Anda di halaman 1dari 30

SINDROMA DUH TUBUH

Achmad Yusuf, dr, SpKK


DUH TUBUH URETRA

Duh tubuh  keluar spontan atau dilakukan milking


(pengurutan mulai pangkal penis sampai muara
urethra)

Pemeriksaan  tanpa laboratorium (pendekatan


sindrom) atau dengan laboratorium

Laboratorium  hapusan urethra  peningkatan


leukosit PMN ( ≥ 5/lpb  pembesaran 1000x) dan atau
ditemukan diplokokus gram negative (pengecatan
gram)
 Kuman patogen  Neisseria gonorrhoeae (N.
gonorrhoeae) dan Chlamydia trachomatis (C.
trachomatis)

 Pengobatan :
• kedua jenis kuman  tanpa laboratorium
• spesifik  dengan laboratorium
URETRITIS GONORE

Kontak seksual (coitus suspectus)  inkubasi 2-5 hari

Sekret uretra purulent, nyeri kencing, orifisium uretra


oedem dan eritematous

Komplikasi  prostatitis, epididimitis, orkho-


epididymitis, sistitis

Laboratorium  gram (Diplococcus gram negatif,


berbentuk biji kopi, intra dan ekstra seluler), kultur
(media Thayer Martin)
URETRITIS NON GONORE

Penyebab >>  Chlamydia trachomatis

Inkubasi 1-5 minggu  disuri (nyeri kencing),


polakisuri (sering kencing/anyang-anyangan),gatal di
dalam saluran kemih,sekret jernih sampai keruh atau
berupa lender atau bercak di celana dalam,meatus
eksternus oedem dan kemerahan

Laboratorium  gram (Diplokokus gram negatif


(-),lekosit >5 hapusan sekret uretra,lekosit >30 hapusan
sekret serviks),sediaan basah (tidak ada Trichomonas
vaginalis)
Pengobatan gonore tanpa komplikasi  sefiksim 400
mg dosis tunggal per oral (po)  seftriakson 250 mg
injeksi intramuskular (im) dosis tunggal atau
kanamisin 2 g injeksi im dosis tunggal

Kontrol  gejala (+) setelah pengobatan selama 7


hari  duh tubuh persisten  resistensi obat atau
kurang patuh minum obat atau infeksi Trichomonas
vaginalis (+)

Pengobatan duh tubuh persisten  pengobatan


sindroma duh tubuh uretra + pengobatan
Trikomoniasis  gejala masih (+) harus dirujuk
 Pengobatan uretritis non gonokokus  Azitromisin
1 g po dosis tunggal ATAU doksisiklin 2 x 100 mg
po selama 7 hari ATAU eritromisin 4 x 500 mg po
selama 7 hari

 Pengobatan sindrom duh tubuh uretra 


pengobatan gonore tanpa komplikasi ditambah
pengobatan uretritis non gonokokus

 Siprofloksasin dan ofloksasin  angka resitensi


tinggi  tidak dianjurkan lagi sebagai bagian
pengobatan duh tubuh uretra
DUH TUBUH VAGINA

Abnormal  radang vagina atau radang serviks


mukopurulen

Radang vagina  paling sering disebabkan 


trikomoniasis,kandidiasis,dan vaginosis bakterial

Radang serviks  N.gonorrhoeae dan C.trachomatis 


sulit dideteksi  asimtomatis (tanpa keluhan)

Gejala duh tubuh vagina abnormal  penanda kuat


infeksi vagina  penanda lemah infeksi serviks 
skrining faktor resiko dan laboratorium
 Wanita  duh tubuh vagina (+) dan faktor resiko (+)
 kecenderungan menunjukkan infeksi serviks 
pertimbangan terapi servisitis gonore dan
klamidiosis

 Pengobatan sindroma duh tubuh  infeksi serviks 


pengobatan untuk gonore tanpa komplikasi +
pengobatan untuk klamidosis

 Pengobatan duh tubuh vagina  vaginitis 


pengobatan untuk trikomoniasis + pengobatan
vaginosis bakterial + pengobatan kandidiasis
vaginalis (bila ada indikasi)
VAGINOSIS BAKTERIAL

Penyebab  ketidakseimbangan normal flora di


vagina  pertumbuhan bakteri anaerob dan
Gardnerella vaginalis berlebihan

Tanda peradangan minimal, cairan vagina homogen


dan amis

Laboratorium  diteteskan KOH pada sekret vagina


berbau amis (tes sniff positif), pH sekret >4,5, clue cells
(+), lekosit normal
TRIKOMONIASIS VAGINALIS

Penyebab  Trichomonas vaginalis

Sering asimtomatik  bila ada keluhan  sekret


vagina banyak, berbau, kehijauan, berbusa  vulva dan
kulit sekitar gatal dan perih  strawberry cervix

Laboratorium  pH sekret vagina >5, tes sniff dapat


positif, sediaan basah (tampak trikomonas dengan
pergerakan khas,peningkatan lekosit), dapat ditemukan
clue cells
KANDIDIASIS VULVOVAGINA (VAGINALIS)

Penyebab  Candida albicans >>

Panas atau iritasi atau gatal di vulva, sekret vagina bisa


banyak, seperti kepala susu/krim, atau sedikit dan cair
seperti susu pecah, pada dinding vagina didapatkan
gumpalan seperti keju

Laboratorium  pH umumnya normal, tes sniff


negative, mikroskopis sediaan basah dengan KOH 10%
(blastospora, pseudohifa >>, kadang hifa asli bersepta)
SERVISITIS GONORE/NON GONORE

>> asimtomatik

Keputihan (fluor albus)  uretritis dengan disuri ringan

Bisa terjadi sistitis  polakisuri, nyeri perut bawah,


terminal hematuria

Komplikasi  bartholinitis (peradangan pada labium


mayus, nanah purulen), PID (simtomatik atau
asimtomatik, nyeri perut bawah, nyeri mensturasi, nyeri
waktu coitus)
 Pengobatan servisitis gonokokus  sefiksim 400 mg
dosis tunggal per oral (po)  seftriakson 250 mg
injeksi intramuskular (im) dosis tunggal atau
kanamisin 2 g injeksi im dosis tunggal

 Pengobatan servisitis non gonokokus  Azitromisin


1 g po dosis tunggal ATAU doksisiklin 2 x 100 mg po
selama 7 hari ATAU eritromisin 4 x 500 mg po selama
7 hari

 Pengobatan Trikomoniasis  metronidazol 2 g po


dosis tunggal ATAU metronidazol 2 x 500 mg po
selama 7 hari
 Pengobatan vaginosis bakterial  metronidazol 2 g
po dosis tunggal ATAU metronidazol 2 x 500 mg po
selama 7 hari ATAU klindamisin 2 x 300 mg po
selama 7 hari

 Pengobatan kandidiasis vaginalis  klotrimazol 200


mg/hari intravagina selama 3 hari ATAU klotrimazol
500 mg intravagina dosis tunggal ATAU flukonazol
150 mg po dosis tunggal ATAU itrakonazol 200 mg po
dosis tunggal ATAU nistatin vaginal tablet 100.000
IU/hari intravagina selama 7 hari

Anda mungkin juga menyukai