Anda di halaman 1dari 28

Curriculum Vitae

Nama : dr. Lewie Suryaatmadja, Sp. KK (K)


Tempat/tanggal lahir : Surabaya, 26 November 1951

Istri : Ir. Lina Setiawan

Anak :
• Stefanus Suryaatmadja, ST, MBA – istri: Vanessa Dewi Surya, ST, MSc
Cucu : Oliver Hope Suryaatmadja, Jordan F Suryaatmadja
• Markus Suryaatmadja, ST, MBA – istri: Sianny Halim
Cucu : Kwlie virginia Suryaatmadja
Riwayat Pendidikan:

- Lulus SMA St. Louis Surabaya tahun 1970


- Lulus dokter umum dari FK Universitas Diponegoro Semarang Juni 1979
- Lulus SpKK dari FK Universitas Diponegoro- Semarang Januari 1992

Riwayat Kerja :

- Puskesmas Girimarto Wonogiri Mei 1979-1986


- RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya, Kalimantan Tengah, April 1993-1994
- Dosen Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Undip/RSUP dr. Kariadi
Semarang 1994-sekarang (sub bagian Infeksi Menular Seksual/IMS dan
Bedah Estetika)
sifilis, ulkus mole, gonore
Venereal Diseases (VD) LGV, granuloma inguinale

banyak ditemukan penyakit-penyakit baru

Sexually Transmitted
Diseases (STD)
tahun 1998

Sexually Transmitted Agar dpt menjangkau


Infections (STI) penderita asimtomatik

Infeksi mengenai alat2 reproduksi


Reproductive Tract Infection
(RTI ) Vaginosis bakterialis sbg IMS
msh diperdebatkan
Duh tubuh uretra • uretritis gonore, uretritis non spesifik

• servisitis gonore, IGNS, KVV, vaginosis


Duh tubuh vagina bakterial, trikomoniasis vaginalis

Ulkus genital • herpes genitalis, sifilis, ulkus mole, LGV

• kondilomata akuminata, kondilomata


Tumbuhan genital lata, moluskum kontagiosum

Bubo inguinal • LGV, ulkus mole, sifilis stad I

Pembengkakan skrotum • gonore, klamidiosis

Nyeri perut bawah • gonore, klamidiosis

Konjungtivitis neonatorum • gonore, klamidiosis


• Semua penyakit disebabkan Neisseria gonorrhoeae 
bakteri diplokokus gram negatif yg dpt tumbuh dan
memperbanyak diri dengan mudah dalam daerah
hangat dan lembab dari saluran reproduksi, termasuk
serviks, uterus, dan tuba falopii pada wanita, dan
dalam uretra pada wanita dan pria.
• Bakteri ini juga dapat tumbuh dalam mukosa mulut,
tenggorokan, konjungtiva dan rektal
• Masa tunas berlangsung antara 2-10 hari
♂  Uretritis Gonore ♀  Servisitis Gonore
• Bercak di celana dalam, • Keluhan keputihan,
nyeri & panas wkt kencing seringkali asimtomatik,
diikuti keluarnya nanah kadang2 menimbulkan
kental kuning kehijauan nyeri pd panggul bawah
(kencing nanah), • Pemr  serviks tampak
• Pemr  OUE kemerahan, merah dgn erosi dan
edema, ektropion, duh sekret mukopurulen
tubuh mukopurulen • Komplikasi  salfingitis,
• Komplikasi lokal  ataupun penyakit radang
epididimitis, seminal panggul (PRP)
vesikulitis, dan prostatitits.
Disseminated Gonococcal Infection
• artritis, miokarditis, endokarditis, perikarditis, meningitis, &
dermatitis

Infeksi nongenital
• Akibat hubungan kelamin selain cara genito-genital
•  orofaringitis, proktitis, dan konjungtivitis.

Pemeriksaan laboratorium
• Pria  pengecatan Gram dari duh tubuh = definitive diagnosis 
ditemukannya kuman diplokokus Gram negatif intraselular
• Wanita, selain dgn Gram (diagnosis tersangka / presumptive
diagnosis), hrs diikuti dgn pemr kultur / biakan (diagnosis pasti)
krn kemungkinan ditemukannya kuman gonokok lbh kecil dan ada
kemungkinan keliru dgn flora lain dari vagina
• seftriakson 250 mg im dosis tunggal
Lini I • sefiksim 400 mg oral dosis tunggal

• spektinomisin 2 g im dosis tunggal


• azitromisin 2 g per oral dosis tunggal
Alternatif • thiamfenikol dgn rejimen Mensing
• kanamisin 2 g im dosis tunggal

Seringkali tjd koinfeksi dgn Chlamydia trachomatis  penderita


gonore dianjurkan pula untuk diberi pengobatan scr bersamaan
dgn rejimen yg sesuai untuk Chlamydia trachomatis
2. Infeksi Genital Non Spesifik (IGNS)

• Infeksi traktus genital pada wanita yg disebabkan oleh


penyebab yang non spesifik  dgn pemr laboratorium
sederhana tdk dpt dipastikan atau diketahui.
• Organisme penyebab IGNS terbyk  Chlamydia
trachomatis (30 – 50%), sebgn kecil disebabkan golongan
Mycoplasma di genitalia yaitu : Ureaplasma urealyticum,
M. genitalium, dan M. hominis
• Koitus suspektus  tjd 1-5 mgg sblm terjadinya gejala.
• Gejala sering tdk khas, asimtomatis, atau sgt ringan. Bila
ada, keluhan berupa duh tubuh genital yg kekuningan
• Pemr klinis genital  kelainan serviks, misalnya eksudat
serviks mukopurulen, erosi serviks, atau folikel2 kecil
Penegakan Diagnosis IGNS

• Pemr lab apusan sekret serviks  pewarnaan Gram


didapatkan lekosit ≥30 dgn pembesaran 1000x.
• Tidak dijumpai yeast, pseudohifa, sel clue, parasit
Trichomonas vaginalis, maupun diplokokus Gram
negatif intra dan ekstraseluler.

Terapi

• Azitromisin 1 gram dosis tunggal


• Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari,
• Alternatif  eritromisin 4 x 500 mg, levofloksasin 1
x 500 mg, atau ofloksasin 2 x 300 mg selama 7 hari
3. Uretritis Non Gonore

• Infeksi traktus genital pd pria yg disebabkan oleh penyebab


non spesifik  dgn pemr laboratorium sederhana tdk dpt
dipastikan atau diketahui.
• Koitus suspektus  1-5 minggu seblm gejala.
• Keluhan  seperti pd uretritis gonore, hanya lebih ringan,
berupa nyeri waktu kencing, diikuti keluarnya cairan seperti
lendir yg tdk terus-menerus tetapi lebih jelas pada pagi hari
berupa bercak kuning yg membekas pada celana dalam
(morning drops).
• Sering asimtomatis, dan bila tidak diobati dapat terjadi
infeksi asendens yaitu vesikulitis atau epididimitis, bila
bilateral dan terjadi penyumbatan saluran  infertilitas.
Penegakan Diagnosis UNG

• Pemr lab apusan sekret uretra  pewarnaan Gram


didapatkan lekosit ≥5 dgn pembesaran 1000x.
• Tidak dijumpai yeast, pseudohifa, sel clue, parasit
Trichomonas vaginalis, maupun diplokokus Gram
negatif intra dan ekstraseluler.

Terapi

• Azitromisin 1 gram dosis tunggal


• Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari,
• Alternatif  eritromisin 4 x 500 mg, levofloksasin 1
x 500 mg, atau ofloksasin 2 x 300 mg selama 7 hari
• Infeksi vagina dan/atau vulva oleh kandida, khususnya Candida
albicans (81%), atau kdg2 C. glabrata (16%). Spesies lain (C.
tropicalis, C. stellatoidea, C. pseudotropicalis, C. krusei) sangat
jarang, hanya berkisar sekitar 3%.
• Faktor predisposisi  kehamilan, diabetes melitus, kontrasepsi
oral yang mengandung estrogen, pramenstruasi, vaginal
intercourse, pakaian dalam yang terlalu ketat, pengobatan dengan
kortikosteroid, sitotoksik, imunosupresan dan antibiotik dlm
jangka waktu lama, radioterapi, infeksi HIV, obesitas, pemakaian
pembersih vagina, kelembaban, stres dan reaksi alergi lokal oleh
berbagai bahan (tisu, pewangi, pembersih).
Keluhan

• Bervariasi dari ringan hingga berat.


• Keluhan awal biasanya berupa
pruritus akut dan keputihan (duh
tubuh), dgn gejala yg lebih sering
adalah pruritus vulva.
• Rasa sakit di daerah vagina, iritasi,
rasa panas, dispareunia dan sakit saat
buang air kecil
• Sekret  putih, spt krim susu/keju
(cottage cheese) atau kuning tebal,
tetapi dpt jg cair seperti air atau tebal
homogen, dgn bau minimal dan tdk
mengganggu.
Pemeriksaan penunjang
• Pemr KOH 10% maupun Gram dari sediaan sekret vagina
• Btk invasif  blastospora btk lonjong, sel tunas, pseudohifa
spt sosis panjang bersambung, kdg hifa asli bersepta.
Pseudohifa dan hifa memberi reaksi Gram positif.
• Hasil KOH 10% dan pewarnaan Gram yg negatif tdk
menyingkirkan kemgkn KVV  dikonfirmasi dgn kultur.

Terapi
• Tablet vaginal klotrimazol 1x100 mg selama 7 hari, atau 2x100
mg selama 3 hari, atau 500 mg dosis tunggal,
• Tablet vaginal nistatin 1x100.000 IU selama 14 hari.
• Preparat dlm krim (butokonazol, klotrimazol, mikonazol,
terkonazol), supositoria vaginal (mikonazol, terkonazol)
• Tablet oral (flukonazol 150 mg per oral dosis tunggal,
itrakonazol 2x100 mg 5 hari atau 2x200 mg sehari).
• Infeksi akut oleh HSV-1 atau HSV-2 pada daerah genital

• HSV 1  biasanya pd lesi di daerah bibir, wajah & di luar


daerah genital, HSV 2  hampir sll di daerah anogenital.
 Dpt tjd sebaliknya akibat hub seksual orogenital.

• Pada pria  pd glans penis, preputium & daerah frenulum,


pada wanita  biasanya terdpt pada labia mayor dan
minor, klitoris, introitus vagina, mukosa serviks, perineum,
perianal dan rektum.
Infeksi HSV

• Dpt berbtk : episode akut primer (inisial), eps akut non primer,
infeksi rekurens, infeksi laten, atau infeksi subklinis/ asimtomatik.
• Eps akut primer  virus berasal dari luar msk ke dlm tbh hospes
dan mengadakan multiplikasi  kelainan di kulit  gejala lbh
berat krn blm ada antibodi spesifik.
• Infeksi rekuren  gejalanya lbh ringan, wkt penyembuhannya lbh
pendek, gejala sistemik jrg

Gejala Klinis

• Masa inkubasi  3-7 hari, tetapi dapat sampai 20 hari


• Vesikel berkelompok pd dasar eritem, berisi cairan jernih & dpt
mjd seropurulen disertai rasa gatal, terbakar & nyeri ulserasi
dangkal dgn dasar warna keputihan, tak teraba indurasi. Didahului
gejala prodromal  demam, malaise, nyeri pd lesi dan
pembengkakan kelenjar getah bening regional
Pemeriksaan laboratorium
• Tes Tzanck degenerasi balon dan nekrosis fokal, sel raksasa
berinti banyak dan badan inklusi eosinofilik intranukleus. Tes positif
pd vesikel yg utuh atau erosi yg baru tjd. Tes Tzanck pd umumnya
negatif stlh hari ketiga/keempat.
• Pemr lainnya  pemr Ab monoklonal dgn cara mikroskopis
imunofluoresens indirek dgn mikroskop elektron, biakan kultur
jaringan dan dgn cara ELISA.
• ELISA menemukan Ag HSV dan mendeteksi Ab spesifik terhadap
HSV pada serum penderita.

Pengobatan HG
• Simtomatik (analgetik, antipiretik, atau kompres), menjaga higiene
• Antivirus  asiklovir merupakan pengobatan terpilih dgn dosis 3 x
400 mg atau 5 x 200 sehari atau famsiklovir 3 x 250 mg atau
valasiklovir 2 x 500 mg  selama 7-10 hari.
6. Kondilomata Akuminata
• IMS yg disebabkan Human Papilloma Virus (HPV) tipe
tertentu, ditandai dgn adanya tumor yg menyerupai kutil,
berwarna spt daging, dpt memberi gambaran cauliflower,
dan terdpt pd daerah genital.
• Genital warts, kutil kelamin, penyakit jengger ayam.
• >100 jenis HPV
• KA  HPV 6 dan 11.
• Displasia derajat tinggi dan keganasan  HPV 16 dan 18
• Masa inkubasi KA adalah 3 minggu hingga 8 bulan, dengan
rata- rata 2 hingga 3 bulan.
Manifestasi klinis

• Bentuk akuminata yang menyerupai kembang kol;


bentuk papular yang berupa papul kecil, halus dengan
warna seperti daging; bentuk keratotik, yang dapat
menyerupai veruka vulgaris; dan bentuk papul datar,
yang sedikit meninggi.
• Lokasi yang paling sering terkena  penis, vulva,
vagina, serviks, perineum, dan perianal.

Pemr laboratorium

• Tes acetowhitening, pap smear, dermatopatologi


(biopsi), dan deteksi DNA HPV.
Kondilomata
akuminata pd vulva

Kondilomata akuminata pd penis

KA bentuk keratotik
KA bentuk papular
Tdk dpt mengeradikasi HPV
 adanya infeksi HPV subklinis di sekitarnya

- Tx yg dilakukan penderita sendiri podofiloks dan imiquimod


- Tx yg dilakukan petugas kesehatan  bedah beku, resin podofilin,
asam triklorasetat atau asam biklorasetat, dan tindakan bedah lain
(eksisi skalpel atau gunting, kuretase, bedah listrik, bedah laser)

Pilihan terapi ditentukan oleh bbrp faktor, seperti jumlah, ukuran,


morfologi, dan lokasi anatomis dari kutil, biaya, pilihan penderita,
pengalaman petugas kesehatan, dan efek samping yg mgkn terjadi.
Intramuskular 3x penyuntikan,
masing2 dgn dosis 0,5 ml.
Vaksin kuadrivalen HPV Dosis kedua  dua bulan setelah
dosis pertama, dan dosis ketiga 6
bulan setelah dosis pertama.

Penelitian  efektif dlm


Dianjurkan penggunaannya thdp pencegahan penyakit yg
wanita berusia 9-26 tahun. disebabkan oleh HPV tipe 6, 11,
16, dan 18.
PENUTUP
Telah kami sebutkan bbrp IMS yg sering dijumpai di masyarakat.
Fasilitas penunjang diagnosis kurang memadai  diagnosis dgn
“Pendekatan Sindroma” (Syndromic Approach)  efektif terutama bila
kita lebih menguasai teori maupun gambaran klinis dari msg2 IMS.

Untuk hasil pengobatan yang memuaskan  pemeriksaan penunjang


misal pengecatan Gram dari duh tubuh, kultur dan sensitivitas, pemr Ig
M dan Ig G anti HSV, atau biopsi untuk menegakkan diagnosis.

Bila tidak ada sarana dan prasarana dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan
yang lebih lengkap.

Anda mungkin juga menyukai