Anda di halaman 1dari 75

dr. Resati Nando Panonsih, M.Sc, Sp.

KK
Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
Bandar Lampung 2013

Hubungan seksual yang tidak aman


dapat menimbulkan infeksi
Infeksi Menular Seksual (IMS)
IMS merupakan salah satu pintu
masuk virus HIV

Dalam 1 bulan terakhir berhubungan dengan > 1 orang


Dalam 1 bulan terakhir berhubungan dengan penjaja
seksual

Suami / pasangan seksual menderita IMS


Suami / pasangan seksual mempunyai pasangan
lain > 1 (1 bulan terakhir)
Punya pasangan seksual baru (3 bulan terakhir)
Mengalami sekali atau lebih IMS (1 th terakhir)

Mandul
Kanker
Wanita Hamil ( bayi cacat, keguguran)
Kematian

1. Duh tubuh uretra & vagina


2. Luka pada kemaluan
3. Kutil genital (vegetasi)

URETRITIS GONORE

Uretritis Gonore

Epidemiologi & Etiologi


Etiologi:
Neisseria gonorrhoeae
Bakteri diplokokus gram negatif
Onset:
Usia muda, aktif secara seksual
Bayi baru lahir, berupa konjungtivitis
Insidensi:
Tertinggi di negara berkembang

Uretritis Gonore

Epidemiologi & Etiologi


Transmisi :
Secara seksual, dari pasangan seks yang
asimtomatis
Bayi baru lahir, terpapar eksudat serviks infeksius
pada jalan lahir (ibu menderita GO)

Uretritis Gonore

Anamnesis
Masa Inkubasi:
90% Pria menderita UGO dalam 5 hari
setelah terinfeksi (2-5 hari)
Wanita, biasanya > 14 hari (simtomatik)
namun > 75% asimtomatik

Uretritis Gonore

Anamnesis
Keluhan Pasien

Discar uretra
Discar vagina
Gatal /nyeri ujung penis
Nyeri pelvik / lumbar
Disuria
Discar anal purulen
Sensasi nyeri defekasi
Tenesmus
Nyeri tenggorokan

Uretritis Gonore

Pemeriksaan Fisik
Discar uretra mukopurulen
o.u.e eritem, edema, ektropion

Uretritis Gonore

Pemeriksaan Fisik

Pada serviks tampak discar mukopurulen, edema, eritem

Uretritis Gonore

Pemeriksaan Fisik
Anorektum:
Discar purulen
Pada wanita,akibat penyebaran dari servisitis
Faring:
Faringitis dengan eritema
Terjadi bersamaan infeksi genital
Oral-genital seks

Uretritis Gonore

Pemeriksaan Fisik
Mata:
Konjungtivitis
Edema pada palpebra
Discar purulen profuse
Komplikasi : ulserasi dan perforasi kornea

Uretritis Gonore

Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan penemuan klinis
Pengecatan Gram:
Diplokokus Gram Negatif Intraseluler (DGNI +)
PMN > 5 (laki-laki)
PMN > 30 (wanita)

Uretritis Gonore

Komplikasi
Laki-laki
Lokal

Asendens

GO
diseminata

Tysonitis
Parauretritis

Perempuan
Parauretritis
Bartholinitis

Prostatitis
Vesikulitis
Vas deferentitis/funikulitis
Epididimitis
Trigonitis
Artritis
Miokarditis
Endokarditis
Perikarditis
Meningitis
Dermatitis (ekstremitas distal)
Pustul nekrotik nyeri pada dasar kulit eritem
Makula, papula, pustul, bula, petekie, ekimosis

Uretritis Gonore

Terapi
Regimen terapi yg dianjurkan (tanpa komplikasi):
Ceftriaxone 250mg IM Dosis tunggal, atau
Cefixime 400mg PO Dosis tunggal, atau
Levofloxacin 250mg PO Dosis tunggal, atau
Cephalosporin regimen injeksi Dosis tunggal
plus
Azithromycin 1g PO Dosis tunggal, atau
Doxycycline 100mg PO bid x 7 hari
Regimen terapi alternatif (tanpa komplikasi):
Spectinomycin 2g IM Dosis tunggal
Regimen terapi yang dianjurkan (GO komplikata)
Sefiksim 1x400mg/hari PO x 5 hari atau
Levofloksasin 1x250mg/hari PO x 5 hari
Terapi pada mitra seks +

Uretritis Non Gonore


Etiologi:

Chlamydia trachomatis (15% - 40%)


Trichomonas vaginalis
Mycoplasma genitalium
HSV
Ureaplasma urealyticum
Adenovirus

Transmisi
C.trachomatis

Secara seksual
eksudat yang mengandung C.
trachomatis masuk melalui
laserasi atau abrasi
kulit/mukosa

Perinatal
(5 - 14 hari)

C. trachomatis

Pemeriksaan Fisik

Meatus eksternus: eritem, edem, tdk ada radang


Discar uretra: mukous, seromukous (jernih), mukopurulen,
terutama pagi (morning drops), tidak sebanyak UGO /bercak pada
celana

C. trachomatis

Pemeriksaan Fisik

Servisitis klamidial

C. trachomatis

Pemeriksaan Fisik

Konjungtivitis klamidial pada neonatal

Infeksi lokal
Laki-laki

Komplikasi

Conjunctivitis

Vision loss

Urethritis

Epididymitis
Sindrom Reiter

Sekuel

Infertilitas

Proctitis
Wanita

Conjunctivitis

Vision loss

Urethritis
Cervicitis

Pelvic Inflammatory
Disease (PID)
Sindrom Reiter

Proctitis
Perinatal Conjunctivitis
Pneumonia

Vision loss
Chronic Lung
disease?

Infertilitas
PID kronik
Kehamilan ektopik

C.trachomatis

Sindrom Reiter

Infeksi C.trachomatis yang tidak mendapat pengobatan


adekuat dapat menyebabkan sindrom Reiter
Uretritis Non GO
Artritis
Konjungtivitis
Lesi kulit yang khas

C.trachomatis

Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan penemuan klinis
Pengecatan Gram:
PMN > 5 (laki-laki)
PMN > 10 (wanita)
Tidak ditemukan Diplokokus Gram Negatif
Intraseluler (DGNI negatif)

C.trachomatis

Terapi
Regimen terapi yang dianjurkan:
Azithromycin 1g PO Dosis tunggal, atau
Doxycycline 100mg PO bid x 7 hari
Regimen alternatif:
Erythromycin 500mg PO qid x 7 hari, atau
Ofloxacin 300mg PO bid x 7 hari, atau
Levofloxacin 500mg PO x 7 hari
Pada kehamilan :
Azithromycin 1g PO Dosis tunggal, atau
Amoxicillin 500 mg PO tid x 7 hari

C.trachomatis

Terapi
Konjungtivitis atau Pneumonia
Erythromycin base, atau
Ethylsuccinate 50 mg/kg/hari dalam dosis terbagi
4 X 14 hari

IMS dengan Discar Vaginal


Bakterial Vaginosis
Penyebab

Pergantian
Lactobacillus spp.
dengan G. vaginalis,
Prevotella spp., M.
hominis

Masa inkubasi
Gejala

Trikomoniasis
T. vaginalis

KVV
Candida spp. (C.
albicans)

3-28 hari
Asimtomatis
Bau amis ikan (khas)

Asimtomatis
Discar vagina banyak
& bau
Vulva & kulit sekitar
gatal & perih
Dispareunia
Post-coital bleeding
Perdarahan
intermenstrual
Disuria, polakisuria

Vulva gatal /iritasi


Discar vagina
Disuria

Bakterial Vaginosis

Trikomoniasis

KVV

Px. Fisik

Discar homogen, tipis


& cair, putih keabuan,
melekat pada dinding
vagina
Tes amin /Whiff test (+)

Discar kuning
kehijauan, berbusa, bau
busuk (khas)
Labium mayor
eritem, edema, nyeri
Vulva & paha
atas:abses kecil &
maserasi
Strawberry cervix

Discar banyak, putih


cair, kental / mukoid,
cair dengan butir
(cottage cheese)
Vulva eritem, edema,
fisura, erosi, ulserasi
Vagina eritem,
tertutup
pseudomembran putih
keju

Px. Lab

Clue cells (+)

T. vaginalis (+)

Budding
Pseudohifa
Hifa asli bersepta

Penegakan Diagnosis BV
Memenuhi 3 dari 4 kriteria (kriteria Amsel):
1. Discharge vagina homogen, putih atau keabuan,
melekat pada dinding vagina
2. pH vagina > 4,5
3. Discharge vagina berbau seperti bau ikan sebelum atau
setelah penambahan KOH 10%
4. Clue cells (+)

Terapi
Bacterial Vaginosis

Trikomoniasis

Kandidiasis Vulvovaginal

Regimen terapi yang dianjurkan


Metronidazol 2x500mg/hari
PO x 7 hari

Metronidazol 2g PO
Dosis tunggal
Regimen alternatif

Klindamisin 2x300mg/hari
PO x 7 hari

Metronidazole
2x500mg PO x 7 hari

Fluconazole 150mg PO Dosis


tunggal

SIFILIS / Raja Singa

Sifilis

Epidemiologi & Etiologi


Etiologi:
Treponema Pallidum

Onset:
Usia muda, aktif secara seksual

Insidensi:
Meningkat pada Males who have sex with
males (MSM)

Sifilis

Epidemiologi & Etiologi


Transmisi :
Secara seksual, melalui kontak dengan lesi
yang infeksius (Sifilis primer dan sekunder)
Infeksi kongenital melalui transplasental,
mulai minggu ke-9 kehamilan

Sifilis adalah penyakit Sistemik


T.pallidum mampu menembus
membran mukosa intak
Sifilis primer : infeksi lokal
masa inkubasi 21 hari

Sistem limfatik &


darah
Pasien yang tidak mendapat pengobatan,
dapat menularkan sifilis pada tahun pertama
dan kedua

Sifilis Primer : Chancre

Ulkus tunggal dasar bersih, tidak nyeri, tepi meninggi


Pembesaran KGB inguinal sedang

Sifilis Primer ekstra genital


Chancre pada lidah

Sifilis primer dapat sembuh spontan tanpa pengobatan


dalam 3-6 minggu

Sifilis Sekunder : Kondiloma lata

Pada perinium & perianal : papul sewarna kulit, lembab,


atap datar (sangat infeksius)

Sifilis Sekunder

A.Erupsi papuloskuamosa diseminata pada telapak tangan


B.Erupsi pada badan

Sifilis

Klasifikasi Stadium Klinis


Stadium
Sifilis Primer
Sifilis Sekunder

Karakteristik
Infeksi lokal (chancre)
Infeksi diseminata

Sifilis Laten

Tidak ada gejala klinis


(seropositive)
< dari 1 tahun
> dari 1 tahun

Dini
Lanjut

Sindrom Sifilis Tertier Kutan, vaskuler, neurosifilis


Sifilis Kongenital

Perinatal

Diagnosis Sifilis Primer


Ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis
Darkfield Examination (pemeriksaan mikroskopik
medan gelap)
Metode yang paling spesifik dan sensitif
Menemukan treponema dari cairan pada
permukaan chancre
Pemeriksaan ini juga digunakan pada kondiloma
lata

Tes Serologis Sifilis


Terdapat 2 kategori tes serologis untuk sifilis
(Serologic Test for Syphilis/STS):
1. Nontreponemal atau nonspesifik
Venereal Diseases Research Laboratory (VDRL) atau
Rapid Plasma Reagin (RPR)
Mengukur antibodi terhadap difosfatidilkolin atau
kardiolipin (suatu komponen dari membran sel mamalia
yang tergabung & dimodifikasi oleh T. pallidum)
Antibodi terhadap kardiolipin bisa menunjukkan hasil
positif pada penyakit-penyakit autoimun seperti lupus
eritematosus

Tes Serologis Sifilis


2. Treponemal atau spesifik
T. pallidum hemagglutination assay (TPHA)
Mendeteksi protein pada permukaan T. pallidum
Dilaporkan tanpa titrasi Hasil positif atau negatif
Setelah antibodi terbentuk, umumnya akan menetap
seumur hidup, sehingga hasil tes positif menunjukkan
pernah atau sedang terinfeksi oleh T. pallidum

Terapi Sifilis Primer & Sekunder

Regimen terapi yang dianjurkan:


Benzathine penicillin G 2,4 juta unit I.M. Dosis
tunggal
Regimen alternatif:
Doksisiklin 100mg po bid x 14 hari
Tetrasiklin 500mg po qid x 14 hari

HERPES GENITALIS

Herpes Genitalis

Etiologi : HSV- 2 > HSV- 1


Transmisi:
Skin to skin contact
70% penularan terjadi
dalam fase HSV
asimtomatis
Masa inkubasi: 2 - 20 hari (6
hari)
Gambar: Pada penis tampak
vesikel berkelompok diatas kulit
eritem

Herpes Genitalis
HG Primer

Gejala sistemik/prodormal
Demam, sakit kepala, malaise & mialgia ( 40%, 70%)
muncul saat onset penyakit
Gejala lokal utama
Lesi sangat nyeri, gatal?, disuria, discar vaginal /uretral,
adenopati inguinal yg nyeri

HG
Rekuren

Gejala terlokalisir pada daerah genital


Lesi umumnya terbatas pada satu sisi
Luas lesi biasanya 1/10 dari HG primer
Gejala lokal (nyeri & gatal) dirasakan ringan hingga sedang
> 90% pasien disertai dengan gejala prodromal
Risiko penyebaran virus tinggi saat gejala prodromal, meskipun
tanpa adanya lesi

Terapi Herpes Genitalis


Terapi HG primer pada pasien
imunokompeten

Asiklovir 5x200mg / 3x400mg; famsiklovir 3x250mg;


valasiklovir 2x1000mg, 710hari

Terapi HG rekuren

Asiklovir 2x800mg / 3x400mg / 5x200mg per hari;


valasiklovir 2x500mg / 1-2 x1000mg; famsiklovir 2x
125/250/500mg per hari selama 5 10 hari

Dosis supresi rekurensi

Asiklovir 2x400mg / 1x800mg; valasiklovir


1x500/1000mg atau 2x250/500mg; famsiklovir
2x250mg atau 3x125/250mg per hari, selama 1 tahun
(kontroversial)

Untuk kasus yang berat atau


disertai komplikasi

Asiklovir i.v 5 mg/kg BB setiap 8 jam selama 7 hari


atau hingga tercapai perbaikan klinis kemudian
dilanjutkan antivirus oral hingga 10 hari

Pada penderita HIV/AIDS dg HG Dosis antivirus yang diberikan adalah sama namun
lama terapi menunggu hingga tercapai perbaikan
klinis. Penggunaan terapi antivirus topikal tidak
direkomendasikan

Kondiloma Akuminata

Etiologi: Human papilloma virus (HPV)


HPV tipe 6, 11, 16, 18
Klinis

Tipe HPV

Kondiloma Akuminata

6, 11

Lesi nonkondilomatosa &/ CIN

6, 11, 16, 18

Karsinoma

16, 18

Transmisi Kondiloma Akuminata


1. Seksual
4-6 minggu setelah berhubungan seksual dengan mitra seksual
yang dicurigai
Menginfeksi 64% pasien dengan mitra seksual yang juga
menderita kutil genital awal (kutil awal lebih infeksius
dibandingkan kutil yang sudah lama)
Dapat ditularkan melalui hubungan seksual tanpa penetrasi
(petting/gosokan)
Prevalensinya meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
pasangan seksual
Berhubungan erat dengan terdapatnya mitra seksual baru (new &
recent)

Transmisi Kondiloma Akuminata


2.Nonseksual
Secara digital /jari
Perinatal (jarang)
bayi lahir dari ibu yang menderita kutil selama kehamilan
papilomatosis laringeal, & kondilomata yang timbul dalam
minggu pertama kehidupan
Melalui darah: belum pernah dilaporkan

Tipe Morfologis Kondiloma Akuminata


1.
2.
3.
4.

Berbentuk seperti kembang kol (cauliflower-like)


Papular: papul berbentuk kubah (dome-shaped) sewarna kulit (flesh-colored),
1-4mm
Keratotik: mempunyai lapisan tebal seperti krusta (thick, crust-like layer)
menyerupai kutil biasa (verruca vulgaris) atau keratosis seboroik
Papul beratap datar: berupa makula atau sedikit meninggi (biasa pada serviks)

*tanpa melihat tipe morfologisnya, sebagian besar kutil genital disebabkan oleh HPV
tipe 6 dan sebagian kecil HPV tipe 11

Terapi Kondiloma Akuminata


Bahan kimia
Pemakaian sendiri oleh pasien
(keamanan selama kehamilan?)
Pemakaian oleh petugas kesehatan

Fisik

Podofiloks 5% gel 2x/hari (total volume


podofiloks yang digunakan 0.5mL/hari)
Imikuimod 5% krim sebelum tidur malam,
3x/minggu selama 16minggu
Podofilin 10-25% dalam tingtur benzoin
diulang tiap minggu (kontraindikasi pada masa
kehamilan & menyusui)
Podofilotoksin 5% (bentuk aktif resin
podofilin) efektivitas = podofilin, <toksik,
<erosif
Trichlor acetic acid (TCA) 80-90%
Krioterapi: nitrogen cair
Bedah listrik (electrosurgery)
Pengangkatan dengan pembedahan

HIV AIDS

VIRUS HIV

HIV adalah lymphotropic human retrovirus


HIV-1 ditemukan di Amerika dan Eropa
HIV-2 terutama di Afrika Barat
Kedua tipe menyebabkan penyakit HIV dengan gejala klinis
yang sama
HIV-1 memiliki 10 subtipe, mulai dari A sampai J
Subtipe B ditemukan di Amerika dan Eropa Barat, terutama
diantara homoseksual dan IDU
Subtipe E tersebar melalui hubungan heteroseksual

Darah
Sperma
Cairan vagina
Asi
Air ketuban
Air seni
Air liur
Keringat
Air mata
Cairan otak

HIV TERSEBAR
DALAM TUBUH

YANG
TERBUKTI
MENULARKAN

Darah
Sperma
Cairan vagina
Transplantasi organ
Asi ????

EPIDEMIOLOGI
HIV DITULARKAN MELALUI:
1. Hubungan seksual dengan orang yang
terinfeksi

2. Produk darah
(Jarum suntik, IDU, Transfusi darah)

3. Melalui jalan lahir dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya

PERKIRAAN INFEKSI HIV TAHUN 2010


DI INDONESIA

1 JUTA 5 JUTA

HIV & Tubuh Manusia


* u/ dpt berada di dlm tubuh mns, HIV harus masuk
langsung ke aliran darah
* Di luar tubuh mns, HIV sangat cepat mati
* HIV mati oleh air panas, sabun, bahan pencuci hama lain
* HIV tdk dpt menular lewat udara spt virus lainnya
* Dlm tb mns, HIV bersarang dlm sel darah putih tertentu
yg disebut sel T4
* Sel T4 terdapat pd cairan tubuh, maka HIV ditemukan
terutama dlm:darah, air mani, cairan vagina
* HIV ditemukan dlm jml kecil di: air mata, air liur, cairan
otak, keringat, ASI ---> tdk ada bukti dpt menularkan
* HIV tdk terdapat dlm: urine, faeces, muntahan
* HIV tdk dpt menembus kulit utuh

Persyaratan Transmisi:

HIV fragil: cepat mati di luar tubuh


=> kontak langsung dg subjek yg mudah terpapar:
* sanggama
* pertukaran darah
Infeksi perlu dosis minimal
(nilai ambang)

Hanya cairan genital /darah

MEKANISME PENTING:
HIV tidak dapat sembuh setelah infeksi primer
Replikasi virus persisten di organ limfoid selama
perjalanan infeksi HIV
Stimulasi kronik terhadap sistem imun inaktivasi imun
yang tidak sesuai & kolapsnya respon imun progresif.
Perusakan jaringan limfoid kecacatan pada
kemampuan mengembangkan respon imunspesifikHIV ataupun terhadap patogen lain

Penyakit HIV adalah sebuah rangkaian yang berawal


dari infeksi primer hingga kematian

Perubahan infeksi oportunistik dan neoplasma


oportunistik menandai tahapan perusakan sistem imun

Acquired immune-deficiency syndrome (AIDS)


ditegakkan berdasar klinis yang nyata dan parameter
laboratorium.

PERJALANAN INFEKSI HIV


CD4

ANTIBODI

Viral Load

Bulan

Ta h u n
Text Book of Aids Medicine

AIDS
Acquired Immuno Deficiency Syndrome
Sekumpulan tanda & gejala penyakit
akibat hilangnya/ menurunnya sistem kekebalan tubuh
HIV

Sel darah putih

Hancur

Membunuh kuman penyakit

Mudah infeksi
Infeksi oportunistik

Perjalanan Infeksi HIV


HIV

tubuh mns

Periode jendela
(window period)
3-6 bl
HIV (-)
menular

inkubasi 5-10 th

Tampak sehat

gejala AIDS
Bertahap
bertambah berat
meninggal

STADIUM INFEKSI HIV


-----------------------------------------------------------------------------------------Stadium &Gambaran Klinis
Durasi khas
Rerata Angka CD4
-----------------------------------------------------------------------------------------1. ST.1: Infeksi HIV primer akut
(SINDROM SEROKONVERSI
1-2 minggu
1000-500
2. ST 2: Asimtomatik
(TANPA GEJALA kecuali PGL)

10+ tahun

750-500

3. ST 3: Simtomatik dini
(Infeksi tidak megancam hidup;
atau gejala kronik/intermiten)

0-5 tahun

500-100

4. ST 4: Simtomatik lanjut
(Gejala berat, infeksi atau kanker
mengancam hidup)

0-3 tahun

200-50

5. ST 5: ST PARAH (ADVANCED)
(> cepat meninggal,
dan infeksi oportunistik berat)

1-2 tahun

50-0

Pencegahan

ABSTINENCE

BEING
FAITHFUL

CONDOMS

NO

RUGS

Pencegahan

Ibu dengan HIV (+) jangan hamil

Kelompok risiko tinggi jangan menjadi donor


darah

Tatto, akupuntur, tindik, jangan dg jarum tdk


terjamin sterilitasnya

Anal: Dinding > tipis, tidak elastis, sel M + +


Vaginal: Dinding > tebal, lebih elastis, sel M +,
jaringan limfoid submukosal ++
Sel M = Sel microfold/membranous (Sel epitel
khusus mengangkut antigen (tms virus) ke limfosit
submukosal

LTS (Long-Term Survivor)

Arthur Ashe 1983


Meninggal usia 49 th
karena AIDS

Anda mungkin juga menyukai