavir

Pengobatan terhadap infeksi oportunistik  sesuai penyebab


PITC (Provider-Initiated Testing and Counseling)
• WHO-UNAIDS di tahun 2007  PITC  meningkatkan jangkauan deteksi dini
• Pasien dengan gejala, tanda dan suspek HIV  prioritas
• Disediakan pada layanan IMS, TB, populasi risti, KIA (antenatal, persalinan dan
postpartum)
• Pemeriksaan: Rapid test
• Harus dengan informed consent singkat, informasi pre-test yang cukup,
konseling post-test, jaminan kerahasiaan dan sistem rujukan jika diperlukan
Daftar Pustaka
1. Goldsmith LA, et al. Fitzpatricks’s dermatology in general medicine 8th edition. McGraw-Hill,
New York, 2012.
2. Holmes KK, et al. Sexually transmitted disease 4th edition. McGraw-Hill, New York, 2008.
3. Permenkes No. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer.
4. Kemenkes RI. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual. 2015
5. WHO. Scaling up HIV testing and counseling in the WHO European Region: Policy framewor:
2011
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai