Anda di halaman 1dari 21

Infeksi Traktus Genitalis


VULVOVAGINITIS
Infeksi vulva/vagina yang cukup sering (vulvovaginitis)
- bacterial vaginosis
- vulvovaginal candidiasis
- trichomonas vaginalis
- vaginitis atrofi
- servisitis (penjalaran)
- PID (pelvic inflammatory disease) / PRP (penyakit radang
panggul)
- lain-lain : virus herpes simpleks (HSV), sifilis, lesi chancroid
Genital wards
- kondiluma akuminatum
- tuberkulosis
 Penyebab yang sering
- penyakit menular akibat hubungan seksual
(sexually transmitted disease - STD)
- higiene genitalia / perineum yang kurang

 Keadaan normal vagina


- flora dominan aerobik, produksi lactobacillus
- pH normal asam (< 4.5)
- sekresi normal à konsistensi "flokuler" à kental,
tidak encer, tidak lengket
- jumlah sekresi sedikit, seolah tersembunyi di
forniks posterior
 Keputihan (leucorrhea / fluor albus)
Adanya cairan yang keluar dari vagina.
Ciri keputihan normal :
- warna keputihan jernih
- tidak berbau
- tidak meninggalkan noda pada pakaian dalam
- tidak lama
- meningkat pada masa sesaat sebelum / sesudah haid
- meningkat saat ovulasi (dapat sebagai tanda deteksi)
- meningkat selama kehamilan
- meningkat setelah sanggama
- meningkat akibat pengaruh hormonal
- terdapat komunitas flora normal vagina
(Candida albicans dalam keadaan normal ditemukan
pada 30-50% vagina dan serviks).
 Keputihan alami :
- bayi wanita baru lahir
- anak wanita pada awal pubertas /
menarche
- wanita dewasa : masa subur,
kehamilan, akseptor KB
- menopause : vaginitis senilis
 Radang vulva / vagina berdasarkan penyebab

Bacterial vaginosis (BV)


Disebut juga vaginitis nonspesifik, vaginitis gardnerella
Dipengaruhi proses alkalinisasi vagina, misalnya
sanggama sering, pemakaian obat pencuci vagina
(vaginal douche).
Peningkatan faktor risiko BV :
- penyakit radang panggul
- pascaaborsi
- sitologi abnormal
- kehamilan
- ketuban pecah dini, korioamnionitis
- endometritis pasca sectio cesarea
 Diagnosis BV : 1) sekret berbau amis, 2) sekret warna abu-abu
keruh, 3) pH > 4.5
Terapi BV :
- metronidazol 2 x 500mg oral (7 hari) atau dosis tunggal 2 g oral.
- klindamisin krim 2% aplikasi intravaginal malam hari selama 7 hari
Trichomonas vaginalis (TV)
Salah satu penyakit hubungan seksual (PHS) / sexually transmitted
disease (STD) yang sering, disebabkan oleh parasit Trichomonas
vaginalis.
Sering juga asimptomatik.
Diagnosis TV : 1) sekret berbusa, purulen semu kehijauan, pruritus,
berbau 2) sekret keluar dari vagina, kolpitis maculans (serviks
strawberry), 3) pH > 5.0, 4) mikroskopik trichomonas motil, leukosit
tinggi, terdapat clue-cells.
Terapi TV :
- metronidazol dosis tunggal 2 g oral atau 2 x 500 mg oral 7 hari
- pasangan hubungan seks juga harus diobati
 Candidiasis vulvovaginal (CV)
75% wanita dalam hidupnya pernah mengalami CV.
Etiologi : 35-90% Candida albicans, lainnya C.glabrata, C.tropicalis
Diagnosis CV :
- pruritus à gejala lebih mencolok daripada Trichomonas
- sekret "cottage cheese"
- dispareunia
- iritasi vagina
- disuria
- vulva dan labia eritema
- pH normal (< 4.5)
- mikroskopik : elemen fungi (pseudohifa kandida ) / kultur
Terapi CV :
- azole topikal, respons cukup baik 80-90%.
- fluconazole oral dosis tunggal 150 mg (dapat diulang jika belum
berhasil)
 Vaginitis atropik
Terutama karena defisiensi atau
ketidakseimbangan estrogen, misalnya pada
masa menarche atau postmenopause.
Pengobatan dengan hormon estrogen.
Vaginitis alergika
Akibat reaksi hipersensitifitas kontak terhadap
zat / bahan alergen, misalnya tissue toilet,
sabun, tampon / pembalut, sperma, bahan
pakaian tertentu dan sebagainya.
Pengobatan adalah menghindari kontak dengan
alergen.
 PENYAKIT RADANG PANGGUL (PRP)
PELVIC INFLAMMATORY DISEASE (PID)

Definisi (ada bermacam-macam definisi lain)


Sindroma klinik yang disebabkan
mikroorganisme dari vagina dan serviks yang
meluas ke endometrium, tuba fallopii, dan atau
struktur lain di sekitarnya, tanpa berhubungan
dengan peristiwa persalinan atau pembedahan.
Paling sering mengenai tuba fallopii (salpingitis).
 Kelompok risiko tinggi :
- usia muda / usia produktif
- aktifitas seksual tinggi, partner seksual lebih
dari satu
- riwayat salpingitis / sakit perut kanan/kiri
bawah
- akseptor AKDR/IUD
- riwayat menderita infeksi traktus genitalis lain,
terutama Chlamydia / GO
 Etiologi MULTIORGANISME
- Neisseria gonnorhoeae (GO)
- Chlamydia trachomatis
- Mycoplasma hominis
- bakteria anaerob : Bacteroides sp, kokus anaerobik
gram positif, dan sebagainya

Patofisiologi
- infeksi asendens sepanjang traktus genitalis
- sisa darah haid, menjadi media tumbuh kuman
- sisa spill lendir / sperma, dan sebagainya
 Diagnosis klinik (Kriteria Hager)
- riwayat nyeri perut bawah yang tegang (defans?)
- riwayat aktifitas seksual yang tinggi sampai 6 bulan
terakhir
- nyeri spontan pada daerah adneksa
- nyeri goyang serviks / porsio pada pemeriksaan dalam
- terdapat massa inflamatorik daerah pelvis
- suhu demam > 38 C
- leukositosis > 10.000 / mm3
- kuldosentesis / pungsi kavum Douglasi terdapat cairan,
leukosit (+)
- laju endap darah meningkat
- B-hCG urine (-)
- USG konfirmasi tidak menunjukkan kecurigaan
penyebab lain
- mikroskopik Gram / kultur (+)
 Diagnosis banding
- kehamilan ektopik terganggu / ruptur tuba
(trias : riwayat terlambat haid, perdarahan, akut abdomen)
- endometritis : nyeri hanya pada sekitar masa haid
- kista ovarium terpuntir : nyeri akut / baru timbul, terdapat massa
- infeksi saluran kemih : nyeri berhubungan dengan miksi
- apendisitis akut : nyeri kanan bawah, tidak ada nyeri goyang porsio
Komplikasi penyakit radang panggul
- abses tubo-ovarial
- kehamilan ektopik (pada pasien riwayat terlambat haid jika ada
riwayat PRP hati-hati !)
- infertilitas sekunder
 Pencegahan
- perhatian pada faktor-faktor risiko
- skrining kelompok risiko tinggi
- pengobatan juga terhadap pasangan
hubungan seksual
- jika ada kecurigaan PRP, diagnostik
terbaik saat ini : USG

Terapi
sesuai penyebab (lihat contoh kasus)
 Pendekatan Diagnostik Penyakit Radang Panggul
(contoh kasus)
Anamnesis
keluhan utama, faktor risiko
Pemeriksaan ginekologi
fluor (+), nyeri tekan (+), nyeri goyang serviks (+),
parametrium tegang,
adneksa menebal, teraba massa kistik
Diagnosis banding : abses, hidrosalpings
Pemeriksaan penunjang
LED > 15 mm/jam, Leukosit > 10000/mm3. Swab
Gram / Kultur (+). USG konfirmasi.
 Terapi
Medikamentosa : rawat jalan / rawat inap, antibiotika,
simptomatik
Antibiotika :
- klindamisin 4 x 300 mg iv dilanjutkan 4 x 450 mg oral
10-14 hari
- doxicyclin 2 x 200 mg iv
- metronidazol 2 x 1 g iv dilanjutkan 2 x 1 g oral 10-14
hari
Operatif : pertimbangan kolpotomi / laparotomi.
Kolpotomi dipertimbangkan jika terdapat fluktuasi abses,
abses di tengah, atau abses mengisi kavum Douglasi.
Laparotomi juga dipertimbangkan jika ada akut
abdomen, atau jika 72-96 jam tidak ada perbaikan, atau
jika ada komplikasi seperti ileus obstruktif / paralitik,
abses pecah, perforasi / ruptur dan sebagainya
 Indikasi rawat inap
diagnosis banding meragukan /
emergency misalnya apendixitis /
kehamilan ektopik ruptur / suspek abses
pelvik / ada kehamilan / keadaan umum
pasien buruk / atau ketaatan berobat
diragukan.
Jika ada kesulitan penilaian klinik dalam
48-72 jam setelah masuk terapi obat, ada
kemungkinan keluhan

Anda mungkin juga menyukai